Anda di halaman 1dari 31

Bab 1 : Manajer di Tempat Kerja

A. Pentingnya Manajer
1. Organisasi memerlukan keterampilan dan kemampuan manajerial mereka lebih dari
sebelumnya pada waktu waktu yang tidak menentu, kompleks, dan kacau.
(dinamika kerja yang berubah-ubah, iklim ekonomi di saentero dunia, perubahan
teknologi, meningkatnya globalisasi)
Contoh : LVMH, pemimpin dunia dalam produk mewah (desain kreatif, merk yang
bergengsi, fokus pada potensi komersial)
2. Berperan penting dalam menyelesaikan pekerjaan.
Contoh : AT&T memiliki 6.750 manajer umum yang mengelola kerja dari ribuan
karyawan
3. Penting untuk berorganisasi
B. Tempat Manajer Bekerja
a. Departemen Pemerintahan
b. Rumah Sakit
c. Perusahaan Kecil
d. Badan Nirlaba
e. Museum
f. Sekolah
g. Lembaga Kampanya politik
h. Koperasi koperasi konsumen
C. Pengertian Manajer
Manajer adalah seseorang yang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pekerjaan orang lain sehingga sasaran sasasran organisasi dapat dicapai. Pekerjaan seorang
manajer bukan untuk menyelesaikan tugas pribadinya namun berupaya membantu orang lain
menyelesaikan tugas tugas mereka dengan baik dengan wujud berupa koordinasi pekerjaan
suatu kelompok dari departemen tertentu dan mengawasi pekerjaan individu tertentu.

Manajer
Puncak

Manajer Menengah

Manajer Lini Pertama

Karyawan Nonmanajerial 1
- Manajer Lini Pertama Mengelola pekerjaan para karyawan nonmanajerial (produksi
barang atau jasa)
- Manajer Tingkat Menengah Mengelola pekerjaan manajer tingkat pertama
(nama jabatan : manajer regional, manajer toko,
manajer divisi)
- Manajer Puncak Bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang dapat
memengaruhi jalannya seluruh organisasi dan menetapkan
rencana kerja dan sasaran sasaran bagi organisasi secara
keseluruhan
(nama jabatan : VP eksekutif, presiden organisasi, direktur
pelaksanaan, direktur operasi, direktur utama)

Tidak semua organisasi dapat mencapai tujuan mereka dengan menerapkan sistem
manajemen piramida tradisional. Ada juga organisasi yang menerapkan penataan yang lebih
longgar, dimana pekerjaan dapat dilakukan oleh kelompok-kelompok karyawan yang berbeda,
yang dapat pindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan tuntutan kebutuhan.

Manajer harus melakukan tindakan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang
lain, jika tidak seiring pergantian proyek, maka ia tidak selalu memiliki jabatan manajer.

D. Prioritas Kerja Manajer

Tujuan yang
Struktur Nyata
jelas

Orang

E. Kerja Manajer
a. Manajamen melibatkan aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan
orang lain sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif

2
b. Efisiensi merujuk pada mencari output sebesar-besarnya dengan input yang sekecil -
kecilnya
c. Efektivitas berarti mengerjakan hal yang tepat

Manajamen mengejar efisiensi yang tinggi dengan menggunakan sumber daya serendah-
rendahnya dan mencapai efektivitasi yang tinggi dengan pencapaian sasaran yang tinggi pula.

F. Fungsi Fungsi Manajamen

Perencanaan Pengorganisasian Kepemimpinan Pengendalian


Mendefenisikan Menentukan apa Memotivasi, Memantau aktivitas
sasaran sasaran, yang harus mempimpin, dan demi memastikan
menetapkan strategi, diselesaikan, tindakan tindakan segala sesuatunya
dan mengembangkan bagaimana caranya, lainnya yang terselesaikan sesuai
rencana kerja untuk dan siapa yang melibatkan interaksi rencana
mengelola aktivitas- mengerjakannya dengan orang-orang
aktivitas lain

G. Peran-Peran Manajerial Mintzberg dan Model Pengelolaan


Kontemporer

Peran-Peran Manajerial merujuk pada tindakan-tindakan dan perilaku yang diharapkan seorang
manajer. Peran-peran manajerial Mintzberg antara lain :

1. Peran Jembatan Antarpribadi meliputi peranan yang melibatkan hubungan orang


lain. Terdiri dari :
a. Panutan (figurehead)
b. Pemimpin (leader)
c. Penghubung (liason)
2. Peran Penyambung Informasi meliputi aktivitas pengumpulan, penerimaan, dan
penyampaian informasi. Terdiri dari :
a. Pengawas (monitor)
b. Penyebar berita (disseminator)
c. Juru bicara (spokesperson)

3
3. Peran Pengambil Keputusan meliputi hal-hal yang terkait pengambilan keputusan
dan penentuan pilihan. Terdiri dari :
a. Pengusaha (entrepreneur)
b. Pengentas kendala (disturbance handler)
c. Pengalokasi sumber daya (resource allocator)
d. Perunding (negotiator)
H. Keterampilan-keterampilan Manajamen
Robert L. Katz menjabarkan bahwa setiap manajaer membutuhkan tiga keterampilan
dasar yaitu :
a. Keterampilan teknis adalah pengetahuan dan teknik yang berkaitan dengan sebuah
pekerjaan yang spesifik, yang diperlukan untuk menjalankan dan menyelesaikan
pekerjaan tersebut dengan baik
b. Keterampilan hubungan antarmanusia adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan
orang lain, baik secara individu maupun dalam kelompok
c. Keterampilan konseptual adalah kemampuan berpikir dan memahami hal-hal yang
bersifat abstrak dan kompleks (paling dibutuhkan manajer puncak)

Manajer
Puncak
Manajer
Keterampilan Teknis Keterampilan Hubungan Antarmanusia Keterampilan Konseptual
Menengah
Manajemen
Jenjang Bawah
Mengelola Mengelola modal
Menginspirasi komitmen
perubahan manusia
Menggunakan Menstrukturisasi kerja
Memfasilitasi konteks psikologis dan
jerjaring yang penuh dan menyelesaikan
sosial dari kerja
tujuan pekerjaan
Mengelola logistik Mengelola proses-proses
Mengelola straregi dan inovasi
dan teknologi pengambilan keputusan

I. Perubahan yang Mempengaruhi Pekerjaan Manajer

Perubahan Dampak Perubahan


Perubahan Teknologi - Bergesernya batas-batas organisasi
- Tempat kerja maya
- Tenaga kerja yang lebih mobile
- Pengaturan kerja yang fleksibel
- Para pekerja yang lebih berdaya-guna

4
- Keseimbangan kehidupan kerja-
kehidupan pribadi
- Tantangan dari media sosial
Penekanan yang Lebih Tinggi pada Etika - Mendefenisi ulang nilai-nilai
- Membangun kembali kepercayaan
Organisasi dan Manajamen
- Akuntabilitas yang lebih baik
- Keberlanjutan
Peningkatan Daya Saing - Pelayanan pelanggan
- Inovasi
- Globalisasi
- Efisiensi/produktivitas
Perubahan Ancaman Keamanan - Manajamen risiko
- Ketidakpastian sumber/biaya energi
masa depan
- Restrukturisasi tempat kerja
- Permasalahan diskriminasi
- Permasalahan globalisasi
- Kepedulian pada karyawan
- Ketidakpastian iklim ekonomi

J. Pentingnya Pelanggan bagi Kerja Manajer


Manajer membutuhkan pelanggan. Tanpa adanya pelanggan, sebagian besar organisasi
tidak akan ada lagi. Pelanggan erat kaitannya dengan pemasar. Biasanya manajer menyerahkan
kepada para pemasar untuk berinteraksi dengan pelanggan. Sikap dari para pemasar memainkan
peran besar bagi kepuasan pelanggan. Contohnya adalah pelanggan/nasabah bank yang diminta
mengisi kuesioner yang didalamnya terdapat berbagai faktor yang harus dinilai oleh pelanggan
dan jika pemasar tidak ramah dalam berinteraksi dengan pelanggan, maka akan menjadi tugas
manager untuk melakukan fungsinya yaitu mengendalikan.

Para manajer meyakini bahwa memberikan pelayanan yang berkualitas secara konsisten
kepada pelanggan merupakan hal yang amat menentukan kelangsungan hidup dan keberhasilan
sebuah bisnis di tengah ketatnya persaingan di zaman ini. Sehingga manajer harus mampu :
Membangun organisasi yang cepat-tanggap pada kebutuhan pelanggan, dimana para karyawan
mampu bersikap ramah dan sopan, mudah dijangkau, berpengetahuan, lugas dalam melayani
kebutuhan pelanggan, dan bersedia melakukan apa yang diperlukan demi memuaskan
pelanggan

K. Pentingnya Media Sosial Bagi Kerja Manajer

5
Penggunaan media sosial di era sekarang dapat menjunjang kerja manajer. Media sosial,
yaitu segala bentuk komunikasi elektronik yang mempertemukan penggunanya dalam
komunitas-komunitas online untuk berbagi ide, informasi, pesan pribadi dan konten lainnya;
dapat dipergunakan manajer sebagai sarana untuk menunjang pengelolaan efektifitas karyawan.
Oleh karenanya manajer perlu untuk memahami dan mengelola kekuatan dan bahaya
penggunaan media sosial.

L. Pentingnya Inovasi dalam Pekerjaan Manajer

Inovasi dapat diartikan melalukan sesuatu dengan cara yang berbeda, menjelajahi ruang-
ruang baru dan mengambil risiko. Dapat dipahami bahwa inovasi tidak hanya berbicara
penemuan teknologi baru, namun juga cara pandang yang berbeda yang dapat menghasilkan
daya tarik dan efisiensi.

M. Pentingnya Keberlanjutan bagi Kerja Manajer

Keberlanjutan (sustainability) merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai


tujuan bisnis dan meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan cara
mengintegrasikan peluang ekonomi, lingkungan., dan sosial ke dalam strategi bisnisnya. Konsep
menjalankan perusahaan sejak abad ke 21 berubah tidak hanya bicara soal memaksimalkan
efisiensi dan keuntungan saja, namun juga melihat efek dan kontribusi yang timbul selama
kegiatan ekonomi bagi lingkungan dan sosial sekitarnya. Berkembangnya konsep ini
mengembangkan tugas manajer untuk mempertimbangkan faktor lingkungan dan sosial dalam
pengambilan keputusan dengan tetap memperhatikan efisiensi dan keuntungan bagi perusahaan.

Mengapa kita perlu untuk mempelajari Manajemen?

6
Dalam mempelajari manajemen kita dapat memahami nilai dan manfaat studi manajemen
melalui 3 hal:

1. universalitas manajemen;
2. realitas dunia kerja; dan
3. imbalan dan tantangan menjadi seorang manajer.

Dalam universalitas manajemen menjelaskan bahwa manajemen dibutuhkan dalam


semua bentuk dan ukuran organisasi, pada setiap jenjang organisasi, pada semua bidang kerja
organisasi, dan di organisasi manapun di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan pada dasarnya yang
dikerjakan oleh manajer di setiap jenjang di atas, adalah sama yaitu menjalankan fungsi-fungsi
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Pembedanya adalah
intensitas, penekanan serta proses pelaksanaa fungsi tersebut.

Dalam realitas dunia kerja dijelaskan bahwa ketika kita memasuki lingkup dunia kerja,
kita akan sangat mungkin dipaksa menjalankan fungsi manajerial walaupun kita bukan pada
posisi manajer. Tanpa itu pun, kita dapat menerapkan wawasan manajemen untuk bersosialisasi
dan membaur dalam dunia kerja.

Dan terakhir sebagai manajer akan sangat banyak nilai tambah yang dimiliki seperti,
mendapatkan lingkungan kerja yang baik, pengakuan sosial di dalam organisasi maupun
lingkungan, mendapatkan kompensasi yang layak sesuai dengan upaya yang dilakukan.
Tantangan yang dihadapi pun ada, seperti harus bekerja lebih, sering dituntut untuk
menyelesaikan tugas dengan sumber daya yang terbatas bahkan kurang memadai.

7
Modul Sejarah Manajemen
Menurut Robbins dan Coulter, setidaknya ada 5 pembagian sejarah manajemen hingga
sekarang yaitu:

Pendekatan Pendekatan
Manajemen Awal Pendekatan Klasik Pendekatan Perilaku
Kuantitatif Kontemporer
3000 SM -1776 1911 - 1947 1700 an 1950 an
1940 an 1950 an 1960 an - sekarang

A. Manajemen Awal (sejak 3000 SM 1776)

Penggunaan manajemen telah dipraktekkan sejak 3000 SM, walaupun belum dibentuk
teori-teori manajemen, namun terlihat adanya penggunaan ilmu manajemen dalam beberapa
benda-benda bersejarah seperti pembangunan pyramid dengan 100000 orang selama 20 tahun
yang tidak mungkin dilakukan tanpa adanya seseorang yang mengelola.

Teori-teori manajemen sendiri belum muncul hingga awal tahun 1900 an, namun
sebelumnya dalam The Wealth of Nations, Adam Smith sudah menggagaskan keunggulan yang
dapat diperoleh melalui penerapan pembagian kerja, yaitu pemisah-misahan tugas dan tanggung
jawab ke dalam bidang-bidang yang sempit dan khusus serta dilakukan berulang-ulang.

8
Dan yang merupakan bagian terakhir dari manajemen awal adalah pada periode setelah
revolusi industry di mana peran tenaga mesin menggeser sebagian peran tenaga manusia. Pada
era itu, dibutuhkan seorang manajer untuk mengelola sumber daya yang diperlukan untuk
kepentingan pabrik-pabrik yang dibangun. Pada era itu pula mulai dikembangkan teori-teori
manajemen.

B. Pendekatan Klasik

Setelah periode Manajemen Awal, dikembangkannya teori-teori manajemen merupakan


tanda masuknya pada periode Pendekatan Klasik. Pada periode ini kajian awal manajemen
berfokus kepada rasionalitas dan berusaha menjadikan organisasi dan para pekerja berfungsi
seefisien mungkin.

Dikenal ada 2 teori utama dalam periode ini, yaitu:

1. Manajemen ilmiah (scientific management) oleh Frederick W. Taylor dan Frank


Lilian Gilbreth; dan
2. Administrasi umum (general administrative) oleh Henri Fayol dan Max Weber.

Manajemen Ilmiah

Manajemen ilmiah dikenal pertama kali melalui karya Frederick Winslow Taylor yang
berjudul Principles of Scientific Management. Yang menjelaskan manajemen ilmiah sebagai
penggunaan metode-metode ilmiah untuk mendefinisikan cara terbaik dalam menyelesaikan
sebuah pekerjaan.

Dalam karyanya ia menyebutkan adanya 4 prinsip-prinsip manajemen ilmiah yaitu:

9
1. Mengembangkan sebuah pendekatan ilmiah untuk tiap-tiap unsur dalam sebuah
pekerjaan untuk menggantikan metode lama yang didasarkan pada kebiasaan;
2. Secara ilmiah memilih pekerja yang paling tepat dan melatih mendidik dan
membina pekerja tersebut;
3. Bekerja sama secara sungguh-sungguh dengan para pekerja demi memastikan
bahwa mereka menjalankan semua tugas sesuai dengan aturan-aturan kerja yang telah
dikembangkan secara ilmiah; dan
4. Membagi beban kerja dan tanggung jawab secara hamper merata di antara
manajemen dan para pekerja.

Sedangkan Frank- Lilian Gilbreth menggagas sebuah kajian berdasarkan time and motion, yang
dengan kajian tersebut manajer dapat menemukan gerakan gerakan yang tidak diperlukan
untuk mengefisiensikan waktu pekerja untuk melakukan suatu pekerjaan.

Di masa kini, penerapan manajemen ilmiah ditunjukkan dalam manajer yang


menganalisa tugas yang harus diselesaikan, menggunakan hasil kajian time and motion untuk
menefisiensikan waktu, mempekerjakan pekerja dengan kualifikasi yang sesuai, atau merancang
system insentif berdasarkan output kerja.

Administrasi Umum

Teori ini merupakan pendekatan manajemen yang menitikberatkan pada menjabarkan


hal-hal yang dikerjakan seorang manajer dan hal0hal apa yang disebut sebagai praktik
manajemen yang baik. Adalah Henri Fayol yang merupakan penggagas pertama dengan
mencetus 5 fungsi yang harus dijalankan seorang manajer:

1. Perencanaan (planning);
2. Pengorganisasian (organizing);
3. Penugasan (commanding);
4. Koordinasi (coordinating); dan
5. Pengendalian (controlling).

Fayol kemudian mengembangkan 14 prinsip manajemen yaitu:

1. Pembagian kerja;
2. Kewenangan;
3. Disiplin;
4. Kesatuan perintah;

10
5. Kesatuan arah;
6. Penundukan kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum;
7. Remunerasi (imbal jasa);
8. Pemusatan;
9. Rantai scalar;
10. Keteraturan;
11. Keselayakan;
12. Kestabilan posisi dan jabatan karyawan;
13. Inisiatif; dan
14. Esprit de corps (semangat korps atau semangat kekeluargaan).

Berbeda dengan Max Weber yang mengembangkan teori ini dari sudut pandang
organisasi. Teori yang dikembangkan Max Weber membahas mengenai struktur otoritas dan
hubungan-hubungan berdasarkan sebuah model organisasi ideal yang dinamakan Weber
birokrasi, yaitu bentuk organisasi yang dicirikan oleh adanya pembagian kerja yang jelas,
hierarki kepemimpinan yang tegas, arahan-arahan dan aturan-aturan yang lugas, serta hubungan
antarindividu yang tidak bersifat pribadi.

Teori birokrasi yang ideal ini diakui Weber tidak mungkin diwujudkan sepenuhnya di
dunia nyata, namun dapat digunakan sebagai landasan berpijak untuk menjadi rancangan struktur
organisasi. Persamaan antara teori Henri Taylor dan Max Weber terletak pada penekanan
terhadap rasionalitas, prediktabilitas, impersonalitas, kecakapan teknis, dan otoroteroanisme.

C. Pendekatan Perilaku

Perilaku organisasi (organizational behavior,ob) adalah sebuah bidang kajian ilmiah yang
menelaah tindakan-tindakan (perilaku) orang yang bekerja di sebuah organisasi.

Hal-hal yang di kerjakan oleh para manajer masa kini dalam mengelola orang:

~Memotivasi

~Memimpin

~Membangun kepercayaan

11
~Bekerja dalam tim

~mengelola konflik

Ada 4 nama pemikir mencuat jauh di atas yang lainnya sebagai pendukung awal
pendekatan OB:

~Robert Owen

~Hugo Munsterberg

~Mary Parker Follet

~Chester Barnard

Robert Owen berpendapat tentang OB bahwa:

Merasa prihatin atas kondisi kerja manusia yang sangat buruk

Menggagas sebuah tempat kerja yang ideal

Berpendapat bahwa uang yang dikeluarkan untuk memperbaiki kondisi buruh merupakan
investasi yang cerdas

Hugo Munsterberg berpendapat tentang OB bahwa:

Seorang perintis di bidang pskologi industri sebuah bidang studi ilmiah tentang
bagaimana orng bekerja

Menggagas penggunaan uji-uji psikologi sebagai sarana pemilihan karyawan, konsep-


konsep teori pembelajaran untuk pelatihan karyawan, dan studi perilaku manusia untuk
memotivasi karyawan

12
Mary Parker Follet berpendapat tentang OB bahwa:

Salah satu orang pertama yang menyadari bahwa organisasi dapat di pandang dari
perspektif perilaku individu dan kelompok orang

Mengemukakan ide-ide yang lebih berorientasi pada manusia dibandingkan dengan


gagasan para pendukung manajemen ilmiah

Berpendapat bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok

Chester Barnard berpendapat tentang OB bahwa:

Seorang manajer sesungguhnya yang berpendapat bahwa organisasi adalah suatu bentuk
system sosial yang memerlukan kerjasama di antara manusia

Berkeyakinan bahwa tugas seseorang manajer adalah berkomunikasi dengan para


karyawan dan mendorong mereka untuk mengerahkan usaha terbaik mereka

Adalah yang pertama kalinya menggagas bahwa organisasi merupakan sebuah system
terbuka

Kontribusi mereka berbeda-beda tetapi mereka meyakini bahwa manusia adalah


kekayaan (aset) terpenting yang dimiliki organisasi sehingga harus di kelola secara baik
dan benar.

Kontribusi terpenting di bidang OB di berikan oleh kajian-kajian Hawthorne yaitu


serangkaian studi yang dilakukan di perusahaan Western Electric Company Works di kota
Cicero, IIIlionis, AS. Kajian-kajian ini dimulai pada tahun 1924.

13
Cara para manajer masa kini menerapkan penekatan perilaku:

Mulai dari cara mendefinisikan desain pekerjaan , hingga cara mereka bekerja dengan
para karyawan atau tim-tim karyawan hingga cara mereka berkomunikasi.

D. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan teknik-teknik kuantitatif untuk membantu


proses pengambilan keputusan.

Pendekatan kuantitatif lahir dan berkembang dari solusi-solusi matematika dan statistika
yang diciptakan untuk memecahkan masalah-masalah militer dalam Perang Dunia 2.
Setelah berakhirnya perang, banyak di antara teknik-teknik yang sebelumnya
diperuntukkan bagi kepentingan militer ini kemudian diterapkan ke dalam bisnis.

Contohnya: sekelompok perwira militer AS, yang dijuluki the Whiz Kids(Anak-Anak Serba
Tahu), bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan era 1940-an, dan mereka
segera menerapkan metode-metode statistic dan model-model kuantitatif untuk membantu proses
pengambilan keputusan di perusahaan tersebut.

Pendekatan ini melibatkan penggunaan statistika ,model-model optimasi, model-model


informasi simulasi komputerdan berbagai teknik kuantitatif lainnya dalam aktivitas-
aktivitas manajemen.

Contoh pengguna teknik-teknik kuantitatif dalam membantu proses pengambilan keputusan:

Model kuantitas pemesanan ekonomis(economic order quantity atau EOQ)dapat


membantu para manajer menentukan jumlah barang persediaan yang optimal

14
Manfaat dari penggunaan teknik-teknik kuantitatif adalah apa yang dikenal sebagai
manajemen mutu/kualitas total (total quality management,TQM).

Manajemen mutu total(total quality management,TQM) adalah sebuah falsafah


manajemen yang sepenuhnya berfokus pada upaya-upaya perbaikan secara terus menerus
dan kemampuan menjawab dengan cepat berbagai kebutuhan dan harapan
pelanggan( Peraga SM-6)

Istilah pelanggan adalah siapa saja yang berinteraksi dengan produk dan layanan
organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Artinya ,pelanggan meliputi para
karyawan organisasi itu sendiri, para mitra pemasok organisasi,dan orang-orang yang
membeli produk dan layanan organisasi.

Pendekatan kuantitatif memberikan kontribusi langsung dalam proses pengambilan


keputusan manajemen, khususnya dalam bidang perencanaan dan pengendalian. Sebagai
contoh, ketika seorang manajer melakukan penyusunan
anggaran,penjadwalan,pengendalian mutu(quality control), dan pengambilan-
pengambilan keputusan lain semacamnya, ia biasanya mengandalkan bantuan teknik-
teknik kuantitatif

Peraga SM-6:

1. Fokus penuh pada pelanggan. Pelanggan meliputi orang-orang di luar organisasi yang
membeli produk dan jasa organisasi serta orang-orang di dalam(anggota) organisasi yang
menjadi pelanggan fungsi-fungsi organisasi.

2. Keinginan untuk melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Manajemen mutu adalah


sebuah komitmen untuk tak pernah berpuas diri.

3. Berfokus pada proses. Manajemen mutu berfokus pada proses-proses kerja sebagai
cara meningkatkan mutu barang dan jasa secara terus-menerus.

15
4. Perbaikan mutu dalam segala hal yang dijalankan oleh organisasi. Ini berkaitan dengan
mutu produk akhir, seberapa baik organisasi menangani pengantaran barang dan jasa,
seberapa cepat organisasi menanggapi keluhan, seberapa sopan panggilan telepon
dijawab.

5. Pengukuran yang akurat. Manajemen mutu memanfaatkan teknik-teknik statistic untuk


mengukur setiap variabel kritis yang ada di dalam proses-proses kerja organisasi.

6. Pemberdayaan karyawan. Manajemen mutu melibatkan orang didalam berbagai proses


perbaikan. Tim-tim karyawan sering kali dilibatkan di dalam program-program
pengelolaan mutu sebagai sarana pemberdayaan bagi mereka untuk mampu menemukan
dan mengatasi berbagai masalah.

E. Pendekatan Kontemporer

Ada dua pendekatan manajemen kontemporer yaitu kesisteman dan kontinjensi

1. Teori sistem(systems theory)

adalah salah satu teori dasar di dalam ilmu fisika, yang di masa lampau belum pernah
diterapkan di dalam organisasi-organisasi manusia.

Pada tahun 1938,Chester Barnard, seorang eksekutif di sebuah perusahaan telepon, menuliskan
di dalam bukunya yang berjudul The Functions of an Executive (fungsi-fungsi seorang
eksekutif),bahwa sebuah organisasi berfungsi sebagai sebuah sistem kerja bersama(kooperasi
atau koperasi).

Sebuah sistem adalah sekumpulan bagian yang terkait dan saling bergantung antara satu dan
lainnya, yang ditata sedemikian rupa hingga membentuk sebuah kesatuan yang utuh.

Ada dua tipe tipe dasar sistem:

Sistem terbuka : dipengaruhi dan berinteraksi dengan lingkungan tempatnya berbeda

Sistem tertutup: tidak dipengaruhi dan tidak pula berinteraksi dengan lingkungan di
sekitarnya.

16
Para peneliti mengemukakan visi bahwa sebuah organisasi dibentuk oleh berbagai factor
yang saling bergantungan antara satu sama lainnya (interdependent) yang meliputi:

Orang-orang

Kelompok-kelompok orang

Perilaku-perilaku

Motif-motif

Struktur Formal

Beragam interaksi

Berbagai sasaran

Status

Kewenangan

Hal yang dimaksud adalah bahwa dalam menjalankan aktifitas-aktifitas koordinasi


diberbagai bagian organisasi, para manajer harus memastikan bahwa semua bagian
organisasi ini dapat bekerja secara baik demi tercapai sasaran organisasi.

2. Pendekatan kontinjensi (Contingency Approach)

Sebuah pendekatan manajemen yang menyatakan bahwa setiap organisasi bersifat unik,
menghadapi situasi-situasi yang berlainan (Contingences) dan membutuhkan cara
pengelolaan yang berbeda-beda

17
Salah satu cara terbaik untuk menggambarkan pendekatan kontinjensi adalah frasa jika,
maka : Jika saya berada dalam situasi semacam ini, maka beginilah cara terbaik bagi
saya untuk mengelola.

Variabel-Variabel Kontinjensi yang popular :

a. Ukuran Organisasi

Semakin bertambah besar organisasi, maka permasalahan koordinasi pun bertambah


kompleks

b. Teknologi untuk pekerjaan-pekerjaan rutin

Penerapan teknologi untuk membantu pekerjaan-pekerjaan rutin membutuhkan dukungan


organisasi,gaya kepemimpinan dan sistem kendali yang berbeda dengan yang dibutuhkan
bagi penerapan teknologi untuk pekerjaan-pekerjaan khusus

c. Ketidakpastian Lingkungan

Berbagai ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perubahan-perubahan lingkungan akan


mempengaruhi proses manajemen

d. Perbedaan-perbedaan Individu

Setiap individu pasti memiliki perbedaan dalam hal kemauan untuk maju,otonomi,
toleransi terhadap keracuan, dan harapan-harapan.

18
Bab 2 : Mengambil Keputusan
A. Menjadi Seorang Pengambil Keputusan yang Lebih Baik

Salah satu kunci keberhasilan dalam bidang manajemen dan dalam karier Anda
adalah mengetahui bagaimana menjadi seorang pengambil keputusan yang efektif.

Pengambilan keputusan yang baik adalah sebuah keterampilan dan seperti keterampilan apapun,
ini bias dipelajari dan diperbaiki. Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu diketahui agar Anda
dapat meningkatkan keterampilan dalam pengambilan keputusan:

1. Mengetahui, memahami, dan menggunakan proses pengambilan keputusan.


Ketahui, pahami, dan gunakan metode dalam mengambil keputusan yang akan
membawa Anda dari identifikasi masalah hingga evaluasi atas keputusan Anda.
2. Mengetahui kapan dan bagaimana menggunakan pengambilan keputusan rasional
atau intuitif ataupun dua-duanya.
Berbagai jenis masalah dan berbagai jenis kondisi akan mempengaruhi bagaimana
pendekatan Anda dalam mengambil keputusan.
3. Mengetahui gaya pengambilan keputusan Anda.
Tidak semua orang memakai pendekatan yang sama dalam pengambilan
keputusan. Gaya dari beberapa orang lebih berorientasifakta dan langsung, siap
dalam mengambil tindakan. Beberapa orang yg lain cenderung lebih introspektif
dan hati-hati. Kenalilah pendekatan yang paling nyaman untuk Anda ketika
mengambil keputusan.
4. Mengetahui, mengenali, serta memahami bias dan kesalahan yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan Anda.
Bias dan kesalahan dapat menyusup kedalam pengambilan keputusan Anda. Anda
mungkin berpikir bahwa Anda telah mengambil keputusan yang baik dan bahkan
mungkin tidak mengenali bahwa Anda melakukan bias dan kesalahan itu. Namun,

19
kesalahan dan bias seperti itu mungkin merusak kemampuan Anda dalam
membuat penilaian dan pilihan yang terbaik.

B. Proses Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah sebuah pilihan dari dua atau lebih alternatif. Manajer pada semua
tingkatan dan semua area di organisasi pasti akan mengambil keputusan. Artinya, mereka
membuat pilihan. Sebagai contoh, manajer tingkat atas mengambil keputusan mengenai tujuan
organisasinya, dimana mementukan lokasi fasilitas manufakur, atau pasar baru mana yang akan
dimasuki. Manajer tingkat menengah dan bawah mengambil keputusan mengenai jadwal
produksi, masalah kualitas produksi, kenaikan gaji, dan disiplin karyawan. Mengambil keputusan
bukanlah satu-satunya hal yang dilakukan manajer, semua anggota organisasi akan mengambil
keputusan yang mempengaruhi pekerjaannya dan organisasi tempat mereka bekerja.

Namun, fokus kita tertuju pada bagaimana manajer mengambil sebuah keputusan. Berikut proses
pengambilan keputusan:

Langkah 1: Mengidentifikasi Suatu Masalah

Masalah merupakan sebuah halangan yang membuat pencapaian tujuan atau sasaran yang
diinginkan menjadi sulit. Setiap keputusan diawali dengan masalah, yaitu perbedaan antara
kondisi yang ada dan yang diinginkan. Identifikasi masalah bersifat subjektif, apa yang dianggap
masalah oleh satu manajer belum tentu dianggap masalah bagi manajer-manajer lainnya. Selain
itu, manajer yang memecahkan masalah yang salah dengan baik sangat mungkin sama buruknya
dengan manajer yang bayhkan tidak mengenali suatu masalah dan tidak melakukan apa-apa.
Seperti yang dapat Anda lihat, mengidentifikasi masalah secara efektif sangatlah penting, tetapi
tidak mudah.

Langkah 2: Mengidentifikasi Kriteria Keputusan

Kriteria keputusan merupakan kriteria yang mendefinisikan apa yang penting atau
relevan dalam memecahkan suatu masalah. Setelah manajer mengidentifikasi masalah, dia harus
mengidentifikasi kriteria keputusan yang penting atau relevan untuk memecahkan masalah.

20
Setiap pengambil keputusan mempunyai kriteria yang memandu keputusannya, walapun tidak
dinyatakan secara eksplisit.

Langkah 3: Mengalokasikan Bobot pada Kriteria

Jika kriteria yang relevan tidak sama arti pentingnya, pengambil keputusan harus
memberi bobot pada masing-masing kriteria agar dapat memberinya prioritas yang tepat dalam
membuat keputusan. Cara yang sederhana adalah memberi bobot 10 pada kriteria yang paling
penting dan kemudian memberikan bobot pada kriteria yang lain dengan menggunakan standar
tersebut.

Langkah 4: Mengembangkan Alternatif

Langkah keempat dalam proses pembuatan keputusan mengharuskan pengambil


keputusan menyusun daftar alternatif yang dapat memecahkan masalah. Ini merupakan langkah
dimana pengambil keputusan harus kreatif.

Langkah 5: Menganalisis Alternatif

Setelah alternatif diidentifikasi, pengambil keputusan harus mengevaluasi setiap


kemungkinan, dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan pada langkah 2. Ketika Anda
mengalikan setiap dengan bobotnya, Anda mendapat bobot alternatif, seperti yang ditunjukkan
pada Peraga 2-4.

Langkah 6: Memilih Sebuah Alternatif

Langkah keenam dalam proses pembuatan keputusan adalah memilih alternatif terbaik
atau yang menghasilkan total tertinggi di langkah 5.

Langkah 7: Mengimplementasikan Alternatif

Pada langkah 7 dalam proses pengambilan keputusan, Anda menerapkan keputusan ke


dalam tindakan dengan memberlakukan kepada mereka yang terpengaruh dan membuat mereka
berkomitmen terhadapnya. Kita tahu bahwa bila orang yang harus mengimplementasikan sebuah
keputusan berpartisipasi dalam proses, mereka lebih mungkin mendukungnya ketimbang bila
Anda hanya memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan. Hal lain yang mungkin harus

21
dilakukan manajer selama implementasi adalah menilai ulang lingkungan untuk setiap
perubahan, terutama dengan keputusan jangka panjang.

Langkah 8: Mengevaluasi Efektivitas Keputusan

Langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan melibatkan evaluasi hasil


keputusan untuk melihat apakah masalahnya telah terpecahkan. Jika evaluasi menunjukkan
bahwa masalahnya masih ada, manajer harus menilai apa yang salah. Jika kira-kira ada yang
salah maka kemungkinan Anda harus melakukan lagi langkah-langkah sebelumnya atau
mengulang seluruh proses pengambilan keputusan dari awal lagi.

C. Manajer Mengambil Keputusan

Fakta bahwa hamper semua manajer terlibat dalam pengambila keputusan tidak berarti
keputusan selalu membutuhkan banyak waktu, kompleks, atau terlihat jelas bagi pengamat dari
luar. Hampir semua pengambilan keputusan bersifat rutin. Setiap hari dalam setahun, Anda
mengambil keputusan tentang apa yang akan dimakan pada saat makan malam. Hal tersebut
bukan masalah besar. Anda telah membuat keputusan seperti itu ribuan kali sebelumnya. Ini
merupakan salah satu contoh jenis keputusan yang sederhana dan biasanya dapat diputuskan
dengan cepat.

1. Mengambil Keputusan: Rasionalitas

Pengambilan keputusan rasional adalah jenis pengambilan keputusan dimana pilihan


bersifat logis dan konsisten serta memaksimalkan nilai.

Asumsi Rasionalitas. Pengambil keputusan yang rasional akan sangat objektif dan logis. Masalah
yang dihadapi akan menjadi jernih dan tidak mendua, serta pembuat keputusan akan mempunyau
tujuan yang jelas dan spesifik serta mengetahui semua alternatif yang mungkin dan
konsekuensinya. Terakhir, pengambilan keputusan yang rasional akan secara konsisten
menghasilkan pemilihan alternatif yang memaksimalkan kemungkinan tercapainya tujuan
tersebut. Bagi pengambilan keputusan manajerial, kita harus menambahkan satu asumsi
tambahan: Keputusan dibuat demi kepentingan terbaik organisasi. Asumsi rasionalitas ini tidak

22
terlalu realistis, tetapi konsep berikutnya dapat membantu bagaimana sebagian besar keputusan
diambil dalam organisasi.

2. Pengambilan Keputusan: Rasionalitas Terikat

Meskipun asumsinya tidak realistis, menajer diharapkan rasional ketika megambil


keputusan. Mereka memahami bahwa pengambil keputusan yang baik harus melakukan
beberapa hal dan memperlihatkan perilaku pengambilan keputusan yang baik pada saat
mengidentifikasi masalah, mempertimbangkan alternatif, mengumpulkan informasi, dan
bertindak tegas namun bijaksana. Apabila melakukan semua hal tersebut, mereka menunjukkan
kepada yang lain bahwa mereka kompeten dan keputusannya adalah hasil dari pertimbangan
yang cerdas. Rasionalitas terikat adalah pengambilan ketputusan yang rasional, tetapi
terbatas/terikat oleh kemampuan individu untuk memproses informasi.

Sebagian besar keputusan yang diambil manajer tidak memenuhi asumsi rasionalitas
sempurna sehingga mengambil keputusan yang memuaskan. Namun, ingatlah bahwa
pengambilan keputusan oleh manajer juga mungkin dipengaruhi oleh budaya organisasi, politik
internal, pertimbangan daya, dan fenomena yang disebut eskalasi komitmen, yaitu peningkatan
komitmen terhadap keputusan sebelumnya walaupun ada bukti yang menyatakan bahwa
keputusannya mungkin salah.

3. Pengambilan Keputusan : Peranan Intuisi

Pengambilan keputusan intuitif adalah pengambilan keputusan yang didasarkan pada


pengalaman, perasaan, dan akumulasi pertimbangan.
Peneliti yang mempelajari penggunaan pengambilan keputusan intuitif dari para manajer telah
mengidentifikasikan lima aspek intuisi yang berbeda, antara lain:

Manajer membuat keputusan bedasarkan pengalaman di masa lalu

Manajer membuat keputusan bedasarkan perasaan atau emosi

Manajer membuat keputusan bedasarkan keterampilan, pengetahuan dan pelatihan

23
Manajer menggunakan data dari pikiran bawah sadar untuk membantunya membuat
keputusan

Manajer membuat keputusan bedasarkan nilai etika atau budaya

4. Mengambil Keputusan : Peran Manajemen Berdasarkan Bukti

Manajemen bedasarkan bukti (evidence-based management-EBMgt) merupakan


penggunaan sistematis dari bukti terbaik yang tersedia untuk meningkatkan praktik-praktik
manajemen.

Bedasarkan bukti cukup relevan terhadap pengambilan keputusan manajerial, EBMgt


mempunyai 4 unsur meliputi:

Keahlian dan penilaian pengambil keputusan

Bukti eksternal yang telah dinilai oleh pengambil keputusan

24
Opini, preferensi, dan nilai dari pihak yang memiliki kepentingan dalam sebuah
keputusan

Faktor factor oraganisasional (internal) yang relevan seperti konteks, situasi, dan anggota
organisasi.

D. Jenis Keputusan Dan Kondisi Pengambilan Keputusan


1. Jenis Keputusan
A. Masalah Terstruktur Dan Keputusan Terprogram

Masalah yang terstruktur

Sasaran pengambilan keputusannya jelas

Masalahnya sudah dikenal (pernah terjadi sebelumnya)

Informasi mengenai tersebut mudah didefinisikan dan lengkap.


Keputusan yang terprogram

Keputusan berulang yang dapat ditangani dengan pendekatan rutin.

Penyelesaian masalah rutin yang ditetapkan dengan peraturan, Prosedur, atau Kebiasaan.

Manager bergantung pada salah satu dari tiga jenis keputusan terprogram:

1. Prosedur merupakan sejumlah langkah berurutan yang digunakan untuk merespon


masalah dengan baik

2. Peraturan merupakan pernyataan eksplisit yang memberi tahu manager apa yang boleh
dan tidak boleh di lakukan

3. Kebijakan merupakan pedoman dalam pengambilan keputusan.

Kebijakan biasa mengandung istilah mengambang yang membiarkan pengambil


keputusan berinterpretasi, Berikut beberapa sampel pernyataan kebijakan:

1. Pelanggan selalu didahulukan dan dipuaskan

25
2. Kami mempromosikan dari dalam apabila memungkinkan

3. Gaji karyawan selalu kompetitif dalam standar komunitas

Sebagai contoh, kebijakan membayar upah kompetitif tidak perlu memberi tahu jumlah
pasti yang harus ia bayar, tetapi memandu mereka dalam mengamil keputusan.

B. Masalah Tak Terstruktur Dan Keputusan Tak Terprogram

Masalah tak terstruktur

Masalah yang baru atau tidak biasa atau informasinya bersifat ambigu/tidak
lengkap.Misalkan: memutuskan bagaimana memodifikasi bisnis untuk menaati larangan
aturan baru.

Masalah yang memerlukan pemecahan yang disesuaikan dengan kondisi.

Keputusan tak terprogram

Keputusan yang unik dan tidak berulang yang membutuhkan solusi yang disesuaikan.

Keputusan membutuhkan tanggapan yang dirancang secara khusus.

Keputusan yang dibuat dalam menanggapi situasi yang unik, tidak familiar, dan tidak
terstruktur serta menimbulkan banyak konsekuensi penting bagi organisasi.

2. Kondisi Pengambilan Keputusan

Kepastian:

Situasi dimana pembuat keputusan dapat membuat keputusan yang akurat karena semua
hasil sudah diketahui.

26
Risiko:

Kondisi- kondisi yang membuat pengambil keputusan mampu merperkirakan


kemungkinan hasil-hasil tertentu dari keputusan itu.

Kondisi pembuatan keputusan yang didalamnya Manager mengetahui probabilitas suatu


alternative tertentu akan mengarah pada sasaran atau hasil yang diinginkan.

Ketidakpastian:

Situasi dimana pembuat keputusan tidak mempunyai kepastian maupun estimasi


probabilitas yang pasti atau masuk akal dan sering memkasa manager untuk lebih
bergantung pada intuisi, kreativitas dan perasaan serta kata hati

Manager menghadapi kondisi eksternal yang tidak dapat diramalkan atau kekurangan
informasi untuk menetapkan probabilitas beberapa peristiwa tertentu.

Maximax: Manager yang optimis memilih untuk memaksimalkan kemungkinan hasil


yang maksimum.
Maximin: Manager yang pesimis memilih untuk memaksimalkan kemungkinan hasil
yang minimum.
Minimax: Manager memilih untuk meminimalkan penyesalan maksimumnya.

E. Gaya Pengambilan Keputusan


A. Profil Gaya Berpikir Linear-Nonlinear
1. Gaya Berpikir Linear, yang dicirikan oleh preferensi orang untuk menggunakan data
dan fakta eksternal serta memproses informasi ini secara rasional , berpikir logis untuk
memandu keputusan dan tindakannnya .
2. Gaya Berpikir Non Linear, yang dicirikan oleh preferensi atas sumber informasi
internal (perasaan dan instuisi) serta memproses informasi ini dengan pencerahan
,perasaan dan pendapat internal untuk memandu keputusan serta tindakan
Gaya Berpikir menunjukkan dua hal :
a) sumber informasi yang cenderung digunakan (data eksternal dan faktau atau sumber
internal seperti perasaan atau intuisi )

27
b) bagaimana memproses informasi ( linear-rasional,logis,analitis,atau nonlinear-
intuitif,kreatif,memberikan pencerahan)
B. Bias dan Kesalahan Pengambilan Keputusan

Ketika Manajer membuat keputusan mereka tidak hanya menggunakan gayanya sendiri
tetapi juga dapat menggunakan aturan umum, atau heuristik,untuk memudahkan pengambilan
keputusan . Heuristik berguna karena membantu menjelaskan informasi yang komplesks,tidak
pasti, dan ambigu atau tidak jelas

Bias terlalu percaya diri: Apabila pengambil keputusan cenderung berpikir bahwa mereka
tahu lebih banyak daripada yang mereka lakukan atau memiliki pandangan positif yang tidak
realistis tentang diri mereka sendiri dan kinerjanya

Efek Jangkar (anchoring effect) menggambarkan situasi ketika pemgambil keputusan


menetapkan informasi awal sebagai titik awal dan kemudian setelah ditetapkan, gagal
menyesuaikan secara memadai informasi berikutnya

Bias Ketersediaan menyebabkan pengambil keputusan cenderung mengingat kejadian


terakhir dan yang tepatri jelas di benak mereka . Bias ini mendistorsi kemampuannnya mengingat
kejadian secara objektif dan menghasilkan penilaian dan estimasi probabilitas yang terdistorsi

a. Bias Representasi Ketika pengambil keputusan menilai kemungkinan terjadinya sebuah


kejadian berdasarkan seberapa mirip hal itu dengan kejadian yang lain atau serangkaian
kejadian
b. Bias ketidakteraturan timbul apabila pengambil keputusan mencoba mencari arti dari
kejadian yang bersifat acak.
c. Bias melayani diri sendiri pengambilan keputusan yang cepat merasa bangga atas
keberhasilannnya dan menyalahkan kegagalan pada faktor dari luar
d. Bias Pengamatan adalah kecenderungan pengambil keputusan untuk melakukan
kesalahan karena percaya bahwa setelah diketahui, mereka dapat secara akurat
memprediksikan hasil dari suatu kejadian
C. Tinjauan Pengambilan Keputusan Manajerial

28
Proses pengambilan keputusannnya diperngaruhi oleh emapat faktor :
a. Pendekatan pengambilan keputusan
b. Jenis masalah
c. Kondisi pengambilan keputusan dan
d. Gaya pengambilan keputusan
Kesalahan dan bias tertentu dari pengambilan keputusan juga dapat mempengaruhi proses ini.
Setiap faktor memaikan peranan dalam menentukan bagaimana manajer mengambil keputusan

F. Pengambilan Keputusan yang Efektif di Dunia Dewasa Ini


Bisnis yang berkembang di dunia dewasa ini berkisar pada pengambilan keputusan, yang
sering kali beresiko, yang biasanya dengan informasi yang tidak memadai atau tidak cukup, serta
dengan waktu yang mepet , Mengambil Keputusan dalam dunia yang serba cepat dan kacau ini
tidaklah mudah . Segala sesuatu terjadi begitu cepat.
Lanskap Pasar dapat berubah secara dramatis dalam semalam beserta beberapa segi yang
terkait. Pesaing dapat memasuki dan keluar pasar sama cepatnya. Hampir semua manajer
mengambil satu keputusan setelah yang lain: dan seakan hal ini masih kurang menantang ,
semakin banyak yang dipertaruhkan dibandingkan sebelumnya. Keputusan yang buruk dapat
berakibat hilangnya jutaan dolar .

Pertama mari lihat paduan yang disarankan , Kemudian membahas pemikiran baru yang menarik,
berdampak bagi pengambilan keputusan yang efektif

a. Panduan bagi Pengambilan Keputusan yang Efektif


1. Memahami perbedaaan budaya
Manajer dimana pun ingin mengambil keputusan yang baik . cara terbaik bergantung pada
nilai , kepercayaan,sikap,dan pola perilaku dari orang yang terlibat
2. Wujudkan Standard demi Pengambilan Keputusan yang baik
Keputusan yang baik adalah yang berpandangan ke depan, menggunakan informasi yang
tersedia, mempertimbangkan semua pilihan yang tersedia dan layak. Serta tidak memunculkan
konflik kepentingan
3. Mengetahui kapan waktu untuk keluar
Bila terbukti bahwa keputusan tidak dapat dikerjakan. Jangan takut untuk menghentikannnya.
Banyak pengambil keputusan menahan atau mendistorsi informasi negative karena tidak mau

29
mengakui bahwa keputusannnya buruk. Mereka menjadi sangat terikat dengan keputusan dan
menolak mengakui kapan waktunya untuk bergerak maju dalam lingkungan dinamis saat ini, cara
berpikir seperti ini tidak akan diterima

4. Menggunakan proses pengambilan keputusan yang efektif


Para pakar mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan yang efektif mempunyai
enam karateristik berikut
a) Berfokus pada apa yang penting
b) logis dan konsisten
c) mengakui pemikiran subjektif dan objektif serta campuran analitis dengan pemikiran intuit
d) hanya mebutuhkan informasi dan analisis secukupnya yang diperlukan untuk memecahkan
dilemma tertentu
e) mendorong dan memandu pengumpulan informasi yang relevan serta opini tertenty
f) jelas dapat diandalkan mudah digunakan dan fleksibel
5. Kembangkan kemampuan Anda dalam berpikir jernih
Mengembangkan kemampuan dalam berpikir jernih dapat membuat pilihan yang lebih baik
di tempat kerja dan dalam kehidupan anda . Membuat keputusan baik tidak terjadi begitu saja .
Anda harus mengusahakannnya . Baca dan pelajari tentang pengambilan keputusan . Buatlah
sebuah jurnal keputusan, dimana Anda mengevaluasi keputusan-keputusan yang berhasil dan yang
gagal dengan mengamati proses yang Anda gunakan dan hasil yang Anda dapatkan

b. Pemikiran Desain dan Pengambilan Keputusan

Cara para Manajer pakai dalam pendekatan terhadap pengambilan keputusan-


menggunakan polar piker yang rasional dan analitis dalam mengidentifikasi masalah , menemukan
dan mengevaluasi alternaltif-alternaltif, serta memiih salah satu alternatif itu , mungkin saja
bukanlah pilihan terbaik , dan tentu saja bukan satu satunya pilihan , dalam lingkungan masa kini

Pemikiran Desain telah digambarkan sebagai melakukan pendekatan terhadap


permasalahan manajemen seperti halnya desainer melakukannnya terhadap permasalahan desain
Makin Banyak organisasi yang mulai menyadari bagaimana pemikiran desain bisa menghasilkan
keuntungan bagi mereka

30
c. Data Besar dan Pengambilan Keputusan
1. Amazon.com took online terbesar di Bumi, menghasilkan pendapatan miliaran dolar setiap
tahun diperkirakan sepertiga penjualannnya didapatkan dari teknologu personalisasi seperti
rekomendasi produk dan email yang dihasilkan oleh computer
2. Di Autozone para pengambil keputusan menggunakan software baru yang mengumpulkan
potongan-potongan informasi dari berbagai database yang memungkinkan 5000 lebih toko milik
perusahaan ini untuk menargetkan kesepakatan dan diharpkan mengurangi kemungkinan
pelanggan untuk pergi tanpa melakukan pembelian. Chief information offier dati AutoZone
mengatakan Kami pikir inilah arah untuk masa depan
3. Tidak hanya Bisnis yang Mengeksploitasi data besar. Satu Tim Peneliti San Fransiso telah
mampu memprediksi besarnya suatu wabah penyakit di belahan dunia lain dengan cara
menganalisis pola telepon dari penggunaan ponsel

Manajer Perlu benar benar memeriksa dan mengevaluasi bagaimana data besar mungkin
berkontribusi terhadap pengambilan keputusan mereka sebelum mengambil suatu tindakan suatu
tindakan dengan penuh keyakinan. Karena data besar, bertapapun komprehensif atau baik
analisisnya, perlu diolah secara menyeluruh dengan penilaian yang baik

31

Anda mungkin juga menyukai