Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA

Disusun Oleh
Rifki Yuana Torik
3402200160
MANAJEMEN G
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS GALUH CIAMIS 2020/2021

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan


nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, serta
telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Krisis Ekonomi di Indonesia” dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini dibuat dengan berbagai bantuan dari berbagai pihak


untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan dalam
pengerjaannya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih sebesar-
besarnyakepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar


pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan
makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi semua. 

Banjaranyar, 30 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Ppengertian Krisis Ekonomi................................................................3
2.2 Dampak Krisi Ekonomi .....................................................................4
BAB III PENUTUP......................................................................................12
3.1 Kesimpulan.......................................................................................12
3.2 Saran................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Selama hampir tiga dekade dari tahun 1970 hingga pertengahan tahun
1997 perekonomian Indonesia memperlihatkan stabilitas kinerja yang
sangat baik. Bahkan pada tahun 1993, Bank Dunia mengkategorikan
Indonesia kedalam klasifikasi “New Industrialized Economies” (NIEs),
bersama dengan Malaysia dan Thailand. Produk Domestik Bruto (PDB) riil
tumbuh rata-rata 7 persen setahun dan inflasi terkendali pada tingkat dari
sekitar US$ 100 tahun 1970 menjadi sebesar US$ 1.014 di tahun 1996
dan jumlah penduduk miskin menurun dari sekitar 60 persen menjadi 11
persen. Dalam tahun 1996, PDB riil bahkan masih tumbuh sekitar 8
persen.

Pada pertengahan tahun 1997 terjadi krisis nilai tukar rupiah yang
meluas menjadi krisis ekonomi. Sepanjang tahun 1998, rupiah
terdepresiasi dengan lebih dari 70 persen yang mencapai puncaknya
pada bulan Juli 1998 dimana nilai tukar mencapai Rp. 14.700 per US$.
Tahun 1997 PDB tumbuh sebesar 4,7 persen dan berkontraksi hingga
minus 13,1 persen di tahun 1998. Inflasi yang hanya berkisar rata-rata 8,1
persen antara 1991-1996, pada tahun 1998 meningkat tajam menjadi 77,6
persen, yang sebagian besar berasal dari barang-barang yang
diperdagangkan secara internasional. Setelah gagal menahan laju
depresiasi rupiah, Bank Indonesia pada bulan Juli 1998 menaikkan tingkat
suku bunga SBI satu bulan hingga 70 persen. Pada tahun 1998, akibat
permintaan domestik yang menurun tajam, impor barang konsumsi dan
ekspor migas mengalami penurunan masing-masing dengan 34 persen
dan 36 persen.

Krisis ekonomi Indonesia mencapai titik puncak pada tahun 1998,


yang ditandai oleh kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar 13,1 persen.
Setelah itu pertumbuhan ekonomi sudah bergerak ke arah positif. Namun

1
demikian, dampak krisis ekonomi belum hilang dari kehidupan
masyarakat. Salah satu dampak utama dari krisis ekonomi di Indonesia
adalah terjadinya begitu banyak perubahan mendasar dalam tatanan
ekonomi, sosial, politik, dan budaya yang menentukan arah kehidupan
bernegara, disatu sisi merupakan perubahan yang terbesar dalam sejarah
Indonesia modern, namun disisi lain memberikan kontribusi bagi
kompleksitas permasalahan pemulihan ekonomi. Krisis multi dimensi ini
merupakan antiklimaks dari sukses perekonomian Indonesia sepanjang
hampir tiga dekade di pemerintah Orde Baru sejak dicanangkannya
Repelita Pertama pada tahun 1969.

Kontraksi perekonomian diikuti oleh pertumbuhan negatif hampir


semua lapangan usaha. Sektor konstruksi mengalami kontraksi 36,44
persen disusul oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa-jasa
perusahaan dengan produksi terbesar terjadi pada industri berat seperti
mesin-mesin, baja, otomotif, dan bahan konstruksi. Krisis ekonomi
tersebut kemudian membuat Pemerintah memusatkan kebijakan program
dan pendanaannya kepada Jaring Pengaman Sosial (JPS), restrukturisasi
sektor moneter, dan rekapitulasi perbankan. Konsentrasi dana dan daya
ini menyebabkan sektor produksi (barang dan jasa) seperti terabaikan
walaupun kondisinya sama buruknya dengan sektor perbankan sebagai
akibat bunga bank yang tinggi, kurs dolar yang fluktuatif, dan hutang
korporasi jangka pendek.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Itu Krisis Ekonomi?


2. Apa Peneybab Krisi Ekonomi?
3. Apa saja Jenis – jenis Krisis Ekonomi?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian Krisis Ekonomi


2. Mengetahui Penyebab Terjadinya Krisis Ekonomi
3. Mengetahui jenis – jenis Krisis Ekonomi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Krisis Ekonomi

Ekonomi adalah situasi dimana ekonomi dari sebuah negara


mengalami penurunan yang disebabkan oleh suatu krisis keuangan. Krisis
keuangan pada saat ekonomi, jumlah permintaan uang melebihi jumlah
penawaran uang, ini artinya bank-bank dan lembaga keuangan non bank
mengalami kehabisan likuiditas. Jika sebuah negara dilanda krisis
ekonomi, akibat yang pasti adalah penurunan Produk Domestik Bruto
(PDB), pengeringan likuiditas, dan harga-harga naik (inflasi) atau menurun
(deflasi). Sebuah krisis ekonomi dapat berbentuk resesi atau depresi,
yang juga umumnya disebut krisis ekonomi riil. Penurunan (resesi) dan
peningkatan (ekspansi) PDB dan juga PDB tetap (steady-state) adalah
bagian dari siklus ekonomi yang pasti akan dialami oleh negara-negara
berkembang maupun negara maju. Perbedaan antara resesi dan depresi
hanya terletak pada jangka waktu atau lamanya krisis tersebut
berlangsung. 
Suatu negara disebut mengalami resesi ekonomi apabila
penurunan PDB nya berlangsung selama enam bulan berturut-turut. Ini
ditandai dengan pengangguran tinggi (kesempatan kerja rendah), tingkat
upah stagnasi  dan kejatuhan dalam penjualan retail. 
Resesi ekonomi biasanya terjadi tidak lebih dari satu tahun dan
efeknya lebih ringan dari depresi. depresi ekonomi didefinisikan sebagai
titik terendah dalam sebuah siklus ekonomi, yang dicirikan  dengan:
1. kemampuan belanja pemerintah menurun (G),
2. jumlah pengangguran besar (lebih dari 50 persen dari jumlah
tenaga kerja),
3. konsumsi menurun (c),
4. harga naik dengan laju yang lebih rendah dari laju normal,
5. upah menurun atau persentase lebih kecil dari pada laju pada
saat normal,
6. hilangnya harapan masyarakat terhadap masa depan. Dapat
dikatakan bahwa semua kegiatan ekonomi merosot dan berdampak pada
setiap sektor. Misalnya, saat resesi mungkin banya perusahaan di industri
pengolahan mengalami penurunan volume produksi atau bahkan berhenti
beroperasi, sedangkan hotel tetap menerima banyak tamu seperti pada
saat kondisi ekonomi normal, dalam depresi banyak hotel dan perusahaan
transportasi mengalami stagnasi atau kebangkrutan. dengan kata lain
depresi adalah saat ekonomi nasional secara toral mengalami kelesuhan.

3
Depresi ekonomi dunia yang sangat terkenal terjadi pada tahun 1930-
1940, saat ekonomi AS nyaris mengalami kehancuran total. 

2.2 Kelebihan Digital Marketing

Krisis ekonomi telah memberikan dampak yang sangat besar bagi negara,
dan tentunya juga berdampak pada semua aspek mulai dari pemerintah
hingga masyarakat. Ketika suatu negara mengalami kejadian ini,
dipastikan banyak perusahaan yang akan memecat karyawannya (PHK).

Hal itu dilakukan karena perusahaan tidak memiliki cukup uang untuk
memberikan gaji. Dengan kejadian ini dipastikan angka pengangguran
juga akan meningkat. Sejak itu, karena masyarakat tidak memiliki
pendapatan, angka kemiskinan pun meningkat.
Selain itu, pemerintah pasti akan kesulitan memenuhi kebutuhan belanja
negara. Selain itu, masyarakat juga merasa sulit untuk mewujudkan
kehidupan sehari-hari akibat kenaikan harga kebutuhan sehari-hari yang
tajam.

Melihat dampak yang terjadi, krisis ekonomi memang menjadi momok


yang sangat menakutkan bagi suatu negara. Jika ini terjadi, bisa
dipastikan situasinya akan sangat berantakan. Nyatanya, kejahatan dan
perampokan bisa dilihat dimana-mana.

4
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Krisis Ekonomi yang melanda Indonesia dapat kita atasi dengan cara
mengurangi impor barang dari luar tetapi kita harus ekspor barang ke
luar . dengan demikian kita bisa mengurangi sedikit krisi ekonomi yang
ada

3.2 Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi tambahan


pengetahuan bagi para pembaca. Semoga makalah ini bisa digunakan
sebagai sumber acuan untuk makalah-makalah lain tentang Krisis
Ekonomi di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai