Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu Manajemen sebenarnya sudah diterapkan sejak zaman dahulu. Karena
pada dasarnya setiap kegiatan manusia pasti ada hubungannya dengan ilmu
manajemen. Secara sadar maupun tidak sadar kita sehari-hari melaksanakan
manajemen. Seperti salah satunya memanajemen waktu. Di dalam kehidupan
bermasyarakat tidak lepas dari suatu organisasi, Di dalam beroganisasi pasti
memerlukan suatu manajemen. Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang
terus hingga saat ini. Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada kita
tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam rneneliti, menganalisis dan
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan manajer.
Manajemen pada dasarnya berfokuspada perilaku manusia untuk mencapai tingkat
tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu kegiatan.Pada suatu instansi
membutuhkan seorang manajer yang terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilantentang
perilaku manusia untuk mengelola kegiatan.Manajemen merupakan serangkaian aktivitas
(termasuk perencanaan, pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengendalian) yang diarahkan pada sumbersumber daya organisasi (manusia, financial,
fisik dan informasi) dengan maksud mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif
(Griffin, 2004).
Mengingat ilmu manajemen telah ada dan diterapkan dari zaman sebelum
masehi dan ilmu manajemen ini terlah berkembang sampai saat ini maka penulis
terdorong untuk membahas mengenai Sejarah Ilmu Manajemen. Sebelum penulis
menguraikan lebih lanjut mengenai isi karya tulis ini, perlu kiranya dikemukakan
alasan-alasan penulis dalam memilih judul ini berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut yaitu :
a. Pertama, karena materi yang dipelajari pada semester ini adalah mengenai
sejarah perkembangan ilmu ekonomi.
b. Kedua, untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen bidang studi.
c. Ketiga, penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana sejarah
ilmu manajemen itu.
1.2 Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang di atas, maka berikut ini adalah rumusan masalah
yang menjadi acuan di dalam menyusun makalah ini, yaitu :
1.2.1 Apa itu ilmu manajemen?
1.2.2 Bagaimana sejarah ilmu manajemen?
1.2.3 Apa saja 4 fase evolusi pemikiran manajemen?
1.2.4 Apa fungsi-fungsi dari manajemen?
1.3 Tujuan
Dari paparan rumusan masalah di atas, maka berikut ini adalah tujuan yang ingin
dicapai di dalam menyusun makalah ini, yaitu :
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu ilmu manajemen.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana sejarah ilmu manajemen.
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja 4 fase evolusi pemikiran manajemen.
1.3.4 Untuk mengetahui fungsi-fungsi manajemen.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ilmu Manajemen


Menerapkan ilmu manajemen dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat
dipraktikkan tanpa mengerti apa itu manajemen. Pengertian ilmu manajemen
secara umum wajib dipahami agar dapat diimplementasikan dengan baik.
Secara umum, manajemen adalah suatu proses di mana seseorang dapat mengatur
segala sesuatu yang dikerjakan oleh individu atau kelompok
Dari pengertian tersebut, ilmu manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan
dalam mengatur sesuatu agar tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi.
Selain itu, manajemen juga dapat diartikan menurut etimologinya. Manajemen
berarti sebagai seni mengatur dan melaksanakan, berdasarkan Bahasa Prancis
kuno. Manajemen juga dapat diartikan sebagai usaha perencanaan, koordinasi,
serta pengaturan sumber daya yang ada demi mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
Dengan menerapkan ilmu manajemen, diharapkan sesuatu yang sedang
dikerjakan dapat selesai tepat waktu dan tanpa ada hal yang menjadi sia-sia
.
Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
Mary Parker Follet, manajemen adalah seni dalam menyelesaikan tugas melalui
perantara.
George Robert Terry, yang mengartikan manajemen sebagai proses khas dari
beberapa tindakan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan.
Ricky W. Griffin, manajemen adalah proses perencanaan, organisasi, koordinasi,
dan kontrol pada sumber daya agar tujuan tercapai secara efektif dan efisien.
Efektif di sini maksudnya tujuan tercapai sesuai rencana, dan efisien berarti
bahwa manajemen dilakukan secara cermat, terorganisir, dan tepat waktu.
Lawrence A. Appley mengartikan manajemen sebagai keahlian dalam
membangkitkan orang lain agar bersedia melakukan sesuatu.
Hilman berpendapat bahwa manajemen merupakan fungsi untuk mencapai suatu
target melalui perantara, serta melakukan pengawasan. Dengan begitu, tujuan
dapat tercapai bersama.

2.2 Sejarah Ilmu Manajemen


Pada sejarah manajemen, perkembangan manajemen telah terbagi kedalam 4
masa. Yang pertama yaitu pada masa pencatatan pertama, pada abad ke-19. pada
abad ke-20, dan pada abad ke-21. Untuk itu, apabila Anda yang ingin mendalami
ilmu manajemen, maka Anda harus mengetahui sejarah dari Manajemen tersebut.
1. Pada Masa Pencatatan Pertama
Pada masa pencatatan pertama ini, teori dari manajemen sebelumnya hanya masih
berupa konsep abstrak, dan semakin bertambahnya waktu sudah mulai disalin ke
bentuk tulisan. Tulisan tersebut akhirnya telah dijarikan sebuah referensi pada
manajemen modern.
Adapun tulisan-tulisan lainnya yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
manajemen, yaitu dari Filsuf Legalis Cina Shen Buhai. Tulisan tersebut diyakini
telah berhasil menunjukkan contoh dari pramodern langka teori abstrak
administrasi.
2. Pada Masa Abad ke-19
Seorang ekonom klasik yang bernama John Stuart Mil (1806-1873) dan Adam
Smith ada tahun (1723-1790) telah memberikan sebuah latar belakang yang
teoritis untuk berbagai macam permasalahan seperti produksi, masalah harga,
serta sumber daya alokasi.
Dan pada waktu yang sama pula, beberapa inovator yang bernama James Watt,
Eli Whitney dan Matthew B0ulton telah mengembangkan unsur produksi teknis
seperti contoh prosedur kontrol kualitas, pertukaran bagian, standarisasi, kerja
perencanaan dan biaya akuntansi.
3. Pada Masa Abad ke-20
Pada abad ke-20, disebut jufa sebagai era manajemen ilmiah. Hal itu dikarenakan
sudah banyak sekali tokoh yang memperkenalkan dan mengemukakan manajemen
melalui segi ilmiahnya. Ada beberapa contoh tokoh seperti Frederick Winslow
Taylor, ia adalah The Principles of Scientific Management pada tahun 1911 dan
Henry R. Towne dengan Sains Manajemen di tahun 1890.
Sebelum memasuki abad ke-21 tepatnya pada akhir abad ke-20, manajemen bisnis
juga sudah terbagi menjadi 6 cabang yang terpisah, yaitu sebagai berikut :
 Manajemen SDM (Sumber Daya Manusia)
 Manajemen Keuangan
 Manajemen Strategi
 Manajemen Pemasaran
 Manajemen Informasi
 Manajemen Operasi dan Manajemen Produksi

4. Pada Masa Abad ke-21

Era modern manajemen adalah sebutan bagi abad ke-21. Pada era modern
manajemen ini juga ditandai dengan adanya konsep manajemen kualitas total di
akhir abad ke-20, pada saat ini diperkenalkan oleh seorang ahli manajemen yang
bernama W. Edwards Deming dan Joseph Juran.

Deming juga sering disebut sebagai Bapak Kontrol Kualitaspada saat itu, yang
mana ia telah mengemukakan bahwasanya mayoritas dari permasalahan di dalam
hal kualitas bukan berasal dari kesalahan para pekerja, tetapi terdapat pada
sistemnya. Beliau juga menekankan betapa pentingnya peningkatan kualitas
dengan menyusun teori 5 langkah reaksi berantai. Dan apabila kualitas tersebut
dapat ditingkatkan, maka :

- Produktifitas akan meningkat


- Biayanya akan berkurang karena biaya perbaikan telah berkurang dan
kesalahan yang terjadi sedikit.
- Meningkatnya pangsa pasar, karena terjadi peningkatan kualitas dan
penurunan harga.
- Bertambahnya jumlah pekerjaan yang ada.
- Meningkatnya keuntungan yang membuat perusahaan dapat bertaha
2.3 Empat Fase Evolusi Pemikiran Manajemen
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu
pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era modern.
Fase Pemikiran Awal
Pemikiran awal manajemen, menurut Wren, terjadi sebelum abad 20. Pada waktu
itu, ada 2 peristiwa penting.
Peristiwa pertama: Buku Adam Smith
Tahun 1776 saat Adam Smith memunculkan doktrin ekonomi klasic “The Wealth
of Nation” yang dalam buku yang ia terbitkan mengemukakan tentang keungulan
ekonomis yang akan didapat oleh organisasi atas pembagian kerja.
Pembagian kerja atau division of labor ini oleh Adam Smith yaitu mengenai
perincian pekerjaan pekerjaan kepada tugas yang lebih spesifik serta berulang.
Dengan meneliti sebuah industri pabrik peniti sebagai penelitian, Adam Smith
mengungkapkan bahwa dengan 10 orang menjalankan tugas khusus perusahaan
bisa memproduksi sekitar 48 ribu peniti dalam sehari.
Namun apabila tiap orang bekerja sendiri menyelesaikan pada tiap tiap bagian dari
pekerjaan, menghasilkan 10 peniti saja sehari sudah sangat bagus.
Adam Smith berkesimpulan bahwa suatu pembagian kerja bisa meningkatkan
tingkat produktifitas dengan:
- Menghemat waktu
- Meningkatkan ketrampilan para pekerja
- Menciptakan mesin serta penemuan yang lain yang bisa menghemat tenaga
kerja
Peristiwa kedua: Revolusi industri di Inggris (Britania)
Akibat kejadian ini membuat para manajer kala itu memerlukan teori yang bisa
membantu dalam meramalkan permintaan, kecukupan bahan baku, memberikan
tugas tugas untuk bawahan, mengarahkan aktivitas sehari hari dan yang lainnya
sehingga menyebabkan ilmu manajemenkemudian mulai dikembangkan oleh ahli.
Fase Era Manajemen Sains
Manajemen sains atau manajemen ilmiah dipopulerkan oleh ahli manajemen
Frederick Winslow Taylor yang ditulis dalam bukunya yang berjudul “Principles
of Scientific Management” (1911).
Taylor memaparkan manajemen sains sebagai penggunaan metode yang ilmiah
dalam menentukan cara terbaik untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Henry Gantt mengemukakan ide bahwa seorang mandor seharusnya mampu untuk
memberikan pendidikan kepada para pekerja atau karyawan untuk lebih bersifat
rajin dan kooperatif.
Kemudian dia mendesain sebuah grafik untuk berupaya membantu manajemen
yang bisa dipergunakan dalam merancang serta mengontrol pekerjaan yang
kemudian diberinama Gantt Chart.
Sementara itu, Lillian Gilbreth dan Frank yang merupakan pasangan suami istri
menciptakan alat yang bisa mencatat gerakan yang dilakukan oleh pekerja serta
lama waktu yang mereka habiskan dalam gerakan tersebut.
Alat ini dipakai untuk mewujudkan sistem produksi yang efisien yang disebut
sebagai “micromotion”. Era manajemen sains juga diramaikan oleh teori
administratif. Yaitu teori tentang hal apa yang harus dilakukan oleh manajer serta
bagaimana membentuk sebuah praktek manajemen yang baik. Henry Fayol,
seorang industriawan dari Prancis mengemukakan gagasan tentang lima fungsi
manajemen yang utama.
Fungsi fungsi manajemen menurut Henry Fayol tersebut antara lain
- Merancang
- Mengorganisasi
- Memerintah
- Mengkoordinasikan
- Mengendalikan
Fase Era Manusia Sosial

Pada akhir era manajemen sains ditandai dengan adanya madzab perilaku dalam
pemikiran tentang manajemen. Mahzab ini tidak memperoleh pengakuan luas
hingga tahun 1930-an.

Eksperimen ini dilaksanakan pada tahun 1920 an hingga 1930 an yang


bertempat di pabrik Hawthrone yang dimiliki Western Electric Company.

Ahli lainnya. Mary Parker Follet menerbitkan bukunya yang berjudul “Creative
Experience” – 1924 berisikan suatu filosofi bisnis yang lebih mengutamakan
integrasi sebagai sebuah cara dalam mengurangi konflik tanpa dominasi maupun
kompromi. Follet berpendapat bahwa tugas pemimpin adalah menentukan tujuan
sasaran organisan serta mengintegrasikannya dengan tujuan kelompok dan
tujuan individu, organisasi harus berdasarkan pada etika kelompok daripada
individualisme.

Fase Era Modern

Dalam era modern manajemen ditandai dengan munculnya konsep manajemen


kualitas total pada abad ke 20 yang kenalkan oleh ahli manajemen W. Edwards
Deming dan Joseph Juran. Deming yang di Jepang dianggap sebagai bapak
kontrol kualitas berpendapat bahwa mayoritas permasalahan dalam hal kualitas
bukanlah berasal dari kesalahan para pekerja, tetapi pada sistemnya

Dia menekankan akan pentingnya peningkatan kualitas dengan menyusun teori


lima langkah reaksi berantai. Apabila kualitas bisa ditingkatkan maka:

1. Berkurangnya biaya karena biaya untuk perbaikan berkurang, kesalahan


yang sedikit, minim terjadi penundaan serta pemanfaatan yang jauh lebih
baik atas waktu serta material
2. Produktifitas meningkat
3. Pangsa pasar yang meningkat dikarenakan peningkatan terhadap kualitas
serta penurunan harga
4. Keuntungan meningkat sehingga bisa perusahaan bisa bertahan
5. Jumlah pekerjaan bertambah.
2.4 Teori Manajemen
Pengertan
Ide-ide yang berupa panduan umum tersebut direkomendasikan oleh para pakar
dan cendikiawan tentang bagaimana cara menjalan sebuah pekerjaan, organisasi,
atau bisnis agar dapat memenuhi harapan dengan efektif dan efisien.
Jenis-jenis Teori Manajemen
Teori manajemen memiliki banyak jenis. Di bawah ini akan kita ulas jenis-jenis
teori manajemen :
1. Teori Manajemen Ilmiah
Pada tahun 1909, seorang mechanical engineer yang bernama Frederick Winslow
Taylor mengemukakan idenya berjudul The Principles of Scientific Management.
Oleh karenanya, konsultan manajemen pertama dalam sejarah tersebut
mengemukakan empat prinsip manajemen. Empat prinsip tersebut dikenal dengan
Frederick Taylor’s four principles of Scientific Management, yang isinya:
1. Kembangkan Ilmu di Dalam Setiap Elemen Pekerjaan
Untuk mengembangkan sains atau ilmu dalam pekerjaan tersebut, Taylor lebih
menyukai untuk mengetahui kapan seseorang dapat melakukan pekerjaan
terbaik mereka, tahun demi tahun, dan seterusnya. Contoh penerapan teori
manajemen Taylor poin satu ini adalah Taylor akan memilih siapa saja yang
masuk ke dalam pekerja kelas utama. Mereka dipilih berdasarkan eksperimen
yang telah dilakukan dan dirangkum dalam data. Mereka yang berada di kelas
utama akan dibayar lebih besar dibanding lainnya, diuji dengan cermat dan
diperiksa bahwa mereka bekerja dengan kemampuan terbaik setiap waktu.
Dengan begitu, perusahaan mendapatkan data yang akurat bagaimana
produktivitas dapat dicapai secara optimal.
2. Seleksi, Latih, Ajar, dan Kembangkan para Pekerja Secara Ilmiah
Taylor menyeleksi orang-orang tertentu untuk pekerjaan tertentu. Sehingga
para pekerja ditempatkan di posisi yang mereka bisa mengeluarkan
kemampuan terbaik mereka.
3. Bekerja Sama dengan Pekerja
Taylor mengungkapkan dalam teori manajemennya, penting bagi perusahaan
untuk menjalin kerja sama yang baik dengan para pekerjanya. Hal tersebut
dirangkum dalam empat poin, yakni melibatkan mereka dalam pengembangan
ilmu tentang pekerja, para pekerja harus saling belajar dan mengajari, saling
menjaga dan menata alat dengan urutan yang sempurna, dan mencatat kinerja
pekerja.
4. Bagi Tugas dan Tanggung Jawab
Teori manajemen Taylor menjelaskan pentingnya pembagian tugas dan
tanggung jawab daam sebuah pekerjaan.
2. Teori Manajemen Administrasi
Adalah Henry Fayol yang merumuskan teori manajemen administrasi ini.
Latar belakangnya sebagai engineer di dunia pertambangan, mendorongnya
untuk meneliti banyak hal dalam bidang manajemen.

Penerapan prinsip yang kaku justru mengurangi tingkat efektivitas dan efisiensi
dalam mencapai tujuan. Berikut prinsip-prinsip yang perlu dilakukan oleh
pemimpin atau manajemen.
1. Inisiatif
2. Egaliter
4. Kesatuan Arah
5. Disiplin, Pembagian Kerja, Wewenang dan Tanggung Jawab.
6. Sentralisasi, Ketertiban, Stabilitas Masa Kerja, Espirit de Corps, dan beberapa
prinsip lainnya.
3. Teori Manajemen Birokrasi
Max Weber, seorang sosiolog dari Jerman, mengemukakan teori manajemen
birokrasi agar sebuah organisasi memiliki aturan sehingga organisasi memiliki
tata kelola yang jelas. Dalam menerapkan teori manajemen birokrasi, diperlukan
prinsip-prinsip yang meliputi rantai komando, pembagian kerja yang jelas dan
bertanggung jawab, pemisahan aset pribadi pemilik dengan organisasi, aturan
yang konsisten dan ketat, dokumentasi dan pencatatan yang cermat, serta seleksi
dan kenaikan jabatan karyawan berdasarkan kinerja dan kontribusi untuk
perusahaan.
4. Teori Manajemen Hubungan Antar Manusia
Teori manajemen ini dijelaskan oleh Elton Mayo dalam teorinya yang
menjelaskan hubungan antar manusia. Ia melakukan eksperimen yang mencari
hubungan antara perubahan lingkungan kerja dengan produktivitas yang
didapatkan.
5. Teori Manajemen Sistem
Teori manajemen berikutnya berfokus pada bagaimana agar sebuah sistem dapat
berfungsi secara optimal dengan mengharmoniskan komponen-komponen
penyusunnya. Dalam teori manajemen sistem, sinergisitas dan sinkronisasi antar
subsistem sangat ditekankankan agar sistem dapat berjalan dengan baik.
6. Teori Manajemen Kontingensi
Teori yang dikembangkan oleh Fred Fiedler ini menyatakan bahwa tidak ada
gaya kepemimpinan yang terbaik.
7. Teori Manajemen X dan Y
Teori manajemen X digunakan oleh manajer untuk menghadapi karyawan yang
tidak bertanggung jawab dan apatis terhadap pekerjaan mereka sendiri ataupun
perusahaan. Sementara teori manajemen Y digunakan oleh manajer yang percaya
bahwa karyawannya bertanggung jawab, memiliki motivasi, berkomitmen, dapat
diandalkan.

2.5 Fungsi Manajemen


Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat
di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Manajemen berlangsung dalam
suatu proses berkesinambungan secara sistemik, yang meliputi fungsi-fungsi
manajemen, yaitu; perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan evaluasi.
a. Perencanaan (planning)
Perencanaam (planning adalah fungsi dasar (fundamental) manajemen, karena
pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, dan pengendalian pun harus
terlebih dahulu direncanakan. Ada tiga kegiatan dalam setiap perencanaan,
diantaranya :
1) Perumusan tujuan yang ingin dicapai.
2) Pemilihan program untuk mencapai tujuan.
3) Indentifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya terbatas
Menurut Robert Anthony, perencanaan dibedakan menjadi tiga macam
jenisnya yaitu :
1) Perencanaan strategis
Merupakan suatu proses perencanaan dimana keputusan tentang tujuan
organisasi akan dicapai melalui pengeloaan sumber-sumber daya dan
dana yang dimiliki
2) Perencanaan untuk mengendalikan manajemen
Merupakan suatu proses perencanaan dimana manajer bertanggung
jawab bahwa penggunaan sumber-sumber daya dan dana digunakan
seefektif mungkin dan seefisien mungkin
3) Perencanaan operasional
Merupakan sutau proses diamana usaha melaksanakan kegiatan tertentu
dijamin seefektif dan seefisien mungkin.

b. Pengorganisasian (organizing)
Fungsi pengorganisasian yang dalam bahasa Inggrisnya organizing
berasal dari kata organize yang berarti menciptakan struktur dengan
bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga
hubungannya satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap
keseluruhannya.
c. Pengarahan (actuating)
Fungsi pengarahan (actuating) merupakan fungsi terpenting dan paling
dominan dalam proses manajemen. Fungsi ini baru dapat diterapkan
setelah rencana, organisasi, dan karyawan ada.
d. Pengoordinasian (coordinating)
Setelah dilakukan pendelegasian wewenang dan pembagian pekerja
kepada para karyawan oleh manajer, langkah selanjutnya adalah
pengoordinasian. Koordinasi itu sangat penting di dalam suatu
organisasi. Beberapa alasan mengapa organisasi sangat penting, yaitu :
1) Untuk mencegah terjadinya kekacauan, percekcokan, dan
kekembaran atau kekosongan pekerjaan.
2) Agar orang-orang dan pekerjaannya diselaraskan serta diarahkan
untuk pencapaian tujuan perusahaan/organisasi.
3) Agar sarana dan prasarana dimanfaatkan untuk mencapai tujuan.
4) Supaya semua unsur manajemen (6M) dan pekerjaan masing-
masing individu karyawan harus membantu tercapainya tujuan
organisasi.
Menurut Henry Fayol ada beberapa tipe-tipe koordinasi, antara
lain :
1) Koordinasi vertical
Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan,
pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-
unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada dibawah dan
tanggungjawabnya.
2) Koordinasi horizontal
Koordinasi horizontal adalah mengoordinasikan tindakan-
tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang
dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan
yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam tingkat
organisasi (aparat) yang setingkat.
e. Pengendalian (controlling)
Fungsi pengendalian (controlling) adalah fungsi terakhir dari
proses manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat
menentukan pelaksanaan proses manajemen, karena itu harus
dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pengendalian ini berkaitan erat
dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini merupakan hal
yang saling mengsisi, karena :
1) Pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan.
2) Pengendalain baru dapat dilakukan jika ada rencana.
3) Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengendalian
dilakukan dengan baik.
4) Tujuan baru dapat diketahuan tercapai dengan baik atau
tidak setelah pengendalian atau penilaian dlakukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai