Disusun Oleh :
TAHUN
2021/202
1
LATAR BELAKANG SEJARAH PERILAKU ORGANISASI
1. Teori Organisasi
2
Teori Organisasi Klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal.
Empat unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal:
a. Sistem kegiatan yang terkoordinasi
b. Kelompok orang
c. Kerjasama
d. Kekuasaan dan Kepemimpinan
Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada
empat kondisi pokok: Kekuasaan, Saling melayani, Doktrin, Disiplin. Melalui
asumsi – asumsi tersebut maka yang dijadikan tiang dasar penting dalam
organisasi formal adalah:
a. Pembagian kerja (untuk koordinasi);
b. Proses Skalar dan Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan
horizontal);
c. Struktur (hubungan antar kegiatan);
d. Rentang Kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).
Munculnya revolusi industri di benua eropa memunculkan beberapa studi dari
berbagai macam disiplin ilmu yang berkaitan dengan teori – teori organisasi.
Dalam lapangan ekonomi misalnya, karya Adam Smith berjudul "An Inquiry
into the Nature and Causes of the Wealth of Nation", diakui telah membawa
arah baru kerangka pengetahuan mengenai organisasi pada masa itu. Namun
sejarah mencatat ada tiga nama yang sangat berpengaruh dalam perkembangan
teori organisasi klasik, dimana akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Taylor dan Manajemen Ilmiah
Friedrick W. Taylor (1911) berhasil menyelidiki organisasi dan manajemen
secara ilmiah. Studi ini memusatkan perhatian terhadap pendayagunaan waktu
kerja. Gagasan – gagasannya sama dengan Fayol. Menurut Taylor, untuk
memaksimalisasikan tugas dan fungsi organisasi maka harus ada gerakan dan
operasi tugas yang dialokasikan ke dalam bagian – bagian tertentu. Berdasarkan
pemikiran tersebut maka organisasi dan manajemen bisa ditata secara ilmiah
dan rasional.
Di Amerika Serikat, perkembangan teori organisasi dirintis oleh Frederick
W Taylor (1856-1915), seorang praktisi yang sama sekali bukan seorang
akademisi yang mengembangkan pemikiran tentang teori organisasi maupun
memberikan kontribusi pada dunia akademik. Meskipun demikian, berdasarkan
3
pengalamannya sebagai konsultan dan eksekutif dari suatu pabrik, Taylor
memiliki pandangan pragmatis dan menaruh perhatian yang besar pada masalah
peningkatan produktivitas pekerja. Adapun inti dari pemikiran Taylor adalah
gagasan mengenai terdapatnya satu cara terbaik untuk melaksanakan pekerjaan.
Hal itu berarti ada kebutuhan besar untuk mengembangkan satu cara terbaik
dalam menjalankan tugas, bagaimana membuat suatu standar atau ukuran yang
dapat dilaksanakan secara praktis, menemukan orang-orang yang tepat untuk
melakukan tugas itu, serta dalam menetapkan alat dan perlengkapan terbaik
yang diperlukan orang-orang tersebut. Jika ini dilaksanakan, baik orang-orang
yang bekerja dalam organisasi maupun organisasi itu keduanya akan
mendapatkan banyak keuntungan - keuntungan.
Pemikiran Taylor ini mengkombinasikan sejumlah kecenderungan dalam
pemikiran manajemen. Pertama, gagasan bahwa pekerjaan dapat dianalisa
secara ilmiah. Kedua, studi tentang waktu dan kegiatan yang detail akan dapat
menunjukkan cara yang terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan. Kedua,
melalui standardisasi, proses seleksi, proses penempatan, dan proses pelatihan
dapat dilakukan lebih mudah. Studi tentang waktu dan kegiatan menunjukkan
ketrampilan dan keahlian macam apa yang diperlukan oleh suatu pekerjaan
yang khusus. Ketiga, standardisasi menjadi langkah yang penting menuju
proses mekanisasi, suatu gagasan philosofis yang menunjuk pada sistem
hubungan manusia dengan mesin dalam dunia kerja. Orang dilihat sebagai
suatu komponen yang dapat dengan mudah dipindah-tukarkan dan disesuaikan
dengan lingkungan yang makin mekanistis sifatnya. Gagasan Taylor ini lebih
dikenal sebagai manajemen ilmiah, sehingga Frederick W Taylor dijuluki
sebagai Bapak Manajemen Ilmiah.
Sumbangan lain yang penting dari Taylor dengan manajemen ilmiahnya
adalah pemikirannya tentang pemisahan rencana kegiatan dari pelaksanaan
kegiatan. Ini berkaitan dengan pemisahan personil ke dalam konsep lini dan
staf. Untuk mendapatkan hasil yang efisien, fungsi organisasi perlu dibagi
dalam beberapa spesialisasi yang berlainan. Taylor menunjukkan bahwa
sebagai akibat dari sangat kompleks dan sangat berkembangnya spesialisasi
dalam organisasi, pekerja dapat saja mendapatkan nasehat atau saran dari
sumber-sumber yang berbeda untuk berbagai masalah yang berlainan. Pada saat
itu, pengawasan fungsional dan pengawasan ganda (multiple supervision) ini
4
telah menimbulkan kebingungan karena bertentangan dengan prinsip kesatuan
dalam perintah. Meskipun demikian, hal itu kemudian menjadi sesuatu yang
secara luas diterima di kalangan manajemen. Terlepas dari semua itu, gagasaan
pemikiran manajemen ilmiah ini tidak hanya berpengaruh pada hasil kerja
tingkat pekerja, tetapi juga berpengaruh pada tingkat organisasi antara lain
dalam bentuk modifikasi dan penyesuaian-penyesuaian dari segi struktur
organisasi, misalnya pembentukan divisi atau bagian-bagian baru dalam
organisasi yang berbasis pada adanya spesialisasi.
F. Winslow Taylor juga menekankan pada pentingnya akan waktu tekanan
pendapat Taylor adalah :
Efisiensi Waktu/Penelahaan waktu. Unsur ini dipergunakan untuk
menepatkan secara tepat beberapa banyak waktu yang
diperlukanoleh setiap orang didalam setiap aspek kerjanya.
Penggunaan bagian perencanaan untuk menjelaskan bagaimana
pekerjaan harus dikerjakan dan serangkaian pengawasan
fungsional dan memberi pengarahan pada pekerja agar bekerja
menurut metode yang tepat.
Berdasarkan pendapat dari F. Winslow Taylor mulai dikenal dengan prinsip-
prinsp manajemen ilmiah. Taylor mengusulkan 3 (tiga) hal sebagai tujuan
gerakannya yaitu :
a. Amerika Serikat telah dirugikan banyak sekali akibat karena tidak
adanya efisiensi di hampir setiap usaha pada tiap harinya.
b. Mencoba meyakinkan kepada masyarakat Amerika Serikat bahwa
pengobatannya terletak pada manajemen yang sistematis bukan pada
usaha mencari orang-orang yang istimewa.
c. Untuk membuktikan bahwa manajemen yang baik adalah suatu ilmu
yang tepat yang berdasarkan pada hukum-hukum yang jelas, aturan-
aturan dan prinsip-prinsip.
Kesimpulan pendapat F.W. Taylor bahwa perilaku manusia merupakan salah satu
komponen dalam suatu mesin produksi yang besar. Hanya kepada mereka yang dapat
bekerja seperti mesin yang akan mendapat tempat di dalam sistem produksinya.
5
6