NIM : 049769731
Manajemen ilmiah adalah teori manajemen yang menganalisis dan mensintesis alur kerja.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan efisiensi ekonomi, khususnya produktivitas tenaga kerja.
Itu adalah salah satu upaya paling awal untuk menerapkan sains pada rekayasa proses untuk
manajemen
Pendekatan ini dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor pada awal abad ke-20.
Namun, proses perkembangan manajemen ilmiah tidaklah mudah dan terjadi dalam beberapa
tahapan.
Pada awal abad ke-20, kebanyakan perusahaan mengalami masalah dalam hal efisiensi
dan produktivitas. Taylor mengenalkan konsep manajemen ilmiah untuk mengatasi masalah ini.
Ia menyarankan agar perusahaan harus menggunakan metode ilmiah untuk meningkatkan
efisiensi dan produktivitas.
Pada tahap kedua, manajemen ilmiah mengalami perkembangan teori yang signifikan.
Teori-teori tersebut digunakan untuk membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan
produktivitas. Salah satu teori yang terkenal adalah “prinsip-prinsip manajemen ilmiah” yang
dikembangkan oleh Taylor. Prinsip-prinsip ini meliputi:
Pada tahap ketiga, konsep manajemen ilmiah mulai diterapkan dalam perusahaan-
perusahaan. Penerapan ini terjadi pada banyak industri, termasuk industri manufaktur, pertanian,
dan jasa. Konsep ini membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan produktivitas mereka.
Pada tahap keempat, konsep manajemen ilmiah mulai dikritik. Beberapa kritikus
mengatakan bahwa pendekatan ini terlalu fokus pada efisiensi dan produktivitas sehingga
mengabaikan kebutuhan dan kesejahteraan karyawan.
Kritikus juga menyoroti bahwa pendekatan ini hanya cocok untuk pekerjaan rutin dan tidak
sesuai untuk pekerjaan kreatif.
Pada tahap kelima, manajemen ilmiah mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi
manajemen modern. Manajemen modern tidak hanya fokus pada efisiensi dan produktivitas,
tetapi juga memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan karyawan.
Pendekatan ini mencakup penggunaan teknologi yang lebih maju dan pendekatan
manajemen yang lebih holistik.
2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang cocok untuk satu
pekerjaan.
Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi mental
di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati
ilmiah adalah :
3. Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
1. Adanya pembatasan fisis dan biologis terhadap setiap individu membuat mereka bekerjasama
dalam kelompok ; meskipun ada pembatasanpembatasan dasar bersifat fisis dan biologis, adanya
kerja sarna membuat batasan psikologis dan sosial yang ada pada setiap individu inilah yang
mernainkan peran dalam mendorong kerjasama.
3. Setiap sistem kerjasama dibagi ke dalam dua bagian yaitu : "Organisasi", yang merupakan
interaksi-insteraksi dari individu yang berada di dalam sistem itu, dan "unsur-unsur lainnya".
4. Organisasi dapat dibagi ke dalam dua jenis, pertama : organiasi "formal", yaitu kumpulan
interkasi sosial yang memang dikoordinasikan dan mempunyai tujuan bersama. Kedua adalah
organisasi "informal", yaitu interaksi-interaksi sosial tanpa tujuan bersama dan tidak
dikoordinasikan secara sengaja.
5. Organisasi formal dapat berlangsung hanya bila orang-orang yang didalamnya (a) dapat
saling berkomunikasi, (b) mau memberi sumbangan pikiran kepada kegiatan kelompok, dan (c)
memiliki kesadaran
6. Setiap organisasi formal harus memiliki unsur-unsur : (a) sistem fungsionalisasi sehingga
orang-orang dapat berspesialisasi dengan dibentuknya departementasi : (b) adanya sistem
perangsang yang efektif dan efisien yang akan mendorong setiap orang menyumbang ke
pikirannya kepada kegiatan kelompok; (c) sistem kekuasaan ("otoritasf') yang menyebabkan
setiap anggota kelompok menerima keputusankeputusan para eksekutif : dan (d) sistem
pengambilan keputusan yang logis sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
7. Adapun tugas eksekutif dalam organisasi formal adalah : (a) menjaga hubungan komunikasi
organisasi melalui suatu skema organisasi, ditambahkan dengan adanya bawahan yang setia,
bertanggung jawab, dan mampu bekerja, serta satu organisasi informal" yang baik; (b) membuat
perlindungan terhadap pekerjaan pokok dari individu –individu di dalam organisasi; dan (c)
adanya perumusan dan penentuan tujuan perusahaan.
9. Untuk mengefektifkan eksekutif, adanya suatu tata kepemimpinan yang mempunyai tanggung
jawab tinggi; sebagaimana telah dinyatakannya bahwa Kerjasamalah, dan bukan kepemimpinan,
yang rnembuat proses kreatif; tetapi kepemimpinan merupakan suatu kekuatan yang sangat
diperlukan.
Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari lima
sisi yaitu :
1. Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari
masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.
3. Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga batas antara
aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah terjadi sekalipun bentuk
pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat bentuk dominan dari satu rnazhab
terhadap yang lain.
4. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran
seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi.
"pengembangan kerangka kerja teori, dengan menjelaskan pada dua dimensi, epistemological
dan ortological mengenai kreasi pengetahuan organisasional. Dimensi epistemological yang
digambarkan pada garis vertikal, yang mana konversi pengetahuan tacit dan pengetahuan
eksplisit. Sedangkan dimensi ortologi yang mewakili garis horisontal, dimana pengetahuan
diciptakan melalui individu-individu yang kemudian ditransformasi pada pengetahuan tingkat
kelompok, organisasi dan antar organisasi dan berinteraksi secara terus-menerus".
2. Kewenangan atau authority pada dasarnya merupakan bentuk lain dari kekuasaan yang
sering kali dipergunakan dalam sebuah organisasi. Kewenangan merupakan kekuasaan formal
atau terlegitimasi. Terdapat dua pandangan mengenai kewenangan formal, yaitu :
• Pandangan Klasik
Pandangan kedua cenderung berbeda dengan pandangan yang pertama. Tidak setiap
kewenangan yang bersifat top-down serta merta akan dijalankan oleh bawahan. Kadangkala kita
mendapati apa yang diperintahkan oleh atasan misalnya tidak dijalankan oleh bawahan.
Pandangan yang berdasarkan penerimaan (acceptance view) memandang bahwa kewenangan
formal akan cenderung dijalankan atau diterima oleh baawahan tergantung dari beberapa
persyaratan.
• Kewenangan Lini
Kewenangan lini atau lini authority adalah mereka yang dalam organisasi bertanggung
jawab terhadap berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
• Kewenangan Staf
Kewenangan staf atau staff authority adalah mereka yang ditunjuk oleh organisasi untuk
membantu bagian-bagian dalam sebuah organiasi yang memiliki kewenangan lini. Oleh karena
itu, mereka yang memiliki staf adalah mereka yang membantu organisasi dalam pencapaian
tujuannya, hanya saja dengan cara tidak langsung.
• Kewenangan Fungsional
Kewenangan fungsional atau functional authority adalah mereka yang berada dalam
bagian tertentu di organisasi, memiliki kewenangan lini maupun staf, namun juga dikarenakan
ntugasnya diberi kewenangan untuk melakukan kontrol atau kordinasi dengan bagian
lainnyanDalam pandangan penerimaan (reception perspective) terhadap komunikasi organisasi,
wewenang (power) dilihat sebagai konsep yang tidak absolut atau inheren pada posisi seseorang,
melainkan hasil dari interaksi sosial antara pihak yang memiliki wewenang dan pihak yang
menerima wewenang tersebut.
Dalam pandangan ini, penerimaan (acceptance) menjadi kunci dalam menentukan efektivitas
wewenang seseorang.
Namun, apabila manajer mampu membangun hubungan sosial yang baik dengan
karyawan dan memberikan justifikasi atas keputusan atau tindakan yang dilakukan, maka
penerimaan terhadap wewenang akan meningkat dan perintah tersebut akan lebih efektif
dijalankan.
Selain itu, pandangan penerimaan juga menekankan pada pengaruh konteks sosial dalam
menentukan wewenang seseorang. Namun, karyawan yang menerima perintah tersebut juga
memiliki hak dan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas tersebut dengan baik, dan manajer
hanya dapat memerintah jika tugas tersebut terkait dengan pekerjaan karyawan dan sesuai
dengan aturan dan kebijakan organisasi.
SUMBER
https://spada.uns.ac.id/mod/assign/view.php?id=180083
https://www.asean.biz.id/proses-perkembangan-manajemen-ilmiah-dari-konsep-hingga-
manajemen-modern/
https://legalstudies71.blogspot.com/2015/10/aliran-manajemen-ilmiah.html
https://www.google.com/search?client=ms-android-oppo-rvo2&sxsrf=APwXEdftlL9JLeyWJ1-
ql3XMnAGoKk6TYw:1683000618245&q=Sejarah+PERKEMBANGAN+manajemen+ilmiah&
sa=X&ved=2ahUKEwjY-obw4dX-
AhWRoGMGHTXuCXsQ1QJ6BAhZEAE&biw=360&bih=709&dpr=3
https://www.google.com/search?
q=Bagaimana+sudut+pandang+wewenang+berdasarkan+pandangan+penerimaan
%3F+Berikan+contoh+dari+wewenang+berdasarka+pandangan+penerimaan&oq=Bagaimana+s
udut+pandang+wewenang+berdasarkan+pandangan+penerimaan
%3F+Berikan+contoh+dari+wewenang+berdasarka+pandangan+penerimaan&aqs=chrome..69i5
7.2820j0j9&client=ms-android-oppo-rvo2&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8