A. Pentingnya Manajer
1. Organisasi memerlukan keterampilan dan kemampuan manajerial mereka lebih dari
sebelumnya pada waktu waktu yang tidak menentu, kompleks, dan kacau.
(dinamika kerja yang berubah-ubah, iklim ekonomi di saentero dunia, perubahan
teknologi, meningkatnya globalisasi)
Contoh : LVMH, pemimpin dunia dalam produk mewah (desain kreatif, merk yang
bergengsi, fokus pada potensi komersial)
2. Berperan penting dalam menyelesaikan pekerjaan.
Contoh : AT&T memiliki 6.750 manajer umum yang mengelola kerja dari ribuan
karyawan
3. Penting untuk berorganisasi
B. Tempat Manajer Bekerja
a. Departemen Pemerintahan
b. Rumah Sakit
c. Perusahaan Kecil
d. Badan Nirlaba
e. Museum
f. Sekolah
g. Lembaga Kampanya politik
h. Koperasi koperasi konsumen
C. Pengertian Manajer
Manajer adalah seseorang yang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pekerjaan orang lain sehingga sasaran sasasran organisasi dapat dicapai. Pekerjaan seorang
manajer bukan untuk menyelesaikan tugas pribadinya namun berupaya membantu orang lain
menyelesaikan tugas tugas mereka dengan baik dengan wujud berupa koordinasi pekerjaan
suatu kelompok dari departemen tertentu dan mengawasi pekerjaan individu tertentu.
Manajer
Puncak
Manajer Menengah
Karyawan Nonmanajerial 1
- Manajer Lini Pertama Mengelola pekerjaan para karyawan nonmanajerial (produksi
barang atau jasa)
- Manajer Tingkat Menengah Mengelola pekerjaan manajer tingkat pertama
(nama jabatan : manajer regional, manajer toko,
manajer divisi)
- Manajer Puncak Bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang dapat
memengaruhi jalannya seluruh organisasi dan menetapkan
rencana kerja dan sasaran sasaran bagi organisasi secara
keseluruhan
(nama jabatan : VP eksekutif, presiden organisasi, direktur
pelaksanaan, direktur operasi, direktur utama)
Tidak semua organisasi dapat mencapai tujuan mereka dengan menerapkan sistem
manajemen piramida tradisional. Ada juga organisasi yang menerapkan penataan yang lebih
longgar, dimana pekerjaan dapat dilakukan oleh kelompok-kelompok karyawan yang berbeda,
yang dapat pindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan tuntutan kebutuhan.
Manajer harus melakukan tindakan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang
lain, jika tidak seiring pergantian proyek, maka ia tidak selalu memiliki jabatan manajer.
Tujuan yang
Struktur Nyata
jelas
Orang
E. Kerja Manajer
a. Manajamen melibatkan aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan
orang lain sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif
2
b. Efisiensi merujuk pada mencari output sebesar-besarnya dengan input yang sekecil -
kecilnya
c. Efektivitas berarti mengerjakan hal yang tepat
Manajamen mengejar efisiensi yang tinggi dengan menggunakan sumber daya serendah-
rendahnya dan mencapai efektivitasi yang tinggi dengan pencapaian sasaran yang tinggi pula.
Peran-Peran Manajerial merujuk pada tindakan-tindakan dan perilaku yang diharapkan seorang
manajer. Peran-peran manajerial Mintzberg antara lain :
3
3. Peran Pengambil Keputusan meliputi hal-hal yang terkait pengambilan keputusan
dan penentuan pilihan. Terdiri dari :
a. Pengusaha (entrepreneur)
b. Pengentas kendala (disturbance handler)
c. Pengalokasi sumber daya (resource allocator)
d. Perunding (negotiator)
H. Keterampilan-keterampilan Manajamen
Robert L. Katz menjabarkan bahwa setiap manajaer membutuhkan tiga keterampilan
dasar yaitu :
a. Keterampilan teknis adalah pengetahuan dan teknik yang berkaitan dengan sebuah
pekerjaan yang spesifik, yang diperlukan untuk menjalankan dan menyelesaikan
pekerjaan tersebut dengan baik
b. Keterampilan hubungan antarmanusia adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan
orang lain, baik secara individu maupun dalam kelompok
c. Keterampilan konseptual adalah kemampuan berpikir dan memahami hal-hal yang
bersifat abstrak dan kompleks (paling dibutuhkan manajer puncak)
Manajer
Puncak
Manajer
Keterampilan Teknis Keterampilan Hubungan Antarmanusia Keterampilan Konseptual
Menengah
Manajemen
Jenjang Bawah
Mengelola Mengelola modal
Menginspirasi komitmen
perubahan manusia
Menggunakan Menstrukturisasi kerja
Memfasilitasi konteks psikologis dan
jerjaring yang penuh dan menyelesaikan
sosial dari kerja
tujuan pekerjaan
Mengelola logistik Mengelola proses-proses
Mengelola straregi dan inovasi
dan teknologi pengambilan keputusan
4
- Keseimbangan kehidupan kerja-
kehidupan pribadi
- Tantangan dari media sosial
Penekanan yang Lebih Tinggi pada Etika - Mendefenisi ulang nilai-nilai
- Membangun kembali kepercayaan
Organisasi dan Manajamen
- Akuntabilitas yang lebih baik
- Keberlanjutan
Peningkatan Daya Saing - Pelayanan pelanggan
- Inovasi
- Globalisasi
- Efisiensi/produktivitas
Perubahan Ancaman Keamanan - Manajamen risiko
- Ketidakpastian sumber/biaya energi
masa depan
- Restrukturisasi tempat kerja
- Permasalahan diskriminasi
- Permasalahan globalisasi
- Kepedulian pada karyawan
- Ketidakpastian iklim ekonomi
Para manajer meyakini bahwa memberikan pelayanan yang berkualitas secara konsisten
kepada pelanggan merupakan hal yang amat menentukan kelangsungan hidup dan keberhasilan
sebuah bisnis di tengah ketatnya persaingan di zaman ini. Sehingga manajer harus mampu :
Membangun organisasi yang cepat-tanggap pada kebutuhan pelanggan, dimana para karyawan
mampu bersikap ramah dan sopan, mudah dijangkau, berpengetahuan, lugas dalam melayani
kebutuhan pelanggan, dan bersedia melakukan apa yang diperlukan demi memuaskan
pelanggan
5
Penggunaan media sosial di era sekarang dapat menjunjang kerja manajer. Media sosial,
yaitu segala bentuk komunikasi elektronik yang mempertemukan penggunanya dalam
komunitas-komunitas online untuk berbagi ide, informasi, pesan pribadi dan konten lainnya;
dapat dipergunakan manajer sebagai sarana untuk menunjang pengelolaan efektifitas karyawan.
Oleh karenanya manajer perlu untuk memahami dan mengelola kekuatan dan bahaya
penggunaan media sosial.
Inovasi dapat diartikan melalukan sesuatu dengan cara yang berbeda, menjelajahi ruang-
ruang baru dan mengambil risiko. Dapat dipahami bahwa inovasi tidak hanya berbicara
penemuan teknologi baru, namun juga cara pandang yang berbeda yang dapat menghasilkan
daya tarik dan efisiensi.
6
Dalam mempelajari manajemen kita dapat memahami nilai dan manfaat studi manajemen
melalui 3 hal:
1. universalitas manajemen;
2. realitas dunia kerja; dan
3. imbalan dan tantangan menjadi seorang manajer.
Dalam realitas dunia kerja dijelaskan bahwa ketika kita memasuki lingkup dunia kerja,
kita akan sangat mungkin dipaksa menjalankan fungsi manajerial walaupun kita bukan pada
posisi manajer. Tanpa itu pun, kita dapat menerapkan wawasan manajemen untuk bersosialisasi
dan membaur dalam dunia kerja.
Dan terakhir sebagai manajer akan sangat banyak nilai tambah yang dimiliki seperti,
mendapatkan lingkungan kerja yang baik, pengakuan sosial di dalam organisasi maupun
lingkungan, mendapatkan kompensasi yang layak sesuai dengan upaya yang dilakukan.
Tantangan yang dihadapi pun ada, seperti harus bekerja lebih, sering dituntut untuk
menyelesaikan tugas dengan sumber daya yang terbatas bahkan kurang memadai.
7
Modul Sejarah Manajemen
Menurut Robbins dan Coulter, setidaknya ada 5 pembagian sejarah manajemen hingga
sekarang yaitu:
Pendekatan Pendekatan
Manajemen Awal Pendekatan Klasik Pendekatan Perilaku
Kuantitatif Kontemporer
3000 SM -1776 1911 - 1947 1700 an 1950 an
1940 an 1950 an 1960 an - sekarang
Penggunaan manajemen telah dipraktekkan sejak 3000 SM, walaupun belum dibentuk
teori-teori manajemen, namun terlihat adanya penggunaan ilmu manajemen dalam beberapa
benda-benda bersejarah seperti pembangunan pyramid dengan 100000 orang selama 20 tahun
yang tidak mungkin dilakukan tanpa adanya seseorang yang mengelola.
Teori-teori manajemen sendiri belum muncul hingga awal tahun 1900 an, namun
sebelumnya dalam The Wealth of Nations, Adam Smith sudah menggagaskan keunggulan yang
dapat diperoleh melalui penerapan pembagian kerja, yaitu pemisah-misahan tugas dan tanggung
jawab ke dalam bidang-bidang yang sempit dan khusus serta dilakukan berulang-ulang.
8
Dan yang merupakan bagian terakhir dari manajemen awal adalah pada periode setelah
revolusi industry di mana peran tenaga mesin menggeser sebagian peran tenaga manusia. Pada
era itu, dibutuhkan seorang manajer untuk mengelola sumber daya yang diperlukan untuk
kepentingan pabrik-pabrik yang dibangun. Pada era itu pula mulai dikembangkan teori-teori
manajemen.
B. Pendekatan Klasik
Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah dikenal pertama kali melalui karya Frederick Winslow Taylor yang
berjudul Principles of Scientific Management. Yang menjelaskan manajemen ilmiah sebagai
penggunaan metode-metode ilmiah untuk mendefinisikan cara terbaik dalam menyelesaikan
sebuah pekerjaan.
9
1. Mengembangkan sebuah pendekatan ilmiah untuk tiap-tiap unsur dalam sebuah
pekerjaan untuk menggantikan metode lama yang didasarkan pada kebiasaan;
2. Secara ilmiah memilih pekerja yang paling tepat dan melatih mendidik dan
membina pekerja tersebut;
3. Bekerja sama secara sungguh-sungguh dengan para pekerja demi memastikan
bahwa mereka menjalankan semua tugas sesuai dengan aturan-aturan kerja yang telah
dikembangkan secara ilmiah; dan
4. Membagi beban kerja dan tanggung jawab secara hamper merata di antara
manajemen dan para pekerja.
Sedangkan Frank- Lilian Gilbreth menggagas sebuah kajian berdasarkan time and motion, yang
dengan kajian tersebut manajer dapat menemukan gerakan gerakan yang tidak diperlukan
untuk mengefisiensikan waktu pekerja untuk melakukan suatu pekerjaan.
Administrasi Umum
1. Perencanaan (planning);
2. Pengorganisasian (organizing);
3. Penugasan (commanding);
4. Koordinasi (coordinating); dan
5. Pengendalian (controlling).
1. Pembagian kerja;
2. Kewenangan;
3. Disiplin;
4. Kesatuan perintah;
10
5. Kesatuan arah;
6. Penundukan kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum;
7. Remunerasi (imbal jasa);
8. Pemusatan;
9. Rantai scalar;
10. Keteraturan;
11. Keselayakan;
12. Kestabilan posisi dan jabatan karyawan;
13. Inisiatif; dan
14. Esprit de corps (semangat korps atau semangat kekeluargaan).
Berbeda dengan Max Weber yang mengembangkan teori ini dari sudut pandang
organisasi. Teori yang dikembangkan Max Weber membahas mengenai struktur otoritas dan
hubungan-hubungan berdasarkan sebuah model organisasi ideal yang dinamakan Weber
birokrasi, yaitu bentuk organisasi yang dicirikan oleh adanya pembagian kerja yang jelas,
hierarki kepemimpinan yang tegas, arahan-arahan dan aturan-aturan yang lugas, serta hubungan
antarindividu yang tidak bersifat pribadi.
Teori birokrasi yang ideal ini diakui Weber tidak mungkin diwujudkan sepenuhnya di
dunia nyata, namun dapat digunakan sebagai landasan berpijak untuk menjadi rancangan struktur
organisasi. Persamaan antara teori Henri Taylor dan Max Weber terletak pada penekanan
terhadap rasionalitas, prediktabilitas, impersonalitas, kecakapan teknis, dan otoroteroanisme.
C. Pendekatan Perilaku
Perilaku organisasi (organizational behavior,ob) adalah sebuah bidang kajian ilmiah yang
menelaah tindakan-tindakan (perilaku) orang yang bekerja di sebuah organisasi.
Hal-hal yang di kerjakan oleh para manajer masa kini dalam mengelola orang:
~Memotivasi
~Memimpin
~Membangun kepercayaan
11
~Bekerja dalam tim
~mengelola konflik
Ada 4 nama pemikir mencuat jauh di atas yang lainnya sebagai pendukung awal
pendekatan OB:
~Robert Owen
~Hugo Munsterberg
~Chester Barnard
Berpendapat bahwa uang yang dikeluarkan untuk memperbaiki kondisi buruh merupakan
investasi yang cerdas
Seorang perintis di bidang pskologi industri sebuah bidang studi ilmiah tentang
bagaimana orng bekerja
12
Mary Parker Follet berpendapat tentang OB bahwa:
Salah satu orang pertama yang menyadari bahwa organisasi dapat di pandang dari
perspektif perilaku individu dan kelompok orang
Seorang manajer sesungguhnya yang berpendapat bahwa organisasi adalah suatu bentuk
system sosial yang memerlukan kerjasama di antara manusia
Adalah yang pertama kalinya menggagas bahwa organisasi merupakan sebuah system
terbuka
13
Cara para manajer masa kini menerapkan penekatan perilaku:
Mulai dari cara mendefinisikan desain pekerjaan , hingga cara mereka bekerja dengan
para karyawan atau tim-tim karyawan hingga cara mereka berkomunikasi.
D. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif lahir dan berkembang dari solusi-solusi matematika dan statistika
yang diciptakan untuk memecahkan masalah-masalah militer dalam Perang Dunia 2.
Setelah berakhirnya perang, banyak di antara teknik-teknik yang sebelumnya
diperuntukkan bagi kepentingan militer ini kemudian diterapkan ke dalam bisnis.
Contohnya: sekelompok perwira militer AS, yang dijuluki the Whiz Kids(Anak-Anak Serba
Tahu), bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan era 1940-an, dan mereka
segera menerapkan metode-metode statistic dan model-model kuantitatif untuk membantu proses
pengambilan keputusan di perusahaan tersebut.
14
Manfaat dari penggunaan teknik-teknik kuantitatif adalah apa yang dikenal sebagai
manajemen mutu/kualitas total (total quality management,TQM).
Istilah pelanggan adalah siapa saja yang berinteraksi dengan produk dan layanan
organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Artinya ,pelanggan meliputi para
karyawan organisasi itu sendiri, para mitra pemasok organisasi,dan orang-orang yang
membeli produk dan layanan organisasi.
Peraga SM-6:
1. Fokus penuh pada pelanggan. Pelanggan meliputi orang-orang di luar organisasi yang
membeli produk dan jasa organisasi serta orang-orang di dalam(anggota) organisasi yang
menjadi pelanggan fungsi-fungsi organisasi.
3. Berfokus pada proses. Manajemen mutu berfokus pada proses-proses kerja sebagai
cara meningkatkan mutu barang dan jasa secara terus-menerus.
15
4. Perbaikan mutu dalam segala hal yang dijalankan oleh organisasi. Ini berkaitan dengan
mutu produk akhir, seberapa baik organisasi menangani pengantaran barang dan jasa,
seberapa cepat organisasi menanggapi keluhan, seberapa sopan panggilan telepon
dijawab.
E. Pendekatan Kontemporer
adalah salah satu teori dasar di dalam ilmu fisika, yang di masa lampau belum pernah
diterapkan di dalam organisasi-organisasi manusia.
Pada tahun 1938,Chester Barnard, seorang eksekutif di sebuah perusahaan telepon, menuliskan
di dalam bukunya yang berjudul The Functions of an Executive (fungsi-fungsi seorang
eksekutif),bahwa sebuah organisasi berfungsi sebagai sebuah sistem kerja bersama(kooperasi
atau koperasi).
Sebuah sistem adalah sekumpulan bagian yang terkait dan saling bergantung antara satu dan
lainnya, yang ditata sedemikian rupa hingga membentuk sebuah kesatuan yang utuh.
Sistem tertutup: tidak dipengaruhi dan tidak pula berinteraksi dengan lingkungan di
sekitarnya.
16
Para peneliti mengemukakan visi bahwa sebuah organisasi dibentuk oleh berbagai factor
yang saling bergantungan antara satu sama lainnya (interdependent) yang meliputi:
Orang-orang
Kelompok-kelompok orang
Perilaku-perilaku
Motif-motif
Struktur Formal
Beragam interaksi
Berbagai sasaran
Status
Kewenangan
Sebuah pendekatan manajemen yang menyatakan bahwa setiap organisasi bersifat unik,
menghadapi situasi-situasi yang berlainan (Contingences) dan membutuhkan cara
pengelolaan yang berbeda-beda
17
Salah satu cara terbaik untuk menggambarkan pendekatan kontinjensi adalah frasa jika,
maka : Jika saya berada dalam situasi semacam ini, maka beginilah cara terbaik bagi
saya untuk mengelola.
a. Ukuran Organisasi
c. Ketidakpastian Lingkungan
d. Perbedaan-perbedaan Individu
Setiap individu pasti memiliki perbedaan dalam hal kemauan untuk maju,otonomi,
toleransi terhadap keracuan, dan harapan-harapan.
18
Bab 2 : Mengambil Keputusan
A. Menjadi Seorang Pengambil Keputusan yang Lebih Baik
Salah satu kunci keberhasilan dalam bidang manajemen dan dalam karier Anda
adalah mengetahui bagaimana menjadi seorang pengambil keputusan yang efektif.
Pengambilan keputusan yang baik adalah sebuah keterampilan dan seperti keterampilan apapun,
ini bias dipelajari dan diperbaiki. Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu diketahui agar Anda
dapat meningkatkan keterampilan dalam pengambilan keputusan:
19
kesalahan dan bias seperti itu mungkin merusak kemampuan Anda dalam
membuat penilaian dan pilihan yang terbaik.
Keputusan adalah sebuah pilihan dari dua atau lebih alternatif. Manajer pada semua
tingkatan dan semua area di organisasi pasti akan mengambil keputusan. Artinya, mereka
membuat pilihan. Sebagai contoh, manajer tingkat atas mengambil keputusan mengenai tujuan
organisasinya, dimana mementukan lokasi fasilitas manufakur, atau pasar baru mana yang akan
dimasuki. Manajer tingkat menengah dan bawah mengambil keputusan mengenai jadwal
produksi, masalah kualitas produksi, kenaikan gaji, dan disiplin karyawan. Mengambil keputusan
bukanlah satu-satunya hal yang dilakukan manajer, semua anggota organisasi akan mengambil
keputusan yang mempengaruhi pekerjaannya dan organisasi tempat mereka bekerja.
Namun, fokus kita tertuju pada bagaimana manajer mengambil sebuah keputusan. Berikut proses
pengambilan keputusan:
Masalah merupakan sebuah halangan yang membuat pencapaian tujuan atau sasaran yang
diinginkan menjadi sulit. Setiap keputusan diawali dengan masalah, yaitu perbedaan antara
kondisi yang ada dan yang diinginkan. Identifikasi masalah bersifat subjektif, apa yang dianggap
masalah oleh satu manajer belum tentu dianggap masalah bagi manajer-manajer lainnya. Selain
itu, manajer yang memecahkan masalah yang salah dengan baik sangat mungkin sama buruknya
dengan manajer yang bayhkan tidak mengenali suatu masalah dan tidak melakukan apa-apa.
Seperti yang dapat Anda lihat, mengidentifikasi masalah secara efektif sangatlah penting, tetapi
tidak mudah.
Kriteria keputusan merupakan kriteria yang mendefinisikan apa yang penting atau
relevan dalam memecahkan suatu masalah. Setelah manajer mengidentifikasi masalah, dia harus
mengidentifikasi kriteria keputusan yang penting atau relevan untuk memecahkan masalah.
20
Setiap pengambil keputusan mempunyai kriteria yang memandu keputusannya, walapun tidak
dinyatakan secara eksplisit.
Jika kriteria yang relevan tidak sama arti pentingnya, pengambil keputusan harus
memberi bobot pada masing-masing kriteria agar dapat memberinya prioritas yang tepat dalam
membuat keputusan. Cara yang sederhana adalah memberi bobot 10 pada kriteria yang paling
penting dan kemudian memberikan bobot pada kriteria yang lain dengan menggunakan standar
tersebut.
Langkah keenam dalam proses pembuatan keputusan adalah memilih alternatif terbaik
atau yang menghasilkan total tertinggi di langkah 5.
21
dilakukan manajer selama implementasi adalah menilai ulang lingkungan untuk setiap
perubahan, terutama dengan keputusan jangka panjang.
Fakta bahwa hamper semua manajer terlibat dalam pengambila keputusan tidak berarti
keputusan selalu membutuhkan banyak waktu, kompleks, atau terlihat jelas bagi pengamat dari
luar. Hampir semua pengambilan keputusan bersifat rutin. Setiap hari dalam setahun, Anda
mengambil keputusan tentang apa yang akan dimakan pada saat makan malam. Hal tersebut
bukan masalah besar. Anda telah membuat keputusan seperti itu ribuan kali sebelumnya. Ini
merupakan salah satu contoh jenis keputusan yang sederhana dan biasanya dapat diputuskan
dengan cepat.
Asumsi Rasionalitas. Pengambil keputusan yang rasional akan sangat objektif dan logis. Masalah
yang dihadapi akan menjadi jernih dan tidak mendua, serta pembuat keputusan akan mempunyau
tujuan yang jelas dan spesifik serta mengetahui semua alternatif yang mungkin dan
konsekuensinya. Terakhir, pengambilan keputusan yang rasional akan secara konsisten
menghasilkan pemilihan alternatif yang memaksimalkan kemungkinan tercapainya tujuan
tersebut. Bagi pengambilan keputusan manajerial, kita harus menambahkan satu asumsi
tambahan: Keputusan dibuat demi kepentingan terbaik organisasi. Asumsi rasionalitas ini tidak
22
terlalu realistis, tetapi konsep berikutnya dapat membantu bagaimana sebagian besar keputusan
diambil dalam organisasi.
Sebagian besar keputusan yang diambil manajer tidak memenuhi asumsi rasionalitas
sempurna sehingga mengambil keputusan yang memuaskan. Namun, ingatlah bahwa
pengambilan keputusan oleh manajer juga mungkin dipengaruhi oleh budaya organisasi, politik
internal, pertimbangan daya, dan fenomena yang disebut eskalasi komitmen, yaitu peningkatan
komitmen terhadap keputusan sebelumnya walaupun ada bukti yang menyatakan bahwa
keputusannya mungkin salah.
23
Manajer menggunakan data dari pikiran bawah sadar untuk membantunya membuat
keputusan
24
Opini, preferensi, dan nilai dari pihak yang memiliki kepentingan dalam sebuah
keputusan
Faktor factor oraganisasional (internal) yang relevan seperti konteks, situasi, dan anggota
organisasi.
Penyelesaian masalah rutin yang ditetapkan dengan peraturan, Prosedur, atau Kebiasaan.
Manager bergantung pada salah satu dari tiga jenis keputusan terprogram:
2. Peraturan merupakan pernyataan eksplisit yang memberi tahu manager apa yang boleh
dan tidak boleh di lakukan
25
2. Kami mempromosikan dari dalam apabila memungkinkan
Sebagai contoh, kebijakan membayar upah kompetitif tidak perlu memberi tahu jumlah
pasti yang harus ia bayar, tetapi memandu mereka dalam mengamil keputusan.
Masalah yang baru atau tidak biasa atau informasinya bersifat ambigu/tidak
lengkap.Misalkan: memutuskan bagaimana memodifikasi bisnis untuk menaati larangan
aturan baru.
Keputusan yang unik dan tidak berulang yang membutuhkan solusi yang disesuaikan.
Keputusan yang dibuat dalam menanggapi situasi yang unik, tidak familiar, dan tidak
terstruktur serta menimbulkan banyak konsekuensi penting bagi organisasi.
Kepastian:
Situasi dimana pembuat keputusan dapat membuat keputusan yang akurat karena semua
hasil sudah diketahui.
26
Risiko:
Ketidakpastian:
Manager menghadapi kondisi eksternal yang tidak dapat diramalkan atau kekurangan
informasi untuk menetapkan probabilitas beberapa peristiwa tertentu.
27
b) bagaimana memproses informasi ( linear-rasional,logis,analitis,atau nonlinear-
intuitif,kreatif,memberikan pencerahan)
B. Bias dan Kesalahan Pengambilan Keputusan
Ketika Manajer membuat keputusan mereka tidak hanya menggunakan gayanya sendiri
tetapi juga dapat menggunakan aturan umum, atau heuristik,untuk memudahkan pengambilan
keputusan . Heuristik berguna karena membantu menjelaskan informasi yang komplesks,tidak
pasti, dan ambigu atau tidak jelas
Bias terlalu percaya diri: Apabila pengambil keputusan cenderung berpikir bahwa mereka
tahu lebih banyak daripada yang mereka lakukan atau memiliki pandangan positif yang tidak
realistis tentang diri mereka sendiri dan kinerjanya
28
Proses pengambilan keputusannnya diperngaruhi oleh emapat faktor :
a. Pendekatan pengambilan keputusan
b. Jenis masalah
c. Kondisi pengambilan keputusan dan
d. Gaya pengambilan keputusan
Kesalahan dan bias tertentu dari pengambilan keputusan juga dapat mempengaruhi proses ini.
Setiap faktor memaikan peranan dalam menentukan bagaimana manajer mengambil keputusan
Pertama mari lihat paduan yang disarankan , Kemudian membahas pemikiran baru yang menarik,
berdampak bagi pengambilan keputusan yang efektif
29
mengakui bahwa keputusannnya buruk. Mereka menjadi sangat terikat dengan keputusan dan
menolak mengakui kapan waktunya untuk bergerak maju dalam lingkungan dinamis saat ini, cara
berpikir seperti ini tidak akan diterima
30
c. Data Besar dan Pengambilan Keputusan
1. Amazon.com took online terbesar di Bumi, menghasilkan pendapatan miliaran dolar setiap
tahun diperkirakan sepertiga penjualannnya didapatkan dari teknologu personalisasi seperti
rekomendasi produk dan email yang dihasilkan oleh computer
2. Di Autozone para pengambil keputusan menggunakan software baru yang mengumpulkan
potongan-potongan informasi dari berbagai database yang memungkinkan 5000 lebih toko milik
perusahaan ini untuk menargetkan kesepakatan dan diharpkan mengurangi kemungkinan
pelanggan untuk pergi tanpa melakukan pembelian. Chief information offier dati AutoZone
mengatakan Kami pikir inilah arah untuk masa depan
3. Tidak hanya Bisnis yang Mengeksploitasi data besar. Satu Tim Peneliti San Fransiso telah
mampu memprediksi besarnya suatu wabah penyakit di belahan dunia lain dengan cara
menganalisis pola telepon dari penggunaan ponsel
Manajer Perlu benar benar memeriksa dan mengevaluasi bagaimana data besar mungkin
berkontribusi terhadap pengambilan keputusan mereka sebelum mengambil suatu tindakan suatu
tindakan dengan penuh keyakinan. Karena data besar, bertapapun komprehensif atau baik
analisisnya, perlu diolah secara menyeluruh dengan penilaian yang baik
31