Anda di halaman 1dari 27

PERTEMUAN KE-3

PERENCANAAN DAN PENGORGANISASIAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan dan Pengorganisasian,
dengan demikian diharapkan Anda harus mampu:
1.1 Memahami perencanaan, strategi perencanaan, jenis-jenis perencanaan dan
fungsi perencanaan
1.2 Memahami pengorganisasian, proses pengorganisasian, desain organisasi dan
yang berkaitan dengan pengorganisasian

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
1.1 Memahami perencanaan, strategi perencanaan, jenis-jenis perencanaan dan
fungsi perencanaan
1. Pengertian Perencanaan

Perencanaan adalah sebagai awal kita melakukan proses manajemen


sebelum kita melakukan pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan.
Menurut George R. Terry perencanaan adalah: “planning is the selecting and
relating of fact and the making and using of assumption regarding the future
in the visualization and formulating of proposed activities believed necessary
to achieve desired result”. Perencanaan merupakan kegiatan yang harus
didasarkan pada fakta, data dan keterangan kongkret. Perencanaan merupakan
suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi dan
kesanggupan melihat ke masa yang akan datang. Perencanaan mengenai masa
yang akan datang dan menyangkut tindakan-tindakan apa yang dapat
dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu kelancaran usaha.
Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana
jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang
umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun,

1
rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu
tahun. Sementara rencana yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki
intermediate time frame.
Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional
dan rencana spesifik. Rencana direksional adalah rencana yang hanya
memberikan guidelines secara umum, tidak mendetail. Misalnya seorang
manajer menyuruh karyawannya untuk "meningkatkan profit 15%." Manajer
tidak memberi tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu.
Rencana seperti ini sangat fleksibel, namun tingkat ambiguitasnya tinggi.
Sedangkan rencana spesifik adalah rencana yang secara detail menentukan
cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Selain menyuruh
karyawan untuk "meningkatkan profit 15%," ia juga memberikan perintah
mendetail, misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi biaya, dan lain-
lain1.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen,
terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis.
Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur
yang rasional dan sistematis serta bukan hanya pada intuisi dan firasat
(dugaan).
Adapun menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter
mengemukakan beberapa tujuan perencanaan, antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan
nonmanajerial.
2. Mengurangi ketidakpastian.

1
http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan (diakses tanggal 01 September 2016)

2
3. Meminimalisir pemborosan.
4. Menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi
selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian.

2. Jenis-jenis Perencanaan
Menurut Drs. M. H. Sarigih dalam bukunya “Azas-Azas Organisasi
dalam Manajemen”, membagi planning menjadi dua bagian yaitu:
(1) Perencanaan fisik (Physcal planning).Yaitu perencanaan mengenai hal-
hal yang hendak dihasilkan baik materiil maupun barang-barang
immaterial (jasa-jasa).
(2) Perecanaan pembiayaan (Cost Planning/ Financial Planning). Yaitu
perencanaan untuk memperoleh sumber keuangan yang diperlukan untuk
membiayai planning yang dimaksud

Adapun Jenis – jenis Perencanaan, anatara lain:


a. Perencanaan strategis. Rencana strategis yaitu rencana yang
dikembangkan untuk mencapai tujuan strategis.
b. Perencanaan taktis. Adalah rencana ditujukan untuk mencapai tujuan
taktis, dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian tertentu dari
rencana strategis.
c. Perencanaan operasional. Adalah rencana yang menitikberatkan pada
perencanaan rencana taktis untuk mencapai tujuan operasional.
Perencanaan operasional dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Rencana sekali pakai: dikembangkan untuk melaksanakan
serangkaian tindakan yang mungkin tidak berulang di masa
mendatang.
✓ Program : rencana sekali pakai untuk seragkaian aktivitas yang
besar
✓ Proyek : rencana sekali pakai untuk lingkup yang lebih sempit
dan lebih tidak kompleks dibandingkan dengan program

3
2) Rencana tetap: dikembangkan untuk aktivitas yang berulang secara
teratur selama suatu periode waktu tertentu
Kebijakan: rencana tetap yang merinci respons umum organisasi
terhadap suatu masalah atau situasi tertentu.
Prosedur operasi standar : rencana tetap yang menguraikan langkah-
langkah yang harus diikuti dalam situasi tertentu
Aturan dan peraturan : rencana tetap yang mendeskripsikan dengan
tepat bagaimana aktivitas tertentu dilaksanakan

Apabila ditinjau dari segi kegunaannya, suatu rencana dapat dibedakan


menjadi:
1. Single use plan, yaitu suatu rencana yang hanya dipakai sekali saja.
Jadi apabila tujuan yang diinginkan telah tercapai, kemudian
rencana dibubarkan atau tidak dipergunakan.
2. Standing plan, yaitu suatu rencana yang dapat dipakai berulang kali.

Apabila ditinjau dari segi bentuknya, suatu rencana dapatdibedakan


menjadi:
1. Rencana pisik, adalah rencana yang memuat secara garis besar dari
pada suatu kebijaksanaan.
2. Rencana kerja, yaitu suatu rencana yang memuat deskipsi secara
detail dari suatu kebijaksanaan. Rencana ini biasanya dibuat
mengikuti rencana pisik, dengan tujuan untuk memberi penjelasan
secara terperinci dari rencana pisik. Karena tujuan dan sifatnya
itulah untuk rencana jenis ini lazim disebut pula dengan "detail
plan".

Apabila dilihat dari segi jangka waktu pelaksanaannya, rencana dapat


digolongkan menjadi:
1. Rencana jangka pendek, yaitu rencana yang jangka waktu
pelaksanaannya maksimum 5 tahun.
2. Rencana jangka menengah, adalah rencana yang jangka waktu
pelaksanaannya antara 5-15 tahun.
3. Rencana jangka panjang, yaitu rencana yang jangka waktu
pelaksanaannya di atas 15 tahun.

Apabila ditinjau dari sudut kawasan atau wilayah pelaksanaannya, suatu


rencana dapat dibagi menjadi:
1. Rural plan, yaitu rencana untuk sesuatu desa.
2. City plan, yaitu rencana untuk sesuatu kota.

4
3. Regional plan, adalah rencana untuk sesuatu daerah.
4. National plan, adalah rencana untuk tingkat nasional (negara).

Jenis perencanaan menurut materinya:


a. Personal planning, yaitu suatu perencanaan mengenai masalah-
masalah kepegawaian
b. Financial planning, yaitu suatu perencanaan mengenai masalah-
masalah keuangan ataupun permodalan.
c. Industrial planning, yaitu perencanaan yang menyangkut kegiatan
industri yang direncanakan sedemikian rupa agar terhindar dari
hambatan dan rintangan dalam pencapaian tujuan.
d. Educational planning, yaitu suatu perencanaan dalam kegiatan
pendidikan.

Jenis perencanaan menurut prosesnya:


a. Policy planning (merupakan kebijakan), yaitu suatu perencanaan
yang berisi kebiksanaannya saja tanpa dilengkapi oleh teknis
pelaksanaannya secara sistematis.
b. Program planning, yaitu perencanaan yang merupakan penjelasan
dan princian dari policy planning. Program planning dibuat oleh
badan-badan khusus yang mempunyai wewenang untuk
melaksanakan policy planning.

Hambatan perencanaan
a. Kurang pengetahuan tentang organisasi;
b. Kurang pengetahuan tentang lingkungan;
c. Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif;
d. Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang;
e. Biaya;
f. Takut gagal;
g. Kurang percaya diri;
h. Ketidak sediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif.
i. cara mengatasi masalah

3. Proses Penyusunan Perencanaan


Adapun proses dalam penyusunan perencanaan sebagai berikut:
1. Merumuskan Misi dan Tujuan

5
Misi organisasi yang terdefinisikan secara jelas akan membantu manajer
dalam menetapkan dan menjalankan strategi untuk mencapati tujuan
organisasi. Pernyataan misi hendaknya mampu mengidentifikasi bidang
yang digeluti oleh suatu organisasi, termasuk pelanggan yang dilayaninya,
produk yang ditawarkan, pelayanan yang disediakan, dan lokasi tempat
organisasi tersebut beroperasi. Hendaknya misi juga mencantumkan
filosofi mendasar yang dapat mengarahkan kerja karyawan. Penetapan
tujuan seringkali disulitkan oleh banyaknya alternatif tujuan yang sama-
sama menguntungkan. Oleh sebab itu, perlu dipertimbangkan berbagai hal,
seperti sumber daya manusia yang ada serta kapasitas dan kemampuan dari
sumber daya ekonominya.
2. Memahami Kondisi Saat ini
Tujuan ditetapkan untuk mengantisipasi situasi mendatang dengan berbagai
standar yang dikehendaki. Agar bisa memahami situasi mendatang,
keadaan saat ini perlu diperjelas, serta perlu diadakan penelitian dan
pengumpulan berbagai data relevan, untuk kemudian dikaji secara
mendalam terkait relevansi fungsi organisasi dan tujuan, sehingga bisa
diproyeksikan prospeknya di masa mendatang.
3. Mempertimbangkan Faktor Pendukung dan Penghambat Tercapainya
Tujuan.
Berbagai faktor pendukung dan penghambat dari usaha pencapaian tujuan
perlu diinventarisasi sedini mungkin agar berbagai persiapan
pengantisipasian bisa dilakukan. Di satu sisi, perusahaan bisa dimudahkan
oleh berbagai faktor pendukung dan mengoptimalisasi berbagai peluang
yang ada. Di sisi lainnya, perusahaan perlu mengantisipasi berbagai
tantangan dan hambatan yang mungkin timbul serta menyiapkan berbagai
cara penyelesaiannya.
4. Menyusun Rencana Pencapaian.
Tujuan Tujuan bisa dicapai dengan cara: a) Mengembangkan alternatif
kebijakan ataupun tindakan; b) Menilai dan mengkomparasikan

6
keuntungan dan kerugian dari setiap alternatif kegiatan ataupun kebijakan;
dan c) Memilih dan menetapkan alternatif yang dinilai paling tepat.

4. Pendekatan dalam Perencanaan


Adapun pendekatan dalam perencanaan yaitu:
1. Bottom up approach
Pendekatan ini dilakukan dengan cara menyerap data dan informasi dari
struktur paling bawah organisasi kemudian dirumuskan oleh pimpinan
menjadi sebuah rencana utuh. Pendekatan ini menaruh perhatian khusus
kepada para anggota organisasi yang lebih banyak mengetahui kondisi kerja
di lapangan.
2. Top down approach
Pada perencanaan top-down, top manager akan menentukan tujuan secara luas
dan mendelegasikan manajer tingkat bawah untuk menyusun rencana dengan
batasan tersebut. Pendekatan Ini adalah kebalikan dari Bottom up approach,
yaitu pimpinan organisasi yang terlebih dulu merumuskan rencana kemudian
dipaparkan kepada anggota di bawah kepemimpinannya.
3. Interactive approach
Kondisi interactive approach ini adalah penyusunan rencana yang dilakukan
secara bersamaan oleh pimpinan dan anggota organisasi. Mereka duduk
bersama dalam satu forum untuk membahas secara rinci rumusan rencana
yang akan ditetapkan. Namun pada organisasi besar, pendekatan ini dilakukan
dengan cara menetapkan perwakilan dari anggota yang representatif untuk
merumuskan rencana bersama pimpinan.
4. Dual–level approach
Maksud dari pendekatan ini adalah pimpinan dan anggota menyusun rumusan
rencana mereka masing-masing kemudian disatukan menjadi rencana utuh.
Pimpinan akan menyusun rencananya sendiri, begitu juga dengan anggota.
Mereka akan bertemu pada satu forum untuk menyatukan rumusan

7
perencanaan. Pendekatan ini cenderung berisiko benturan pemikiran antara
pimpinan dan anggota.
5. Perencanaan inside–out dan perencanaan outside–in
Perencanaan inside-out ialah perencanaan yang berfokus ke hal yang sudah
dilakukan, tetapi dengan terus berupaya untuk melakukan hal terbaik.
Tujuannya ialah meningkatkan efektivitas organisasi dan
mengoptimalisasikan pemanfaatan sumber daya. Di lain sisi, perencanaan
outside-in berupaya menganalisis lingkungan eksternal dan menyusun rencana
pengeksplorasian peluang dan minimalisasi masalah.
6. Perencanaan Situasional/Contingency
Perencanaan contingency mencakup perencanaan alternatif yang
menimbulkan pengimplementasian yang pada saat perencanaan awal menjadi
tidak sesuai karena adanya perubahan kondisi. Fokus utamanya ialah
menentukan sedini mungkin berbagai perubahan yang mungkin terjadi di
peristiwa mendatang yang bisa berdampak bagi pelaksanaan perencanaan.
Pendekatan ini berupaya untuk senantiasa melakukan penyesuaian terhadap
perubahan lingkungan internal dan eksternal. Dalam hal ini, perencanaan yang
efektif ialah perencanaan yang sesuai dengan situasi yang dihadapi organisasi
5. Efektivitas Perencanaan
Suatu keberhasilan dalam merealisasikan sebuah sistem perencanaan tidak
mudah untuk dicapai. Semakin besar ukuran organisasi atau perusahaan maka
semakin sulit pula usaha yang harus dijalani. Dengan meningkatnya ukuran
organisasi atau perusahaan, tugas perencanaan menjadi sangat kompleks, dan
banyak membutuhkan informasi. Dalam hal ini setidaknya ada empat hal yang
bisa menjamin bahwa proses perencanaan dapat mencapai efektivitas, yaitu:
1. Proses perencanaan yang didesain secara baik
2. Memperoleh dukungan dari manajemen puncak
3. Perencanaan yang berfokus pada implementasi
4. Memilih orang-orang yang tepat

8
Adapun tips agar proses perencanaan berjalan dengan baik sebagai
berikut:
a. Libatkan orang yang tepat dalam proses perencanaan
b. Menulis informasi perencanaan dan sosialisasikan secara merata
c. Tujuan dan sasaran harus lebih cerdas (SMARTER), yang terdiri dari specific,
measurable, acceptable, realistic, time frame, extending, rewarding
d. Membangun Akuntabilitas (Review secara teratur siapa melakukan apa dan
kapan)
e. Evaluasi proses perencanaan dan rencana

Tujuan Pembelajaran 1.2:


1.2 Memahami pengorganisasian, proses pengorganisasian, desain organisasi dan
yang berkaitan dengan pengorganisasian
1. Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang struktur
formal, mengelompokkan dan mengatur, serta membagi tugas atau pekerjaan
diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan
efisien. Dengan pengorganisasian berarti akan memadukan seluruh sumber-
sumber yang ada dalam organisasi, baik yang berupa sumber daya manusia
maupun sumber daya lainnya ke arah tercapainnya suatu tujuan. Pentingnya
pengorganisasian sebagai fungsi yang dijalankan oleh setiap manajer atau
orang-orang yang menjalankan manajemendalam setiap organisasi. Fungsi
manajemen lainnya yaitu pengorganisasian, yang sama pula pentingnya
dengan fungsi perencanaan karena dalam pengorganisasian seluruh sumber
(resources) baik berupa manusia maupun yang nonmanusia harus diatur dan
paduakan sedemikian rupa untuk berjalannnya suatu organisasi dalam rangkai
pencapaian tujuannya.
Pengorganisasian (Organizing) adalah suatu langkah untuk
menetapkan ,menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan yang
dipandang,seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu ruangan kerja
adiministrasi,ruangan labotarium,serta penetapan tugas dan wewenang

9
seseorang:pendelegasian wewenang dan sterusnya dalam rangka untuk
mencapai tujuan.
Berikut ini beberapa definisi tentang pengorganisasian.
1. Stoner dan Walker (1986): Pengorganisasian merupakan satu proses di
mana aktivitas kerja disusun dan dialihkan kepada sumber tenaga untuk
mencapai tujuan sebuah organisasi.
2. Jaafar Muhammad (1992): Pengorganisasian adalah penyusunan sumber-
sumber organisasi dalam bentuk kesatuan dengan cara yang berkesan agar
tujuan dan objektif organisasi yang dirancang dapat dicapai.
3. Gatewood, Taylor, dan Farell: Pengorganisasian adalah aktivitas yang
terlibat dalam suatu struktur organisasi yang sesuai, memberi tugas kepada
pekerja serta membentuk hubungan yang berguna di antara pekerja dan
tugas-tugas.
4. Certo (1997): Fokus pertama pengorganisasian adalah menentukan
aktivitas yang akan dilakukan oleh sumber daya manusia dalam organisasi
dan bagaimana SDM tersebut dapat diselaraskan atau digabungkan dengan
cara yang terbaik untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengoragisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur


organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya
yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama
proses penyusunan struktur organisasi adalah de-partementalisasi dan
pembagian kerja. Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam
pengertian. Istilah tersebut dapat digunkan untuk menunjukkan hal-hal berikut
ini:
1) Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang
paling efektif sumber daya-sumber daya keuangan, phisik, bahan baku,
dan tenaga kerja organisasi.
2) Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dimana
setiap pengelompokkan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang
diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok
3) Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas
dan para karyawan.

10
4) Cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang
harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan
wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut2.

Salah satu akibat dari adanya pengorganisasian adalah dibentuknya


suatu organisasi yang mempersatukan bermacam-macam tugas atau fungsi
yang ditetapkan oleh mananjer, suatu pola yang menunjukan ketertiban dalam
hubungan kerja,pengaturan yang sifatnya wajar,dan masuk akal serta
serasi.susunan organisasi yang demikian merupakan suatu kerangka
organisasi atau disebut juga organisasi dalam bentuk statis.Pengorganisasian
merupakan langkah dan juga alat bagi orang-orang yang berada didalamnya
untuk bekerja berhasil guna.pengorganisasian dapat pula diartikan sebagai
organisasi dalam bentuk dinamis.

Tujuannya, mempersatukan orang-orang untuk bekerja dan bekerja


sama secara tertentu dengan tiap-tiap orang memberikan sumbangannya yang
maksimum demi mencapai tujuan besama yang telah ditetapkan. Berbeda
dengan konsepsi lama dalam pengorganisasian yang menekankan kepada
usaha perseorangan dari orang yang member perintah yang menggunkan
wewenanganya, yang dalam bnayak hal menempuh jalan kekerasan melalui
saluran organisasi (manusia diperlakukan sama dengan mesin), dengan
konsepsi baru (modern) pengorganisasian menekankan pada segi
manusiannya dan juga pada pentingnya tugas-tugas yang dilakukan oleh
mereka.yang bekerja didal kelompok dengan pengaturan yang sangat wajar,
masuk akal dan serasi

2. Proses Pengorganisasian
Proses pengorganisasian haruslah dilaksanakan dengan hati-hati dengan
mempertimbangkan beberapa aspek yang terkait dengan pekerjaan-pekerjaan

2
http://unpam.wapsite.me/Materi%20IT/POB/8.%20Pengorganisasian

11
apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, penetapan tugas bagi
masing-masing individu, dll yang pada intinya mengandung 5 langkah yakni:
1) Meninjau ulang Rencana dan Tujuan Organisasi untuk melihat aktifitas-
aktifitas apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan untuk
melaksanakan rencana tersebut
2) Menetapkan aktifitas-aktifitas pekerjaan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan (mendesain pekerjaan)
3) mengklasifikasikan dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang
serupa dan saling berkaitan (departemenisasi)
4) Memberikan penugasan dan delegasi kewenangan untuk melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan tersebut (Pendelegasian pekerjaan)
5) Menyusun hubungan hierarchi (vertikal dan horisontal) antar orang-orang
di dalam organisasi, agar terlihat jelas aliran tanggung-jawab dalam
pembuatan keputusan dan hubungan koordinasi antar bagian (Rentang
manajemen dan rantai komando).
Unsur-unsur pengorganisasian, sebagai berikut:
1. Spesialisasi Pekerjaan
Spesialisasi pekerjaan adalah kegiatan membagi-bagi pekerjaan sesuai
yang dibutuhkan oleh organisasi dan dengan tenaga kerja yang sesuai
dengan jumlah dan keahlian yang dibutuhkan, sehingga karyawan yang
bersangkutan hanya mengerjakan pekerjaan tertentu sesuai bidang dan
bagiannya. Spesialisasi pekerjaan sangat dibutuhkan bagi pekerjaan-
pekerjaan besar yang membutuhkan banyak keahlian yang saling terkait
agar terjadi efisiensi, namun spesialisasi pekerjaan rutin yang tidak banyak
membutuhkan pemikiran seringkali menimbulkan kejenuhan sehingga
perlu adanya rotasi kerja sekali waktu.
2. Rantai Komando
Rantai Komando adalah garis kewenangan yang digambar tak terputus yan
mengikat seluruh individu dalam organisasi dan menunjukkan siapa yang

12
harus bertanggung jawab pada siapa. Dalam Rantai komando juga perlu
diperhatikan adanya prinsip-prinsip:
a) Kesatuan Perintah, yang menjamin bahwa setiap karyawan hanya
wajib mematuhi perintah dari atasan langsungnya. Prinsip ini
diperlukan agar karyawan tidak mengalami konflik permintaan datau
kepentingan dari berbagai atasan atau supervisor.
b) Jenjang organisasi yang menunjukkan tingkat-tingkat satuan
organisasi yang di dalamnya terdapat pejabat, tugas dan wewenang,
serta kedudukannya dalam keseluruhan organisasi. Jenjang organisasi
bisa menjadi sangat tinggi manakala organisasi membesar sehingga
menjadi kurang efisien karena jenjang pembuatan keputusan semakin
panjang, jenjang manajer semakin banyak, kontak antar pribadi dari
atasan ke karyawan terbawah bahkan ke pelanggan nyaris tidak ada.
Untuk mengatasi hal ini biasanya organisasi membelah diri menurut
fungsinya.
3. Kewenangan
Kewenangan adalah hak formal dan sah dari seorang manajer untuk
membuat keputusan, memberikan perintah dan mengalokasikan
sumberdaya bagi kepentingan organisasi. Kewenangan ini tercantum
dalam diskripsi pekerjaan dan harus memperhatikan prinsip-prinsip sbb:
1). berdasarkan posisi dalam organisasi, siapaun orangnya haruslah
mendapatkan kewenangan yang sama jika ia menduduki posisi tersebut. 2)
Diterima oleh bawahan untuk menmbuat keputusan berdasarkan hak sah
organisasional; 3). Kewenangan mengalir ke bawah sesuai jenjang
hierarchi vertikal, bahwa posisi yang lebih tinggi memiliki kewenangan
yang lebih besar.
Di dalam organisasi ada tiga jenis kewenangan, yakni :
a. Kewenangan lini, yang memberikan kewenangan bagi para
manajer untuk bekerja langsung dengan bawahannya dan membuat

13
keputusan langsung bagi jajarannya tanpa harus berkonsultasi pada
bagian yang lain.
b. Kewenangan Staf, yakni kewenangan yang dimiliki oleh asisten
manajer atau staff departemen untuk memberikan saran, bantuan
dan layanan tertentu yang dibutuhkan. Bentuk kewenangan ini
tidak memiliki kewenangan melakukan tindakan tak wajib dipatuhi
kecuali jika secara kasuistis diberikan kewenangan untuk itu oleh.
c. Kewenangan fungsional, yakni kewenangan yang didelegasikan
secara formal pada individu atau pada departeman untuk
menangani atau membantu aktifitas-aktifitas tertentu yang
dilaksanakan oleh bagian lain. Kewenangan fungsional seharusnya
tidak sejalan dengan prinsip kesatuan Perintah, karena bawahan
bisa memiliki 2 atasan : Langsung dan Fungsioanl, namun hal ini
terkadang juga diperlukan manakala pekerjaan tersebut secara
fungsional terkait erat dan untuk memudahkan koordinasi.
4. Delegation
Pada masa belakangan ini pendelegasian wewenang dalam organisasi
makin dianjurkan, agar dapat memberikan keluwesan maksimal bagi
karyawan dalam memenuhi kebutuhan pelanggannya. Pendelegasian
wewenang selain dapat meningkatkan kinerja organisasi, juga dapat
meningkatkan kepuasan kerja karyawan karena merasa diberi kewenangan
melakukan sesuatu yang berharga bagi organisasi. Tanpa pendelegasian
wewenang, karyawan hanya akan mengerjakan sesuatu dengan perintah,
tak memiliki inisiatif dan rasa memiliki. Namun untuk mendelegasikan
sebagian wewenang, ada beberapa hal yang pelu diperhatikan sebagai
berikut:
a) Menyesuaikan antara tugas yang akan didelegasikan dengan
karyawan/tim yang akan menerimanya dari segi kemampuan, keahlian
dan sikap.

14
b) Organisasikan pekerjaan yang akan didelegasikan (apa yang harus
dilakukan, bagaimana melaksanakannya, kapan harus selesai, keahlian
apa yang dibutuhkan) dan komunikasikan dengan jelas pada bawahan.
c) Memberikan penugasan kerja secara jelas dan spesifik, sehingga
karyawan tahu bahwa mereka bertanggung-jawab penuh atas
pekerjaan tersebut.
d) Memberikan kewenangan yang cukup untuk melaksanakan tugas
khusus tersebut, tidak berlebihan sehingga menjadi sewenang-wenang
tanpa sepengetahuan sang manajer, dan juga tidak terlalu terbatas
sehingga menyulitkan pelaksanaan pekerjaan.
e) Pastikan agar mereka menerima bagian tanggung-jawab atas
penyelesaian pekerjaan tersebut sebagai bagian logis dari kesediaan
menerima wewenang, serta bagaimana mekanisme pertanggungan-
jawabnya. Perlu diingat bahwa tanggung-jawab terbesar tetap berada
di tangan manajer atau supervisor/atasan langsung.
5. Rentang Kendali
Rentang kendali adalah jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat
dipimpin dengan baik oleh seorang manajer. Jumlah tersebut sangat
relatif, bisa luas dan bisa sempit tergantung pada kebutuhan pekerjaan
yang dilaksanakan dan kebutuhan organisasi yang bersangkutan, atau
setidaknya dari faktor-faktor berikut ini:
a) Subjektif (kecakapan dan keahlian, pengalaman, kesehatan, umur,
bakat, kepemimpinan seseorang, kepribadian, kedudukan sosial, dan
lain-lain),
b) Objektif (faktor di luar diri seseorang, faktor lingkungan: jenis
pekerjaan, waktu untuk menyelesaikan pekerjaan, kestabilan
organisasi, jarak antara pengawas dan bawahan, banyak sedikitnya
pekerjaan pada bawahan atau atasan).

15
c) Apakah sifat organisasi tersebut tersentralisassi atau terdesentralisasi.
Jika tersentralisasi maka rentang kendali akan sangat luas sebab
kekuasaan lebih terpusat.
Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur:
1. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang
secara logik dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja
sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan, atau
terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan
terjadi biaya yang tidak perlu.
3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi
kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengorganisasian ini
akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatiannya pada
tujuan organisasi dan mengurangi ketidak-efisienan dan konflik-
konflik yang merusak.

Berikut adalah Aspek-aspek penting organisasi dan proses


pengorganisasian, yatiu:
1) Pembagian kerja.
2) Departementalisasi (departementasi).
3) Bagan organisasi formal.
4) Rantai perintah dan kesatuan perintah.
5) Tingkat-tingkat hirarki manajemen.
6) Saluran komunikasi.
7) Penggunaan komite.
8) Rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tidak
dapat dihindari.

16
Tindakan pengorganisasian mempunyai dasar-dasar yang perlu
dipertimbangkan.dasar tindakan pengoraganisasian menyangkut

1. Pekerjaan
Pekerjaan dalam rangka pengorganisasian ditetapkan sebagai suatu
hasil dari perencanaan yang telah disepakati.Pekerjaan tersebut,yang
semula bulat)satu) ,kemudian di bagi-bagi,dipecah-pecah sedemikian
rupa hingga habis terbagi dalam organisasi(suborganisasi),kemudian
dalm sub-suborganisasi masing-masing dibagi lagi sedemikian rupa
sehingga tiap-tiap orang mendapat bebanpekerjaan sedemikian
dikhendaki oleh organisasi •
2. Tempat Kerja
Pekerjaan yang khendak dilaksanakan memerlukan tempat kerja,
tempat kerja, meliputi alat dan ruangan kerja fisik yang perlu bagi
orang-orang untuk melaksankan pekerjaan. Misalnya, letak / tempat /
ruang pelaksanaan kerja, bahan-bahan, mesinmesin, penerangan,
bangku-bangku, alat-alat perlengkapan kantor/buku petunjuk,
kartykartu, formulir-formulir dan seterusnya. Tempat kerja yang
meliputi akat dan ruang kerja tersebut diperlukan dan dimasukan
dalam rangka pengorganisasian,serta diperinci sejelas-jelasnya,bagi
tiap kelompok pekerjaan dan orang-orang yang terlihat didalamnya.
3. Hubungan Kerja
Hubungan antara orang dan pekerjaan serta tempat kerjamerupakan
satu-kesatuan yang penting dalam rangka
pengorganisasian.Misalnya,hubungan antara satu unit organisasi
dengan organisasi lainnya,antara karyawan satu dengan karyawan
yang lain,dan ruang kerja yang satu dengan yang lain,juga hubungan
menyangkut wewenang atas pekerjaan satu dengan wewenang yang
lain: sebagaiman sering terjadi serasi tidaknya hubungan tersebut

17
sering mempengaruhi hasil kerja dan keputusan pegawai dalam
bekerja
4. Orang-orangnya
Penugasan,penempatan orang-orang dalam prganisasi mempunyai arti
penting disamping hal-hal yang disebutkan diatas, dalam langkah,
pengorganisasian, hendaknya setiap orang ada tempatnya dan setiap
orang pada tempatnya. Dengan pekerjaan dan tempat kerja yang jelas
(termasuk tugas, wewenang, dan tanggung jawab) hubungan kerja
dapart di arahkan dalam hubungan kerja yang serasi dan semua
menyambung bagi pencapai tujuan organisasi yang hakikatnya juga
tujuan dari orang-orang didalam organisasi yang bersangkutan. satu
untuk semua dan semua untuk satu3.
3. Desain Organisasi
Desain organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai
komponen dan bagian organisasi. Pada organisasi formal struktur
direncanakan dan merupakan usaha sengaja untuk menetapkan pola hubungan
antara berbagai komponen, sehingga dapat mencapai sasaran secara efektif.
Sedangkan pada organisasi informal, struktur organisasi adalah aspek sistem
yang tidak direncanakan dan timbul secara spontan akibat interaksi peserta.
Desain organisasi-organisasi memberikan kerangka yang menghubungkan
wewenang karena struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi
para anggota organisasi. Jika seseorang memiliki suatu wewenang, maka dia
harus dapat mempertanggungjawabkan wewenangnya tersebut.
Desain organisasi adalah proses pembuatan keputusan yang dilakukan
oleh manajer untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi
untuk organisasi dan lingkungan tempat anggota organisasi melaksanakan
strategi tersebut. Desain organisasi menekankan mempertimbangkan

3
Drs.Rusli Ramli, dan M.S Drs. Adi Warsidi, Pengantar Manajemen (Pengorganisasian sebagai Salah
Satu Fungsi Manajemen) Catatan Kuliah, Sumber: Asas-asa Manajemen, penerbit UT, hal: 4-5.
(diakses Hari Rabu Tanggal 06 September 2016). Link nya
file:///C:/Users/user/Downloads/PENGORGANISASIAN%20SBG%20FUNGSI.pdf

18
kontruksi dan mengubah struktur organisasi. Kata Robbins (2994),
mengkontruksi dan mengubah sebuah organisasi sama seperti membangun
atau memperbarui sebuah rumah. Keduanya sama –sama mulai dengan tujuan
akhir. Perancang kemudian menciptakan rencana untuk mencapai tujuan akhir
tersebut. Pada pembangunan rumah, rencana tersebut adalah sebuah cetak
biru. Pada penyusunan organisasi, dokumen tersebut adalah bagan organisasi4.
Pada umumnya orang akan menganggap struktur sama dengan desain
organisasi. Sesungguhnya desain organisasi merupakan proses perkembangan
hubungan dan penciptaan struktur untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi
struktur merupakan hasil dari proses desain. Proses desain merupakan suatu
kegiatan yang bersifat kontinu dan dirancang oleh manajer. Apapun bentuk
atau hasil dari proses desain tersebut, para perancang desain organisasi harus
merancang sebuah organisasi yang dapat membuat organisasi tersebut tetap
bertahan hidup. Selain itu pemilihan desain organisasi tersebut akan
menentukan besar kecilnya organisasi.Setiap ukuran organisasi akan
memberikan keuntungan masing-masing, namun diharapkan tercapainya
tujuan organisasi dan juga eksistensi dari organisasi.
Robbins dan Judge (2008:215) menyatakan, “ada enam elemen kunci
yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur
organisasi yaitu; spesialisasi/pembagian kerja, departementalisasi, rantai
komando, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi, dan formalisasi.
Berikut penjelasannya:
1. Spesialisasi/Pembagian Kerja
Pembagian kerja adalah perincian dan pengelompokan aktivitas/ kegiatan
sejenis atau erat kaitannya untuk dilaksanakan oleh satuan/pejabat
tertentu. Pembagian kerja ini sangat penting karena bidang pekerjaan luas
sedang disisi lain masing-masing orang mempunyai kecakapan,
kemampuan, pembawaan dan interest yang berbeda-beda. Dalam
pembagian kerja harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

4
Robbins, Stephen P, 1994, Teori Organisasi, Struktur, Desain dan Aplikasi, Penerbit Arcan, Jakarta

19
a. Setiap pejabat diberi daftar rincian tugas yang jelas.
b. Tugas dapat bervariasi namun satu sama lain tetap berkaitan. Beban
tugas dibuat semerata mungkin, sehingga tercipta keadilan, kepuasan
dan kegairahan kerja.
c. Pembebanan tugas harus sesuai dengan pembawaan, kecakapan, dan
kemampuan penerima tugas.
2. Departementalisasi
Departementalisasi adalah proses pembagian aktivitas pekerjaan dan
pengelompokan kegiatan, sehingga kegiatan sejenis dan saling
berhubungan dapat dikerjakan oleh satuan organisasi yang sama. Lima
bentuk utama departementalisasi adalah departementalisasi fungsi,
produk, geografis, pelanggan, dan proses.
a) Departementalisasi Fungsi, yaitu pengelompokan kegiatan organisasi
berdasarkan fungsi-fungsi yang dijalankan
b) Departementalisasi Produk, yaitu pengelompokan kegiatan organisasi
berdasarkan jenis produk dan jasa yang dihasilkan.
c) Departementalisasi Geografis, yaitu pengelompokan kegiatan
organisasi berdasarkan wilayah kerja.
d) Departementalisasi Pelanggan yaitu pengelompokan kegiatan
organisasi berdasarkan karakter pelayanan (masalah dan kebutuhan)
kepada pelanggan.
e) Departementalisasi Proses yaitu pengelompokan kegiatan organisasi
berdasarkan urutan langkah-langkah pengerjaan suatu produk
Departemenisasi Produk.
3. Rantai Komando
Rantai komando adalah suatu garis wewenang tanpa putus dari satuan
puncak organisasi ke satuan paling bawah dan menjelaskan siapa
bertanggung jawab kepada siapa. Juga menyangkut wewenang dan
kesatuan komando Rantai komando adalah suatu garis wewenang tanpa
putus dari satuan puncak organisasi ke satuan paling bawah dan

20
menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa. Rantai komando juga
menyangkut wewenang dan kesatuan perintah
✓ Wewenang (authority) mengacu pada hak-hak yang melekat pada
posisi manajerial untuk memberi perintah dan untuk dipatuhi.
✓ Kesatuan perintah mengacu pada gagasan bahwa seorang bawahan
hanya memiliki satu atasan dimana ia menerima perintah dan
bertanggung jawab.
4. Rentang Kendali
Rentang kendali adalah batas jumlah bawahan yang dapat dipimpin dan
dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Rentang kendali penting
karena setiap manajer selalu menghadapi keterbatasan baik waktu,
pengetahuan, keamampuan maupun fokus perhatian.Banyak sedikitnya
jumlah bawahan mencerminkan luas sempitnya rentang kendali. Rentang
kendali yang sempit akan memperbanyak tingkatan manajemen. Ini berarti
dapat menambah biaya, memperumit komunikasi vertikal, memperlambat
pengambilan keputusan dan mendorong supervisi yang ketat sehingga
menghambat otonnomi karyawan. Besar/kecilnya batas jumlah bawahan
ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor obyektif dan faktor subjektif.
Faktor obyektif adalah faktor yang melekat pada bukan pelakunya seperti
tipe /corak pekerjaan, tersebar/tidaknya tempat bawahan, melakukan
pekerjaan, waktu yang dibutuhkan dan sebagainya. Sedang faktor
subyektif, yaitu faktor yang melekat pada pelakuknya seperti kejujuran,
pengalaman, dedikasi, dan sebagainya.
5. Sentralisasi
Sentralisasi mengacu pada tingkat sejauh mana pengambilan keputusan
dikonsentrasikan pads satu titik di dalam organisasi. Sebuah perusahaan
yang menekankan sentralisasi, akan tetap mempertahankan pengambilan
keputusan pada manajer puncak, dengan sedikit atau tanpa masukan
manajer tingkat bawah. Sebuah perusahaan yang menekankan

21
desentralisasi, apabila pengambilan keputusan diserahkan kepada para
manajer yang lebih rendah yaitu yang paling dekat dengan suatu tindakan.
6. Formalisasi
Formalisasi mengacu sejauh mana pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi
dibakukan. Formalisasi tinggi, bila pemangku pekerjaan memiliki sedikit
kebebasan untuk memilih apa yang harus dikerjakan, kapan dikerjakan
dan bagaimanana caranya. Cirinya ; ada diskripsi tugas yang jelas,
beragam aturan organisasi secara tertulis, ada standarisasi dan kegiatan
serba terdokumentasikan. Standarisasi perilaku, sebagai tolok ukur dalam
mengendalika perilaku karyawan. Tujuan formalisasi adalah untuk
menjaga konsistensi dan keseragaman produk, memudahkan koordinasi,
dan penghematan biaya. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
formalisasi antara lain;
✓ Jenis keterampilan, semakin tinggi keterampilan yang dibutuhkan
semakin rendah formalisasi.
✓ Tingkatan organisasi. Semakin tinggi tingkatan dalam organisasi
semakin rendah formalisasi.
✓ Jenis pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan pada bagian produksi
misalnya lebih diformalisasikan daripada pekerjaan di bagian
penjualan atau penelitian5.
Berikut ini secara berturut-turut akan disajikan bentuk-bentuk struktur
organisasi yang umum digunakan alaam organisasi bisnis, sebagai berikut:
1) Organisasi Lini
Organisasi lini disebut juga organisasi jalur merupakan struktur
organisasi tertua dan paling sederhana, dimana wewenang dari pucuk
pimpinan dilimpahkan ke satuansatuan di bawahnya. Struktur yang
dicirikan dengan kadar departemenisasi yang rendah, rentang kendali
yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang dan sedikit
formalisasi. Struktur ini banyak digunakan di organisasi perusahaan

5
http://swastapriambada.lecture.ub.ac.id/files/2013/03/Modul-8.pdf

22
yang kecil. Kelebihannya terletak pada keseder-hanaannya, cepat,
fleksibel , dan tidak mahal untuk dikelola. Kelemahannya utamanya
adalah sulit dilaksanakan dimanapun selain di organisasi kecil. Karena
formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung
menimbulkan overload informasi di puncak. Untuk bisnis besar,
organisasi lini tidak memadai lagi, karena memiliki sedikit spesialis,
memiliki jalur komunikasi yang panjang, dan kurang fleksibel. Karena
organisasi seperti itu biasanya menjadi organisasi bentuk lini dan staf
2) Struktur Organisasi Lini Dan Staf
Organisasi lini dan staf menggabungkan arus wewenang langsung dari
sebuah satuan lini dengan satuan staf yang mendukung satuan lini.
Staf merupakan individu atau kelompok yang fungsi utamanya
memberikan saran dan pelayanan kepada personel lini dalam mencapai
tujuan mereka (misalnya ,penelitian pemasaran, nasehat hukum,
teknologi informasi, dan manajem SDM). Karyawan atau satuan staf
tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan utama organisasi.
Perbedaan penting antara personel lini dan personel staf adalah
otoritas.Ada dua tipe staf, yaitu;
✓ Staf pribadi dibentuk untuk memberikan saran, bantuan dan jasa
kepada seseorang manajer (individual). staff pribadi kadang-
kadang disebut sebagai asisten, atau asisten staf, misalnya asisten
manajer.
✓ Staf spesialis, memberikan saran, konsultasi, bantuan dan
pelayanan seluruh lini, misalnya staf pembelian, staf hukum, staf
personalia, dan sebagainya. Disebut staf spesialis karena fungsinya
sempit dan membutuhkan keahlian khussus. Kelebihannya dapat
mengurangi beban tugas pimpinan, dan menjamin adanya
pimpinan tunggal. Kelemahannya al., terjadinya konflik lini dan
staf, dan ketergantungan pada staf.
3) Organisasi Matriks

23
Beberapa organisasi menggunakan struktur matriks atau struktur
proyek. Struktur ini mengkaitkan karyawan dari berbagai bagian atau
satuan organisasi untuk bekerja bersama-sama pada proyek-proyek
tertentu Organisasi matriks adalah bentuk organisasi dimana para
karyawan mempunyai dua atasan sehingga mereka berada di bawah
dua wewenang yaitu wewenang yang mengalir secara vertikal dari
manajer fungsional, dan wewenang yang mengalir secara horizontal
dari manajer proyek. Dua jalur aliran wewenang membentuk struktur
organisasi dua arah yang menyerupai matriks, sehingga bentuk
strukturnya disebut organisasi matriks.
Kelebihan „
Membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan „
Memaksimalkan efisiensi penggunaan manajer fungsional „
Mengembangkan keterampilan karyawan „
Melibatkan, memotivasi, dan menantang karyawan
Kelemahan „
Pertanggung jawaban ganda dapat membingungkan „
Sangat membutuhkan koordinasi horizontal dan vertikal „
Mendorong pertentangan kekuasaan „
Sangat mahal untuk diimplementasikan

4. Pengertian Wewenang (authority)


Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau
memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar
tercapai suatu tujuan tertentu dalam organisasi. Sebagai contoh, seorang
manajer suatu organisasi mempunyai hak untuk memberi perintah dan tugas,
serta menilai pelaksanaan kerja karyawan di bawahnya. Wewenang ini
merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari posisi atasan ke
bawahan dalam organisasi.
Wewenang merupakan syarat yang berfungsi sebagai penggerak dari
pada kegiatan-kegiatan, wewenang dapat di artikan sebagai hak untuk
memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu agar tujuannya tercapai .
T.Hani handoko membagi wewenangan dalam dua sumber yaitu; formal

24
(pandangan klasik) dan teori penerimaan.wewenangan formal merupakan
wewenangan pemberian atau pelimpahan dari orang lain. Wewenangan ini
berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan secara hukum di
turunkan dari tingkat ke tingkat.berdasarkan dari teori penerimaan
(acceptance theory of authority) wewenangan timbul hanya bila hal itu di
terima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenangan tersebut di
jalankan,dan ini tidak tergantung pada penerima (receiver).
Ada dua teori yang saling berlawanan mengenai sumber wewenang, yaitu :
1) Teori Formal. Teori formal ini sering disebut sebagai pandangan klasik.
Teori ini menyebutkan bahwa wewenang adalah dianugerahkan.
Wewenang ada karena seseorang diberi atau dilimpahi atau diwarisi hal
tersebut. Pandangan dalam teori formal menganggap bahwa wewenang
berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan kemudian secara
hukum diturunkan dari tingkat ke tingkat.
2) Teori Penerimaan (acceptance theory of authority). Teori ini menyanggah
pemikiran bahwa wewenang dapat dianugerahkan. Teori penerimaan atau
aliran perilaku berpendapat bahwa wewenang seseorang timbul hanya bila
hal itu diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang
tersebut dijalankan. Pandangan ini menyatakan, kunci dasar wewenang
ada dalam yang dipengaruhi bukan yang mempengaruhi. Jadi wewenang
itu ada atau tidak tergantung pada penerima, yang memutuskan untuk
menerima atau menolak.
Chester Barnard adalah salah satu tokoh yang mendukung teori
penerimaan. Ia mengatakan bahwa bila suatu komunikasi direktif diterima
seseorang kepada siapa hal itu ditujukan wewenang untuknya tercipta atau
ditegaskan. Chester Barnard mengatakan pula bahwa seseorang akan
bersedia menerima komunikasi yang bersifat kewenangan apabila
kondisinya :
✓ Dia dapat memahami komunikasi tertentu.

25
✓ Pada saat keputusannya dibuat dia percaya bahwa hal itu tidak
menyimpang dari tujuan organisasi.
✓ Dia yakin bahwa hal itu tidak bertentangan dengan kepentingan
pribadinya sebagai suatu keseluruhan.
✓ Dia mampu secara mental dan phisik untuk mengikutinya.
Kondisi tersebut oleh Barnard disebut zone of indifference. Sedangkan
Herbert A. Simon menyebutnya dengan area of acceptance.

C. Latihan dan Soal


Jawablah pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang saudara ketahui tentang perencanaan? Dan seberapa penting
perencanaan itu bagi suatu perusahaan atau organisasi?
2. Coba saudara jelaskan pada saat yang seperti apa perencanaan itu di buat?
3. Coba saudara jelaskan kenapa dalam sebuah perencanaan perlu adanya
perencanaan strategis?
4. Coba saudara jelaskan arti penting dari perencanaan strategis?
5. Apa yang saudara ketahui tentang pengorganisasian, dan seberapa penting
pengorganisasian dalam suatu organisasi atau perusahaan?
6. Coba saudara jelaskan proses dari pengorganisasian?
7. Coba saudara jelaskan seberapa penting desain organisasi dalan suatu
perusahaan atau organisasi?
8. Coba saudara jelaskan seberapa penting pelimpahan wewenang dalan suatu
perusahaan atau organisasi?

D. Daftar Pustaka
Firmansyah, Anang dan Mahardhika, Budi W. (2018). Pengantar manajemen.
Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Krisnandi H., Efendi S., Sugiono E. (2019). Pengantar manajemen. Jakarta: LPU-
UNAS.

26
Sadikin, A., Misra, I., Hudin, M.S. (2020). Pengantar manajemen dan bisnis.
Yogyakarta: K-Media.
Alma, Buchari. 2009. Pengantar Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Boone & Kurtz. 2002. Pengantar Bisnis, Jilid I & II. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Robbins, Stephen P, 1994, Teori Organisasi, Struktur, Desain dan Aplikasi,
Penerbit Arcan, Jakarta

Drs.Rusli Ramli, dan M.S Drs. Adi Warsidi, Pengantar Manajemen


(Pengorganisasian sebagai Salah Satu Fungsi Manajemen) Catatan
Kuliah, Sumber: Asas-asa Manajemen, penerbit UT, hal: 4-5. (diakses
Hari Rabu Tanggal 06 September 2016).
Link.file:///C:/Users/user/Downloads/PENGORGANISASIAN%20SBG
%20FUNGSI.pdf

lihttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/modulrencanastrategis/materi1_artip
entingperencanaanstrategis.pdf (diakses hari Rabu Tanggal 06 Septemeber
2016)
http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan (diakses tanggal 01 September 2016)
https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan_strategis. (diakses tanggal 01
September 2016)
http://swastapriambada.lecture.ub.ac.id/files/2013/03/Modul-8.pdf (diakses hari
Rabu tanggal 07 September 2016)

http://unpam.wapsite.me/Materi%20IT/POB/8.%20Pengorganisasian. (diakses
hari Rabu tanggal 07 September 2016)

http://legalstudies71.blogspot.co.id/2016/05/pengertian-wewenang-dalam-
manajemen.html. (diakses hari Rabu tanggal 07 September 2016)

27

Anda mungkin juga menyukai