Anda di halaman 1dari 10

AWAL PEMIKIRAN MANAJEMEN

ERA SOSIAL
Human Era: Evolution Management
 Pada akhir era manajemen sains ditandai dengan adanya madzab perilaku dalam
pemikiran tentang manajemen. mahzab ini tidak memperoleh pengakuan luas
hingga tahun 1930-an. yang menjadi katalis utama atas kelahiran mahzab ini
adalah studi penelitian yang dikenal dengan eksperimen Hawthrone. Eksperimen
ini dilaksanakan pada tahun 1920 an hingga 1930 an yang bertempat di Pabrik
Hawthrone yang dimiliki Western Electric Company. Pada awalnya, kajian ini hanya
bertujuan untuk mempelajari pengaruh penerangan lampu terhadap produktifitas
kerja. Dan hasil kajiannya mengindikasikan insentif semisal jabatan, lama jam
kerja, upah, periode istirahat memiliki pengaruh yang sedikit terhadap output para
pekerja dibandingkan tekanan kelompok, rasa aman dan penerimaan kelompok.
Peneliti kemudian menyimpulkan bahwa norma sosial atau standar kelompok
adalah penentu yang utama perilaku kerja tiap individu.

 Ahli lainnya. Mary Parker Follet menerbitkan bukunya yang berjudul “Creative
Experience” – 1924 berisikan suatu filosofi bisnis yang lebih mengutamakan
integrasi sebagai suatu cara dalam mengurani konflik tanpa dominasi ataupun
kompromi. Follet berpendapat bahwa tugas pemimpin adalah menentukan tujuan
sasaran organisan serta mengintegrasikannya dengan tujuan kelompok dan tujuan
individu, organisasi harus berdasarkan pada etika kelompok daripada
individualisme, Jadi dengan demikian para manajer dan karyawan harusnya
menjadikan mereka sebagai mitra, bukan sebagai lawan.
Tokoh Management Era Human

Hugo Muntersberg (1863 – 1916)


Hugo merupakan bapak psikologi industri ia menuturkan tiga resep
untuk meningkatkan produktifitas, yaitu : ‘The right man on the right
place”, menciptakan tata kerja yang baik, dan menggunakan pengaruh
psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam
mendorong pekerja.

Elthon Mayo (1880 – 1949)


Elthon Mayo bertolak dari Hawthorne Studies bahwa faktor-faktor non-
ekonomi dominan mempengaruhi produktivitas kerja, mengembangkan
pemikiran tentang perlunya memperoleh konsensus dari kelompok kerja.
Mayo mengembangkan konsep human relation, kelompok kerja sangat
diutamakan dan peran tim lebih penting dari peran individu.
Contoh Penelitian Management berbasis Era
Human
Preview Hasil Penelitian

The Role of Stakeholders in the Context of Responsible Innovation: A


Meta-Synthesis

1. Penelitian ini mengidentifikasi para agen perubahan dan stakeholder


beserta akademisi untuk menganalisis dan mengkaji berbagai proyek multi-
institusi. Pemikiran manajemen inovasi selama ini masih jarang diterapkan
dalam tata kelola penelitian dan proyek inovasi yang 'lahir' di dunia
akademis.
2. Pengembangan teoritis dengan memasukkan elemen manajemen inovasi
seperti penyertaan pengelola organisasi dan stakeholder dalam proses
inovasi. Pentingnya berarti perluasan ruang desain yang memungkinkan
keterlibatan stakeholder dalam proses inovasi untuk memastikan hasil yang
bertanggung jawab.
3. Ada kebutuhan untuk menyelidiki secara sistematis alat dan kerangka kerja
mana yang melibatkan stakeholder yang relevan pada berbagai tahapan
proses inovasi dan pengembangan.
Preview Hasil Penelitian

Quality of Work Life Program as A Humanistic Perspective on HRM

1. Pengembangan HRM terkait dengan lingkungan kerja yang bermakna,


memuaskan, dan efektif yang memenuhi kebutuhan organisasi dan pribadi. Selain
itu, memiliki kehidupan kerja yang berkualitas akan mengarah pada kesejahteraan
pekerja dan masyarakat yang lebih baik.
2. Konsep Quality of Work Life memiliki 5 dimensi, yaitu health and wellbeing. ,
keseimbangan kehidupan kerja dan non-kerja, keamanan kerja, kepuasan kerja,
dan pengembangan kompetensi.
3. Beberapa program dan sistem dibentuk sebagai intervensi dari permasalahan
yang ada dalam rangka meningkatkan Kualitas Kehidupan Kerja, seperti
pengembangan organisasi dan manajemen perubahan, pelatihan profesionalisme,
manajemen stres, pelatihan kepemimpinan, sedangkan sistem yang disiapkan
adalah Bantuan Karyawan. Program, analisis beban kerja, sistem remunerasi,
manajemen talenta, dan jenjang karir.
Review Pemikiran manajemen Era Human
dalam Kajian Penelitian
Beberapa tokoh dan pemikiran pada era gerakan pemikiran ini diantaranya adalah:

1. Hugo Munstenberg (1863-1916), dikenal sebagai bapak applied psychology on


industrial, mengembangkan koneksi antara scientific management dan industrial
psychology atau human behaviour. Konsepnya yang terkenal adalah peningkatan
efisiensi melalui scientific work analysis pada pekerja.
2. Elton Mayo (1880-1949) dan Fritz Roethlisberger, merupakan dua orang peneliti
yang melanjutkan penelitian di pabrik Hawthorne Electric. Perusahaan ini menjadi
laboratorium dari para peneliti Massachucet Institute of Technology (MIT) dan
Harvard University. Temuan Mayo dan Roethlisberger yang paling terkenal adalah
studi tentang dinamisasi kelompok informal dalam organisasi, yang menyatakan
bahwa hubungan dalam informal groups memiliki efek yang besar pada
produktifitas dan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan
(Muldoon,2012;109). Eksperimen di pabrik Hawthorne Electric ini juga
memunculkan sebuah teori yang dikenal sebagai “The Hawthorne effect” yang
menyatakan bahwa seorang individu jika secara intens dijadikan fokus
eksperimen, maka secara psikologis individu tersebut akan merasa berbeda
dengan individu lain, sehingga dapat mempengaruhi hasil dari eksperimen yang
dilakukan.
3. Pada tahun 1943, Abraham Maslow (1908-1970) yang dikenal sebagai bapak motivasi,
mengembangkan konsep hirarki lima tingkat kebutuhan yang menjadi motivasi seorang
individu. Maslow percaya bahwa seseorang dimotivasi oleh kebutuhan yang mereka
inginkan. Motivasi ini akan berbeda sesuai dengan tingkat kebutuhan seseorang yang
juga berbeda. Motivasi pada setiap tingkat kebutuhan ini juga akan berubah sesuai
dengan pencapaian seorang individu, jika kebutuhan dasar terpenuhi, seseorang akan
termotivasi untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi.
4. Seorang akademisi di era yang lebih modern dari Maslow yakni Frederick Herzberg
(1923-2000), juga mengembangkan konsep motivasi yakni yang disebut hygiene theory.
Menurut teori ini individu dikatakan dapat dibagi menjadi dua yakni yang puas dan tidak
puas. Motivasi dari masing-masing kelompok tersebut berlainan terkait dengan pekerjaan
dan hidup.
5. Herbert A. Simon, adalah seorang pengarang buku “Administrative Behavior”, yang
dipublikasikan tahun 1947. Simon mengembangkan konsep pengambilan keputusan
dalam manajemen berdasarkan pada aplikasi pada tiap kondisi dan situasi masalah yang
berbeda.
6. Pada awal tahun 1953, Douglas McGregor, mengembangkan konsep motivasi yang
dikenal dengan teori X dan Y. Teori X adalah teori negatif, yang berpandangan bahwa
semua pekerja adalah individu yang tidak bisa diandalkan dan tidak mempunyai
tanggungjawab sehingga perlakuan yang sesuai adalah pengawasan yang ketat, aktifitas
berdasarkan tujuan, dan harus memperlakukan karyawan dengan cara yang keras.
Kebalikannya pada teori Y adalah menganggap pekerja sebagai individu yang mampu
bertanggung jawab, sehingga perlakuan yang dibutuhkan adalah kolaborasi dan
kerjasama dengan berlandaskan hubungan yang baik dengan manajer
Penegasan Peran Stakeholder dalam Inovasi
manajemen
stakeholder adalah siapa yang memberikan dampak dan/atau yang
terkena oleh
dampak dari suatu program, kebijakan, dan/atau pembangunan. Mereka
bisa sebagai individu, komunitas, kelompok sosial, atau suatu lembaga
yang terdapat dalam setiap tingkat golongan masyarakat.

1. Policy creator, stakeholder yang berperan sebagai pengambil


keputusan dan penentu suatu kebijakan.
2. Koordinator, stakeholder yang berperan mengkoordinasikan
stakeholder lain yang terlibat.
3. Fasilitator, stakeholder yang berperan memfasilitasi dan mencukupi
apa yang dibutuhkan kelompok sasaran.
4. Implementer, stakeholder pelaksana kebijakan yang di dalamnya
termasuk kelompok sasaran.
5. e. Akselerator, stakeholder yang1berperan mempercepat dan
memberikan kontribusi agar suatu program dapat berjalan sesuai
sasaran atau bahkan lebih cepat waktu pencapaiannya
Peningkatan Kualitas Kehidupan Kerja
1. Kualitas kehidupan kerja yang ditetapkan oleh perusahaan sangat
menguntungkan bagi karyawan. Bagi perusahaan ataupun organisasi dapat
mengurangi tingkat absensi dan perputaran tenaga kerja, serta peningkatan
produktifitas.
2. Pengembangan kualitas kehidupan kerja di perosahaan direkomendasikan
berikut.
a. Memberikan ide-ide pemecahan masalah secara partisipatif yang
melibatkan anggota organisasi pada berbagai jenjang. Menciptakan kerja
sama manajemen tenaga kerja dan manajemen partisipatif dalam usaha
mengidentifikasi masalah dan peluang dalam lingkungan kerja (organisasi),
pengambilan keputusan dan pelaksanaan perubahan.
b. Merestrukturasi sifat dasar pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja dan
sistem-sistem kerja yang melingkupinya, sehingga pengaturan kerja dan
rangkaian kerja lebih konsisten dengan kebutuhan-kebutuhan individual dan
struktur-struktur sosial di tempat kerja.
c. Menciptakan sistem reward inovatif yang akan memberikan iklim yang
berbeda dalam organisasi. Hal ini karena sistem imbalan adalah faktor
utama untuk memotivasi kerja dan usaha karyawan yang pada gilirannya
nanti akan meningkatkan kinerja organisasi.
d. Memperbaiki lingkungan kerja yang ditekankan pada kondisi nyata yang
melingkupi pekerja-pekerja, termasuk lingkungan fisik, jam kerja dan aturan-
aturan yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai