Anda di halaman 1dari 5

Perspektif Manajemen Klasik

A. Manajemen Klasik
1. Pengertian Manajemen Klasik
Teori Manajemen Aliran Klasik mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi
manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajer sangat dibutuhkan pada penerapan
fungsi-fungsi tersebut. Dalam Fattah (2000:22) teori manajemen klasik berasumsi bahwa
manusia itu sifatnya rasional, berfikir logis, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan.
Oleh karena itu teori klasik berangkat dari premis bahwa organisasi bekerja dalam proses
yang logis dan rasional dengan pendekatan ilmiah dan berlangsung menurut struktural
atau anatomi organisasi.
2. Sejarah Perkembangan Manjemen Klasik
Teori Manajemen Aliran Klasik awal sekali timbul akibat terjadinya revolusi industri di
Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut memberikan perhatian terhadap masalah-
masalah manajemen yang timbul baik itu dikalangan usahawan, industri maupun
masyarakat. Para pemikir itu yang terkenal antara lain, Robert Owen, Henry Fayol,
Charles Babbage dan lainnya.
Adapun manajemen klasik timbul dari kebutuhan akan pedoman untuk mengelola
organisasi yang kompleks, misalnya sebuah pabrik. Manajemen itu tidak dilahirkan,
tetapi dapat diajarkan, asalkan prinsip-prinsip mendasari dan teori
umum manajemen dapat diterapkan.
Berikut dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya teori manajemen, yaitu :
a. Robert owen (1771-1858)
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di
New Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada
penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil
pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu
perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian
pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam
arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya)
oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan.
Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi
oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert
Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.
b. Charles Babbage (1792-1871)
Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh
perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia percaya bahwa aplikasi prinsip-
prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja
dan menurunkan biaya, karena setiap pekerjaan dilakukan secara efektif dan
efisien. Dia menganjurkan agar para manajer saling bertukar pengalaman dalam
penerapan prinsip-prinsip manajemen. Kontribusinya terlihat dari bukunya On
the Economy of machinery and Manufacures. Dia menganjurkan Pembagian
kerja (devision of labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
1) Mengefisienkan waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-
pengalaman yang baru
2) Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan
ke pekerjaan lain serta akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja,
untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
3) Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja
terus-menerus dalam tugasnya.
4) Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya
karena perhatiannya pada hal itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu mengembangkan kerja sama yang
saling menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga
membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.
3. Pokok Teori Manajemen Klasik
Teori Manajemen Aliran Klasik terbagi menjadi dua, yaitu teori manajemen ilmiah dan
teoiri organisasi klasik
a. Teori Manajemen Ilmiah
Pelopornya adalah Frederick Winslow Taylor, Frank dan Lilian Gilberth, dan Henry
Laurance Grant serta Harrington Emerson. Pertama kali manajemen ilmiah atau
manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan dibahas, pada sekitar 1900-an.
Frederick Winslow Taylor adalah manajer dan penasihat perusahaan dan merupakan
salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal sebagai bapak manajemen
ilmiah (scientifick management).
Taylor menyusun sekumpulan prinsip yang merupakan inti manajemen ilmiah. 
Prinsip-prinsip itu diringkas sebagai berikut :
1) Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu
pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan
2) Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan
latihan dan pendidikan kepada pekerja
3) Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam
menjalankan tugasnya
4) Harus dijalin kerjasama yang baik antara pimpinan dan pekerja
Pendukung teori manajemen ilmiah yang lain adalah Frank B. Gilbert (1878-1924)
dan Lilian Gilberth (1878-1972) yang sukses mengarahkan pada studi gerak dan
waktu. Dia tertarik pada pengerjaan suatu pekerjaan yang memperoleh efisiensi
tertinggisebagai ilmu yang menganalisis tugas sampai pada gerak fisik dasar. 
Diharapkan agar gerak tidak dihambur-hamburkan dan dihemat serta diharapkan
lancar  sehingga produktifitas kerja meningkat. 
Dalam konsep Gilbreth, gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Dengan kamera film
ia berusaha mencari gerakan paling menghemat untuk setiap pekerjaan, dengan
demikian menaikkan prestasi dan mengurangi kelelahan. Keduanya mengembangkan
rencana promosi 3 tahap, yaitu :
1) Mengerjakan pekerjaan saat ini
2) Mempersiapkan diri untuk jabatan yang lebih tinggi
3) Melatih penggantinya dalam waktu yang bersamaan
Menurut metode tersebut, seorang pekerja akan bekerja seperti biasa, sambil
menyiapkan promosi karir dan melatih calon penggantinya. Dengan demikian pekerja
akan menjadi pelaksana, pelajar yaitu menyiapkan karir yang lebih tinggi, dan
pengajar dalam arti mengajari calon penggantinya.
Pelopor manajemen ilmiah selanjutnya ialah Henry Laurance Gantt (1861-1919).
Beliau merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan,
dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan produktivitas
kerjanya. Adapun gagasan yang dicetuskannya yaitu :
1) Kerja sama yang saling menguntungkan antara manager dan tenaga kerja untuk
mencapai tujuan bersama
2) Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja
3) Pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus
4) Penggunaan intruksi kerja yang terperinci
Harrington Emerson (1853-1931) terkenal dengan sebutan efficiency
engineering sebagai tipe konsultasi. Dia melihat penyakit sistem industri adalah
pemborosan. Dia yakin bahwa hancurnya pabrik bukan disebabkan oleh tanah,
pekerja dan modal, tetapi karena miskinnya ide-ide untuk berkembang.
Oleh sebab itu Emerson mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi, yaitu:
1) Tujuan dirumuskan dengan jelas
2) Kegiatan yang dilakukan masuk akal
3) Dikerjakan oleh orang yang benar-benar kompeten
4) Disiplin
5) Balas jasa yang adil
6) Laporan yang reliabel, mutakhir dan valid
7) Pemberian perintah perencanaan dan urutan kerja
8) Adanya standar-standar dan skedul-skedul metode dan waktu kegiatan
9) Kondisi yang memiliki standar
10) Operasi yang memiliki standar
11) Intruksi-intruksi praktis tertulis yang memiliki standar
12) Balas jasa efisien rencana insentif
b. Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi klasik yang pertama ialah teori birokrasi yang dikemukakan oleh
Max Weber dalam bukunya : The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. Kata
birokrasi mula-mula berasal dari kata legal-rasional. Organisasi disebut rasional
dalam hal penetapan tujuan dan perencanaan organisasi untuk mencapai tujuan
tersebut. Menurut Weber bentuk organisasi yang birokratik secara kodratnya adalah
bentuk organisasi yang paling efisien.
Weber mengemukakan karakteristik birokrasi sebagai berikut:
1) Pembagian kerja yang jelas
2) Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik
3) Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi
4) Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
5) Sistem aturan yang mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para
pemegang jabatan
6) Huhungan-hubungan antar pribadi yang bersifat “impersonal”
Teori organisasi klasik yang kedua ialah teori administrasi. Teori administrasi
berkembang sejak tahun 1990. Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar
sumbangan Henry Fayol dan Lynlali Urwick dari Eropa, serta Mooney dan Reiley di
Amerika. Mooney dan Reilly menyebut Koordinasi sebagai faktor terpenting dalam
perencanaan organisasi maupun bangun teori yang mereka kemukakan. Mereka
menekankan tiga prinsip organisasi yang mereka teliti dan temukan telah dijalankan
dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer dan bisnis. Ketiga prinsip
tersebut adalah :
1) Prinsip koordinasi
2) Prinsip skalar
3) Prinsip fungsional
Tokoh selanjutnya ialah Henry Fayol (1841-1925). Menurut Fayol (Robbins dan
Coulter, 1999), manajemen adalah sebuah kegiatan umum dari semua usaha manusia
dalam bisnis, pemerintahan, dan rumah tangga. Fayol mengungkapkan ada 14 prinsip
manajemen yang merupakan kebenaran universal yang merupakan prinsip umum
manajemen, yaitu:
1) Pembagian Kerja – yaitu adanya spesialisasi akan meningkatkan efisiensi
pelaksanaan kerja.
2) Wewenang/ Otoritas – yaitu adanya hak untuk memberi perintah dan dipatuhi.
3) Disiplin/ Tata Tertib – harus ada respek dan ketaatan pada peranan-peranan dan
tujuan organisasi.
4) Kesatuan Perintah/ Komando – bahwa setiap pekerja hanya menerima instruksi
tentang kegiatan tertentu hanya dari seorang atasan.
5) Kesatuan Pengarahan – kegiatan operasional dalam organisasi yang memiliki
tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu
rencana.
6) Meletakkan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum –
kepentingan perseorangan harus diupayakan agar senantiasa di bawah
kepentingan organisasi.
7) Balas jasa – kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil baik bagi
karyawan maupun pemilik.
8) Sentralisasi – adanya keseimbangan antara pendekatan sentralisasi dengan
desentralisasi.
9) Garis wewenang (scalar system)/ rantai skalar / hirarki – adanya garis wewenang
dan perintah yang jelas.
10) Order/ Kemantapan para karyawan dalam pekerjaannya – sumber daya organisasi
termasuk sumber daya manusianya, harus ada pada waktu dan tempat yang tepat.
Penempatan orang-orang harus sesuai dengan pekerjaan yang akan dikerjakan
11) Keadilan/ kesamaan – Perlakuan dalam organisasi harus sama dan tanpa ada
diskriminasi.
12) Stabilitas Staf dalam Organisasi – perlu adanya kestabilan dalam menjalankan
organisasi, tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat.
13) Inisiatif – setiap pekerja harus diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya
dan diberi kebebasan untuk merencanakan dan menjalankan tugasnya secara
kreatif walaupun memungkinkan terjadinya kesalahan.
14) Esprit de Corps (semangat korps) – Prinsip ini menekankan bahwa pada dasarnya
kesatuan adalah sebuah kekuatan. 
4. Fungsi Manajemen Klasik
a. Merencanakan (planning) adalah menentukan sasaran organisasi dan sarana untuk pencapaian
tujuan.
b. Mengorganisasikan (organizing) adalah menetapkan dimana keputusan akan dibuat, siapa
yang akan melaksanakan tugas dan pekerjaan, serta siapa yang akan bekerja untuk siapa.
c. Memimpin (leading) adalah memberi insparasi dan motivasi kepada karyawan untuk berusaha
keras mencapai sasaran organisasi.
d. Mengendalikan (controlling) adalah mengawasi kemajuan pencapaian sasaran dan mengambil
tindakan korelasi bilamana dibutuhkan
5. Karakteristik Manajemen Klasik
a. Pengembangan manajemen dilakukan oleh teoritis.
b.  Investasi terbesar adalah karyawan.
c. Tenaga kerja diberi pelatihan keterampilan sesuai operasi pabrik.
d. Karyawan bertanggungjawab atas pekerjaan tertentu yang berulang.
e. Adanya skema pembagian keuntungan.
B. Kelebihan dan Kekurangan Teori Manajemen Klasik
1. Kelebihan Teori Manajemen Klasik
a. Teknik efisiensi dan penelitian waktu dan gerak (time and motion study) mampu
meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
b. Metode pemilikan dan pengembangan tenaga kerja menunjukkan pentingnya latihan dan
pendidikan untuk meningkatkan efektivitas kerja.
c. Metode ini juga mampu memberikan rancangan kerja dan mendorong manajer untuk mencari
alternatif terbaik dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
d. Manajemen klasik menyediakan banyak teknik dan pendekatan terhadap manajemen yang
masih relevan saat ini sebagai contoh pemahaman secara menyeluruh mengenai sifat dari
pekerjaan yang dilaksanakan, pemilihan orang yang tepat untuk melakukan pekerjaan
tersebut, dan melakukan pendekatan keputusan secara rasional semuanya adalah ide yang
berguna dan masing-masing dikembangkan selama periode ini.
e. Beberapa konsep inti dari model birokratif masih dapat digunakan di dalam rancangan
organisasi modern selama keterbatasan mereka diakui. Manajer seharusnya mengakui bahwa
efisiensi dan produktivitas dapat diukur dan dikendalikan dalam banyak situasi.
2. Kekurangan Teori Manajemen Klasik
a. Manajemen klasik kurang memperhatikan aspek kemanusiaan dari pekerja, seperti motif,
tujuan, perilaku, dan lain sebagainya.
b. Dalam organisasi modern yang kompleks seperti sekarang, manajemen klasik dianggap
terlalu umum.  Di manajemen modern, terkadang garis wewenang agak kabur. Saat ini
terkadang teknisi bisa mendapat perintah dari manajer pabrik (atasan dari atasan teknisi
(mandor).  Ini membuat pertentangan antara prinsip pembagian kerja dan kesatuan perintah.
c. Produktivitas memungkinkan peningkatan hasil, tetapi sering mengakibatkan pemberhentian
pekerja atau diubahnya upah. 
d. Teori ini kurang melihat kebutuhan sosial para pekerja dan tidak pernah melihat ketegangan-
ketegangan yang terjadi karena kebutuhan itu tidak terpenuhi. Hal ini terjadi karena manajer
yang mengikuti aliran ini hanya memperhatikan aspek material dan fisik.
e. Manajer juga harus mengakui keterbatasan dari perspektif klasik dan menghindari fokus
sempitnya terhadap efisiensi dari perspektif penting lainnya. Kekurangan dari manajemen
klasik ialah prespektif tersebut menganggap remeh peran individu dalam organisasi.

Anda mungkin juga menyukai