Anda di halaman 1dari 3

Nama : Maulana Ishak

NIM : 1801103010070
MK : Auditing 1
Etika Professional
Pengertian Etika
Secara umum, etika sendiri dapat diartikan sebagai peraturan, tindakan, norma, dan moral
yang ada di lingkungan masyarakat. Peraturan ini nantinya bisa dijadikan sebagai acuan dari
perbuatan dan perilaku manusia, apakah berperilaku baik ataukah berperilaku buruk. Adanya
etika akan membuat kehidupan bermasyarakat menjadi tertib dan teratur. Dengan adanya etika
sejak zaman dahulu, diharapkan setiap pribadi manusia sadar akan tindakannya. Kesadaran akan
baik buruknya tindakan dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan yang ada di dalam
kehidupan bermasyarakat. Karena tanpa adanya etika, maka kehidupan ini tidak akan berjalan
secara tertib dan teratur.
Prinsip-Prinsip Etika

Ada enam prinsip yang merupakan landasan penting etika, yaitu prinsip keindahan,
prinsip persamaan, prinsip kebaikan, prinsip keadilan, prinsip kebebasan, dan prinsip kebenaran.
Dibawah ini akan dijelaskan masing-masing dari prinsip-prinsip etika : 

 Prinsip Keindahan

Mendasari segala sesuatu dengan rasa senang terhadap keindahan dengan menunjukkan
sesuatu yang indah dalam perilakunya. Contoh : dalam berpakaian, berpenampilan, penataan
ruangan, dsb.

 Prinsip Persamaan

Persamaan terhadap hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan
dalam berbagai bidang lainnya.

 Prinsip Kebaikan

Perilaku seseorang untuk selalu berusaha berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan
lingkungannya, menjunjung nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang,
membantu orang lain.

 Prinsip Keadilan

Prinsip yang mendasari seseorang untuk bertindak adil dan tidak mengambil sesuatu yang
seharusnya menjadi hak orang lain.
 Prinsip Kebebasan

Kebebasan setiap manusia yang mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
kehendaknya sendiri selama itu tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain dan harus
diikuti dengan tanggung jawab.

 Prinsip Kebenaran

Prinsip yang dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh
individu dan masyarakat dan bersifat logis/rasional

Kode Perilaku Profesional.

1. Tanggung Jawab Profesional. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai


profesional, anggota harus melaksanakan pertimbangan profesional dan moral dalam
seluruh keluarga. 
2. Kepentingan Publik. Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak dalam suatu
cara yang akan melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukkan komitmen pada profesionalisme. 
3. Integritas. Untuk mempertahankan dan memperluas keyakinan publik, anggota harus
melaksanakan seluruh tanggung jawab profesional dengan perasaan integritas tinggi. 
4. Objektifitas. Anggota harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari konflik
penugasan dalam pelaksanaan tanggung jawab profesional. 
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional. Agar dapat memberikan layanan yang
berkualitas, profesional harus memiliki dan mempertahankan kompetensi dan ketekunan. 
6. Kerahasiaan. Profesional harus mampu menjaga kerahasiaan atas informasi yang
diperolehnya dalam melakukan tugas, walaupun keseluruhan proses mungkin harus
dilakukan secara terbuka dan transparansi. 
7. Perilaku Profesional. Profesional harus melakukan tugas sesuai dengan yang berlaku,
yang meliputi standar teknis dan profesional yang relevan. 
8. Standar Teknis. Harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar teknis dan standar
profesional yang telah ditetapkan.
Independensi
Independensi akuntan publik merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat pada
profesi akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu
jasa audit. Independensi akuntan publik mencakup dua aspek, yaitu :
1.      Independensi sikap mental
Independensi sikap mental berarti adanya kejujuran di dalam diri akuntan dalam
mempertimbangkan fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak di dalam
diri akuntan dalam menyatakan pendapatnya.
2.      Independensi penampilan.
Independensi penampilan berarti adanya kesan masyarakat bahwa akuntan publik
bertindak independen sehingga akuntan publik harus menghindari faktor-faktor yang dapat
mengakibatkan masyarakat meragukan kebebasannya. Independensi penampilan berhubungan
dengan persepsi masyarakat terhadap independensi akuntan publik.
3.      Independensi praktisi (practitioner independence)
Selain independensi sikap mental dan independensi penampilan, Mautz mengemukakan
bahwa independensi akuntan publik juga meliputi independensi praktisi (practitioner
independence) dan independensi profesi (profession independence). Independensi praktisi
berhubungan dengan kemampuan praktisi secara individual untuk mempertahankan sikap yang
wajar atau tidak memihak dalam perencanaan program, pelaksanaan pekerjaan verifikasi, dan
penyusunan laporan hasil pemeriksaan. Independensi ini mencakup tiga dimensi, yaitu
independensi penyusunan progran, independensi investigatif, dan independensi pelaporan.
4.      Independensi profesi (profession independence)
Independensi profesi berhubungan dengan kesan masyarakat terhadap profesi akuntan
publik.
Pemberlakuan 
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi
seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia
usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan
tanggung-jawab profesionalnya.
  Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada
kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan terse but terdapat empat kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi:
1. Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
2. Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh
pemakai jasa
3. Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
4. Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan
diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
5. Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka
etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.

Anda mungkin juga menyukai