Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Zefanya Yoga Ekavino

NRP : 5033231090
DEPARTEMEN/KELAS : Studi Pembangunan

UNIT 2
MANAGEMENT,ORGANIZATION,AND ADMNISTRATION
( Manajemen, Organisasi, dan Administrasi )

LATAR BELAKANG DAN PENDAHULUAN


Teori Administrasi dan Manajemen Taylor, juga dikenal sebagai "Manajemen Ilmiah" atau
"Taylorisme," dikembangkan oleh Frederick W. Taylor pada akhir abad ke-19 dan awal abad
ke-20. Latar belakang teori ini dipengaruhi oleh berbagai faktor dan kondisi sosial-ekonomi
pada masanya.
Taylor mengembangkan prinsip-prinsip manajemen ilmiahnya, yang melibatkan standarisasi
proses kerja, penggunaan studi waktu dan gerakan, insentif berbasis kinerja, dan
pengawasan langsung oleh manajer. Prinsip-prinsip ini dirancang untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi, dan efektivitas dalam organisasi industri, dan mereka memiliki
dampak yang signifikan pada perkembangan manajemen dan organisasi industri.
TEORI
Henry Fayol diklaim sebagai bapak sebenarnya manajemen modern. Ia menulis buku
berjudul Manajemen Umum dan Industri, yang terutama mencakup aspek-aspek sifat proses
manajemen yang tidak dapat diubah dan berulang. Taylor dan Fayol sama-sama menyadari
bahwa mengatasi masalah personalia dan manajemennya di semua tingkatan adalah kunci
keberhasilan industri
Manajemen menurut Taylor Taylor berpendapat bahwa harus ada sistem pembayaran bagi
para pekerja karena setiap pekerja dibayar sesuai dengan hasil produksinya. Sistem tersebut
terdiri dari prinsip-prinsip tertentu, yaitu sebagai berikut:
1. Pengamatan dan analisis pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, subjek dan rentang
waktu tertentu
2. Gaji berbeda untuk pekerjaan berbeda yang dilakukan
3. Membayar laki-laki dan bukan posisi yang dipegangnya
Karya lain Taylor, Shop Management, (1903) membahas tingkat organisasi terendah dalam
industri. Taylor memusatkan perhatiannya pada pertanyaan mendasar tentang tujuan
manajemen. Ia merasa bahwa tujuan dasarnya adalah sebagai berikut:
Menemukan cara pengorganisasian pekerjaan yang terbaik sehingga diperoleh efisiensi yang
maksimal dari angkatan kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan upah yang lebih
tinggi kepada karyawan sebagai insentif.
Untuk meningkatkan produksi, manajemen harus menerapkan metode ilmiah dalam
penelitian dan produksi. Efisiensi dapat dicapai dengan standarisasi metode kerja. Para
pekerja diharuskan untuk dilatih tentang jenis pekerjaan yang mereka lakukan. Kolaborasi
antara manajemen dan pekerja melalui penerapan metode ilmiah sangatlah penting. Taylor
menyarankan agar lebih dari separuh pekerjaan buruh harus ditanggung oleh manajemen.
Manajemen harus menjalankan fungsi-fungsi yang paling sesuai untuknya.
Ia berpendapat bahwa supervisor dan manajer juga harus memiliki keterampilan dan
pengetahuan tertentu. Kualitas- kualitas lainnya, termasuk kualifikasi pendidikan dasar,
spesialisasi, kapasitas, kebijaksanaan, energi dan kejujuran tujuan.

Taylor mengemukakan empat prinsip pengawasan dasar yang diperlukan dalam manajemen
efektif. Empat jenis pengawasan tersebut adalah:
1. Pengawasan pada Gantang Kerja (Work Standardization):
Taylor menekankan pentingnya mengembangkan metode kerja standar yang efisien dan
efektif untuk setiap tugas yang dilakukan oleh pekerja. Dengan mengidentifikasi langkah-
langkah kerja yang tepat, manajer dapat mengawasi pekerjaan untuk memastikan bahwa
pekerja mengikuti prosedur yang ditetapkan.

2. Pengawasan Berdasarkan Waktu dan Gerakan (Time and Motion Study):


Taylor memperkenalkan konsep studi waktu dan gerakan untuk menganalisis setiap tugas
kerja dalam rangka meningkatkan efisiensi. Dengan memahami gerakan dan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, manajer dapat mengawasi pekerjaan untuk
menghilangkan pemborosan waktu dan energi.

3. Pengawasan Berdasarkan Standar Produksi (Production Standards):


Taylor mendorong penggunaan standar produksi yang jelas untuk setiap pekerjaan. Ini
mencakup menentukan seberapa banyak barang atau jasa yang seharusnya diproduksi oleh
setiap pekerja dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian, manajer dapat mengawasi
produktivitas pekerjaan berdasarkan standar ini.
4. Pengawasan Pribadi dan Inspeksi (Personal Supervision and Inspection):
Taylor juga menekankan pentingnya pengawasan pribadi oleh manajer untuk memastikan
bahwa pekerjaan dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Manajer harus
melakukan inspeksi reguler dan memberikan umpan balik kepada pekerja agar kualitas dan
produktivitas tetap terjaga.

Dengan menerapkan empat jenis pengawasan ini, Taylor berusaha mencapai efisiensi
maksimal dalam pengelolaan sumber daya manusia dan proses produksi. Pendekatan ini
dikenal sebagai "ilmu manajemen ilmiah" atau "manajemen taylorisme." Meskipun
metodenya telah mengalami perkembangan dan kritik sepanjang waktu, konsep-konsep
dasar yang diperkenalkan oleh Frederick W. Taylor tetap menjadi dasar bagi banyak praktik
manajemen yang digunakan hingga saat ini.

Taylor mengemukakan konsep- konsep dasar dan prinsip- prinsip manajemen tertentu dan
memandang manajemen sebagai teori yang dapat diajarkan mengenai perencanaan dan
pengorganisasian. memerintah, mengkoordinasikan dan mengendalikan proses kerja.
Fayol membagi seluruh kegiatan organisasi dalam enam kelompok berikut :
1. Perencanaan (Planning):
Perencanaan melibatkan menetapkan tujuan organisasi dan mengembangkan rencana
tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Ini termasuk perencanaan strategis jangka
panjang dan perencanaan operasional harian.
2. Pengorganisasian (Organizing):
Pengorganisasian melibatkan alokasi sumber daya dan pembentukan struktur organisasi
yang efisien. Manajer bertanggung jawab untuk mengorganisasi orang, sumber daya, dan
proses agar tujuan dapat dicapai.
3. Pelaksanaan (Leading):
Pelaksanaan atau kepemimpinan melibatkan mengarahkan, memotivasi, dan mengarahkan
karyawan untuk bekerja menuju tujuan organisasi.Ini mencakup komunikasi, pengarahan,
dan manajemen konflik.
4. Koordinasi (Coordinating):
Koordinasi melibatkan berbagai bagian dan kegiatan dalam organisasi agar semuanya
berjalan sejalan. Manajer harus memastikan bahwa berbagai fungsi dan departemen
berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
5. Pengawasan (Controlling):
Pengawasan melibatkan pemantauan kinerja organisasi untuk memastikan bahwa rencana
terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Manajer harus mengidentifikasi perbedaan
antara kinerja aktual dan rencana, serta mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
6. Penciptaan Kebijakan dan Prosedur (Policy and Procedure Development):
Fayol juga mencantumkan pembuatan kebijakan dan prosedur sebagai elemen manajemen
tambahan. Ini mencakup pengembangan panduan dan peraturan yang mengarahkan
tindakan organisasi. Enam elemen atau aktivitas manajemen ini membentuk kerangka kerja
dasar yang digunakan dalam ilmu manajemen dan memberikan panduan bagi manajer
dalam mengelola organisasi dengan efektif. Fayol berpendapat bahwa setiap manajer dalam
organisasi harus mengurus fungsi-fungsi ini untuk mencapai kesuksesan dalam mencapai
tujuan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai