Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU MENAJEMEN

KELOMPOK 2
 AZLANZYAH (B1A121015)
 DELFIANA SYAH PUTRI (B1A121018)
 FAJAR ASWAT (B1A121026)
DAFTR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Dan Manfaat

BAB. II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen
2.2 Manajemen Di Era Manusuai Sosial
2.3 Manajemen Di Era Moderen
2.4 Evolusi Teori Moderen

BAB. III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu
manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara
penting dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan manajer.
Oleh karena itu masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi), teori
manajemen dari masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran
pikiran masa lalu diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap ruang
lingkup dan perkembangan ilmu manajemen.
Tulisan ini juga membahas tentang terjadinya perkembangan (evolusi) ilmu
manajemen. Dimana dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran sebagai
dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan manusiawi
dan manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori manajemen yang
berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya.
Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara keseluruhan
tentang perkembangan (evolusi) manajemen yang telah rnenghasilkan teori-teori
manajemen yang muncul dari berbagai aliran, sehingga manajer dapat menggunakan
teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu. Dengan demikian bila
seorang manajer menghadapi situasi bagaimanapun kompleksnya akan dapat mencari
solusi atau membuat keputusan yang baik.

1.2 Rumusan masalah


1. Menjelaskan sejarah perkembangan ilmu manajemen !
2. Menjelaskan manajemen di era manusia sosial dan di era modern !
3. Menjelaskan evolusi teori manajemen !

1.3 Tujuan dan manfaat


1. Mengetahui sejarah perkembangan ilmu manajemen
2. Mengetahui manajemen di era manusia sosial dan di era modern
3. Mengetahui evolusi teori manajemen
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah perkembangan ilmu manajemen


Ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan
adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang
selama 20 tahun. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya
seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan
mengontrol pembangunannya.

Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota


Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana.
Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan
banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh yaitu
di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-
tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip
dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford
untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki
sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber
daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak
pendapatan dan biaya.

Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen.
Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776 ketika Adam Smith menerbitkan sebuah
doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan
keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division
of labor) yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang.
Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas
dengan meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, menghemat
waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan menciptakan mesin dan penemuan
lain yang dapat menghemat tenaga kerja.

Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen


adalah revolusi industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya
penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya
kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik.
Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang
dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan
bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari,
dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

Di awal abad ke-20 seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol


mengajukangagasan lima fungsi utama manajemen yaitu merancang, mengorganisasi,
memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai
digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun
1950 dan terus berlangsung hingga sekarang.

Ahli sosilogi Jerman Max Weber, menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang
disebut sebagai birokrasi bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja,
hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan
sejumlah hubungan yang impersonal. Weber menyadari bahwa bentuk “birokrasi yang
ideal” itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan
maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan
dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain
struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.

Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett


melahirlkan ilmu riset operasi yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan
teori mikroekonomi. Dikenal dengan “Sains Manajemen”. Beliau mencoba pendekatan
sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen khususnya di bidang logistik
dan operasi. Pada tahun 1946 Peter F. Drucker sering disebut sebagai Bapak Ilmu
Manajemen menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan yaitu
“Konsep Korporasi” (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred
Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.

2.2 Manajemen di era manusia sosial


Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school)
dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tidak
mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran
mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen
Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik
Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois. Kajian ini
awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu
terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif
seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit
pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok,
penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan
bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku
kerja individu.

Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang
mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah
menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924. Follet mengajukan
suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi
konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang
pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya
dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa
organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan
demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra,
bukan lawan.

Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The
Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam
rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat
perbedaan antara motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi
“efektif-efisien”.

Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi


adalah sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi
formal sebagai sistem terpadu di mana kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi
merupakan elemen universal, sementara pada organisasi informal, komunikasi,
kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga
mengembangkan teori “penerimaan otoritas” didasarkan pada gagasan bahwa bos
hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.

2.3 Manajemen di era moderen


Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total
quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru
manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and
Joseph Juran (lahir 1904).

Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang.


Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal
dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan
kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila
kualitas dapat ditingkatkan, biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya
perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih
baik atas waktu dan material, produktivitas meningkat; market share meningkat karena
peningkatan kualitas dan harga; profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat
bertahan dalam bisnis; jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin
rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat
disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Ia
merujuk pada “prinsip pareto.” Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen
yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan
manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk.
Area Qqq kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi, dan diimplementasikan.

2.4 Evolusi Teori Manajemen


Manajemen dan Organisasi adalah produk sejarah, keadaan sosial, dari tempat
kejadian. Jadi kita dapat memahami evolusi teori manajemen dalam arti bagaimana
manusia berkecimpung dengan masalah hubungan pada kurun waktu tertentu dalam
sejarah. Salah satu pelajaran sentral dengan belajar evolusi teori manajemen ini adalah
kita dapat belajar dari percobaan dan kesalahan dari mereka yang telah mendahului
dalam mengendalikan nasib organisasi

1. Aliran Manajemen Ilmiah


Teori Manajemen Ilmiah muncul sebagaian dari kebutuhan untuk
meningkatkan produktivitas. Di awal abad ke-20, terutama Amerika Serikat,
tenaga kerja trampil amat terasa kurang, satu satunya cara untuk meningkatkan
produktivitas adalah menaikkan efisiensi pekerja. Ilmuwan dalam aliran
manajemen ilmiah :
A. Frederick W.Taylor (1856 – 1915) (“BAPAK MANAJEMEN ILMIAH”)
Mendasarkan filosofinya pada empat prinsip dasar :
1. Perkembangan manajemen ilmiah yang sebenarnya, menentukan
metode terbaik untuk melaksanakan setiap tugas dapat ditentukan.
2. Seleksi ilmiah para pekerja, sehingga setiap pekerja akan diberi
tanggung jawab melakukan tugas yang paling cocok dengannya.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para pekerja
4. Kerjasama bersahabat dan secara pribadi antara manajemen dan para
pekerja
Menurut Taylor :
1. Manajemen dan tenaga kerja mempunyai kepentingan bersama
dalam meningkatkan produktivitas
2. Menggunakan studi gerak dan waktu (time dan motion
study)
3. Penentuan upah per potong (differential rate system) atau sistem tarif
berbeda.

B. Henry L. Gant (1861 – 1919)


1. Meninggalkan sistem tarif berbeda karena dianggap terlalu kecil
memberikan dampak motivasional.
2. Gant membuat ide baru, setiap pekerja yang dalam sehari berhasil
menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya akan menerima
bonus sebesar 50 sen.
3. Kemudian ia menambahkan motivasi kedua, supervisor akan
mendapat bonus tambahan bila semua pekerja mencapai standar
tersebut.
4. Gant memelopori sistem pencatatan dengan bagan untuk jadwal
produksi (Gant Chart).
 Kerjasama yang saling menguntungkan antar tenaga kerja
dan manajemen
 Seleksi ilmiah tenaga kerja
 Sistem insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas
 Penggunaan instruksi kerja yang terperinci → Kontribusi
terbesarnya adalah penggunaan “BAGAN GANTT”
(GANTT CHART) untuk perencanaan, koordinasi dan
pengawasan produksi.
C. Frank & Lilian Gilberth (1868-1924 & 1878-1972)
1. Lilian dan Frank bekerjasama mempelajari kelelahan dan gerakan
serta memfokuskan pada berbagai cara untuk mendorong
kesejahteraan pekerja individual.
2. Dalam konsep mereka, gerakan dan kelelahan saling berkaitan-setiap
gerakan yang dihilangkan akan mengurangi kelelahan.
3. Mereka berusaha mencoba mencari gerakan ekonomis untuk setiap
tugas dengan tujuan meningkatkan prestasi dan mengurangi
kelelahan
 Mempelajari kelelahan dan gerakan dalam bekerja serta
memfokuskan pada berbagai cara untuk mendorong
kesejahteraan pekerja individual
 Gerakan dan kelelahan saling berkaitan –setiap gerakan yang
dihilangkan akan mengurangi kelelahan
 “Cara terbaik pengerjaan suatu tugas”

2. Aliran Teori Organisasi Klasik


Ilmuwan Aliran Teori Organisasi Klasik :
A. Henry Fayol (1841-1925)
Fayol berpendapat bahwa praktek manajemen yang mantap
mempunyai pola tertentu yang dapat diidentifikasi dan dianalisa.
14 Prinsip Manajemen Fayol :
1. Pembagian Tugas
2. Wewenang Manajer
3. Disiplin
4. Kesatuan Komando
5. Kesatuan dalam pengarahan
6. Kepentingan individual dibawah kepentingan
umum
7. Imbalan
8. Sentralisasi
9. Hirarki
10. Susunan
11. Keadilan
12. Stabilitas Staf
13. Inisiatif
14. Semangat Korps

B. Max Weber (1864-1920)


Weber mengemukakan tentang manajemen birokrasi yang
menekankan pada kebutuhan akan hirarki yang ditetapkan
dengan ketat untuk mengatur peraturan dan wewenang dengan
jelas.
C. Mary Parket Follet (1868-1933)
Manajemen adalah “seni melaksanakan pekerjaan melalui
manusia” / “ seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain”

D. Chester I.Barnard (1886-1861)


Perusahaan dapat beroperasi efisien dan tetap bertahan
hanya kalau sasaran organisasi dibuat seimbang dengan tujuan
dan keperluan individu yang bekerja untuk perusahaan
tersebut.
3. Aliran Hubungan Manusiawi
A. Elton Mayo
Karyawan akan bekerja lebih keras bila mereka percaya manajemen
memperhatikan kesejahteraan mereka dan supervisor memberikan
perhatian khusus pada mereka
B. Abraham Maslow
Teori Hirarki Kebutuhan
4. Aliran Ilmu Manajemen
A. Robert McNamara (1960 an)
Pendekatan masalah manajemen dengan penggunaan teknik
matematik untuk membuat model, menganalisis dan menyelesaikannya-
Pendekatan Sistem
Manajemen memandang organisasi sebagai satu kesatuan, sistem dengan
tujuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan.Pendekatan
Kontingensi di sebut pula sebagai pendekatan situasional.
 Pandangan bahwa teknik manajemen yang paling baik memberikan konstribusi
untuk pencapaian sasaran organisasi s mungkin bervariasi dalam situasi atau
lingkungan yang berbeda

3.1 SIMPULAN
Manajer saat ini dituntut mempelajari dan memahami semua teori manajemen yang
dihasilkan oleh berbagai aliran, karena manajer bisa memilih teori yang paling sesuai
untuk menghadapi situasi tertentu. Disamping itu seorang manajer dapat saja m
enggabungkan dan memanfaatkan teori dan konsep yang paling cocok atau pendekatan
untuk menghadapi masalah sederhana maupun yang kompleks dan pendekatan-
pendekatan ini yang menggambarkan kedudukan dan peranan manajemen saat ini dan
di masa datang.Ada beberapa alasan untuk mengetahui dan mempelajari
perkembangan ilmu manajemen yang akan diuraikan di bawah ini yaitu antara lain:
1. Membentuk pandangan kita mengenai organisasi. Mempelajari teori
manajemen juga memberi petunjuk kepada kita di mana kita mendapatkan
beberapa ide mengenai organisasi dan manusia didalamnya.
2. Membuat kita sadar mengenai lingkkungan usaha. Mempelajari berbagai teori
manajemen berdasarkan perkembangannya, kita dapat memahami bahwa
setiap teori adalah karena berdasarkan lingkungannya yaitu ekonomi, sosial,
politik dan pengaruh teknologi yang dirasakan pada waktu dan tempat
terjadinya peristiwa tertentu. Pengetahuan ini membantu setiap orang untuk
memahami apa sebabnya teori tertentu cocok terhadap keadaan yang berbeda.
3. Mengarahkan terhadap keputusan manajemen. Mempelajari evolusi
manajemen membantu memahami proses dasar sehingga dapat memilih suatu
tindakan yang efektif. Pada hakekatnya suatu teori merupakan asumsi-asumsi
yang koheren/logis, untuk menjelaskan beberapa fakta yang diobservasi.
Teori yang absah, dapat memprediksi apa yang akan terjadi pada situasi
tertentu. Dengan adanya pengetahuan ini, kita bisa rnenerapkan teori
manajemen yang berbeda terhadap situasi yang berbeda.
4. Merupakan sumber ide baru. Mempelajari perkembangan teori manajemen
memungkinkan kita pada suatu kesempatan mengambil pandangan yang
berbeda dari situasi sehari-hari.

3.2 SARAN
Pentingnya sejarah dan teori manajemen berfungsi untuk menyediakan kerangka
kerja organisasi dalam membangun tim kerja. Dengan teori manajemen maka para
pemimpin mampu menggunakan untuk menggunakan secara efektif banyak proses
sistemik dan aspek motivasi dari struktur dan fungsi organisasi.Jika kita telah
mengetahui tentang apa itu teori manajemen dan praktik kesehariannya dalam dunia
kerja, maka kita akan semakin menyadari arti penting dari teori manajemen. Tidak
hanya dapat mendukung praktik di lapangan, dengan mengetahui teori-teori manajemen
akan memberikan manfaat bagi organisasi secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
http://pandupramudya.blogspot.com/2011/06/era-manusia-sosial.html?m=1
https://pediailmu.com/manajemen/sejarah-perkembangan-ilmu-manajemen/
https://www.hestanto.web.id/evolusi-teori-manajemen/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Manajemen

Anda mungkin juga menyukai