Anda di halaman 1dari 10

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Evolusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai perubahan,
pertumbuhan, perkembangan secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan atau sedikit demi
sedikit. Menurut Stoner et al. (1996:31) menyatakan bahwa teori adalah sekelompok asumsi
yang masuk akal dikemukakan untuk menjelaskan hubungan antara dua fakta atau lebih yang
dapat diamati serta menyediakan dasar yang mantap untuk memperkirakan peristiwa pada
masa depan. Teori memberikan fokus yang mantap untuk memahami apa yang manusia alami.
Teori mempermudah manusia berkomunikasi dengan efisien dan dengan demikian bergerak ke
arah hubungan yang semakin lama semakin kompleks dengan orang lain. Teori membuat
manusia untuk terus belajar mengenai dunia.
Pembahasan teori-teori manajemen dan perkembangannya yang dikemas dalam evolusi
teori manajemen sangat dibutuhkan untuk kegiatan usaha pembenahan teori-teori manajemen
di masa yang akan datang. Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
manajemen. Jika teori-teori manajemen dari waktu ke waktu selalu diperhatikan dan dilakukan
pembenahan maka akan mengarah pada kebaikan, dan umat manusia yang mempraktikkan
teori manajemen tersebut dengan benar akan mendapatkan kehidupan yang sejahtera. Oleh
karena itu, penyusun dalam makalah ini akan menguraikan hal-hal yang berkaitan
dengan Evolusi Teori Manajemen yang diambil dari berbagai sumber.

1.2    Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen?


2.      Bagaimana Teori Manajemen Kontemporer?
3.     Apa  Aliran Manajemen Modern?

1.3    Tujuan
1.      Untuk mengetahui Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen
2.      Untuk mengetahui Teori Manajemen Kontemporer
3.      Untuk mengetahui Aliran Manajemen Modern

1.4 Manfaat
Makalah ini memiliki beberapa manfaat yang dapat dirasakan setelah membacanya
sebagai berikut.
1.      Dapat menambah wawasan mengenai evolusi teori manajemen dan dapat menggugah para
pengusaha untuk terus meningkatkan kualitas manajemen dalam perusahaannya.
2.      Dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa mengenai evolusi teori manajemen yang
merupakan salah satu materi dalam matakuliah Pengantar Manajemen.
3.      Dapat menambah wawasan bagi para pembaca mengenai evolusi teori manajemen serta agar
para pembaca mengerti sejarah lahirnya teori-teori manajemen yang sangat menarik.

1
BAB II
PENDAHULUAN

A. Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen


Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu
manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida
di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun.
Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang
merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol
pembangunannya.Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di
kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. 
            Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa
pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi
klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang
akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke
dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti
sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan
pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam
sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan,
sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith
menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan
(1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,
(2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan
(3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi
Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan
tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju
tempat khusus yang disebut "pabrik." Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika
itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan
cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan
sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
 Di dalam ilmu manajemen dikenal tiga aliran yang masing-masing berusaha membantu manajer
untuk memahami,memimpin organisasi, dan mengatasi masalah-masalahnya. Aliran tersebut
meliputi:
1.      Aliran klasik
Airan klasik ini dibagi ke dalam dua era, yakni:
a.      Era Manajemen Ilmiah (Scientific Management)
Aliran ini dipelopori oleh Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbge (1792-1871). Robert
Owen berpendapat bahwa peningkatan kondisi karyawan (misalnya:perumahan, jam kerja,
koperasi yang menjual kebutuhan karyawa dengan harga murah, dan sebagainya) dapat
meningkatkan hasil produksi dan laba. Robert Owen juga menekankan bahwa unsure pekerja
merupakan unsur terpenting dalam proses produksi (pekerja disebutnya vital machines = mesin
utama)

2
Charles Babbge berpendapat bahwa penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam proses kerja dapat
meningkatkan produktivitas dan dapat menekan biaya menjadi lebih rendah. Charles Babbge
mengemukakan bahwa seorang pekerja dapat dilatih suatu ketrampilan tertentu, dan harus
bertanggung jawab terhadap bagian yang dikerjakan dengan ketrampilan tersebut. Sampai saat
ini ide ini masih digunakan dalam kegiatan perakitan.
Frederich W. Taylor dalam bukunya yang berjudul Principle of Scientific Management
mendskripsikan manajemen ilmiah ialah penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara
terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Ia berpendapat ada 4 prnsip untuk menaikan
produktifitas, yakni:
1.      Perubahan metode kerja untuk setiap elemen dari pekerjaan yang ditelaah secara ilmiah
2.      Seleksi dan pelatihan para pekerja dengan metode ilmiah
3.      Kerjasama antara majikan dan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan secara ilmiah
4.      Pembagian tanggung jawab antara pimpinan dan pekerja secara lebih merata
Henry Gantt yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas ide
bahwa seharusnya seorang mmpu mandor member pendidikan kepada karyawannya untuk
bersifat rajin dan kooperatif. Ia juga mendesain sebiah grafik untuk membantu manajemen
yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan
Lilian Gilberth. Keluarga Gilberth berhasil menciptakan micromition yang dapat mencatatan
setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan
setiap  gerakan tersebut.
b.      Organisasi klasik
Aliran ini dikembangkan Henry Fayol, Ia merinci operasi perusahaan ke dalam 6 kegiatan, yaitu:
1.      Teknis (technical)
2.      Komersial (commercial)
3.      Keuangan (fianancial)
4.      Keamanan (security)
5.      Akuntansi (accounting)
6.      Manajerial
Selanjutnya Fayol mambagi manajemen dalam hubungannya dengan lima fungsi yaitu:
1.      Perencanaan (planning)
2.      Pengorganisasian (organizing)
3.      Pemberian perintah (commanding)
4.      Pengkoordinasian (coordinating)
5.      Pengawasan (controlling)
Hal penting yang dikemukakan Fayol adalah 14 prinsip-prinsip manajemen, yaitu;
1.      Pembagian kerja
2.      Otoritas
3.      Disiplin
4.      Kesatuan perintah
5.      Kesatuan arah
6.      Pengutamaan kepentingan umum
7.      Pengupahan yang adil
8.      Pemusatan

3
9.      Hierarki
10.  Teratur
11.  Keadilan
12.  Kestabilan staf
13.  Inisiatif
14.  Semangat kelompok
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosiologi Jerman Marx Weber. Weber menggambarkan
suatu tipe ideal organisasi disebut sebagai birokrasi bentuk organisasi yang dicirikan oleh
pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan
sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk “birokrasi yang
ideal” itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud
menjadikannya ebgai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekejaan dapat dilakukan dalam
kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain structural bagi banyak organisasi besar
sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset
oprasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset
oprasi, sering dikenal dengan “Sains Manajemen”, mencoba pendekatan sains untuk
pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang
logistic dan oprasi. Pada tahun 1946 Peter F Drucker sering diswbut sebagai bapak ilmu
manajemen menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan:” konsep
korporasi”. Buku ini muncul atas ide Alfred Slowan yang menugaskan tentang penelitian
organisasi.
2.      Aliran perilaku
Aliran perilaku berkembang sebab aliran klasik dipandang tidak benar-benar membantu
percapaian efisiensi produksi dan keserasian tempat kerja. Oleh karna itu dicari upaya untuk
membantu manajer mengatasi masalah organisasi melalui sisi perilaku karyawan. Aliran ini
muncul pada era manusia social.
Tokoh-tokoh dalam aliran ini:
1.      Hugo Munsterberg. Sumbangan utamanya adalah penerapan psikologi dalam membantu
peningkatan produksi melalui tiga cara yaitu, a. mendapatkan orang yang cocok. B. dapat
menciptakan kondisi kerja yang baik, c. memotivasi karyawan.
2.      Elton Mayo. Ia terkenal dengan eksperimen tentang perilaku manusia dalam situasi kerja.
Eksperimen itu disebut eksperimen Hawthorne. Dari eksperimen ini disimpulkan bahwa
perhatian khusus dapat menyebabkan seseorang meningkatkan usahanya. Gejala ini di sebut
Hawthorne effect.
3.      Kontribusi lainnya datang dari Mery Parker Follet yang mendapatkan pendidikan dibidang
filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creatif Experience
pada tahun 1924. Follet  mengajukan suatu filosofi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai
cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas
seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya
dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain ia berfikir bahwa organisasi
pada dasarnya  organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme.
Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra,
bukan lawan.

4
4.      Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of
the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang
orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan
organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien". Menurut Barnard, efektivitas
berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu
dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu di mana
kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi merupakan elemen universal, sementara pada
organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih
diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" didasarkan pada
gagasan bahwa bos hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.
3.      Aliran ilmu manajemen
Aliran ini mengembangkan prosedur penelitian operasional (operational research =OR) dalam
menghadapi masalah organisasi. Prosedur yang digunakan dimulai dari analisis masalah sampai
dengan usulan kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut. Aliran ini muncul pada era modern,
di abad 20, dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management-
TQM). W. Edwards Deming, dikenal sebagai Bapak Kontrol Kualitas, berpendapat bahwa
kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukanlah kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia
menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi
berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan,
(1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan,
minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material
(2) produktivitas meningkat
(3) market share meningkat karena peningkatan kualitas dan harga
(4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis
(5) jumlah pekerjaan meningkat
Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang
peningkatan kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan
karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Ia merujuk pada
"prinsip pareto." Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan
perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih
satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis,
kemudian dibuat solusi, dan diimplementasikan.
Mendekati akhir abad 20, manajemen terdiri dari beberapa bidang terpisah, termasuk:
·         Manajemen Sumber daya manusia
·         Manajemen operasi atau produksi
·         Manajemen strategi
·         Manajemen pemasaran
·         Manajemen keuangan
·         Manajemen informasi teknologi
Selain ketiga aliran tersebut, dalam perkembangan ilmu manajemen telah dikembangkan pula
dua bentuk pendekatan yang berusaha mengintegrasikan ketiga aliran tersebut.
1.      Pendekatan system

5
Dalam pendekatan sistem, organisasi dipandang sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari
bagian-bagian yang saling berhubungan. Jadi,dalam pendekatan ini manajer diajak untuk
memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang merupakan bagian dari lingkungan
eksternal yang lebih luas. Dengan demikian dalam teori sistem dijelaskan bahwa kegiatan setiap
bagian dalam organisasi akan mempengaruhi kegiatan bagian lain.
2.      Pendekatan kontigensi
Pendekatan kontigensi dikembangkan karena sering dijumpai metode-metode yang efektif
untuk situasi tertentu yang ternyata tidak dapat diterapkan pada situasi lain. Menurut
pendekatan ini, tugas seorang manajer adalah mengidentifikasi teknik mana yang akan
digunakan dalam situasi dan waktu tertentu dalam membantu pencapaian tujuan. Jadi, dalam
pendekatan kontigensi, satu jawaban yang dianggap paling tepat untuk mengatasi masalah
manajemen adalah bergantung pada situasi yang dihadapi oleh manajemen. Jawaban ini
didasarkan pada suatu kenyataan bahwa situasi, aksi dan hasil merupakan faktor yang saling
mempengaruhi dan tergantung satu sama lainnya.

B. Teori Manajemen Kontemporer

Tren Sejarah Terbaru


Teori manajemen kontemporer yaitu teori manajemen yang berkembang pada masa kini
dimana dalam teori manajemen itu ada yang mengatakan terdapat tiga pendekatan
diantaranya:

1. Pendekatan Sistem
System berarti kumpulan bagian-bagian yang saling terkait, berfungsi secara bersama untuk
mencapai tujuan yang sama. Sehingga teori system dalam manajemen kontemporer yakni
perluasan perspektif kemanusiaan yang menjelaskan organisasi sebagai system terbuka
dengan karakter entropi, sinergi, dan ketergantungan antar sub-sistem.
Berdasarkan teori ini, berarti antara sub-sub ataupuan devisi mempunyai hubungan yang
saling membutuhkan antara yang stu dengan yang lainnya. Hubungan dalam teori ini jika
digambarkan adalah sebagai berikut:

Proses transformasi adalah penggunaan teknologi produksi oleh manajemen untuk


mengubah masukan menjadi hasil. Beberapa teori system yang terdapat dalam manajemen
memiliki pengaruh yang sangat penting bagi pemikiran manajemen. Diantaranya adalah
system terbuka dan tertutup , entropi , sinergi , dan ketergantungan antar sub-sistem .

2. Pendekatan Situational (Contingency)


Pendekatan ini berasumsi bahwasannya penyelesaian persoalan organisasi yang berhasil
dianggap bergantung pada identifikasi manager atau variable kunci mengenai persoalan yang
dihadapi. Ketika manager belajar untuk mengidentifikasi pola dan karakteristik organisasi
maka mereka dapat menemukan solusi yang tepat dengan karakteristik tersebut. Hal ini bisa
dikatakan pula bahwasannya dibutuhkan tehnik managemen yang berbeda untuk organisasi
dengan kondisi, waktu dan situasi yang berbeda . Sedangkan fenomena organisasi yang
muncul dalam pola logis manajer menyusun dan menerapkan respon yang serupa untuk jenis

6
masalah yang sama. Pendekatan ini menganggap bahwa efektivitas manajemen tergantung
pada situasi yang melatar belakanginya. Prinsip manajemen yang sukses pada situasi tertentu,
belum tentu efektif apabila digunakan di situasi lainnya. Tugas manajer adalah mencari teknik
yang paling baik untuk mencapai tujuan organisasi, dengan melihat situasi, kondisi, dan waktu
yang tertentu .

3. Pendekatan Hubungan Manusia Baru (New Human Relation)


Human Relation berarti berkaitan dengan hubungan antara manusia. Pendekatan ini melihat
bahwa manusia merupakan makhluk yang emosional, intuitif, dan kreatif. Sehingga konsep ini
memfokuskan pada pengelolaan organisasi secara keseluruhan untuk memberikan kualitas
kepada pelanggan. Dalam hal ini, ditekankan pada control kualitas yang mengarah pada
pendekatan yang menekankan keterlibatan karyawan dalam pencegahan masalah kualitas.
Dalam pendekatan hubungan manusia baru ini dikenal pola TQM (Total Quality Manajemen)
yaitu sebuah konsep yang memfokuskan pada pengelolaan organisasi secara keseluruhan
untuk memberikan kualitas kepada pelanggan. Empat elemen penting TQM adalah
keterlibatan pelanggan , focus kepada pelanggan , penentuan acuan serta perbaikan terus-
menerus .

Arah Pemikiran Manajemen Terkini


Arah pemikiran manajemen terkini adalah dalam dua aspek yakni:
1. Pergeseran menuju organisasi pembelajar
Arah ini didefinisikan sebagai sebuah organisasi dimana setiap orang terlibat dalam proses
pengidentifikasian dan penyelesaian maslah. Sehingga memungkinkan organisasi untuk
emlakukan eksperimen, melakukan perbaikan, dan meningkatkan kemampuannya secara
terus-menerus , berubah dan melakukan perbaikan, sehingga menciptakan kapasitas untuk
tumbuh, belajar serta mencapai tujuan. Ide dasarnya adalah penyelesaian masalah bukan
seperti organisasi tradisional yang dirancang untuk meencapai efisiensi.
Untuk melakukan pengembangan, seorang manajer dalam system ini melakukan perubahan
pada semua sub-sistem organisasi. Terdapat tiga karakteristik untuk melakukan pembelajaran
tersebut diantaranya:
a. Struktur Berbasis Tim
Dalam konsep ini, seluruh karyawan dengan keterampilan yang berbeda saling bekerja sama
berbagi tugas dan merotasi pekerjaan untuk memproduksi seluruh produk dan jasa. Dalam
hal ini nilai penting dalam organisasi pembelajaran adalah kolaborasi dan komunikasi yang
melewati batasan departemen dan hirarki. Orang yang berada didalam tim diberikan
keterampilan, informasi, peralatan, motivasi, dan otoritas untuk mengambil keputusan yang
berpengaruh terhadap kinerja tim serta memberikan respon secara kreatif dan fleksibel
terhadap tantangan atau peluang baru yang terjadi.
b. Pemberdayaan Karyawan
Pemberdayaan karyawan maksudnya melepaskan kekeuasaan dan kreativitas karyawan
dengan memberikan mereka kebebasab, sumber daya, informasi dan keterampilan untuk
membuat keputusan secara efektif. Dalam hal ini, karyawan lebih diutamakan sebagai
kekuatan manajer sedangkan biaya diminimalkan.
c. Informasi Terbuka

7
Dalam konsep ini, pemberian informasi terhadap pekerja maupun pelanggan dilakukan
sebesar-besarnya karena berdasarkan pendapat Winston Chen yang berbunyi: “ jika anda
benar-benar ingin menghormati seseorang, anda harus membiarkan mereka tahu bagaimana
hasil kerja mereka dan member tahu dengan segera sehingga dapat melakukan sesuatu untuk
memeperbaikinya”. Dan juga pada ungkapan CEO Bob Gett, “ kami lebih menghargai
terhadap berapa banyak informasi yang telah anda berikan kepada orang yang ada disebelah
anda”.

2. Manajemen tempat kerja yang didorong tekhnologi


Dalam sebuah perusahaan saat ini, tidak mungkin jika tidak kita temukan elektronik. Bahkan
hampir setiap hal yang ada dalam sebuah perusahaan itu pasti berbau teknologi. Selain itu,
dunia e-business juga berkembang pesat karena semakin banyak bisnis terjadi melalui proses
digital melalui jaringan computer, bukan ditempat fisik.
e-business merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh sebuah organisasi dengan
menggunakan sambungan elektronik (termasuk internet) dengan para pelanggan, mitra,
pemasok, karyawan atau pihak kunci lainnya.
Untuk menunjang e-business, sebuah perusahaan bisa menggunakan intranet dan ekstranet.
Intranet yaitu sebuah system komunikasi internal yang menggunakan teknologi dan standar
internet, namun hanya dapat diakses dalam perusahaan. Sedangkan ekstranet lebih luas
yakni system komunikasi perusahaan yang memberikan akses kepeda pemasok, mitra dn
pihak lain diluar perusahaan.
Selain e-business juga terdapat e-commerce dimana e-commerce ini hamper sama dengan e-
business hanya saja cakupannya lebih sempit yang mengacu secara khusus pada pertukaran
bisnis atau transaksi yang terjadi secara elektronik.

C. Aliran Manajemen Modern


Definisi
Teori modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan
dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu sistem terbuka yang harus
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya. Teori organisasi dan
manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950, Teori modern, dengan tekanan pada
perpaduan dan perancangan, menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.

Teori organisasi modern labih dinamis daripada teori-teori lainnya dan meliputi lebih banyak
variabel yang dipertimbangkan. Teori modern bisa disebut sebagai teori organisasi dan
manajemen yang memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep-konsep yang lebih
maju. Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat kompeleks,
dinamis, multilevel, multidimensional, multivariabel, dan probabilistik.

Dasar Pemikiran Organisasi Modern


Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950 , banyak hal yang
mendasar berbeda dengan teori klasik :

8
1. Teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi . Melalui
analisa dan metode ilmiah , sasaran-sasaran organisasi telah dibagi menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil sesuai hakekat pekerjaan itu sendiri.
2. Ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi ,skalar dan vertikal .
Dengan berkembangnya teknologi dan majunya kegiatan-kegiatan perlu konsep sistem .
Maka timbullah perhatian pada operasi atau proses organisasi . Teori organisasi modern
lebih dinamis daripada teori-teori lainnya dan meliputi lebih banyak variabel yang
dipertimbangkan.
Tokoh-tokoh dalam Aliran Modern
1. Abraham Maslow, yang mengemukakan adanya idquo, yaitu Ego dan Super Ego, dan 
Hirarki Kebutuhan Manusia, dalama penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika
motivasi.
2. Douglas McGregor, yang terkenal karena mengemukakan teori X dan teori Y.
3. Frederick Herzberg, yang mengemukakan teori motivasi higienis dan teori dua factor.
4. Robert Blak dan Jane Mounton, yang membahas lima gaya kepemimpinan dan kisi-kisi
manajerial (managerial grid).
5. Rensistlikert, yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitian secara ekstensive
mengenai  Empat  Sistem Manajemen, diantaranya Exploitif-Otoritatif sampai Partisipatif
Kelompok.
6. Chris Argyris, yang memandang organisasi sebagai sistem social atau sistem hubungan
antar budaya.
Aplikasi Teori Aliran modern Pada Kehidupan Manusia
Pada aplikasi manajemen yang diterapkan pada tiap perusahaan dan organisasi berbeda-beda.
Perbedaan mencolok terjadi pada perusahaan berskala besar dengan perusahaan kecil bahkan
home industry.  Perubahan kondisi ekonomi global disiasati oleh para manajemen dengan
menggunakan satu teori atau menggabungkan beberapa teori manajemen yang paling sesuai
dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi.

Banyak perusahaan yang telah mengaplikasikan teori modern dalam sistem manajemennya,
terutama untuk berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen
cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya
manusia dan sebagainya. Hal ini untuk efisiensi waktu, tenaga dan biaya. Meskipun teori ini
memiliki kelemahan karena sisi kemanusiaan yang mulai tergeser.

Guna meminimalisir kekurangan dari teori ini, banyak perusahaan menggabungkan beberapa
teori manajemen baik klasik, neo klasik maupun modern. Pencapain tujuan bersama organisasi
dapat terakomodir, sehingga diharapkan kepuasan dapat dicapai oleh masing-masing anggota
dari suatu organisasi atau perusahaan.

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Evolusi teori manajemen dimulai dari munculnya aliran manajemen klasik. Aliran
manajemen klasik mendefinisikan manajemen sebagai fungsi-fungsi, tokohnya adalah Robert
Owen dan Charles Babagge. Kemudian muncul aliran manajemen ilmiah. Aliran manajemen
ilmiah menekankan pada efisiensi dalam upaya peningkatan produktifitas, tokohnya adalah FW.
Taylor, Frank dan Lilian Gilbert, Henry L Gantt, Harrington Emerson. Aliran yang selanjutnya
adalah aliran organisasi klasik, aliran ini menekankan pada upaya peningkatan produktifitas,
kreatifitas dalam bekerja dengan standardisasi, profesionalisme, pendidikan dan latihan serta
penerapan fungsi ekonomi, tokohnya adalah Henry Fayol, J.D. Mooney, M. Parker F. dan C.I.
Barnard. Beberapa tahun kemudian, muncul aliran baru yang disebut aliran hubungan manusia,
aliran ini menekankan pada efisiensi produksi dan keharmonisan kerja melalui pentingnya
psykologi antar manusia, pemahaman humaniora, dan peningkatan kegiatan social dan
kemasyarakatan, nusia tokohnya adalah H. Munsterberg dan Elton Mayo. Selanjutnya, muncul
aliran kuantitatif. Aliran ini ciri-cirinya adalah penerapan operasi manajemen, perlunya analisa
system, pemahaman teori pengambilan keputusan dan pentingnya pemecahan masalah.
Setelah mengalami beberapa proses yang cukup panjang, muncullah aliran manajemen
modern, aliran di mana ketika manusia hanya mendengarnya saja seolah-olah telah merasakan
kebaikan. Aliran manajemen modern ini berkembang melalui jalur pengembangan dari aliran
hubungan manusia (perilaku organisasi) dan manajemen ilmiah (aliran kuantitatif), tokoh dari
aliran manajemen modern ini adalah A. Maslow, D. Mc. Gregor, Fd. Black, Herzberg, dan
Robert.
Teori memberi pengaruh yang sangat kuat. Semakin lama kita menggunakan suatu teori,
kita semakin mengenai dan merasa nyaman dengannya dan semakin kita cenderung tidak
mencari teori alternatif kecuali ada peristiwa yang memaksa kita yang untuk berubah. Hal ini
membantu menerangkan mengapa teori manajemen “modern” benar-benar adalah mosaik
kaya dari berbagai teori yang paling sedikit telah bertahan selama satu abad terakhir.
Tidak akan mungkin meramalkan apa yang akan dipelajari oleh generasi masa depan,
akan tetapi dapat ditentukan paling sedikit tiga perspektif tambahan mengenai teori
manajemen yang mungkin menjadi semakin penting, yaitu pendekatan sistem, pendekatan
kontingensi, dan apa yang kita sebut pendekatan keterlibatan dinamik. Pendekatan sistem
didalamnya berisi tentang subsistem, sinergi, sistem terbuka dan tertutup, batas sistem, dan
umpan balik. Pendekatan kontingensi, Menurut pendekatan kontingensi, tugas manajer adalah
mengidentifikasi teknik mana yang, dalam situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu, dan
pada waktu tertentu, paling baik memberikan kontribusi pada pencapaian sasaran manajemen.
Kemudian memasuki era keterlibatan dinamik. Dalam era keterlibatan dinamik dijelaskan
mengenai lingkungan organisasi yang baru, etika dan tanggung jawab social, globalisasi dan
manajemen, mendirikan dan memperbarui organisasi, budaya dan multibudaya, serta mutu.

10

Anda mungkin juga menyukai