Anda di halaman 1dari 19

RANGKUMAN

TEORI ORGANISASI KLASIK, TEORI NEO KLASIK, TEORI


KONTIJENSI
(Putri Pramesti Ekatami)

TEORI ORGANISASI KLASIK

A. LATAR BELAKANG

Beberapa teori organisasi prespektif dan sekelompok prinsip-prinsip


pengorganisasian telah dikemukakan oleh ilmuan dari berbagai negara pada
permulaan separuh abad ini, yakni Manejemen Ilmiah, Organisasi Birokrasi, dan
Manejemen Administratif. Teori-teori yang direkomendasikan oleh masing-masing
teoritis organisasi tersebut agak berbeda, tetapi terdapat persamaan pandangan yang
luas dalam bahasan-bahasan yang sangat umum.

Organisasi ideal yang dirumuskan oleh teori-teori klasik sangatlah Birokrastik


dengan tingkat spesialisasi peran yang tinggi serta penyederhanaan kerja, sentralisasi
kekuasaan, dan formalisasi yang tinggi. Karena kecilnya rentang pengendalian yang
direkomendasikan, maka pasti terjadi hirarki kekuasaan yang panjang dengan relative
besarnya jenjang kekuasaan. Pengendalian harus dicapai melalui peraturan-peraturan
formal, perumusan peran, dan penyederhanaan kerja yang disertai jaminan
pengawasan yang ketat serta suatu sistem yang insentif dan sanksi.
B. PENDAHULUAN

Organisasi merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan perusahaan


melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan seorang pimpinan
dengan organisasi yang tercipta di perusahaan yang bersangkutan. Menurut Boone
dan Katz organisasi didefinisikan sebagai berikut Organisasi adalah suatu proses
tersusun yang orang-orangnya berinteraksi untuk mencapai tujuan.Dari definisi di
atas dapat disimpulkan bahwa organisasi mencakup 3 elemen pokok : 1) Interaksi
manusia ; 2) Kegiatan yang mengarah pada tujuan dan 3) Struktur organisasi itu
sendiri (Kuspriatni, 2009).

1
Organisasi merupakan unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua
orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran
atau serangkai sasaran bersama (Stephen, 2007). Perilaku Organisasi adalah suatu
bidang studi yang mempelajari dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada
perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan tentang hal – hal
tersebut demi perbaikan efektifitas organisasi. Perilaku organisasi juga dikenal
sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik
khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari
psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi dan ilmu politik.

Organisasi adalah sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang
berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki
fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai satu kesatuan mempunyai tujuan
tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bias dipisahkan secara tegas
dari lingkungannya (Lubis dan Husaini,1987).

C. TEORI ORGANISASI KLASIK


Teori organisasi yang berkembang mulai awal abad ke 19 digolongkan ke dalam
teori organisasi klasik atau disebut juga teori tradisional atau teori mesin. Pada masa
ini, organisasi divisualisasikan sebagai sekelompok orang yang membentuk
lembaga. Tiap – tiap bagian organisasi tersebut memiliki spesialisasi dan sentralisasi
dalam tugas dan wewenang. Definisi organisasi menurut teori klasik : Organisasi
merupakan struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, perana-
nperanan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain apabila orang bekerja
sama.

Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”.
Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan
sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta
memberikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
1. TEORI BIROKRASI

Teori organisasi birokrasi berkembang dalam ranah ilmu sosiologi dan menekankan
pada aspek legal rasional. Legal dalam hal ini dimaknai sebagai bentuk wewenang
yang dirumuskan dengan jelas berkaitan dengan aturan prosedur dan peranan masing
– masing elemen. Sementara rasional, mengacu pada suatu tujuan yang jelas dan
ditetapkan bersama. Salah satu tokoh pengusung teori organisasi klasik adalah Max
Weber (21 April 1864 – 14 Juni 1920). Seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog
jerman. Dalam salah satu karyanya yang terkenal. The Pretestant Ethic and Spirit of

2
Capitalism dan The Theory of Social and Economic Organization. Weber
menjelaskan mengenai karakteristik birokrasi yang tersusun atas hal – hal berikut ini.

1. Pembagian Kerja
2. Hirarki wewenang
3. Program Rasional
4. Sistem Prosedur
5. Sistem aturan dan hak kewajiban
6. Hubungan antra pribadi yang bersifat impersonal
2. TEORI ADMINISTRASI
Teori administrasi dalam teori organisasi klasik menekankan pada aspek makro dan
praktik langsung manajemen. Beberapa tokoh pengusung teori administrasi adalah
Henry Fayol (1841 -1925) dan Lyndall Unwick dari Erpa, serta James D. Mooney
dan Allen Reily dari Amerika. Teori ini dikembangkan pada tahun 1841-1925:
Seorang industrialis asal Perancis tahun 1916 menulis sebuah buku “Admistration
industrielle et Generale” diterjemahkan dalam bahasa Inggris 1926 dan baru
dipublikasikan di Amerika 1940. Dalam buku Administration industrielle et generale
karya Henry Fayol (terbit 1916), misalnya, industrialis asal Prancis itu menyebutkan
bahwa semua kegiatan – kegiatan industrial dapat dibagi menjadi 6 (enam)
kelompok, yakni :

1. Kegiatan – kegiatan Teknikal


2. Kegiatan – kegiatan komersial
3. Kegiatan – kegiatan Financial
4. Kegiatan – kegiatan Keamanan
5. Kegiatan – kegiatan akuntansi
6. Kegiatan – kegiatan manajerial

Selain itu, Fayol juga menyatakan bahwa terdapat 14 dasar yang menjadi kaidah
perkembangan teori administrasi. Kaidah manajemen tersebut terdiri atas
pembangian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan perintah,
kesatuan pengarahan, mendahulukan kepentingan umum, balas jasa, sentralisasi,
rantai skalar, tata terbit, keadilan, kelangganggengan personalia, inisiatif dan
semangat korps Sementara itu, James D Mooney dan Allen Reilly berbepndapat
bahwa koordinasi memegang peranan penting dalam sebuah perencanaan organisasi.
Sebuah organisasi harus menerapkan tiga prinsip utama, yakni sebagai berikut :
Kaidah manjemen menurut Fayol yang menjadi dasar teori administrasi:
1. Pembagian kerja
2. Wewenang dan tanggung jawab
3. Disiplin
4. Kesatuan perintah

3
5. Kesatuan pengarahan
6. Mendahulukan kepentingan umum
7. Balas jasa
8. Sentralisasi
9. Rantai Skalar
10. Aturan
11. Keadilan
12. Kelanggengan personalia
13. Inisiatif
14. Semangat korps
Kegiatan Manajerial atau “Fayol’s Functionalism” yaitu:

a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pemberian perintah
d. Pengkoordinasian
e. Pengawasan

James D. Mooney dan Allen Reily (1931) Menerbitkan sebuah buku “Onward
Industry” inti dari pendapat mereka adalah “koordinasi merupakan faktor terpenting
dalam perencanaan organisasi”. Tiga prinsip yang harus diterapkan dalam sebuah
organisasi menurut mereka adalah:
a. Prinsip Koordinasi
b. Prinsip Skalar dan Hirarkis
c. Prinsip Fungsional
3. TEORI MANAJEMEN ILMIAH

Berbeda dengan teori administrasi, manajemen ilmiah lebih memusatkan teori


organisasi pada aspek makro organisasi. Teori ini banyak berkembang di Mesir,
Cina, dan Romawi. Salah satu tokoh pengusung Teori ini, FW Taylor yaitu pada
tahun 1900 an yang memberi definisi teori manajemen ilmiah sebagai seperangkat
mekanisme untuk meningkatkan efisiensi kerja atau dengan pernyataan lain yaitu
“Penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan masalah organisasi”
atau “Seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efesiensi kerja”. Sebuah buku
telah dilahirkan dengan judul “Scientific Management” yang diperoleh dari tiga
makalah yang terkenal, yaitu “Shop Management”, “The Principle Oif Scientific
Management” dan “Testimony before the Special House Comitte”. Lebih jauh, FW
Taylor menjelaskan bahwa organisasi memiliki empat kaidah, yaitu
sebagai berikut :

4
- Metode metode kerja dalam praktik mulai digantikan dengan berbagai metode yang
dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja ilmiah yang benar

- Agar memungkinkan para karaywan bekerja sebaik- baiknya sesuai dengan


spesialisasinya, perusahaan harus rutin mengadakan seleksi, latihan-latiahan dan
pengembangan para karyawan secara ilmiah

- Agar para karyawan memperoleh kesempatan untuk mencapai tingkat upah yang
tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah,
pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembngangan serara
ilmiah harus diintegrasikan

- Perlu dikembangkan semangat dan mental para karaywan melalui pendekatan


antara karyawan dan manajer sebagai upaya untuk menimbulkan suasana kerja sama
yang baik dan tercapainya manfaat manajemen ilmiah.

5
TEORI NEO KLASIK

ALASAN ALIRAN NEOKLASIK MUNCUL


Aliran Neoklasik disebut juga dengan aliran hubungan manusiawi (perilaku
manusia). Aliran ini muncul karena ketidakpuasan terhadap pendekatan klasik yang
tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Para
manajer masih menghadapi kesulitan-kesulitan dan frustasi karena karyawan tidak
selalu mengikuti pola-pola perilaku yang rasional sehingga pembahasan “sisi
perilaku manusia” dalam organisasi menjadi penting

Hubungan Hawthorne dengan Kemunculan Aliran Neoklasik


Perkembangan aliran neoklasik dimulai dengan tulisan Hugo Munsterberg dan
inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Hawthorne. Percobaan Hawthorne
dimulai tahun 1927 sampai 1932 di pabrik Hawthorne milik perusahaan Western
Electric Company Chicago. Hawthorne Study mula-mula ditujukan untuk meneliti
hubungan kondisi kerja dengan kelalahan dan kebosanan. Kemudian dilanjutkan
dengan penelitian.

Hierarki Kebutuhan

Teori Kebutuhan Maslow

Teori Kebutuhan ERG Alderfer

Teori Kebutuhan Mcclelland

6
Teori Kebutuhan Maslow

Teori Maslow menganggap bahwa orang mencoba memuaskan kebutuhan yang lebih
mendasar sebelum mengarahkan perilaku dalam memuaskan kebutuhan yang lebih
tinggi atau aktualisasi diri. Maslow mengemukakan bahwa motivasi merupakan
fungsi dari lima kebutuhan. Kebutuhan ini antara lain:
 Kebutuhan Fisiologi
 Kemanan dan Keselamatan
 Kebutuhan Sosial
 Kebutuhan Penghargaan
 Kebutuhan Aktualisasi Diri

7
Teori ERG Alderfer
Teori ERG Alderfer memberikan saran yang menarik kepada para manajer
tentang perilaku, jika kebutuhan tingkat yang lebih tinggi seperti kebutuhan
pertumbuhan dari seorang bawahan dihalangi, mungkin karena kebijakan perusahaan
atau kekurangan sumber daya, maka menjadi perhatian para manajer untuk mencoba
mengarahkan kembali upaya-upaya bawahan dalam memenuhi kebutuhan
keterkaitan dan eksistensi. Teori ERG menyatakan bahwa individu termotivasi
berperilaku untuk memuaskan satu dari tiga kelompok kebutuhan ini

Teori Kebutuhan Mcclelland


David Mclelland adalah seorang psikolog yang terkenal, ia telah mempelajari
hubungan antara kebutuhan dan perilaku dari akhir 1940-an. Meskipun dia dikenal
karena penelitiannya tentang kebutuhan akan pencapaian, ia juga menyelidiki
kebutuhan akan afiliasi dan kekuasaan. Berikut masing-masing kebutuan yang
dikemukakan oleh Mclelland, antara lain :
 kebutuhan akan pencapaian
 Kebutuhan akan Afiliasi
 Kebutuhan akan kekuasaan

MOTIVASI DUA FAKTOR


a. Ekstrinsik / Dissatifier
 Upah
 Keamanan kerja
 Kondisi Kerja
 Status
 Prosedur Perusahaan
 Mutu Penyeliaan
 Mutu hubungan antar rekan

8
b. Intrinsik / Satisfier

 Pencapaian Prestasi
 Pengakuan
 Tanggung Jawab
 Kemajuan
 Pekerjaan itu sendiri
 Kemungkinan berkembang

TEORI X dan Y

Douglas McGregor mengemukakan dua macam pandangan yang berbeda tentang


manusia; yang pertama manusia pada dasarnya negatif, disebut teori X, dan yang satu
lagi manusia pada dasarnya positif, disebut teori Y.

Teori X
 Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha
untuk menghindarinya.

 Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipaksa, dikendalikan,


atau diancam dengan hukuman mencapai tujuan-tujuan.

 Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah formal bila
mungkin.

 Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait


pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.

Teori Y
 Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya
istirahat atau bermain.

 Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai
tujuan.
 Karyawan bersedia belajar untuk menerima, bahkan mencari, tanggung jawab.

9
 Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke
seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi
manajemen.

10
TEORI KONTIJENSI
ASPEK TEORI KONTINJENSI DALAM AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Teori Kontinjensi
Menurut teori, sistem yang terbuka pada suatu perusahaan sangat berkaitan dengan
interaksi untuk penyesuaian dan pengendalian terhadap ligkungan guna kelangsungan hidup
usaha. Teori kontinjensi mempunyai suatu postulat bahwa efektivitas suatu organisasi dalam
mengatasi ketidakpastian lingkungan merupakan unsur-unsur dari berbagai subsistem yang
dirancang guna memenuhi tuntutan lingkungan yang saling berhubungan. Suatu sistem pelaporan
keuangan perusahaan adalah salah satu dari subsistem tersebut. Teori kontinjensi merupakan alat
pertama dan yang paling terkenal untuk menjelaskan berbagai variasi dalam struktur organisasi.

Munculnya Perumusan Kontinjensi


Alasan untuk mempertimbangkan adopsi terhadap teori kontinjensi akuntansi manajemen
adalah untuk digunakan sebagai alat yang dibutuhkan dalam menginterpretasikan hasil riset
empiris. Hal ini disebabkan keterbatasan dalam meninjau dan memahami jenis hipotesis yang
telah dikemukakan untuk menjelaskan penemuan yang berlawanan. Hal ini juga menyatakan
bahwa pekerjaan jenis ini tidak dengan sendirinya mencakup perumusan kontinjensi yang
semakin cepat, dan bahwa diperlukan pengembangan paralel dalam teori organisasi guna
mengembangkan suatu penjelasan penting.

Pengaruh Hasil Empiris


Apabila diperoleh hasil yang tidak memuaskan maka masalah tersebut harus dipecahkan
dalam kerangka universal yang telah menjadi sumber stimulus bagi pengembangan perumusan
kontinjensi. Konsep, seperti teknologi, struktur organisasi, dan lingkungan telah dilibatkan untuk
menjelaskan mengapa sistem akuntansi membedakan antara satu situasi dengan situasi yang lain.
a. Efek Teknologi
Variabel kontinjensi terpanjang dan yang paling sederhana digunakan dalam akuntansi
manajemen adalah teknologi produksi. Jenis teknik dan proses produksi yang berbeda telah
memengaruhi desain sistem akuntansi internal walaupun harus dicatat hal tersebut muncul
sebagai alat untuk menjelaskan perbedaan dengan apa yang dianggap sebagai konfirmasi

11
empiris dari teori organisasi klasik. Sifat alami dari proses produksilah yang menentukan
jumlah alokasi biaya dan biaya tidak didistribusikan langsung secara merata. Teknologi
produksi memiliki pengaruh yang penting terhadap jenis informasi akuntansi yang disajikan.
Hal ini memunculkan aspek selain teknologi yang berpengaruh atas informasi yang harus
disediakan untuk mencapai efektivitas. Sebagai contoh, kompleksitas dari tugas yang
dihadapi oleh suatu organisasi berkaitan dengan struktur pengendalian biaya yang sesuai.
b. Efek dari Struktur Organisasi
Ada bukti menyatakan bahwa struktur organisasi memengaruhi cara dengan mana
informasi penganggaran digunakan paling baik. Hopwood membedakan antara batasan
anggaran (budgeti-condtrained), yaitu situasi dimana penggunaan informasi akuntansi dalam
anggaran menjadi satu-satunya faktor yang paling penting dalam evaluasi atasan terhadap
para bawahan, dan kesadaran laba (profit-conscius), yaitu gaya yang juga
mempertimbangkan efektivitas dan jangka waktu yang lebih panjang. Studi Hopwood
menunjukan bahwa gaya batasan anggaran bersifat kaku. Studi Hopwood didasarkan pada
pusat tanggung jawab (biaya) di pabrik baja terintegritas, sehingga mempunyai saling
ketergantungan yang luas antara bagian yang satu dengan yang lainnya. Studi Otley
melibatkan pusat tanggung jawab (laba) pada industri penambangan batu bara, yang karena
alasan yang praktis, tidak saling tergantung satu sama lain. Studi awal menunjukan bahwa
penggunaan yang kaku dari ukuran pencapaian tidaklah sesuai jika terdapat saling
ketergantungan yang luas. Penggunaan gaya anggaran yang sesuai bergantung pada derajat
tingkat saling ketergantungan yang ada diantara pusat tanggung jawab yang terlibat.
c. Efek Lingkungan
Faktor lingkungan juga dilibatkan untuk menjelaskan perbedaan dalam penggunaan
informasi akuntansi. Pengaruh persaingan yang dihadapi oleh perusahaan yang memakai
manajemen pengendalian menyimpulkan bahwa kesempurnaan akuntansi dan sistem
pengendalian dipengaruhi oleh intensitas persaingan yang dihadapi. Lebih lanjut lagi, jenis
persaingan yang berbeda mempunyai dampak sangat berbeda terhadap penggunaan
pengendalian akuntansi dalam perusahaan manufaktur. Dengan membedakan antara operasi
(lingkungan dimana adalah sulit bagi seseorang manajer unit untuk menunjukanlaba
akuntansi) dan operasi liberal (lingkungan yang relatof lebih mudah untuk memelihara
operasi yang menguuntungkan) dapat ditunjukan bahwa para manajer senior menggunakan

12
informasi anggaran untuk mengevaluasi pencapaian manajerial yang sangat berbeda dalam
kedua situasi tersebut.jika ketelitian anggaran dianggap sebagai suatu corak yang diinginkan
dari sistem akuntansi, maka gaya penggunaan anggaran yang berbeda diperlukan untuk
mencapai anggaran akurat terhadap lingkungan.

Pengaruh Teori Organisasi


Ketiga contoh terdahulu telah mengindikasikan sebagian dari variabel yang mengakibatkan
perbedaan dalam penggunaan dan desain dari sistem akuntansi. Ketiga variabel kontinjensi
adalah teknologi umum, struktur organisasi, dan lingkungan telah digunakan sebagai contoh
ilustratiif karena ketiganya telah mengembangkan teori kontinjensi akuntansi manajemen
teoretis. Gerakan ini merupakan pendekatan universalistis terhadap pendekatan akuntansi
manajemen yang menjadi mode pada tahun 1970an. Kelebihan dari pendekatan ini tidak dapat
dijelaskan hanya oleh tekanan penemuan empiris yang berusaha untuk menemukan teori yang
bersifat menjelaskan. Faktor utama lain yang memengaruhi teori kontinjensi akuntansi
manajemen yang terjadi lebih dahulu.

Variabel-variabel Dasar Kontinjensi dan Hubungannya


1. Variabel Sosial
Perdebatan para ahli dalam kerangka teoretis yang mendasari riset komparatif tentang
akuntansi internasional berada dalam perspektif kontinjensi. Pada umumnya, studi ini lebih
banyak menggunakan bentuk pengujian atas perbedaan perbedaan dalam praktik pelaporan
keuangan tertentu diantara berbagai negara atau atas sistem akuntansi nasional. Dalam kedua
kasus tersebut, hasil yang umumnya diperoleh dalam suatu kesimpulan yang
menghubungkan perbedaan atau persamaan, baik dalam hal sosial, politik maupun ekonomi.
Teori dalam praktik pelaporan disetiap negara dipengaruhi oleh variabel-variabel sosial
tertentu. Variabel-variabel sosial terdiri dari beberapa faktor yang terutama terdapat di
semua perusahaan dalam suatu negara yang merupakan hal pokok yang bervariasi pada
setiap negara.
2. Lingkungan
Lingkungan perusahaan merupakan konsep dalam hubungannya dengan
ketidakpastian. Karakteristik tersebut mempunyai sedikitnya dua dimensi yang terdiri atas:

13
a) dimensi stabil-dinamis, dan b) dimensi homogen dan heterogen. Hal ini sesuai dengan
struktur organisasi dan aplikasinya adalam akuntansi manajemen. Dimensi stabil dan
dinamis ditandai dengan tingkat keputusan faktor perubahan lingkungan internaldan
eksternal yang pada dasarnya sama dari waktu ke waktu dalam proses yang
berkesinambungan. Adapun dimensi homogen-heterogen daoat digambarkan dalam
hubungannya dengan tingkat keputusan di mana faktor lingkungan sebagai alternatif dari
yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Faktor-faktor yang ada di dalam lingkungan
perusahaan dapat dibedakan dalam suatu rangkaian ketidakpastian dari yang dapat
diramalkan sampai yang tidak dapat diramalkan.
Hal yang diperlukan dalam suatu riset adalah pertimbangan yang menyatakan bahwa
ketidakpastian lingkungan tertentu memengaruhi struktur organisasi dan desain sistem
akuntansi manajemen.
3. Atribut Organisasi
Terdapat beberapa konsep yang membingungkan dalam literatur teori kontinjensi
terutama mengenai perbedaan antara variabel lingkungan dan atribut organisasi. Hal ini
dapat menimbulkan berbagai kesulitan yang tidak dapat dipisahkan dalam mendefinisikan
atau menjelaskan suatu organisasi. Pembahasan ini tidak bertujuan untuk memberikan suatu
penyelesaian suatu masalah. Atribut organisasi tetap merupakan konsep yang berkaitan
dengan penyediaan dan pengorganisasian sumberdaya perusahaan meliputi ukuran
organisasi, teknologi dan lain sebagainya.
Besaran suatu organisasi merupakan konsep dari ukuran yang ada didalamnya, seperti
jumlah karyawan, tingkat perputaran penjualan, nilai aset bersih atau modal yang digunakan,
dan lain sebagainya yang pada umumnya saling berhubungan. Teknologi telah menjadi
konsep penting. Terdapat tiga skala penggunaan teknologi dalam meningkatkan kompleks
teknis yaitu unit dan kelompok kecil, kelompok besar dan massa, dan proses produksi.

Karakteristik Pengguna
Para pengguna dapat digambarkan sebagai individu yang menggunakan data yang
terdapat dalam laporan perusahaan, dan memiliki suatu kepentingan atau sedang dalam
pengambilan keputusan keuangan. Suatu bukti riset yang harus dipertimbangkan oleh para
pengguna adalah alternatif yang berbeda untuk informasi dan kemampuan proses yang

14
ditimbulkan oleh perbedaan dalam model keputusan, gaya pengambilan keputusan, dan sifat
yang diturunkannya. Pada kenyataannya, dalam literatur mengenai pengolahan informasi
manusia dalam rangka pengambilan keputusan menyatakan bahwa setiap individu mempunyai
model keputusan yang berbeda. Konsep gaya pengambilan keputusan mempunyai enam dimensi
berikut:
a) analisis keputusan berbeda dengan pengambilan keputusan intuitif
b) perbedaan dalam horizon waktu
c) bentuk pengulangan yang mengacu banyak faktor dalam pertimbangan pengambilan
keputusan
d) kemampuan untuk beradaptasi dalam keadaan yang berubah-ubah,
e) proaktif vs reaktif, dan
f) kemampuan strategis dalam hubungannya dengan pertimbangan di antara keputusan yang
sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan.

Atribut Sistem Pelaporan Keuangan Perusahaan yang Dipengaruhi Variabel Kontinjensi


Karakteristik sistem pelaporan keuangan perusahaan terdiri atas suatu contoh yang dirancang
untuk masing-masing unsur utama pelaporan perusahaan. Unsur-unsur tersebut adalah :
1. Pengungkapan, penggolongan, presentasi, penilaian, dan kebutuhan pengukuran dari nergara-
negara yang berbeda. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh metode kepemilikan rata-rata
produksi, tingkat dan konsentrasi kepemilikan pribadi, pola pendanaan perusahaan,
penggunaan informasi akuntansi dalam perencanaan dan pengendalian ekonomi dan lain
sebagainya.
2. Frekuensi pelaporan dalam jumlah variasi pengungkapan dari informasi laporanyang bersifat
sementara, metode pengukuran peristiwa (ukuran keuangan dan non keuangan), metode
alokasi biaya (yaitu biaya dan kapitalisasi, periode mortisasi, dan lain-lain), unsur waktu dari
infoemasi (peramalan), tingkat agegasi dan desentraliasi (akun gabungan dan pelaporan yang
terdiri dari beberapa bagian), dan pengungkapan tentang tujuan dari pelaporan khusus
(seperti laporan nilai tambah, laporan ketenagakerjaan, dan format laporan lain dari akuntansi
sosial).

15
3. Metode pelaporan (misalnya laporan, tabel, dan diagram) kompleksitas teori, dan pelaporan
dengan tujuan khusus tertentu, seperti tanggung jawab yang sederhana. Atribut ini
dihubungkan dengan karakteristik pengguna dan sumber informasi yang lain.

Isi Teori Kontinjensi


Studi Empiris
Terdapat studi empiris dalam area akuntansi yang dengan tegas mengadopsi pendekatan
kontinjensi sebelum mengumpulkan data. Lebih lanjut lagi, dua di antara dari studi utama
menggunakan faktor metodologi analisis yang memandang permasalahan dalam penafsiran dan
perbandingan. Penafsiram sulit dilakukan karena faktor dari variabel asli yang mendasari konsep
teoretis dalam lompatan intuitif yang dibuat oleh peneliti tersebut. Tentu saja, perbedaan yang
sangat kecil dalam kesalahan acak pada pengukuran mengakibatkan diperolehnya faktor yang
sangat berbeda, sehingga membuat perbandingan antar studi yang berbeda hampir mustahil.
Walaupun analisis faktor adalah metode yang bermanfaat sebagai dasar dimensi bahwa
penggunaan kritik akan terbatas pada akumulasi pengetahuan lebih lanjut.
Bruns dan Watrehouse membantah bahwa perilaku manajer berkaitan dengan anggaran
merupakan kontinjensi atas berbagai aspek struktur organisasi, seperti pemusatan, otonomi, dan
derajat tingkat aktivitas yang tersusun. tulisan ini menyimpulkan bahwa pengendalian strategi
yang berbeda bergantung pada jenis organisasinya.
Perumusan Teoretis
Sebagai tambahan terhadap pekerjaan yang berdasarkan spekulasi teoretis menyangkut
sifat alami dari teori kontinjensi sistem informasi akuntansi, Gordon dan Milner berusaha untuk
menyediakan kerangka menyeluruh bagi perencanaan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang
mempertimbangkan kebutuhan spesifikasi organisasi yang luas dalam teori organisasi. Kebijakan
manajemen dan akuntansi untuk mengidentifikasi variabel adalah penting bagi pencapaian
organisasi. Lingkungan, gaya pengambilan keputusan dan karakteristik organisasi diusulkan
sebagai variabel kontinjensi yang terpenting. Masing-masing variabel kontinjensi tersebut
dihubungkan dengan kondisi-kondisi yang sesuai dengan variabel SIA. Walaupun pertanyaan
SIA didesain untuk menghadapi lingkungan, organisasi dan kondisi-kondisi gaya pengambilan
keputusan, perlu dicatat bahwa terdapat tiga pola dasar perusahaan dan pengelompokan variabel
kontinjensi yang khas. Bagaimanapun dua contoh tersebut mempunyai usulan mengenai

16
karakteristik yang tidak diinginkan yang dapat diperbaiki dengan pemanfaatan sesuai SIA. Tidak
terdapat pertimbangan eksplisit dari efektivitas dan sasaran tujuan organisasi dan keunggulan
yang nampak sepertinya didasarkan pada akal sehat dan bukannya kerangka teoretis eksplisit.
Suatu pendekatan lebih lanjut sedikit berbeda secara alami karena ditulis oleh mahasiswa
yang belum lulus sistem perencanaan dan pengendalian manajemen. Tidak ada formula yang
diberikan, melainkan hanya pendekatan kearah desai sistem yang direkomendasikan dan
berbagai kontinjensi yang dikenali. Argumentasinya bahwa desain apapun dari sistem
perencanaan dan pengendalian khususnya bergantung pada :
a) Sasaran khusus yang dicapai dalam konteks sasaran tujuan organisasi.
b) Format tingkat dan perbedaan desentralisasi tertentu yang dipilih (yaitu struktur organisasi).
c) Proses tunggal dan gabungan yang dikendalikan oleh sub unit-sub unit dan derajatnya,
apakah tidak tersusun atau tersusun (yaitu jenis teknologi)
d) Jenis gaya manajerial yang digunakan oleh para manajer senior.

Kerangka Evaluasi Teori Kontinjensi


SIA hanya meliputi salah satu bagian dari struktur pengendalian organisasi. Suatu strategi
pengendalian organisasi akan melibatkan pertimbangan desain organisasi, sistem informasi
manajemen, dan sistem perencanaan dan pengendalian. Tentu saja, hal ini mungkin terlihat sama
dengan subtitusi parsial yang ditandai oleh pernyataan perasaan para manajer industri tertentu
bahwa SIA yang digunakan dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan dalam desain organisasi.
Dengan adanya kekurangan tersebut, dibentuklah teori kontinjensi SIA diluar konteks dari
keseluruhan paket pengendalian organisasi yang nyata. Pertana, apa yang mendasari SIA,
sehingga berpengaruh baik terhadap apa yang dilakukan oleh organisasi untuk mencapai
tujuannya dan proses pengendalian lain yang kkomplementer terhadap SIA. Kedua, terdapat
jangkauan menyeluruh dari faktor yang akan memengaruhi pencapaian organisasi, dan bahwa hal
itu akan mengendalikan strategi dan struktur, serta menyatakan mengenai produk pasar dan
pengaturan antarorganisasi.
Pengaruh SIA terhadap riset kelihatannya relatif kecil. Akhirnya, pertu ditentukan faktor
apa yang mendasari pencapaian organisasi yang efektif dengan menggunakan perbandingan
antara sasaran hasil organisasi dengan standar. Terdapat berbagai kesulitan substansial dalam

17
pengukuran efektivitas organisasi yang penting begi ukuran tersebut untuk mengembangkan teori
kontinjensi secara benar.

Implikasi Untuk Riset


Akuntansi sebagai Bagian dari Sistem Pengendalian
Studi efektivitas sistem informasi akuntansi manajemen berhubungan dengan studi dari
berbagai mekanisme pengendalian yang digunakan oleh organisasi untuk memengaruhi perilaku
anggota mereka dan hubungan mereka dengan lingkungan eksternal. Sulit untuk memisahkan
efek dari SIA dari pengendalian lainnya. Semuanya bertindak sebagai suatu paket dan harus
ditaksir bersama-sama. Fakta ini memperluas lingkup tentang penyelidikan dan pengindikasian
cakupan aktivitas kendali dalam daftar penyusunan pengendalian. Sistem imbalan adalah suatu
penghilang terkemuka. Selain itu jenis pengendalian berbeda dapat digunakan untuk mencapai
tujuan yang berbeda. Mekanisme pengendalian untuk berbagai tujuan akan menjadi sulit, jika
tidak mungkin, untuk mengisolasi efek dari alat pengendalian spesifik. Mungkin, riset awal dari
strategi untuk mengidentifikasi kombinasi pengendalian terutama sekali ditujukan untuk keadaan
tertentu.
Jadi, variabel kontinjensi yang terkait dengan desain organisasi dalam akuntansi
manajemen adalah penting. Klarifikasi konseptual lebih berada pada pemanfaatan kerangka
sistem kontrol. Walaupun model mekanik kendali sederhana tidak dapat secara langsung
diberlakukan bagi organisasi,terdapat empat karakteristik proses yang penting bagi pengendalian
organisasi efektif yaitu :
1. Spesifikasi suatu sasaran.
2. Pengukuran tingkat pencapaian sasaran.
3. Model yang bersifat prediktif terhadap kemungkinan tindakan hasil pengendalian.
4. Kemampuan dan motivasi untuk bertindak.

Efektivitas Organisatoris
Penggunaan kerangka pengendalian menguatkan peran efektivitas organisasi dan
perhatian pada sasaran hasil organisasi. Sasaran hasil adalah suatu bagian penting dari kerangka
kontinjensi disamping satu variabel kontinjensi yang mungkin memenuhi sifat alami sistem

18
akuntansi yang membentuk ukuran perbandingan dengan efek dalam bentuk pengendalian
berbeda yang harus dievaluasi. Dalam rangka mengasosiasikan sistem akuntansi dan kontinjensi
tertentu harus dibuat pedoman mengenai dampak sistem akuntansi dalam membantu pencapaian
organisasi.
Metodologi Riset
Pendekatan kontinjensi berhadapan dengan struktur alat pengendalian yang sangat
berhubungan, dimana SIA merupakan satu kesatuan, membenuk satu pengendalian organisasi
yang teratur. Banyak dari dibuat hipotesis variabel yang memengaruhi desain SIA untuk
menjelaskan perbedaan struktur organisasi. Keadaan ini tidaklah realistis untuk metode analisis
statistik yang tidak menguraikan pola teladan interaksi secara kompleks. Peneliti harus
mempunyai keterlibatan semakin dekat dalam pengembangan hipotesis seperti hubungan
organisasi. Selain itu hubungan sebab akibat menjadi jauh lebih penting dibandingkan dengan
asosiasi, dimana interaksi variabel diamati dari waktu ke waktu, sehingga menjadi lebih dihargai
dibandingkan studi lintas bagian. Studi longitudinal juga mampu menjelaskan proses dengan
mana sistem akuntansi dikembangkan dan diubah sebagai jawaban atas tekanan organisasi.
Campbell mengambil pelajaran dari riset mengenai efektivitas organisasi dan
menyimpulkan bahwa: 1) adalah kontra-produktif untuk mengikuti pendekatan multivariasi
dalam pengembangan ukuran efektivitas, 2) untuk sasaran dari efektivitas organisasi adalah suatu
tugas yang hampir pasti gagal, dan 3) kekeliruan dalam memusatkan perhatian pada riset
terhadap sumber daya yang langka guna mengembangkan ukuran berorientasi hasil yang
berfungsi dalam organisasi, seoerti rasio modal laba, produktivitas dan semacamnya.

19

Anda mungkin juga menyukai