Anda di halaman 1dari 11

ELEMEN PERENCANAAN

1. Tujuan akhir yang dikehendaki.


2. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan pemilihan dari
berbagai alternatif).
3. Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.
4. Masalah-masalah yang dihadapi.
5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya.
6. Kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya.
7. Orang, organisasi atau badan pelaksanaannya.
8. Mekanisme pemantauan, evaluasi dan pengawasan pelaksanaannya.
Ada dua elemen penting yang harus ada dalam setiap perencanaan yang dibuat. Kedua elemen
penting tersebut adalah :
A. Sasaran
Sebelum perencanaan dibuat, seorang perencana terlebih dahulu harus menetapkan sasaran dari
rencana yang ingin dibuat. Sasaran merupakan hal yang ingin dituju ataupun didapatkan. Semakin
tinggi sasaran yang ingin dituju oleh seorang perencana, semakin rinci pula rencana yang
dibutuhkannya.
B. Rencana
Setelah sasaran telah ditentukan, selanjutnya seorang perencana harus menyusun rencana yang
akan dilakukan untuk bisa mencapai sasaran tersebut. Perencana yang baik harus bisa melihat
fakta-fakta dan juga kemungkinan (berupa peramalan) yang terkait dengan sasaran yang dituju.
Dalam menyusun rencana yang akan dilakukan, seorang perencana harus memperhatikan beberapa
hal seperti alokasi sumber daya yang dibutuhkan, jadwal pelaksanaan dan pelaksana rencana, serta
tindakan-tindakan penting lainnya.
Ciri ciri Perencanaan yang baik adalah
1. Bagian dari sistem administrasi.
2. Dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
3. Berorientasi pada masa depan.
4. Mampu menyelesaikan masalah.
5. Mempunyai tujuan.
6. Bersifat mampu kelola.
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-perencanaan-dan-elemen-yang-ada-di-dalamnya/
https://www.slideshare.net/DadangSolihin/arti-elemen-dan-jenis-perencanaan-presentation
https://www.scribd.com/presentation/359037207/Perencanaan-Program-Gizi
JENIS-JENIS PERENCANAAN
Menurut Asnawir Ada tujuh jenis-jenis perencanaan, yang kesemua itu dilihat dari sudut pandang
berbeda, di antara jenis-jenis perencanaan tersebut adalah:
A. Perencanaan dari segi waktu
Dari segi waktu perencanaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Perencanaan jangka panjang, yang termasuk dalam perencanaan jangka panjang adalah
rentang waktu sepuluh sampai tiga puluh tahun. Perencanaan jangka panjang ini bersifat
umum, dan belum terperinci.
2. Perencanaan jangka menengah, jangka menengah biasanya mempunyai jangka waktu
antara lima sampai sepuluh tahun.
3. Perencanaan jangka pendek, yaitu perencanaan yang mempunyai jangka waktu antar satu
tahun sampai lima tahun.
B. Perencanaan dari segi sifatnya
Perencanaan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Perencanaan kuantitatif, yang termasuk perencaan kuantitatif adalah semua target dan
sasaran dinyatakan dengan angka-angka.
2. Perencanaan kualitatif adalah perencanaaan yang ingin dicapai dinyatakan secara kualitas.
C. Perencanaan dari segi luas wilayah
Perencanaan pendidikan dipandang dari segi luas wilayah dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Perencanaan local, yaitu perencanaan yang disusun dan ditetapkan oleh lembaga-lembaga
yang ada di daerah-daerah dengan sifat yang terbatas.
2. Perencanaan regional adalah perencanaan yang ditetapkan di tingkat propinsi.
3. Perencanaan nasional, adalah perencanaan di suatau Negara dan dijadikan dasar untuk
perencanaan local dan regional.
4. Perencanaan internasional yaitu perencanaan oleh bebebrapa Negara yang melewati batas-
batas suatu negara yang dilaksanakan melalui dari Negara-negara tersebut.
D. Perencanaan dari segi luas jangkauan
Terbagi menjadi dua yaitu:
1. Perencanaan makro yaitu perencanaan yang bersifat universal, menyeluruh dan meluas.
2. Perencanaan mikro adalah perencanaan yang ditetapkan dan di susun berdasarkan kondisi
dan situasi tertentu.
E. Perencanaan dari segi prioritas pembuatnya
Perencanaan dapat dibagi menjadi tiga:
1. Perencanaan sentralisasi, yaitu perencanaan yang ditentukan oleh pemerintah pusat pada
suatu Negara.
2. Perencanaan desentralisasi yaitu perencanaan yang di susun oleh masing-masing wilayah.
3. Perencanaan dekonsentrasi yaitu perencanaan gabungan antara sentralisasi dengan
desentralisasi.
F. Perencanaan dari segi obyek
Perencanaan dibagi menjadi dua:
1. Perencanaan rutin yaitu perencanaan yang di susun untuk jangka waktu tertentu yang
dilakukan setiap tahun.
2. Perencanaan eksendental, yaitu perencanaan yang di susun sesuai dengan kebutuhan yang
mendesak pada saat tertentu.
G. Perencanaan dari segi proses
Perencanaan dapat dibagi menjadi tiga kelompok:
1. Perencanaan filosofikal, yaitu perencanaan yang bersifat umum, hanya berupa konsep-
konsep dari nilai yang bersifat ideal dan masih memerlukan penafsiran-penafsiran dalam
bentuk program.
2. Perencanaan programial adalah perencanaan berupa penjabaran dari perencanaan
filosofikal.
3. Perencanaan operasional yaitu perencanaan yang jelas dan dapat dilakukan.

Ada juga yang membagi jenis perencanaan menjadi 2 jenis, yaitu:


1. Rencana strategis (Strategic Plans)
Yang disusun untuk mencapai tujuan umum organisasi, yaitu melaksanakan misi organisasi.
Sering juga disebut Perencanaan Jangkah Panjang (longe range planning) adalah proses
pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan jangka panjang organisasi, kebijakan yang harus
diperhatikan, serta strategi yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk
melaksanakan strategi tersebut harus pula disusun program kerja yang terinci, mencakup kegiatan
yang harus dilakukan, kapan harus dimulai, kapan harus selesai, dan siapa yang harus bertanggung
jawab, serta sumber daya manusia yang diperlukan. Singkatnya perencanaan strategik adalah
proses perencanaan jangka panjang yang sudah diformalkan, yang digunakan untuk merumuskan
tujuan organisasi serta cara menghadapinya.
2. Rencana operasional (Operational Plans)
Yang merupakan rincian tentang bagaimana rencana strategik dilaksanakan. Rencana Operasional
terdiri atas bentuk , yaitu : (1) rencana sekali pakai (single use plan) yakni rencana yang disusun
untuk mencapai tujuan tertentu dan dibubarkan segera setelah tujuan ini tercapai; (2) rencana
permanen (standing plans), yakni pendekatan pendekatan yang sudah di standarisasi untuk
menghadapi situasi berulang dan dapat diramalkan sebelumnya.
3. Perencanaan Taktis (Tactical Plans)
Perencanaan Taktis atau Tactical Plans adalah Perencanaan yang memuat taktik-taktik para
manajer untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah direncanakan oleh Top Management
(Manajemen Puncak) dalam perencanaan strategis.
a. Perencanaan Taktis merupakan Perencanaan Jangka Menengah (biasanya kurang dari 3
tahun) yang dibuat dan dikembangkan oleh Manajer tingkat menengah atau kepala
bagian/kepala divisi.
b. Perencanaan Taktis merinci setiap tindakan yang harus dilakukan oleh setiap bagian/divisi
dalam rangka pencapaian sasaran yang ditetapkan oleh Top Management pada
Perencanaan Strategisnya.
c. Perencanaan Taktis juga merencanakan pengalokasian sumber daya dan tugas-tugas untuk
setiap sub-unit dari masing-masing divisi atau departemen.
https://goenable.wordpress.com/2012/01/08/jenis-jenis-perencanaan/
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-perencanaan-planning-jenis-perencanaan/
PERAN PERENCANAAN DALAM ORGANISASI
A. Pentingnya Perencanaan dalam Organisasi
Semua kegiatan manajerial didasarkan dengan rencana yang sudah ditetapkan. Rencana
menentukan ke mana organisasi dan kegiatan-kegiatannya akan diarahkan. Ini berarti bahwa
maksud dari tiap rencana dan semua rencana-rencana turunan adalah membantu pencapaian tujuan
organisasi. Secara lebih spesifik pentingnya perencanaan dalam organisasi juga dapat dilihat dari
keuntungan perencanaan sebagai berikut.
1. Meningkatkan fokus dan fleksibilitas (focus and flexibility)
Suatu organisasi dengan fokus mengetahui apa yang terbaik dikerjakan, dan mengetahui
bagaimana melayani mereka dengan baik. Suatu organisasi dengan fleksibilitas beroperasi secara
dinamis dan dengan satu pengertian tentang masa depan.
2. Meningkatkan koordinasi (coordination)
Ada banyak perbedaan subsistem dan kelompok dalam organisasi dan masing-masing memiliki
berbagai tujuan pada tiap waktu tertentu. Tetapi tujuan itu semua menjadi seperangkat yang saling
membantu satu sama lain karena tersusun secara hierarki. Membantu koordinasi pengambilan
keputusan oleh manajer unit. Ini akan meminimasi tumpang tindih kegiatan dan membantu
pemakaian biaya.
3. Meningkatkan kontrol (control)
Kontrol manajerial meliputi pengukuran dan pengevaluasian hasil kinerja dan mengambil tindakan
perbaikan jika diperlukan. Perencanaan membantu membuat hal itu menjadi mungkin melalui
penetapan tujuan dan identifikasi tindakan spesifik melalui mana hal itu diwujudkan.
4. Memperbaiki manajemen waktu (time management)
Melalui keuntungan personal dari peningkatan fokus dan fleksibilitas, koordinasi, dan kontrol,
perencanaan adalah satu bentuk dari manajemen waktu.

PERAN PERENCANAAN DALAM BIDANG GIZI


1. Perencanaan (Planning)
A. Perencanaan Menu
Perencanan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah untuk memenuhi
selera konsumen pasien dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang.
Merencanakan menu untuk suatu pelayanan makanan kepada orang banyak adalah suatu pekerjaan
yang tidak mudah, karena setiap orang mempunyai kebiasaan dan kesukaan makan yang saling
berbeda. Oleh karena itu, susunan menu harus disesuaikan kebiasaan makan dan selera umum.
Tahap penyusunan menu khususnya untuk sebuah penyelenggaraan makanan yang
diperuntukkan bagi orang banyak sesuai dengan penjelasan soekresno (2000:76) harus
memperhatikan :
a. Keadaan keuangan,
b. Ketersediaan bahan sesuai musim,
c. Usia orang yang akan makan
d. Agama
e. Latar belakang kebudayaan / adat istiadat, dan lain sebagainya yang dianggap akan
mempengaruhi proses penyelenggaraan makanan yang dilakukan, hal ini sudah termasuk
penyelenggaraan makanan institusi seperti perusahaan.
Sedang syarat penyusunan menu institusi seperti perusahaan yang terkait dengan pengamanan
makanan dan minuman berdasarkan peraturan pemerintah No. 28 tahun 2004 bagian ke-empat
yaitu pengamanan makanan dan minuman diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari
makanan yang tidak memenuhi standar dan atau persyaratan kesehatan.
Contoh kegiatan yang dilakukan dalam Perencanaan Menu Sistem Penyelenggaraan Makanan
Institusi:
·Hidangan: Makanan & minuman yang terdiri dari: makanan pokok, lauk, sayur, buah, kue,
puding.
·Menu: Rangkaian hidangan yang disusun berdasarkan pola makan untuk jenis konsumen
tertentu.
·Perencanaan menu: Serangkaian kegiatan untuk menyusun hidangan dalam variasi dan
kombinasi yang serasi. Juga untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Standar Resep adalah resep yang telah dievaluasi, diuji dan diatur untuk operasional yang spesifik
dari suatu penyelenggaraan makanan. Standar Resep berguna untuk:
1. Mempermudah dalam menyusun menu
2. Mempermudah proses pengolahan makanan
3. Mendapatkan kualitas makanan yang baik pada setiap produksi/pengolahan.
4. Dapat mengetahui biaya (unit cost) untuk setiap porsi makanan.
5. Dapat mengetahui kandungan gizi setiap porsi makanan.
6. Tersedianya makanan yg memenuhi 5 T: Tepat mutu (nilai gizi & cita rasa), Tepat sanitasi,
Tepat jumlah, Tepat harga, Tepat waktu.
Pola menu: menetapkan pola dan frekuensi macam hidangan yang direncanakan untuk setiap
waktu makan selama satu siklus menu. Dapat mengendalikan penggunaan Bahan Makanan yang
mengacu pada gizi seimbang. Yang saya mengerti, pola menu adalah menentukan urutan menu
dalam satu siklus menu. Anggaplah menggunakan siklus menu 7 hari, berarti ada 7 menu
(A,B,C,D,E,F,G). Nah pola menu adalah menentukan menu A harus diberikan hari apa, menu B
harus hari apa, dan seterusnya.
Menetapkan besar porsi (ini berkaitan dengan kandungan gizi yang telah disusun)
Penilaian menu dan revisi menu: evaluasi berdasarkan feedback dari perwakilan divisi
lain, tenaga kesehatan lain, ataupun pasien.
Melakukan test awal menu: dapat berupa pencicipan.
B. Perencanaan Biaya
Anggaran belanja harus memperhitungkan bahan makanan, peralatan, tenaga, dan pengeluaran lain
yang disebut biaya overhead (Bahan bakar, air, listrik, kerusakan, sabun, pembersih, dsb).
Contoh kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan biaya:
a. Kumpulkan data macam dan jumlah konsumen.
b. Survei pasar, tentukan harga rata-rata.
c. Pedoman berat bersih bahan makanan yang digunakan dan dikonversikan ke dalam berat kotor.
d. Hitung harga makanan per orang per hari dengan mengalikan berat kotor bahan makanan dengan
harga satuan sesuai konsumen.
e. Hitung anggaran bahan makanan setahun (jumlah konsumen yang dilayani dalam 1 tahun
dikalikan indeks harga makanan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Kegiatan pengorganisasian meliputi identifikasi kegiatan dan tujuan dengan jelas, pembagian
tugas sesuai dengan ketrampilan dan keahlian masing-masing atau penempatan tenaga yang sesuai
dengan bidangnya, pendelegasian tugas dan tanggung jawab dari atasan ke bawahan sehingga
masing-masing akan menadpat wewenang dan beban kerja yang sesuai. Adanya pendelegasian
tugas akan menggambarkan garis instruksi dari atas ke bawah dan garis pertanggungjawaban dari
bawah ke atas juga jelas.
3.Pelaksanaan (Actuating)
Dalam pelaksanaan, manajer atau pimpinan akan mengambil tindakan anatara lain memberi
pengarahan kepada bawahan agar dapat bekerja dengan lancar, memberikan konsultasi atau atau
nasehat jika diperlukan mengadakan supervisi yang efektif untuk unit khusus atau keseluruhan,
dapat memotivasi bawahan sehingga mereka bersemangat dalam bekerja.
Selama pengolahan, penanganan, penyimpanan, dan transportasi perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Bahan makanan dan ingredien harus terpisah dari bahan-bahan berbahaya, yaitu menghindari
dari kontaminasi oleh hama, bahan-bahan fisik, imia, dan mikroba yang membahayakan kesehatan,
2. Bahan-bahan yang tidak terpakai harus dibuang dengan cara yang higienis, dan
3. Perhatian harus diberikan untuk mencegah terjadinya kerusakan atau kebusukan makanan,
termasuk pengendalian suhu, kelebaban, dan pengendalian lainnya. Selain itu, fasilitas dan
orosedur yang tepat harus dilakukan untuk menjamin bahwa pembersihan dan pemeliharaan
dilakukan secara efektif, serta tingkat higienis karyawan dipertahankan dengan baik. Hal terkait
pelaksanaan yang terpenting adalah perhitungan kebutuhan bahan pangan, pembelian bahan
makanan, penerimaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, persiapan bahan makanan,
Pemasakan, pendistribusian dan penyajian makanan.
Penyimpanan Bahan Makanan :
a. Penyimpanan sejuk (cooling) pada suhu 10-15 derajat celcius sepert jenis minuman, buah, dan
sayuran.
b. Penyimpanan dingin (chilling) pada suhu 4-10 derajat celcius seperti makanan berprotein yang
segera akan diolah.
c. Penyimpanan dingin sekali (freezing) pada suhu 0-4 derajat celcius untuk bahan makanan yang
mudah rusak untuk jangka 24 jam.
d. Penyimpanan beku (frozen) pada suhu <0 derajat celcius seperti bahan protein yang mudah
rusak untu jangka waktu >24 jam
e. Suhu ruang untuk penyimpanan gudang kering seperti, beras, bumbu, dan lain-lain.
4. Pemesanan dan Pembelian Makanan
Pemesanan dan pembelian bahan makanan merupakan salah satu kewajiban pengelola
penyelenggaraan makanan. Bahan makanan yang dimaksud adalah bahan makanan mentah dan
keadaan bahan makanan yang merupakan awal dari proses mendapatkan makanan jadi. Bahan
makanan harus dipilih kualitasnya yang baik dan tidak tercemar.
Persyaratan pemesanan dan pembelian bahan makanan:
a. Adanya kebijakan institusi tentang pengadaan bahan makanan.
b. Adanya surat perjanjian dengan bagian logistik rekanan.
c. Adanya spesifikasi bahan makanan.
d. Adanya daftar pesanan bahan makanan.
e. Tersedianya dana.
Petugas yang ditugaskan untuk pengadaan bahan makanan hendaknya bersikap jujur dan membeli
bahan makanan sesusai dengan kebutuhan menu yang telah direncanakan, sehingga anggaran yang
diperuntukkan dalam pengadaan bahan makanan betul-betul terpenuhi.
5.Penerimaan Bahan Makanan
Penerimaan bahan makanan adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan, pencatatan dan
pelapporan tentang macam, kualitas dan kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan
pesanan yang telah ditetapkan.Institusi membuat daftar pesanan bahan makanan sesuai dengan
menu yang akan disajikan (Moehyi, 1992).
prasyarat penerimaan bahan makanan adalah:
a. Tersedianya rincian pesanan bahan makanan harian berupa macam dan jumlah bahan makanan
yang akan diterima.
b. Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.
Penerimaan bahan makanan dilakukan oleh ahli gizi yang bertugas memeriksa, meniliti, mencatat
dan melaporkan macam, jumlah dan kualitas bahan makanan yang diterima sesuai pemesanan dan
spesifikasi yang ada. Jika terjadi kerusakan atau tidak sesuai dengan spesifikasi maka barang akan
dikembalikan. Dalam penerimaan bahan makanana dibagi menjadi 2 yaitu penerimaan bahan
makanan kering an penerimaan bahan basah
6.Penyimpanan dan Penyaluran Makanan
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpen, memlihara bahan
makanan kering dan basah serta mencatat serta pelaporannya. Setelah bahan makanan yang
memenuhi syarat diterima harus segera dibawa ke ruangan penyimpanan, gudang atau ruangan
pendingin. Apabila bahan makanan langsung akan digunakan, setelah ditimbang dan diawasi oleh
bagian penyimpanan bahan makanan dibawa ke ruangan persiapan bahan makanan (Moehyi,
1992).
prasyarat penyimpanan bahan makanan adalah:
1. Adanya sistem penyimpanan barang.
2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.
3. Tersedianya kartu stok atau buku catatan keluar masuknya bahan makanan.

Ada 4 prinsip penyimpanan bahan makanan yang sesuai dengan suhunya


1. Penyimpanan sejuk (colling) pada suhu 10ºC-15ºC seperti jenis minuman, buah dan sayuran.
2. Penyimpanan dingin (chilling) pada suhu 4ºC-10ºC seperti makanan berprotein yang segera
akan diolah.
3. Penyimpanan dingin sekali (freezing) pada suhu 0ºC-4ºC seperti bahan makanan yang mudah
rusak untuk jangka waktu 24 jam.
4. Penyimpanan beku (frozen) pada suhu <0ºC seperti bahan protein yang mudah rusak untuk
jangka waktu <24 jam.
Penyaluran bahan makanan adalah tatacara mendistribusikan bahan makanan berdasarkan
pemintaan harian. Tujuan daripada penyaluran bahan makanan adalah tersedianya bahan makanan
yang siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan pesanan. Untuk
melaksanakan kegiatan penyaluran bahan makanan ada beberapa syarat yang harus diperhatikan
yaitu adanya bon permintaan bahan makanan dan tersedianya kartu stok/buku catatan keluar
masuknya bahan makanan(Moehyi, 1992).
7. Persiapan dan Pengolahan Makanan
Menyiapkan makanan meliputi kegiatan membersihkan dan menghilangkan bagian–bagian yang
tidak dimakan, memotong, menghaluskan, menggiling, mencampur, membentuk serta kegiatan
lainnya yang harus dikerjakan sebelum bahan makanan siap diolah. Persiapan yang sempurna
terhadap bahan makanan sangat penting dan tidak hanya ditinjau dari segi gizi, tetapi juga dari
segi biaya operasionalnya. Selain itu, bagian ini perlu diawasi untuk mencegah terjadinya
pembuangan bahan makanan, misalnya pengupasan yang terlalu tebal.
Agar diperolah hasil makanan yang baik kualitasnya, maka salah satu hal yang perlu diperhatikan
adalah pengolahan makanan. Macam-macam proses pengolahan makanan yang dapat diterapkan
anatara lain yaitu: merebus, mengukus, mengetim, menggoreng, mencah, menyetup, membardir,
membuat kaldu, mengentalkan, menjernihkan, mengocok atau memukul, mendinginkan dan
menghidangkan, dimana hal ini dilakukan sesuai kebutuhan.
Pengolahan bahan makanan adalah merupakan suatu kegiatan memasak bahan makanan mentah
menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas dan aman dikonsumsi. Tujuan Pengolahan bahan
makanan:
1. Mengurangi resiko kehilangan zat gizi bahan makanan
2. Meningkatkan nilai cerna.
3. Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan makanan.
4. Bebas dari organism dan zat yang berbahaya bagi tubuh
prasyarat pengolahan bahan makanan adalah:
a. Tersedianya siklus menu.
b. Tersedianya peraturan penggunaan bahan tambahan pangan.
c. Tersedianya bahan makanan yang akan diolah.
d. Tersedianya peralatan pengolahan bahan makanan.
e. Tersedianya aturan penilaian.
f. Tersedianya prosedur tetap pengolahan.

8. Pendistribusian Makanan
Pendsitribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah
porsi dan jenis makanan konsumen yang dilayani (makanan biasa maupun khusus). Setelah bahan
makanan mengalami proses pemasakan, selanjutnya bahan makanan tersebut disalurkan untuk
disampaikan kepada konsumen. System penyaluran yang digunakan sangat mempengaruhi
makanan yang disajikan, tergantung pada jenis dan jumlah tenaga, perlengkapan dan perlengkapan
yang ada.
prasyarat pendistribusian dan penyajian makanan adalah:
1. Adanya bon permintaan bahan makanan.
2. Tersedianya kartu stok atau buku catatan keluar masuknya bahan makanan.
3. Tersedianya standar porsi.
4. Tersedianya peralatan makanan.
5. Tersedia sarana pendistribusian makanan.
6. Tersedia tenaga pramusaji.
7. Adanya jadwal pendistribusian makanan di dapur utama.
Di rumah sakit ada 3 sistem penyaluran makanan yang biasa dilakukan, yaitu system yang
dipusatkan (sentralisasi), system yang tidak dipusatkan (desentralisasi), dan kombinasi antara
sentralisasi dengan desentralisasi
1. Cara ini lazim disebut “sentralisasi”.dengan ketentuan ini, makanan pasien dibagi dan
disajikan dalam penyaluran makanan yang dipusatkan.
2. Penyaluran makanan yang tidak dipusatkan.
Cara ini disebut distribusi “desentralisasi”. Makana pasien dibawa dari tempat pengolahan ke
dapur ruang perwatan pasien, dalam jumlah banyak/besar, untuk selanjutnya disajikan data alat
makan pasien dengan pemintaan diet.
3. penyaluran makanan kombinasi.
Kedua cara di atas dapat pula dilakukan secara bersamaan. Dengan kombinasi tersebut maka
sebagian ditempatkan langsung ke dalam alat makan pasien sejak dari tempat produksi (dapur),
dan sebagian lagi dimasukkan kedalam wadah besar, pendistribusiannya dilaksanakan setelah
sampai di ruang perawatan.
9.Pengawasan (Controlling)
Pengawasan meliputi pencatatan, pelaporan, dan evaluasi, yang terdiiri dari:
a. Pemasukan, pemakaian bahan makanan harian,
b. Pencatatan tentang pemasukan dan pemakaian peralatan dapur,
c. Pencatatan kegiatan macam dan jumlah konsumen yang dilayani setiap hari,
d. Perhitungan harga makanan per orang sehari, rata-rata dalam tiap bulan, dan setiap tiga bulan,
e. Laporan tribulan untuk pimpinan.

http://rodlialramdhan.blogspot.com/2013/09/fungsi-perencanaan-dalam-organisasi.html
http://fauzibarabai.blogspot.com/2015/03/fungsi-manajemen-dalam-sistem.html

Anda mungkin juga menyukai