A. LATAR BELAKANG
1
Organisasi merupakan unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua
orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran
atau serangkai sasaran bersama (Stephen, 2007). Perilaku Organisasi adalah suatu
bidang studi yang mempelajari dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada
perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan tentang hal – hal
tersebut demi perbaikan efektifitas organisasi. Perilaku organisasi juga dikenal
sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik
khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari
psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi dan ilmu politik.
Organisasi adalah sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang
berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki
fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai satu kesatuan mempunyai tujuan
tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bias dipisahkan secara tegas
dari lingkungannya (Lubis dan Husaini,1987).
Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”.
Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan
sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta
memberikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
1. TEORI BIROKRASI
Teori organisasi birokrasi berkembang dalam ranah ilmu sosiologi dan menekankan
pada aspek legal rasional. Legal dalam hal ini dimaknai sebagai bentuk wewenang
yang dirumuskan dengan jelas berkaitan dengan aturan prosedur dan peranan masing
– masing elemen. Sementara rasional, mengacu pada suatu tujuan yang jelas dan
ditetapkan bersama. Salah satu tokoh pengusung teori organisasi klasik adalah Max
Weber (21 April 1864 – 14 Juni 1920). Seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog
jerman. Dalam salah satu karyanya yang terkenal. The Pretestant Ethic and Spirit of
2
Capitalism dan The Theory of Social and Economic Organization. Weber
menjelaskan mengenai karakteristik birokrasi yang tersusun atas hal – hal berikut ini.
1. Pembagian Kerja
2. Hirarki wewenang
3. Program Rasional
4. Sistem Prosedur
5. Sistem aturan dan hak kewajiban
6. Hubungan antra pribadi yang bersifat impersonal
2. TEORI ADMINISTRASI
Teori administrasi dalam teori organisasi klasik menekankan pada aspek makro dan
praktik langsung manajemen. Beberapa tokoh pengusung teori administrasi adalah
Henry Fayol (1841 -1925) dan Lyndall Unwick dari Erpa, serta James D. Mooney
dan Allen Reily dari Amerika. Teori ini dikembangkan pada tahun 1841-1925:
Seorang industrialis asal Perancis tahun 1916 menulis sebuah buku “Admistration
industrielle et Generale” diterjemahkan dalam bahasa Inggris 1926 dan baru
dipublikasikan di Amerika 1940. Dalam buku Administration industrielle et generale
karya Henry Fayol (terbit 1916), misalnya, industrialis asal Prancis itu menyebutkan
bahwa semua kegiatan – kegiatan industrial dapat dibagi menjadi 6 (enam)
kelompok, yakni :
Selain itu, Fayol juga menyatakan bahwa terdapat 14 dasar yang menjadi kaidah
perkembangan teori administrasi. Kaidah manajemen tersebut terdiri atas
pembangian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan perintah,
kesatuan pengarahan, mendahulukan kepentingan umum, balas jasa, sentralisasi,
rantai skalar, tata terbit, keadilan, kelangganggengan personalia, inisiatif dan
semangat korps Sementara itu, James D Mooney dan Allen Reilly berbepndapat
bahwa koordinasi memegang peranan penting dalam sebuah perencanaan organisasi.
Sebuah organisasi harus menerapkan tiga prinsip utama, yakni sebagai berikut :
Kaidah manjemen menurut Fayol yang menjadi dasar teori administrasi:
1. Pembagian kerja
2. Wewenang dan tanggung jawab
3. Disiplin
4. Kesatuan perintah
3
5. Kesatuan pengarahan
6. Mendahulukan kepentingan umum
7. Balas jasa
8. Sentralisasi
9. Rantai Skalar
10. Aturan
11. Keadilan
12. Kelanggengan personalia
13. Inisiatif
14. Semangat korps
Kegiatan Manajerial atau “Fayol’s Functionalism” yaitu:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pemberian perintah
d. Pengkoordinasian
e. Pengawasan
James D. Mooney dan Allen Reily (1931) Menerbitkan sebuah buku “Onward
Industry” inti dari pendapat mereka adalah “koordinasi merupakan faktor terpenting
dalam perencanaan organisasi”. Tiga prinsip yang harus diterapkan dalam sebuah
organisasi menurut mereka adalah:
a. Prinsip Koordinasi
b. Prinsip Skalar dan Hirarkis
c. Prinsip Fungsional
3. TEORI MANAJEMEN ILMIAH
4
- Metode metode kerja dalam praktik mulai digantikan dengan berbagai metode yang
dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja ilmiah yang benar
- Agar para karyawan memperoleh kesempatan untuk mencapai tingkat upah yang
tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah,
pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembngangan serara
ilmiah harus diintegrasikan
5
TEORI NEO KLASIK
Hierarki Kebutuhan
6
Teori Kebutuhan Maslow
Teori Maslow menganggap bahwa orang mencoba memuaskan kebutuhan yang lebih
mendasar sebelum mengarahkan perilaku dalam memuaskan kebutuhan yang lebih
tinggi atau aktualisasi diri. Maslow mengemukakan bahwa motivasi merupakan
fungsi dari lima kebutuhan. Kebutuhan ini antara lain:
Kebutuhan Fisiologi
Kemanan dan Keselamatan
Kebutuhan Sosial
Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan Aktualisasi Diri
7
Teori ERG Alderfer
Teori ERG Alderfer memberikan saran yang menarik kepada para manajer
tentang perilaku, jika kebutuhan tingkat yang lebih tinggi seperti kebutuhan
pertumbuhan dari seorang bawahan dihalangi, mungkin karena kebijakan perusahaan
atau kekurangan sumber daya, maka menjadi perhatian para manajer untuk mencoba
mengarahkan kembali upaya-upaya bawahan dalam memenuhi kebutuhan
keterkaitan dan eksistensi. Teori ERG menyatakan bahwa individu termotivasi
berperilaku untuk memuaskan satu dari tiga kelompok kebutuhan ini
8
b. Intrinsik / Satisfier
Pencapaian Prestasi
Pengakuan
Tanggung Jawab
Kemajuan
Pekerjaan itu sendiri
Kemungkinan berkembang
TEORI X dan Y
Teori X
Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha
untuk menghindarinya.
Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah formal bila
mungkin.
Teori Y
Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya
istirahat atau bermain.
Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai
tujuan.
Karyawan bersedia belajar untuk menerima, bahkan mencari, tanggung jawab.
9
Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke
seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi
manajemen.
10
TEORI KONTIJENSI
ASPEK TEORI KONTINJENSI DALAM AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Teori Kontinjensi
Menurut teori, sistem yang terbuka pada suatu perusahaan sangat berkaitan dengan
interaksi untuk penyesuaian dan pengendalian terhadap ligkungan guna kelangsungan hidup
usaha. Teori kontinjensi mempunyai suatu postulat bahwa efektivitas suatu organisasi dalam
mengatasi ketidakpastian lingkungan merupakan unsur-unsur dari berbagai subsistem yang
dirancang guna memenuhi tuntutan lingkungan yang saling berhubungan. Suatu sistem pelaporan
keuangan perusahaan adalah salah satu dari subsistem tersebut. Teori kontinjensi merupakan alat
pertama dan yang paling terkenal untuk menjelaskan berbagai variasi dalam struktur organisasi.
11
empiris dari teori organisasi klasik. Sifat alami dari proses produksilah yang menentukan
jumlah alokasi biaya dan biaya tidak didistribusikan langsung secara merata. Teknologi
produksi memiliki pengaruh yang penting terhadap jenis informasi akuntansi yang disajikan.
Hal ini memunculkan aspek selain teknologi yang berpengaruh atas informasi yang harus
disediakan untuk mencapai efektivitas. Sebagai contoh, kompleksitas dari tugas yang
dihadapi oleh suatu organisasi berkaitan dengan struktur pengendalian biaya yang sesuai.
b. Efek dari Struktur Organisasi
Ada bukti menyatakan bahwa struktur organisasi memengaruhi cara dengan mana
informasi penganggaran digunakan paling baik. Hopwood membedakan antara batasan
anggaran (budgeti-condtrained), yaitu situasi dimana penggunaan informasi akuntansi dalam
anggaran menjadi satu-satunya faktor yang paling penting dalam evaluasi atasan terhadap
para bawahan, dan kesadaran laba (profit-conscius), yaitu gaya yang juga
mempertimbangkan efektivitas dan jangka waktu yang lebih panjang. Studi Hopwood
menunjukan bahwa gaya batasan anggaran bersifat kaku. Studi Hopwood didasarkan pada
pusat tanggung jawab (biaya) di pabrik baja terintegritas, sehingga mempunyai saling
ketergantungan yang luas antara bagian yang satu dengan yang lainnya. Studi Otley
melibatkan pusat tanggung jawab (laba) pada industri penambangan batu bara, yang karena
alasan yang praktis, tidak saling tergantung satu sama lain. Studi awal menunjukan bahwa
penggunaan yang kaku dari ukuran pencapaian tidaklah sesuai jika terdapat saling
ketergantungan yang luas. Penggunaan gaya anggaran yang sesuai bergantung pada derajat
tingkat saling ketergantungan yang ada diantara pusat tanggung jawab yang terlibat.
c. Efek Lingkungan
Faktor lingkungan juga dilibatkan untuk menjelaskan perbedaan dalam penggunaan
informasi akuntansi. Pengaruh persaingan yang dihadapi oleh perusahaan yang memakai
manajemen pengendalian menyimpulkan bahwa kesempurnaan akuntansi dan sistem
pengendalian dipengaruhi oleh intensitas persaingan yang dihadapi. Lebih lanjut lagi, jenis
persaingan yang berbeda mempunyai dampak sangat berbeda terhadap penggunaan
pengendalian akuntansi dalam perusahaan manufaktur. Dengan membedakan antara operasi
(lingkungan dimana adalah sulit bagi seseorang manajer unit untuk menunjukanlaba
akuntansi) dan operasi liberal (lingkungan yang relatof lebih mudah untuk memelihara
operasi yang menguuntungkan) dapat ditunjukan bahwa para manajer senior menggunakan
12
informasi anggaran untuk mengevaluasi pencapaian manajerial yang sangat berbeda dalam
kedua situasi tersebut.jika ketelitian anggaran dianggap sebagai suatu corak yang diinginkan
dari sistem akuntansi, maka gaya penggunaan anggaran yang berbeda diperlukan untuk
mencapai anggaran akurat terhadap lingkungan.
13
a) dimensi stabil-dinamis, dan b) dimensi homogen dan heterogen. Hal ini sesuai dengan
struktur organisasi dan aplikasinya adalam akuntansi manajemen. Dimensi stabil dan
dinamis ditandai dengan tingkat keputusan faktor perubahan lingkungan internaldan
eksternal yang pada dasarnya sama dari waktu ke waktu dalam proses yang
berkesinambungan. Adapun dimensi homogen-heterogen daoat digambarkan dalam
hubungannya dengan tingkat keputusan di mana faktor lingkungan sebagai alternatif dari
yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Faktor-faktor yang ada di dalam lingkungan
perusahaan dapat dibedakan dalam suatu rangkaian ketidakpastian dari yang dapat
diramalkan sampai yang tidak dapat diramalkan.
Hal yang diperlukan dalam suatu riset adalah pertimbangan yang menyatakan bahwa
ketidakpastian lingkungan tertentu memengaruhi struktur organisasi dan desain sistem
akuntansi manajemen.
3. Atribut Organisasi
Terdapat beberapa konsep yang membingungkan dalam literatur teori kontinjensi
terutama mengenai perbedaan antara variabel lingkungan dan atribut organisasi. Hal ini
dapat menimbulkan berbagai kesulitan yang tidak dapat dipisahkan dalam mendefinisikan
atau menjelaskan suatu organisasi. Pembahasan ini tidak bertujuan untuk memberikan suatu
penyelesaian suatu masalah. Atribut organisasi tetap merupakan konsep yang berkaitan
dengan penyediaan dan pengorganisasian sumberdaya perusahaan meliputi ukuran
organisasi, teknologi dan lain sebagainya.
Besaran suatu organisasi merupakan konsep dari ukuran yang ada didalamnya, seperti
jumlah karyawan, tingkat perputaran penjualan, nilai aset bersih atau modal yang digunakan,
dan lain sebagainya yang pada umumnya saling berhubungan. Teknologi telah menjadi
konsep penting. Terdapat tiga skala penggunaan teknologi dalam meningkatkan kompleks
teknis yaitu unit dan kelompok kecil, kelompok besar dan massa, dan proses produksi.
Karakteristik Pengguna
Para pengguna dapat digambarkan sebagai individu yang menggunakan data yang
terdapat dalam laporan perusahaan, dan memiliki suatu kepentingan atau sedang dalam
pengambilan keputusan keuangan. Suatu bukti riset yang harus dipertimbangkan oleh para
pengguna adalah alternatif yang berbeda untuk informasi dan kemampuan proses yang
14
ditimbulkan oleh perbedaan dalam model keputusan, gaya pengambilan keputusan, dan sifat
yang diturunkannya. Pada kenyataannya, dalam literatur mengenai pengolahan informasi
manusia dalam rangka pengambilan keputusan menyatakan bahwa setiap individu mempunyai
model keputusan yang berbeda. Konsep gaya pengambilan keputusan mempunyai enam dimensi
berikut:
a) analisis keputusan berbeda dengan pengambilan keputusan intuitif
b) perbedaan dalam horizon waktu
c) bentuk pengulangan yang mengacu banyak faktor dalam pertimbangan pengambilan
keputusan
d) kemampuan untuk beradaptasi dalam keadaan yang berubah-ubah,
e) proaktif vs reaktif, dan
f) kemampuan strategis dalam hubungannya dengan pertimbangan di antara keputusan yang
sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan.
15
3. Metode pelaporan (misalnya laporan, tabel, dan diagram) kompleksitas teori, dan pelaporan
dengan tujuan khusus tertentu, seperti tanggung jawab yang sederhana. Atribut ini
dihubungkan dengan karakteristik pengguna dan sumber informasi yang lain.
16
karakteristik yang tidak diinginkan yang dapat diperbaiki dengan pemanfaatan sesuai SIA. Tidak
terdapat pertimbangan eksplisit dari efektivitas dan sasaran tujuan organisasi dan keunggulan
yang nampak sepertinya didasarkan pada akal sehat dan bukannya kerangka teoretis eksplisit.
Suatu pendekatan lebih lanjut sedikit berbeda secara alami karena ditulis oleh mahasiswa
yang belum lulus sistem perencanaan dan pengendalian manajemen. Tidak ada formula yang
diberikan, melainkan hanya pendekatan kearah desai sistem yang direkomendasikan dan
berbagai kontinjensi yang dikenali. Argumentasinya bahwa desain apapun dari sistem
perencanaan dan pengendalian khususnya bergantung pada :
a) Sasaran khusus yang dicapai dalam konteks sasaran tujuan organisasi.
b) Format tingkat dan perbedaan desentralisasi tertentu yang dipilih (yaitu struktur organisasi).
c) Proses tunggal dan gabungan yang dikendalikan oleh sub unit-sub unit dan derajatnya,
apakah tidak tersusun atau tersusun (yaitu jenis teknologi)
d) Jenis gaya manajerial yang digunakan oleh para manajer senior.
17
pengukuran efektivitas organisasi yang penting begi ukuran tersebut untuk mengembangkan teori
kontinjensi secara benar.
Efektivitas Organisatoris
Penggunaan kerangka pengendalian menguatkan peran efektivitas organisasi dan
perhatian pada sasaran hasil organisasi. Sasaran hasil adalah suatu bagian penting dari kerangka
kontinjensi disamping satu variabel kontinjensi yang mungkin memenuhi sifat alami sistem
18
akuntansi yang membentuk ukuran perbandingan dengan efek dalam bentuk pengendalian
berbeda yang harus dievaluasi. Dalam rangka mengasosiasikan sistem akuntansi dan kontinjensi
tertentu harus dibuat pedoman mengenai dampak sistem akuntansi dalam membantu pencapaian
organisasi.
Metodologi Riset
Pendekatan kontinjensi berhadapan dengan struktur alat pengendalian yang sangat
berhubungan, dimana SIA merupakan satu kesatuan, membenuk satu pengendalian organisasi
yang teratur. Banyak dari dibuat hipotesis variabel yang memengaruhi desain SIA untuk
menjelaskan perbedaan struktur organisasi. Keadaan ini tidaklah realistis untuk metode analisis
statistik yang tidak menguraikan pola teladan interaksi secara kompleks. Peneliti harus
mempunyai keterlibatan semakin dekat dalam pengembangan hipotesis seperti hubungan
organisasi. Selain itu hubungan sebab akibat menjadi jauh lebih penting dibandingkan dengan
asosiasi, dimana interaksi variabel diamati dari waktu ke waktu, sehingga menjadi lebih dihargai
dibandingkan studi lintas bagian. Studi longitudinal juga mampu menjelaskan proses dengan
mana sistem akuntansi dikembangkan dan diubah sebagai jawaban atas tekanan organisasi.
Campbell mengambil pelajaran dari riset mengenai efektivitas organisasi dan
menyimpulkan bahwa: 1) adalah kontra-produktif untuk mengikuti pendekatan multivariasi
dalam pengembangan ukuran efektivitas, 2) untuk sasaran dari efektivitas organisasi adalah suatu
tugas yang hampir pasti gagal, dan 3) kekeliruan dalam memusatkan perhatian pada riset
terhadap sumber daya yang langka guna mengembangkan ukuran berorientasi hasil yang
berfungsi dalam organisasi, seoerti rasio modal laba, produktivitas dan semacamnya.
19