Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH MANAJEMEN

DISUSUN OLEH :
NAMA : YONI SASKIA
NPM : C1C021007
KELAS : 2B

Dosen Pengampu : Nasution, SE.,MDM

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BENGKULU

2022
SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN

Daniel Wren. Orang Amerika. Lahir tahun 1932 dan besar di Columbia. Negara bagian
Missuori. Wilayah yang dilintasi sungai Missuori yang terkenal itu. Sungai terpanjang di
Amerika itu. Daniel Wren muda kuliah di Universitas Missuori jurusan manajemen. Tahun
1964 dia mengambil S3 di Universitas Illnois dan mendapatkan gelar PhD. Jurusan bisnis.
Awal karirnya sebagai pengajar di Universitas Negeri Florida. Hingga dia menjadi
profesor disana tahun 1963. Dikampus itu. Dia menulis banyak buku. Salah satu bukunya
menceritakan sejarah manajemen.Dia menceritakan perkembangan ilmu manajemen kedalam
empat tahapan. Dimulai dari tahap pemikiran awal. Lalu era manajemen sains. Lalu fase manusia
sosial. Dan yang terakhir: era modern

1. Fase 1: Pemikiran Awal Manajemen


Pemikiran awal manajemen, menurut Wren, terjadi sebelum abad 20. Pada waktu itu, ada
2 peristiwa penting.

Peristiwa pertama: Buku Adam Smith


Tahun 1776 saat Adam Smith memunculkan doktrin ekonomi klasic “The Wealth
of Nation” yang dalam buku yang ia terbitkan mengemukakan tentang keungulan ekonomis
yang akan didapat oleh organisasi atas pembagian kerja.
Pembagian kerja atau division of labor ini oleh Adam Smith yaitu mengenai perincian
pekerjaan pekerjaan kepada tugas yang lebih spesifik serta berulang.
Dengan meneliti sebuah industri pabrik peniti sebagai penelitian, Adam Smith
mengungkapkan bahwa dengan 10 orang menjalankan tugas khusus perusahaan bisa
memproduksi sekitar 48 ribu peniti dalam sehari.
Namun apabila tiap orang bekerja sendiri menyelesaikan pada tiap tiap bagian dari
pekerjaan, menghasilkan 10 peniti saja sehari sudah sangat bagus.
Adam Smith berkesimpulan bahwa suatu pembagian kerja bisa meningkatkan tingkat
produktifitas dengan:

1) Menghemat waktu
2) Meningkatkan ketrampilan para pekerja
3) Menciptakan mesin serta penemuan yang lain yang bisa menghemat tenaga kerja

Peristiwa kedua: Revolusi industri di Inggris (Britania)


Akibat kejadian ini membuat para manajer kala itu memerlukan teori yang bisa
membantu dalam meramalkan permintaan, kecukupan bahan baku, memberikan tugas tugas
untuk bawahan, mengarahkan aktivitas sehari hari dan yang lainnya sehingga menyebabkan ilmu
manajemen kemudian mulai dikembangkan oleh ahli.

2. Fase 2: Era Manajemen Sains

Manajemen sains atau manajemen ilmiah dipopulerkan oleh ahli manajemen Frederick
Winslow Taylor yang ditulis dalam bukunya yang berjudul “Principles of Scientific
Management” (1911). Taylor memaparkan manajemen sains sebagai penggunaan metode yang
ilmiah dalam menentukan cara terbaik untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Dalam perkembangannya, manajemen juga didukung oleh berbagai pemikiran pemikiran
yang baru dari Henry Gantt dan Gilberth.Henry Gantt mengemukakan ide bahwa seorang
mandor seharusnya mampu untuk memberikan pendidikan kepada para pekerja atau karyawan
untuk lebih bersifat rajin dan kooperatif.
Kemudian dia mendesain sebuah grafik untuk berupaya membantu manajemen
yang bisa dipergunakan dalam merancang serta mengontrol pekerjaan yang kemudian
diberinama Gantt Chart.Sementara itu, Lillian Gilbreth dan Frank yang merupakan pasangan
suami istri menciptakan alat yang bisa mencatat gerakan yang dilakukan oleh pekerja serta lama
waktu yang mereka habiskan dalam gerakan tersebut.
Alat ini dipakai untuk mewujudkan sistem produksi yang efisien
yang disebut sebagai “micromotion”
Era manajemen sains juga diramaikan oleh teori administratif.
Yaitu teori tentang hal apa yang harus dilakukan oleh manajer serta bagaimana membentuk
sebuah praktek manajemen yang baik.Henry Fayol, seorang industriawan dari Prancis
mengemukakan gagasan tentang lima fungsi manajemen yang utama.

Fungsi fungsi manajemen menurut Henry Fayol tersebut antara lain


1) Merancang
2) Mengorganisasi
3) Memerintah
4) Mengkoordinasikan
5) Mengendalikan
Gagasan fungsi manajemen menurut henry fayol ini kemudian digunakan sebagai
kerangka kerja dalam buku ajar ilmu manajemen pada tahun 1950 dan terus berkembang sampai
saat ini.
Pada era ini, Max Weber, seorang ahli sosiologi asal Jerman mengambarkan sebuah tipe
ideal bagi organisasi yang disebut dengan birokrasi.
Bentuk organisasi yang bercirikan dengan pembagian kerja, hirarki yang
didefinisikan secara jelas, peraturan serta ketetapan yang sangat rinci, dan sejumlah hubungan
impersonal.Namun begitu, Max Weber sadar bahwa birokrasi yang ideal tidaklah ada dalam
realita.
Max Weber bermaksud menggambarkan tipe organisasi itu dengan menjadikan
landasan dalam berteori mengenai bagaimana pekerjaan bisa dijalankan dalam kelompok yang
besar.Teori tersebut telah menjadi contoh bagi banyak organisasi besar pada masa sekarang.
Pada tahun 1940 an, Patrick Blackett menelurkan ilmu tentang riset
operasi yang merupakan ilmu kombinasi dari mikroekonomi dan teori statistika.
Riset operasi ini lebih familiar dikenal dengan ‘manajemen sains’ dengan
mencoba pendekatan ilmiah dalam menyelesaikan masalah yang ada pada manajemen khususnya
dibidang operasi dan logistik. Tahun 1946, Peter F Drucker menerbitkan buku mengenai
manajemen terapan. “Concept of the Corporation”.Buku ini menugaskan penelitian mengenai
organisasi.

3. Fase 3: Era Manusia Sosial


Pada akhir era manajemen sains ditandai dengan adanya madzab perilaku dalam
pemikiran tentang manajemen.Mahzab ini tidak memperoleh pengakuan luas hingga tahun 1930-
an.Yang menjadi katalis utama atas kelahiran mahzab ini adalah studi penelitian yang dikenal
dengan eksperimen Hawthrone.
Eksperimen ini dilaksanakan pada tahun 1920 an hingga 1930 an yang bertempat di
pabrik Hawthrone yang dimiliki Western Electric Company.Pada awalnya, kajian ini hanya
bertujuan untuk mempelajari pengaruh penerangan lampu terhadap produktifitas kerja.Dan hasil
kajiannya mengindikasikan insentif semisal jabatan, lama jam kerja, upah, periode istirahat
memiliki pengaruh yang sedikit terhadap output para pekerja dibandingkan tekanan kelompok,
rasa aman dan penerimaan kelompok.
Peneliti kemudian menyimpulkan bahwa norma sosial atau standar kelompok
adalah penentu yang utama perilaku kerja tiap individu Ahli lainnya. Mary Parker Follet
menerbitkan bukunya yang berjudul “Creative Experience” – 1924 berisikan suatu filosofi bisnis
yang lebih mengutamakan integrasi sebagai sebuah cara dalam mengurangi konflik tanpa
dominasi maupun kompromi.
Follet berpendapat bahwa tugas pemimpin adalah menentukan tujuan
sasaran organisan serta mengintegrasikannya dengan tujuan kelompok dan tujuan individu,
organisasi harus berdasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Jadi dengan
demikian para manajer dan karyawan harusnya menjadikan mereka sebagai mitra, bukan sebagai
lawan. Buku “The Functions of the Executive” yang diterbitkan pada tahun 1938
oleh Chester Barnard menggambarkan teori tentang organisasi dalam upayanya merangsang
orang lain untuk memeriksa sifat sistem koperasi.Menelaah perbedaan antara motif pribadi
dengan organisasi, Barnard kemudian menjelaskan dikotomi “efektif – efisien”.
Efektivitas menurut Barnard saling berkaitan dengan pencapaian tujuan,
dan efisiensi merupakan sejauh mana motif motif para individu bisa terpuaskan. Barnard
memandang organisasi formal sebagai suatu sistem yang terpadu yang menjadikan kerjasama,
tujuan, dan kominikasi sebagai elemen yang universal.Sementara itu pada organisasi yang
bersifat informal, kekompakan, komunikasi dan pemeliharaan perasaan harga diri sangat
diutamakan. Barnard juga mengembankan teori “penerimaan otoritas” yang
berlandaskan pada gagasan ide bahwa atasan hanya mempunyai wewenang jika bawahannya
menerima otoritas.

4. Fase 4: Era Modern

Dalam era modern manajemen ditandai dengan munculnya konsep manajemen kualitas
total pada abad ke 20 yang kenalkan oleh ahli manajemen W. Edwards Deming dan Joseph
Juran. Deming yang di Jepang dianggap sebagai bapak kontrol kualitas berpendapat bahwa
mayoritas permasalahan dalam hal kualitas bukanlah berasal dari kesalahan para pekerja, tetapi
pada sistemnya.
Dia menekankan akan pentingnya peningkatan kualitas dengan menyusun teori
lima langkah reaksi berantai. Apabila kualitas bisa ditingkatkan maka:

1) Berkurangnya biaya karena biaya untuk perbaikan berkurang, kesalahan yang


sedikit, minim terjadi penundaan serta pemanfaatan yang jauh lebih baik atas
waktu serta material
2) Produktifitas meningkat
3) Pangsa pasar yang meningkat dikarenakan peningkatan terhadap kualitas serta
penurunan harga
4) Keuntungan meningkat sehingga bisa perusahaan bisa bertahan
5) Jumlah pekerjaan bertambah.

Ada 3 Teori Pemikiran Manajemen


A. Teori Manajemen Klasik 

Ilmu manajemen ini muncul setelah negara bagian Eropa Barat dan Amerika mengalami revolusi
industri, yang terjadi sekitar awal abad ke-20 yakni mulai ditinggalkannya prinsip-prinsip lama
yang telah tidak efektif dan efisien lagi.

Ada 2 Tokoh yang mengawali munculnya Manajemen yakni sebagai berikut :

 Robert Owen ( 1971 – 1858 )


Dimulai di tahun 1800-an sebagai seorang manager pabrik pemintalan kapas di
New Lanark, Scotlandia. Robert Owen melimpahkan perhatiaannya kepada penggunaan
faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatan yang disimpulkan bahwa terhadap
mesin yang diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada
perusahaan, demikian pula apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya
perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan
perusahaan yang akan menghasilkan keuntungan pada perusahaan tersebut.Selanjutnya
disebutkan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan juga dipengaruhi oleh situasi
ekstern dan intern dari pekerjaan tersebut. Dari hasil penelitiannya Robert Owen dikenal
sebagai Bapak Manajemen Personalia atau Bapak Koperasi Dunia.

 Charles Babbage ( 1792 – 1871 )


Charles Babbage merupakan seorang Profesor Matematika yang berasal
dari Inggris yang menaruh minatnya pada bidang manajemen. Minat dan perhatiannya
diarahkan pada hal pembagian kerja (devision of labour) yang mempunyai beberapa
keunggulan, yaitu diantaranya sebagai berikut :

1. Waktu yang sangat diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman baru.


2. Banyaknya waktu yang terbuang jika seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke
pekerjaan yang lain, dan orang tersebut harus bisa menyesuaikan kembali pada pekerjaan
yang baru sehingga akan menghambat kemajuan dan keterampilan pekerja, untuk itu
diperlukan spesialisasi di dalam pekerjaannya tersebut.
3. Kecakapan dan keahlian seseorang akan bertambah karena seorang pekerja yang bekerja
terus menerus di dalam tugasnya.
4. Adanya perhatian dalam pekerjaannya sehingga bisa meresapi alat-alatnya sebab
perhatiannya di situ saja.

Keikutsertaan lain dari Charles Babbage yakni menciptakan mesin hitung (calculator)


mekanis yang pertama, mengembangkan program permainan yang ada pada komputer,
mengembangkan kerja sama yang dapat saling menguntungkan antara para pekerja dengan
pemilik perusahaan, serta membuat skema suatu perencanaan pembagian keuntungan.

 2. Teori manajemen ilmiah

Tokoh – Tokoh dari Teori Manajemen Ilmiah diantaranya ialah :

1. Frederick Winslow Taylor

Pertama kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan
ini dibahas di tahun 1900an. Taylor merupakan seorang manager dan seorang penasehat suatu
perusahaan dan merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor lebih dikenal
sebagai  Bapak Manajemen Ilmiah (Scientific Management).Dari hasil penelitian dan
analisanya Taylor mengemukakan 4 Prinsip Scientific Management yakni sebagai berikut :

 Menghilangkan sistem coba-coba dan menggunakan metode-metode ilmu pengetahuan


dalam setiap unsur-unsur kegiatan.
 Memilih pekerjaan yang terbaik di setiap tugas tertentu dan selanjutnya menerapkan
latihan dan pendidikan kepada pekerja.
 Setiap petugas harus dapat menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan didalam
menjalankan tugasnya.
 Harus bisa menjalin kerja sama yang baik antara pimpinan dan pekerja.

Karya Taylor lainnya ialah mengenai upah perpotong minimum dibagikan kepada
para pekerja yang menghasilkan sama dengan standar atau dibawah standar yang telah
ditentukan.

Sedangkan upah dari per potong maksimum dibagikan kepada para pekerja yang
menghasilkan diatas standar. Sistem upah dari per potong ini lebih dikenal dengan
sebutan “The Taylor Differential Rate System”

2. Frank Bunker Gilbreth dan Lilian Gilbreth ( dari tahun 1868 – 1924 dan tahun
1878 – 1917 )
Pasangan suami istri yang masuk ke dalam dengan tujuan untuk
mengembangkan manajemen ilmiah. Frank merupakan Pelopor Study Gerak dan Waktu.
Beliau yang mengemukakan beberapa teknik manajemen yang di ilhami oleh gagasan Taylor.
Beliau tertarik pada pengerjaan suatu pekerjaan yang memperoleh effisiensi yang tertinggi.
Sedangkan Lilian Gilbreth yang seorang istri nya lebih cenderung
tertarik pada aspek-aspek di dalam pekerjaan, seperti penyeleksian penerimaan tenaga kerja
baru, penempatan dan latihan bagi tenaga kerja yang baru.
Bukunya yang berjudul “The Pshikology of
Management” menyatakan bahwa tujuan akhir dari manajemen ilmiah yakni saling
membantu para karyawan untuk meraih potensi di dalam hidupnya sebagai mahluk hidup.

3. Hendry Laurance Gantt ( tahun 1861 – 1919 )

Hendry adalah asisten dari Taylor, beliau berdiri sendiri sebagai Seorang


Konsultan.Adapun gagasan yang dicetuskannya antara lain sebagai berikut :
 Kerjasama yang saling memanfaatkan antara manager dan tenaga kerja untuk mencapai
tujuan bersama.
 Melaksanakan seleksi ilmiah terhadap para tenaga kerja.
 Pembayaran upah pegawai dengan memakai sistem bonus.
 Penggunaan instruksi kerja yang sangat terper

5. Harrington Emerson ( 1853 – 1931 )


Prinsip utamanya ialah berhubungan dengan tujuan, dimana dari hasil
penelitiannya yang menunjukan kebenaran prinsip yakni uang akan lebih berhasil jika
mengetahui tujuan penggunaannya seperti apa. Bukti dari gagasan Emerson yakni
adanya istilah “Management by Objek (MBO)”.

3. Teori Organisasi Klasik

Tokoh-tokoh Teori Organisasi Klasik diantaranya yakni sebagai berikut :

a. Hanry Fayol ( 1841 – 1925 )   


Fayol merupakan seorang industrialis Perancis. Fayol menuturkan bahwa teori dan
teknik administrasi ialah dasar dari pengelolaan organisasi yang sangat kompleks, ini juga
diungkapkan di dalam bukunya yang berjudul “Administration Industrielle et General atau
General and Industrial Management “ yang telah ditulis di tahun 1908 oleh Costance Storrs.
Fayol juga membagikan Manajemen menjadi 5 unsur yakni : Perencanaan,
Pengorganisasian, Pemberian Perintah, Pengkoordinasian dan Pengawasan. Fungsi ini dikenal
sebagai Fungsionalisme. Fayol j
uga selanjutnya membagikan 6 Kegiatan Manajemen yakni : Teknik Produksi dan
Manufakturing Produk, Komersial,Keuangan, Keamanan, Akuntansi dan Manajerial.Hendry
Fayol juga mengemukakan 14 Prinsip Manajemen yakni sebagai berikut :

1) Devision of work
Adanya spesialisasi di dalam pekerjaan, dimana dengan spesialisasi bisa
meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja yang optimal. Maksudnnya ialah
menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak dan terbaik bagi usaha yang sama.
2) Uathority and Responsibility
Otoritas adalah hak untuk memberi perintah dan kekuasaan untuk dapat
dipatuhi.Tanggung jawabnya adalah tugas dan fungsi yang harus dikerjakan,
untuk itu diperlukan wewenang dari pihak diatasnya. Semuanya diperlukan sangsi
supaya dapat dipatuhi oleh orang yang menerima.
3) Dicipline
Mengerjakan apa yang telah menjadi persetujuan bersama. Disiplin
tersebut sangatlah penting dalam tercapainya tujuan bersama, karena tanpa ini
tidak akan mencapai tujuan bersama.
4) Unity of Command
Setiap bawahan hanya menerima instruksi dari seorang atasannya saja
untuk membebaskan kebingungan dan saling lempar tanggung jawab. Jika hal ini
dilanggar maka wewenang atau otoritas ini  akan berkurang, dan disiplin juga
akan terancam dan stabilitas akan goyah.
5) Unity of Direction
Seluruh kegiatan pada organisasi yang memiliki tujuan dan sasaran yang sama
harus dapat diarahkan oleh seorang manajer.
6) Subordination of Individual Interst to Generale Interest
Kebutuhan seseorang tidak dapat diatas kepentingan bersama atau suatu
organisasi tertentu.
7) Renumeration
Gaji bagi para pegawai adalah harga servis atau layanan yang telah
diberikan. Konpensasi juga harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik
perusahaan.
8) Centralization
Standarisasi dan desentralisasi adalah pembagian kekuasaan. Sentralisasi
dapat dipakai pada suatu organisasi yang kecil, namun lain bagi organisasi yang
besar sentralisasi tidak mungkin bisa dilakukan, harus menggunakan
desentralisasi. Bila peranan yang diberikan kepada bawahan lebih besar, maka
haruslah digunakan desentralisasi.
9) Scalar Chain ( garis wewenang )
Jalan yang harus diikuti oleh semua komunikasi bermula dari dan sampai
kembali kekuasaan terakhirnya. Pedomannya mempermudahkan komunikasi antar
pegawai yang setingkat.
10) Order
Disini berlaku setiap tempat untuk setiap orang dan setiap orang untuk
setiap tempatnya. Untuk setiap orang ditempatkan pada posisi yang tepat untuk
mereka yang sesuai pada kemampuan, bakat dan minatnya masing-masing.
11) Equty
Untuk mendorong supaya pekerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan
baik, sungguh-sungguh dan penuh kesetiaan, makadari itu harus ada persamaan
perlakuan dalam suatu organisasi.
12) Stability of Tonure of Personel
Seseorang pegawai membutuhkan penyesuaian untuk mengerjakan suatu
pekerjaan barunya supaya bisa berhasil dengan baik. Bilamana seseorang sering
kali dipindahkan tugas dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya akan menghambat
dan membuat pekerja tersebut produktivitasnya kecil. Turn over tenaga kerja yang
tinggi tidak baik bagi pelaksanaan fungsi-fungsi dari organisasi tersebut.
13) Initiative
Bawahan diberikan kekuasaan dan kebebasan didalam mengajukan
pendapatnya, menjalankan dan menyelesaikan rencananya, meskipun ada suatu
kesalahan yang mungkin terjadi.
14) Esprit the Corps
Persatuan merupakan keleluasaan, pelaksanaannya operasi organisasi
butuh memiliki kebanggaan sendiri, keharmonisan dan kesetiaan dari para
anggotanya yang tercermin di dalam semangat korps.

B. Aliran Hubungan Manusiawi


Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada hakikatnya
adalah sumber daya manusia. Aliran ini mernandang aliran klasik kurang lengkap karena terlihat
kurang mampu rnewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan keharmonisan di tempat
kerja. Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan prilakunya
karena sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu dalam menghadapi
rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi. Ada tiga orang pelopor aliran perilaku
yaitu :
1. Hugo Munsterberg (1863 -1916) yaitu Bapak Psikologi Industri. Sumbangannya yang
terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan
produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya "Psychology
and Indutrial Efficiency", ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas:
a. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang
pekerjaan yang akan dikerjakannya.
b. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis
untuk memaksimalkan produktivitas.
c. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling
tepat dalam mendorong karyawan.
2. Elton Mayo (1880 -1949) gerakan memperkenalkan hubungannya yang diartikan sebagai
satu gerakan yang memiliki hubungan timbal batik manajer dan bawahan sehingga
mereka secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat
dan efisiensi kerja yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor sosial dan
psikologis dalam memberi dorongan kerja kepada karyawan. Satu hal yang menarik dari
hasil percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan uang tidak menyebabkan
membaiknya produktivitas. Mereka menyatakan dalam meningkatkan produktivitas
adalah satu karena sikap yang dimiliki karyawan yang merasa rnanajer ataupun atasannya
memberikan perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan mereka yang dikenal dengan
sebutan "Hawthorne effect", Selain itu, juga ditemukan pengaruh kehidupan lingkungan
sosial dalam kelompok yang lebih informal lebih besar pengaruhnya terhadap
produktivitas. Mayo beryakinan terhadap konsepsnya yang terkenal dengan "Social man”
yaitu seharusnyalah dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan sosial dalam hubungan yang
lebih efektif daripada pengawasan ataupun pengendalian manajemen. Konsep
"socialmanl”dapat menggantikan konsep "rational man” yaitu seseorang bekerja didorong
semata-mata oleh kebutuhan ekonomis pribadi yang terkenal dengan julukan "rational
economic man” yang oleh Robert Owen diperkenalkan dengan istilah "vital machine”.
Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa semakin pentingnya "people
management skillsl” daripada "engineering atau technicall skillsl”, Sehingga konsep
dinamika kelompok dalam praktek manajemen lebih penting daripada manajemen atas
dasar kemampuan perseorangan (individu),
Walaupun demikian ada beberapa kelemahan temuan Mayo yang dinyatakan oleh
orang-orang yang beranggapan kepuasan karyawan bersifat kompleks, karena selain
ditentukan oleh lingkungan sosial, juga oleh faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji, jenis
pekerjaan, struktur dan kultur organisasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-lain.
Gerakan hubungan manusia terus berkembang dengan munculnya pemikiranpemikiran
lain yang juga tergolong dalam aliran perilaku yang labih maju. Penggunaan ilmu-ilmu
sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi terus dipergunakan dengan penelitian
yang lebih sempurna, dan para penelitinya lebih dikenal dengan sebutan "behavioral
scientists" daripada 'human relations theorists". Di antara mereka yang terkenal adalah
Argyris, Maslow and Mc Gregor yang lebih mengutamakan konsep "self actualizing
man" daripada hanya sekedar "social man" dalam memberi dorongan kepada karyawan.
Teori Mayo ini pun kemudian lebih ditingkatkan dengan pendapat bahwa rnanusia tidak
hanya didorong oleh berbagai kebutuhan yang dikenal dengan konsep "complex-man".
Karena tidak ada dua orang yang persis sarna, oleh sebab itu seorang manajer yang
efektif akan berusaha mempelajari kebutuhan-kebutuhan setiap individu yang terkait
dalam organisasinya agar dapat mempengaruhi individu tersebut.
3. William Ouchi (1981)
William Ouchi, dalam bukunya "theory Z -How America Business Can Meet The
Japanese Challen ge (1981)", memperkenalkan teori Z pada tahun 1981 untuk
menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang. Teori beliau
didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi. Jepang disebut tipe
perusahaan Jepang dengan manajemen dalam perusahaan Amerika -disebut perusahaan
tipe Amerika. Berikut adalah perbedaan organisasi tipe Amerika dan tipe Jepang.
Sumbangan para ilmuan yang beraliran hubungan manusiawi ini terlihat dalam
peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perlaku kelompok, ataupun
hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia.Para manajer
diharapkan semakin peka dan terampil dalam menangani dan berhubungan dengan
bawahannya. Bahkan muncul berbagai jenis konsep yang lebih mengaji pada masalah-
masalah kepemimpinan, penyelesaian perselisihan, memperoleh dan memanfaatkan
kekuasaan, perubahan organisasi dan konsep komunikasi.
Walaupun demikian aliran ini tidak bebas dari kritikan, karena di samping terlalu
umum, abstrak dan kompleks, sukar sekali bagi manajer untuk menerangkan tentang
perilaku manusia yang begitu kompleks dan sukar memilih nasehat ilmuwan yang mana
yang sebaiknya harus dituruti dalam mencapai solusi di dalam perusahaan.

C. Aliran Manajemen Modern


Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation
Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika, pisik,
dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalahmasalah yang lebih kompleks. Tim
sarjana ini di Inggris, di Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal dengan sebutan "OR
Tema” dan setelah perang dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet yang
memerlukan "OR Tim" ini antara lain di bidang transportasi dan komunikasi. Kehadiran
teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen
Modem. Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang
kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah yang lebih
berdasar rasional kepada para manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu
manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti
dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi
pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Aliran ini juga
memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada hubungan manusia. Oleh karena
itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab
masalah-masalah sosial individu seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep dari
aliran ini sebenarnya sukar dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut kuantitatif
sehingga para manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik ilmu
manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.

Anda mungkin juga menyukai