Anda di halaman 1dari 3

Scientific Management

Frederick W. Taylor, bapak Scientific Management, merupakan Mechanical Engineer dari Amerika, ahli efisiensi, dan konsultan manajemen. Pada tahun 1911 Taylor menerbitkan karyanya berjudul The Principles of Scientific Management yang berisi studi ilmiah mengenai pekerjaan untuk meningkatkan efisiensi pekerja dan organisasi. (Giannantonio and Hurley-Hanson , 2011) Dalam karyanya, Taylor menyebutkan kunci dari scientific management adalah studi waktu, fungsionalisasi atau pembagian tanggungjawab, standarisasi alat dan penggunaannya, standarisasi aktivitas dan pergerakan karyawan di tiap level pekerja, fungsi unik dari perencanaan, manajemen melalui exception methods, kartu instruksi untuk pekerja, alokasi tugas yang teliti, adanya bonus untuk kesuksesan performance, penggunaan differential rate, routing system, dan mnemonic system untuk mengklasifikasi produk dan modern cost system. Menurut Chyung prinsip yang mendasar dari filosofi Taylor adalah 1. the development of a true science for each element of a job seluruh elemen dalam pekerjaan setiap pekerja harus melalui penelitian untuk mengetahui one best method dalam mengerjakannya. 2. the scientific selection and training of the worker penting bagi perusahaan untuk menggunakan waktu dan uangnya dalam menyeleksi dan menyelenggarakan training bagi para pekerja. 3. cooperation with the worker to ensure that the job is being done in accordance with principles of scientific education perusahaan harus memastikan bahwa pekerjanya melaksanakan pekerjaannya sesuai prinsip-prinsip yang telah ditentukan 4. an almost equal division of work and responsibility between workers and management pentingnya kerjasama antara pihak manajemen dan perkerja. Perencanaan dan fungsi kognitif perusahaan dilakukan oleh pihak manajemen. Menurut Taylor, penting untuk memisahkan proses perencanaan dan pelaksanaan. Proses perencanaan dilakukan oleh pihak manajemen dengan 4 tugas sebagai berikut : 1. mengembangkan metode ilmiah dalam bekerja 2. menentukan tujan untuk produktivitas pekerja 3. menentukan sistem reward untuk pekerja yang berhasil mencapai goals. 4. mengadakan training bagi pekerja tentang bagaimana menerapkan metode tersebut dalam bekerja dan bagaimana cara agar dapat mencapai goals yang diharapkan. (Blake and Moseley, 2010)

Hearn merumuskan 3 langkah penerapan Scientific Management, yaitu : 1. Memisahkan proses tenaga kerja dari skill pekerjanya 2. Memisahkan proses perencanaan dengan proses pelaksanaan. Perencanaan produksi dan tugas dilakukan oleh manajemen. 3. Memonopoli pengetahuan di level manajerial kemudian menggunakan nya untuk sentralisasi pengambilan keputusan dan untuk mengontrol setiap langkah yang dilakukan pekerja melalui aturan formal dan prosedur.

(Darmody, 2007) Prinsip-prinsip dasar teori Taylor memberi kontribusi besar bagi penerapan manajemen di abad 20. Teori tersebut mendasari konsep-konsep seperti task specialization, assembly line production practices, job analysis, work design, incentive schemes, person-job fit, production quotas and control, dan knowledge management. (Giannantonio and Hurley-Hanson, 2011) Saat ini banyak karyawan dan pihak manajemen yang tidak menyadari bahwa aktivitas pekerjaannya didasari oleh prinsip scientific management oleh Taylor. Karyawan masih banyak yang dilatih untuk bekerja seperti mesin untuk meningkatkan profit dan efisiensi. Contoh nyatanya adalah karyawan di fast-food restaurant dimana efisiensi pekerjaan mereka secara langsung berkaitan dengan profit yang mereka dapatkan. Payne menemukan relevansi prinsip scientific management di bidang IndustrialOrganizational Psychology. Relevansi tersebut terdapat dalam 10 area yaitu : 1. job analysis 2. job design 3. selection 4. motivation and incentive systems 5. job performance criteria 6. performance appraisal 7. employee attitudes 8. group processes 9. organizational change and development 10. human factors (Bell & Martin, 2012)

SIX-BOX MODEL
Six-box model merupakan model organisasi yang di sampaikan oleh Weisbord pada tahun 1976. Model ini berisi 6 variabel yaitu, purpose, structure, relationship, rewards, helpful mechanism, dan leadership. Hubungan antara ke enam variabel dapat dijelaskan dalam gambar 1.

Gambar 1. Six Box Model Enam variabel yang terdapat di six box adalah : 1. Purpose : visi dan misi organisasi 2. structure : bagaimana organisasi dapat terorganisasi. bisa dari fungsi (dimana spesialis bekerja bersama-sama) atau dari pruduk, program, dan project (dimana tim yang multitasking bekerja bersama-sama). 3. relationship : bagaimana orang-orang dalam organisasi, unit-unit dalam organisasi berinteraksi, dan bagaimana interaksi mereka dengan teknologi. 4. rewards : rewards instrinsik dan ekstrinsik yang mengikat orang-orang dalam organisasi bekerja. 5. leadership : tipikal tugas-tugas leadership, termasuk keseimbangan dengan variabel-variabel lain. 6. helping-mechanism : planning, controlling, budgeting, dan information system yang ada untuk mencapai goals organisasi. Hubungan antara ke 6 variabel ini tidak dapat dilihat secara eksplisit. Variabel lingkungan yang berada diluar organisasi memberi pengaruh pada input dan output organisasi. Keselarasan antara organisasi dan lingkungan luar juga diperhitungkan. Keefektifan organisasi dinilai dari gap diantara sistem formal dan informal yang ada di tiap variabel. Semakin besar gap antara sistem formal dan informal yang ada di tiap variabel, organisasi semakin tidak efektif. (Falletta, 2008)

Anda mungkin juga menyukai