Anda di halaman 1dari 27

Nama : Alpin Maulana

Sopyan NIM: 3402200313

Kelas: Manjemen M

Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia

SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA

Sejarah menguraikan rangkaian-rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu,


sehingga tergambar dengan jelas perubahan-perubahan yang terjadi dalam
satu kurun waktu. Perubahan-perubahan tersebut bisa melaihrkan keadaan
sekarang lebih baik ataupun lebih buruk dari keadaan masa lalu. Apakah
setelah sekian tahun dilakukan pembangunan ekonomi, keadaan ekonomi
sekarang lebih maju atau lebih mundur. Hal ini perlu kita nilai berdasarkan
tolok ukur atau kriteria kemajuan ekonomi.

(1) Kriteria Kemajuan Ekonomi


a. Bagi negara-negara maju/ industri
- Tingkat pendapatan per kapita
- Distribusi pendapatan nasional
- Tingkat inflasi
- Tingkat pengangguran

(2). Peralatan Analisis Ekonomi

Beberapa konsep/indikator penting yang perlu dpahami dalam rangka


anlaisis ekonomi makro antara lain : produk domestik bruto (PDB),
pendapatan nasional (Y), pendapatan per kapita, nilai tambah (Vas), kontribusi
sektor (Ks), laju pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi (In), jumlah uang
beredar (JUB), debt service ratio (DSR), nilai tukar perdagangan (TOT),
tingkat pengangguran, tingkat kesenjangann dan incremental capital output
ratio (ICOR).

A. Produk Domestik Bruto (PDB = GDP)

- Rumus :

GDP = VAsp + VAss + VAst Keterangan :

- VAsp = Nilai tambah sektor ekonomi

- VAss = Nilai tambah sektor sekunder

- VAst = Nilai tambah sektor tertier

B. Dilihat dari penggunaannya (dari segi pengeluaran), nilai GDP harus sama
dengan nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga. Rumus :

GDP = C + I + G + (X – M)

C. Pendapatan Nasional (NI – Y)

- Cara perhitungan pendapatan nasional :

Rumus :

GNP = GDP +

F NNP = GNP –

NI = NNP – Nit = (GDP + F) – D – Nit

NI = GDP + F – D – Nit

B. PERIODE KOLONIAL
(1) Karakteristik
a. Ciri perekonomian kolonial
- Pada jaman Kolonial belanda, ekonomi Indonesia diwarnai oleh suatu
strategiyang melahirkan dualisme dalam kegiatan ekonoi, yaitu dualisme
antara sektor ekspor (enclave) dan sektor tradisonal (hinterland). Sektor
ekspor diwakili dengann kehadiran perkebunan-perkebunan di daerah
pedesaan (Suroso, 1994).
- Pendirian perkebunan di daerah pedesaan semata-mata karena pertimbangan
lokasi yang menguntungkan (tanah subur, iklim cocok) dan bukan untuk
menciptakan lapangan kerja baru untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

b. Konsep Dualisme
Sejak jaman penjajahan sampai saat ini perekonomian Indonesia masih
juga menunjukkan ciri-ciri adanya dualisme, baik dualisme yang bersifat
teknologis, maupun yang bersifat ekonomis, sosial dan kultural. Boeke
memberikan definisi masyarakat dualistis (Anne Booth, 1990) :
“Masyarakat yang mempunyai dua gaya sosial berbeda, yang masing-masing
hidup berdampingan. Dalam proses evolusi sejarah normal yang berlaku bagi
masyarakat homogen, kedua gaya sosial tersebut me3wakili tahap
perkembangan sosial yang berbeda, dipisahkan oleh suatu gaya sosial lain yang
mewakili tahap transisi

C. PERIODE KEMERDEKAAN
(1) Masa Demokrasi Liberal (1945 – 1959)
a. Masalah yang dihadapi tahun 1945 – 1950
1) Rusaknya prasarana-prasarana ekonomi akibat perang
2) Blokade laut oleh Belanda sejak Nopember 1946 sehingga kegiatan ekonomi
ekspor-impor terhenti.
3) Agresi Belanda I tahun 1947 dan Agresi belanda II tahun 1948.
4) Dimasyarakat masih beredar mata uang rupiah Jepang sebanyak 4 miliar
rupiah (nilainya rendah sekali). Pemerintah RI mengeluarkan mata uang “ORI”
pada bulan Oktober 1946 dan rupiah Jepang diganti/ ditarik dengan nilai tukar
Rp 100 (Jepang) = Rp 1 (ORI).
5) Pengeluaran yang besar untuk keperluan tentara, menghadapi Agresi
Belanda dan perang gerilya. (Suroso, 1994).

b. Rencana dan Kebijaksanaan Ekonomi


Memang sebelum pemerintahan Soeharto, Indonesia telah memiliki empat
dokumenn perencanaan pembangunan, yakni :
1) Rencana dari Panitia Siasat Pembangunan Ekonomi yang diketuai
Muhammad Hatta (1947).
2) Rencana Urgensi Perekonomian (1951) – yang diusulkan oleh Soemitro
Djojokusumo.
3) Rencana Juanda (1955) – Rencana Pembangunan Lima Tahun I meliputi
kurun waktu 1956-1960.
4) Rencana Delapan tahun “Pembangunan Nasuional Semesta Berencana”
pada masa demokrasi terpimpin ala Soekarno (Didin S. Damanhuri)

(2) MASA EKONOMI TERPIMPIN ( 1959 – 1966 )


a. Masalah yang dihadapi
1) Selama Orde Lama telah terjadi berbagai penyimpangan, dimana ekonomi
terpimpin yang mula-mula disambut baik oleh bung Hatta, ternyata berubah
menjadi ekonomi komando yang statistik (serba negara). Selama periode 1959
– 1966 ini perekonomian cepat memburuk dan inflasi merajalela karena politik
dijadikan panglima dan pembangunannnn ekonoi disubordinasikan pada
pembangunan politik. (Mubyarto, 1990).
2) Ada hubungan yang erat antara jumlah uang yang beredar dan tingkat
harga (Stephen Genville dalam Anne Booth dan McCawley, ed., 1990).
3) MASA EKONOMI PANCASILA/ ORDER BARU (1966 – 1998)

I) MASA STABILISASI DAN REHABILITASI (1966 – 1968)


a. Masalah yang dihadapi
- Menanggapi masalah ekonomi yang kin dengan tajam disoroti oleh MPRS,
maka Prof. Dr. Widjojo Nitisastro dalam percakapan dengan wartawan Kompas
menyatakan, bahwa sumber pokok kemerosotan ekonomi ialah
penyelewenangan pelaksanaan UUD 1945. sebagai misal pasal 33 yang selama
beberapa tahun ini dengan sengaja atau tidak telah didesak oleh landasan-
landasan ideal yang lain.

b. Rencana dan Kebijaksanaan Ekonomi


- Ketetapan MPRS Nomor XXIII/MPRS/1966 tentang :
Pembaharuan kebijaksanaan landasan ekonomi, keuangan dan pembangunan,
tertanggal 5 Juli 1966, antara lain menetapkan :
(1) Program stabilisasi dan rehabilitasi : 1966 – 1968
(jangka pendek)
• Skala Prioritasnya
1) Pengendalian inflasi
2) Pencukupan kebutuhan pangan
3) Rehabilitasi prasarana ekonomi
4) Peningkatan kegiatan ekspor
5) Pencukupan kebutuhan sandang

• Komponen Rencananya

• Tindakan dan Kebijaksanaan Pemerintah

MASA PEMBANGUNAN EKONOMI (1969 – sekarang)


A. MASA OIL BOOM (1973 – 1982)
- Dua kali Oil Boom dalam PJPT I :
1) Oil Boom I (1973/1974)
Oil Boom I terjadi ketika harga minyak di pasar dunia melonjak dari US$1.67/
barrel (1970 menjadi US$ 11.70/barrel (1973/74), karena adanya krisis minyak
sebagai akibat tindakan boikot negara-negara OPEC (timur Tengah) yang
sedang konflik dengan Israel.
2) Oil Boom II (1979/1980)
Harga minyak yang telah menapai US$ 15.65/ barrel (1979) melonjak lagi
menjadi US$ 29.50/ barrel (1980), terus melonjak US$ 35.00 (1981 – 1982)
(II) MASA PEMBANGUNAN EKONOMI (1983 – 1987)

B. MASA PASCA OIL BOOM (1983 – 1987)


- Harga minyak mencapai US$ 35.00/ per barrel (1981 – 1982), menurun lagi
menjuadi US$ 29.53/ barrel (1983 – 1984) dan tahun-tahun berikutnya harga
berfluktuasi tidak menentu. Sejak tahun 1983 perekonomian Indonesia
memasuki masa Pasca Oil Boom (Pasca Bonanza Minyak)
- Tahun 1986 terjadi goncangan ekonomi akibat merosotnya harga minyak
sampai titik terendah US$ 9,83/ barrel. Program refromasi ekonomi
(pemulihan) mulai menampakkan hasil pada tahun 1998.

C. KEGIATAN EKONOMI MEMANAS (OVERHEATED) SEJAK 1990


- Ekspansi kegiatan ekonomi selama tahun-tahun 1989-1991 ada sangkut
pautnya dengan kebijaksanaan deregulasi pemerintah, yang sudah mulaid
ilaksanakan secara bertahap sejak tahun 1983. Rangkaian tindakan deregulasi
di atas memberi dorongan kuat terhadap kegiatan dunia swasta, yang beberapa
tahun terakhir ini telah menjadi faktor penggerak dalam ekspansi ekonomi.
- Ekspansi ekonomi di atas telah disertai oleh ekspansi moneter yang besar,
sebagai akibat naiknya permintaan domestik (domestic demand) yang
mencakup tingkat investasi maupun tingkat konsumsi. Ekspansi ekonomi yang
ditandai oleh laju pertumbuhan pesatselama tiga tahun berturut-turut ini
dianggap terlalu panas (overheated) dari sudut kestabilan keuangan moneter
(Soemitro Djojokusumo, 1993).

D. KEGIATAN EKONOMI INDONESIA MENJADI OVERLOADED TAHUN


1996
- Pertumbuhan jumlah uang beredar (M2), meningkatnya inflasi, investasi,
kredit bank dan kuatnya arus modal luar negeri, terutama yang bersumber dari
hutang swasta luar negeri serta defisit transaksi berjalan yang makin
membengkak, menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi Indonesia berlangsung
melampaui daya dukung (kemampuan) yang ada (Laporan tahunan B.I.
1995/1996).

E. KRISIS MONETER BULAN JULI 1997 MENJADI KRISIS EKONOMI


- Tidak mudah menentukan apa faktor-faktor utama penyebab krisis ekonoim
di Indonesia, karena setiap gejolak ekonomi dapat disebabkan oleh faktor-
faktor yang langsung (drect factors) dan faktor-faktor yang tidak langsung
(indirect factors) yang mempengaruhinya. Sselain itu dapat pula dibedakan
aadanya faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal, yang mempengaruhi
terjadinya krisis ekonomis, baik yang bersifat ekonomi maupun yang bersifat
noneknomis.

F. TERJADINYA KONTRAKSI EKONOMI SEJAK 1998


- Krisis yang terjadi di Indonesia tidak saja telah memaksa rupiah
terdepresiasi sangat tajam tapi juga menimbulkan kontraksi ekonomi yang
sangat dalam.

G. MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI SETELAH KRISIS


- Yang menjadi persoalan penting sekarang ini bagi Indonesia adalah
menyangkut biaya krisis atau besarnya “pengorbanan” yang harus dibayar
akibat krisis dan lamanya pengorbanan itu harus dipikul. Setelah setahun
krisis berkalngsung, ternyata biaya krisis yang harus dibayar masyarakat
Indonesia lebih besar dibandingkan di Thailand, Korea Selatan atau Malaysia.

H. RENCANA DAN PROGRAM PEMULIAHAN EKONOMI


a. Rencana: menurut Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/ Kepala
Bappenas, Boediono, pemerintah telah menetapkan tempat tahapan strategis :
1) Tahap penyelematan (1 – 2 tahun sejak 1998/1999)
2) Tahap pemulihan yang sifatnya tumpang tindih dengan tahap sebelumnya
(2 tahun)
3) Tahap pemantapan (1-2 tahun) setelah selelsai tahap penyelamatan.
4) Tahap pembangunan yang dapat dimulai kembali apabila saluran krisis
dapat ditanggulangi.

PEREKONOMIAN INDONESIA

Pengertian Sistem Ekonomi


Berikut pengertian sistem ekonomi menurut para ahli yaitu Gilarso,
McEachern, Gregory Grossman & M. Manu :
Menurut Gilarso, sistem ekonomi adalah keseluruhan tata cara untuk
mengoordinasikan perilaku masyarakat mencakup produsen, konsumen,
pemerintah, bank dan lainnya dalam menjalankan kegiatan ekonomi baik
produksi, distribusi dan konsumsi maupun investasi yang membentuk suatu
kesatuan utuh yang teratur dan dinamis sehingga mampu menghindari
kekacauan di bidang ekonomi.
Fungsi Sistem Ekonomi
Sistem ini bisa berjalan dengan baik asal perangkat-perangkat ekonominya ada.
Konsumen, produsen, pemerintah, dan lembaga keuangan adalah beberapa
contoh dari perangkat ekonomi. Pada dasarnya memiliki beberapa fungsi
utama yaitu:
• Mengkoordinasi kegiatan individu dalam suatu perekonomian
• Menyediakan dorongan untuk menghasilkan barang atau jasa
• Mengatur pembagian hasil produksi ke seluruh lapisan masyarakat agar
berjalan sesuai harapan
• Menciptakan mekanisme tertentu agar distribusi barang dan jasa berjalan
baik

Jenis-Jenis Sistem Ekonomi

Sistem Ekonomi Tradisional


Sistem ini merupakan sistem paling konvensional dan kuno. Ada dua
elemen utama dalam sistem tradisional yaitu menghargai tradisi dan minim
limbah. Perekonomian tradisional identik dengan daerah pedesaan dengan
hasil berupa pertanian. Interaksi antar kelompok bisa dilakukan melalui jual
beli ataupun barter barang. Masing-masing anggota perekonomian tradisional
memiliki peran khusus yang jelas sehingga setiap anggota memiliki hubungan
erat.
Sistem Ekonomi Komando
Sistem yang satu ini tidak bisa dibilang lebih baik ataupun lebih buruk
dibandingkan dengan sistem tradisional. Faktanya, ada beberapa hal
fundamental yang salah pada sistem ini.
Ada tiga hal yang identik dimiliki oleh sistem ini yaitu kontrol terpusat,
keuntungan yang diharapkan dan dominasi. Sebagian besar sistem ini akan
dikendalikan pemerintah
Sistem Ekonomi Pasar
Ekonomi pasar terlihat lebih identik dengan pasar bebas. Dalam sistem ini,
organisasi yang dijalankan oleh masyarakatlah yang menentukan bagaimana
perekonomian akan berjalan, bagaimana pasokan dihasilkan hingga tuntutan
apa saja yang diperlukan. Faktanya, tidak ada satupun negara di dunia yang
menerapkan sistem ini secara penuh. Keuntungan terbesar dari sistem pasar
ini adalah terpisahnya pasar dan pemerintah.
Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ini juga dikenal dengan istilah dual economy karena mengkombinasikan
sistem ekonomi pasar dan komando. Hasil dari sistem campuran ini bisa sangat
luar biasa karena pemerintah dan pasar bekerja sama dalam mengelola sumber
daya
Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis adalah sistem yang masyarakatnya memiliki
kesetaraan dalam kepemilikan atas faktor-faktor produksi. Faktor produksi
dalam sistem ekonomi sosialis adalah pekerja, pengusaha, modal dan sumber
daya alam dimiliki oleh masyarakat tapi pengelolaannya diatur oleh negara
secara penuh.

Faktor Yang Mempengaruhi System Perekonomian suatu negara

Istilah pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan kemajuan dan kemajuan


ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai peningkatan
kapasitas ekonomi untuk menghasilkan barang dan jasa dalam jangka waktu
tertentu seperti dalam teori pertumbuhan ekonomi modern. Dalam ekonomi,
pertumbuhan ekonomi mengacu pada ekspansi jangka panjang dalam potensi
produktif ekonomi untuk memuaskan keinginan individu dalam masyarakat

Arti Pertumbuhan dan perkembangan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perubahan positif
dalam tingkat barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama
periode waktu tertentu. Karakteristik penting pertumbuhan ekonomi adalah
bahwa ia tidak pernah seragam atau sama di semua sektor ekonomi. Misalnya,
pada tahun tertentu, sektor telekomunikasi suatu negara telah menandai
kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi sedangkan sektor
pertambangan belum berkinerja baik. sejauh pertumbuhan ekonomi negara
yang bersangkutan dan ada banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan
ekonomi seperti teori pertumbuhan ekonomi.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan ekonomi

1. Sumber Daya Manusia

2. Sumber Daya Alam


3. Formasi Modal

4. Pengembangan Teknologi

5. Faktor Sosial dan Politik

6. Suku bunga

7. Kekuatan Mata Uang

8. Intervensi Pemerintah

9. Dampak lingkungan

10. Keseluruhan Kesehatan Ekonomi

Karakteristik Negara Republik Indonesia


Kita tentu tahu jika Indonesia merupakan salah satu negara dengan pulau
terbanyak di dunia, tidak heran jika Indonesia mendapat julukan sebagai
negara kepulauan. Negara Indonesia mempunyai nama lain yakni Negara
Kesatuan Republik Indonesia atau Republik Indonesia yang berada di kawasan
Asia Tenggara serta menjadi anggota ASEAN.

Fakta – Fakta Negara Indonesia


1. Asal Nama Indonesia

Kata Indonesia berasal dari bahasa Yunani kuno yakni indus (salah satu sungai
di India) dan nesos yang mempuyai arti pulau. Jika diartikan berarti sebuah
wilayah kepulauan India atau kepulauan yang ada di Hindia.

2. Angklung Salah Satu Alat Musik Tradisional Indonesia

Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan
alat musik angklung ini. Angklung terbuat dari bambu dan dimainkan dengan
cara digoyangkan, bahkan angklung telah terdaftar sebagai Karya Agung
Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawai Manusia dari UNESCO di tahun 2010.

3. Rendang Menjadi Makanan Terlezat di Dunia


Rendang merupakan salah satu masakan olahan daging yang berasal dari
Minangkabau, Sumatera Barat.

4. Satu – Satunya Negara Yang Sempat Keluar Dari PBB

Indonesia bergabung menjadi anggota PBB ke-60 pada 28 September 1950,


namun pernah keluar pada tanggal 7 Januari 1965. Akan tetapi Indonesia
bergabung kembali pada tanggal 28 September 1966 dan tetap menjadi anggota
ke-60.

5. Berada Di Pertemuan Dua Rangkaian Pegunungan Muda

Indonesia mempunyai gunung api yang cukup banyak yang menyebabkan


sering terjadi gempa bumi. Rangkaian pegunungan muda tersebut yakni
Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik.

Sejarah Perekonomi Indonesia

Sejarah ekonomi Indonesia terbentuk atas lokasi geografisnya yang terletak


diantara persilangan samudera dan benua dunia. Sumber daya alam yang
melimpah berupa hasil tani dan bumi serta penduduk yang tinggal dipenjuru
kepulauan yang membentuk dasar dari perkembangan Negara Indonesia.
Munculnya kontak dengan perdagangan internasional melalui mitra asing yang
datang untuk berdagang juga ikut berperan penting dalam perkembangan
Indonesia berupa kedatangan pedagang
dari India, China, Arab dan Eropa yang ikut mengeksplorasi rempah-
rempah.
Pada awal abad ke-17, Vereenigde Oostindische Compagnie, salah
satu perusahaan multinasional pertama dalam dunia, sejarah telah
mendirikan basis operasional mereka di kepulauan Indonesia untuk
memonopoli perdagangan rempah-rempah dunia.
Pada tahun 1800, Hindia belanda merupakan salah satu negara terbesar yang
menerima manfaat finansial dari monopoli perdagangan komoditas nusantara
di pasar internasional melalui hasil tani
seperti kopi, teh, kina, karet dan minyak sawit, hasil bumi
seperti minyak, batubara, timah dan tembaga. Hindia Belanda berubah
menjadi Republik Indonesia setelah Perang Dunia II.
Pada awal abad ke-21, Indonesia berkembang menjadi kekuatan ekonomi
terbesar di Asia Tenggara, sekaligus sebagai kekuatan ekonomi negara
berkembang dunia, mengantarkan Indonesia menjadi anggota G-20 dan
masuk sebagai negara industri baru.[1]
Kerajaan-kerajaan kuno

Sriwijaya
Dalam dunia perdagangan, Kerajaan Sriwijaya berkembang dengan pesat
menjadi Kerajaan utama yang mengendalikan 2 jalur perdagangan utama
antara India dan Cina, yaitu melalui Selat Sunda dari Palembang dan selat
Malaka dari Kedah. Dalam suatu catatan dari pedagang Arab, catatan tersebut
menyatakan bahwa luasnya wilayah kerajaan yang begitu besar bahkan
membuat kapal tercepatpun tidak mampu untuk bisa berpergian mengelilingi
semua pulau-pulau yang menghasilkan kamper, gaharu, cengkih, kayu cendana,
pala, kapulaga dan cubebs, gading, emas, dan timah, kekayaan masing-masing
pulau menjadikan kerajaan ini bisa memiliki kekayaan setara dengan raja yang
ada di India.

Majapahit

Celengan Terakota peninggalan Kerajaan Majapahit pada ke-14-15


Masehi yang ditemukan di Situs Trowulan, Jawa Timur. (Koleksi Museum
Nasional Indonesia, Jakarta)
Pada abad ke-14 di Pulau Jawa, tumbuh sebuah Kerajaan yang mewarisi
peninggalan Kerajaan Singhasari yang bernama Kerajaan Majapahit.
Kerajaan yang lahir dari seorang mantan tahanan yang diberikan lahan di
sebuah daerah yang bernama desa maja (kini Mojokerto) ini berawal hanya
dari sebuah daerah pemukiman yang terletak dipinggir Sungai Brantas.

Perdagangan komoditas rempah-rempah oleh eropa


Pala adalah tanaman asli Indonesia yang berasal dariPulau Banda.
Sejak kejatuhan Konstantinopel terjadi, muncul kekhawatiran dikalangan
kerajaan di seantero Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk menghadapi musim
dingin. Maka, kerajaan di seluruh Eropa saat itu memutuskan untuk
membentuk tim ekspedisi di masing-masing kerajaan untuk berlomba-lomba
mendapatkan sumber dari rempah-rempah tersebut. Portugis merupakan
bangsa Eropa pertama yang mencapai Indonesia, pencarian mereka tersebut
tidak hanya untuk memonopoli sumber utama yang kelak menjadi pendapatan
yang menguntungkan bagi kerajaan mereka, tetap mereka juga secara pesat
membangun Gereja Katolik Roma sebagai basis misionaris, pos perdagangan
dan benteng militer dan barak senjata. Dimulai dengan ekspedisi eksplorasi
yang dikirim dari penaklukan Malaka pada tahun 1512, armada Portugis
mulai menjelajah lebih dalam kepulauan Indonesia, untuk dan berusaha untuk
menguasai sumber rempah-rempah yang berharga.[4] Kemudian, kehadiran
portugis di Indonesia berkurang
setelah Solor, Flores dan Timor (lihat Timor portugis) di Nusa Tenggara
barat, jatuh ke tangan pribumi Ternate dan mengalahkan Belanda

Ekonomi kolonial eropa

Pekerja berpose di lokasi konstruksi terowongan kereta api di pegunungan,


1910.
Hindia Belanda dibentuk dari hasil kolonialisasi Vereenigde Oostindische
Compagnie (VOC) yang dibubarkan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1800
karena berbagai permasalahan yang membebani perusahaan. Meskipun
ekonomi Belanda meningkat kembali melalui sistem pajak tanah, perimbangan
anggaran pemerintah telah terbebani dengan luar biasa atas pengeluaran-
pengeluaran seperti Perang Diponegoro di Jawa dan Perang Padri di Sumatra,
serta perang melawan Belgia pada tahun 1830 membawa Belanda ke jurang
kebangkrutan. Pada tahun 1830, Gubernur Jenderal, Johannes van den
Bosch ditunjuk oleh pemerintah Belanda untuk mengisi kembali anggaran negara
yang kosong akibat berbagai pengeluaran luar biasa dengan mengeksploitasi
sumber daya alam Hindia Belanda. Melalui cara ini, Belanda mampu menguasai
seluruh wilayah di seluruh pulau Jawa
untuk pertama kalinya pada tahun 1830, penguasaan Pulau Jawa oleh Belanda
menjadi sangat strategis. Hal ini terjadi karena ditemukan cara yang lebih
maksimal untuk menggenjot pendapatan dari sistem yang ada dengan
memperkenalkan kebijakan pertanian dari pemerintah dengan sistem tanam
paksa

Eksploitasi kekayaan Indonesia memberikan kontribusi signifikan terhadap


industrialisasi yang berlangsung di Belanda, sekaligus meletakkan dasar bagi
industrialisasi di Indonesia. Belanda memperkenalkan kopi, teh, kakao,
tembakau dan karet untuk ditanam di Jhamparan lahan yang subur di Pulau
Jawa dibudidayakan oleh petani Jawa, yang dikumpulkan oleh pemerantaraan
China, dan dijual diperdagangkan diluar negeri oleh pedagang dari
Eropa.[10] Pada akhir abad ke-19 pertumbuhan ekonomi didasarkan pada
permintaan dunia untuk teh, kopi, dan kina. Pemerintah menginvestasikan
jaringan kereta api (150 mil panjang pada tahun 1873, 1.200 pada tahun 1900),
serta jalur telegraf. Hal ini menjadi nilai tambah bagi para pengusaha untuk
mendirikan usahanya seperti bank-bank, toko-toko dan koran

Kepresidenan Soekarno (1945-1966) Inflasi yang sangat tinggi


Peredaran mata uang yang berbeda-beda secara liar mengakibatkan munculnya
ketidakstabilan kegiatan ekonomi di indonesia, dimana pada saat itu terdapat 3
mata uang yang berbeda yaitu, mata uang De Javasche Bank, mata uang
pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Pada saat
itu diperkirakan mata uang Jepang yang beredar di masyarakat sebesar 4 miliar.
Dari jumlah tersebut, yang beredar di Jawa saja, diperkirakan mencapai 1,6
miliar. Hal ini mengakibatkan terjadinya inflasi yang tidak terkendali dan hal
ini mengakibatkan sebagian besar kalangan masyarakat kalangan bawah
seperti masyarakat umum dan petani kesulitan untuk memakai uangnya untuk
ditukarkan menjadi bahan pangan dan kebutuhan sehari-hari karena harganya
yang tidak terjangkau. Oleh karena itu, untuk sementara waktu Pemerintah RI
menetapkan secara resmi tiga mata uang berlaku di wilayah RI. Meski
kebijakan tri-currency diberlakukan, hal tersebut tidak berdampak secara
signifikan pada laju inflasi yang terjadi di Indonesia, karena pada saat itu
Indonesia masih berjuang lagi untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia
setelah diketahui bahwa sekutu kembali ke Indonesia dibawah pimpinan
Panglima AFNEI untuk mengembalikan Indonesia dari penjajahan Jepang
kepada Belanda.

Blokade Transportasi Laut oleh Belanda]


Perebutan Belanda untuk mengambil kembali Indonesia dari kemerdekaan
yang diraih pada masa kekosongan kekuasaan dilancarkan tidka hanya dari sisi
militer, tetapi juga sisi transportasi barang dan ekonomi. Blokade laut
yang dimulai sejak bulan November 1945 oleh Belanda bertujuan untuk
menekan gerak ekonomi Indonesia untuk membiayai peperangan melawan
sekutu dan Belanda. Blokade tersebut memberikan dampak yang cukup serius
dalam beberapa hal seperti:
• Kurangnya persenjataan yang masuk ke Indonesia
• Minimnya pendapatan akibat pelarangan ekspor hasil-hasil bumi
Indonesia
• Sulitnya Indonesia mendapatkan bantuan luar negeri
• Anggaran Negara menjadi tidak bermanfaat untuk membiayai
perlawanan melawan Belanda

Perjuangan Mempertahankan Ekonomi Indonesia


Terdapat langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk tetap
mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari segi ekonomi, seperti:
• Digalakkannya Program Pinjaman Nasional yang dipimpin oleh Menteri
Keuangan Indonesia, Ir. Surachman dengan persetujuan BP-KNIP, dilakukan
pada bulan Juli 1946 untuk digunakan sebagai pengisi Anggaran Negara
untuk dijadikan modal Pemerintah untuk membangun sarana dan prasarana
serta modal mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan nasional.
• Melakukan pelanggaran blokade laut Belanda untuk mengamankan
bantuan luar negeri berupa beras dari India seberat 500.000 ton dan
mengadakan kontrak dengan perusahaan pelayaran swasta Amerika
Serikat untuk membawa hasil bumi Indonesia untuk diekspor ke negara
lain.

Gunting Syafruddin
Gunting Syafruddin merupakan kebijakan yang digagas oleh Menteri
Keuangan Syafruddin Prawiranegara untuk mengurangi defisit anggaran yang
mencapai Rp 5,1 Miliar. Kebijakan yang disahkan pada tanggal 20
Maret 1950 SK Menteri Keuangan Nomor 1 tanggal 19 Maret 1950 ini
bertujuan untuk memotong nilai uang yang Rp. 2,50 ke atas menjadi tinggal
setengahnya

Nasionalisasi De Javasche Bank


Nasionalisasi De Javasche Bank oleh Pemerintah Indonesia yang terjadi pada
akhir tahun 1951, merupakan bentuk perlawanan ekonomi Indonesia untuk
kembali merebut kedaulatan ekonomi nasional. Nasionalisasi diambil oleh
pemerintah Indonesia setelah melewati berbagai diskusi yang menghasilkan
kesimpulan bahwa, peraturan mengenai pemberian kredit harus
dikonsultasikan pada pemerintah Belanda sangat menghambat pemerintah
dalam menjalankan kebijakan ekonomi dan moneter untuk menunjang
kegiatan pembangunan di Indonesia. Nasionalisasi ini bertujuan untuk
menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya ekspor serta melakukan
penghematan secara drastis. De Javasche Bank yang dinasionalisasi berubah
nama menjadi Bank Indonesia pada tanggal 15 Desember 1951 berdasarkan
Undang-undang No. 24 tahun 1951 yang bertindak sebagai bank sentral dan
bank sirkulasi dimana fungsi ini dulunya dipegang oleh Bank Nasional
Indonesia.
Sistem Ekonomi Ali-Baba
Sistem ekonomi Ali-Baba merupakan program pemberdayaan pengusaha
Indonesia antara pengusaha pribumi dan non-pribumi untuk mengembangkan
minat kewirausahaan pengusaha pribumi dan meningkatkan kerjasama dengan
pengusaha non-pribumi. Program yang diprakarsai oleh Menteri Koordinator
Ekonomi, Keuangan, Industri dan Perdagangan Indonesia, Iskaq
Tjokrohadisurjo pada masa Kabinet Ali I. Tujuan dari program ini adalah:
• Untuk mengembangkan minat, edukasi dan wawasan kewirausahaan
pengusaha pribumi.
• Agar terbentuk kerjasama antara para pengusaha pribumi dan pengusaha
non-pribumi untuk memajukan ekonomi nasional.
• Mendorong transisi ekonomi nasional yang digerakkan dari sistem
ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.

Boikot Kesepakatan Finansial Ekonomi (Finek)]


Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap, Menteri Luar Negeri Indonesia Ida
Anak Agung Gde Agung menjadi ketua delegasi Indonesia yang dikirim oleh
Pemerintah Indonesia menuju Jenewa, Swiss untuk merundingkan masalah
finansial-ekonomi antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda. Pada
tanggal 7 Januari 1956 dicapai kesepakatan rencana persetujuan Finek, yang
berisi:
• Persetujuan Finek hasil KMB dibubarkan.
• Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral.
• Hubungan Finek didasarkan pada Undang-undang Nasional, tidak boleh
diikat oleh perjanjian lain antara kedua belah pihak.

Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)


Masa kerja kabinet pada masa liberal yang sangat singkat dan program yang
silih berganti menimbulkan ketidakstabilan politik dan ekonomi yang
menyebabkan terjadinya kemerosotan ekonomi, inflasi, dan lambatnya
pelaksanaan pembangunan.
Program yang dilaksanakan umumnya merupakan program jangka pendek,
tetapi pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintahan membentuk
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang disebut Biro Perancang
Negara. Tugas biro ini merancang pembangunan jangka panjang. Ir. Juanda
diangkat sebagai menteri perancang nasional. Biro ini berhasil menyusun
Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang rencananya akan
dilaksanakan antara tahun 1956-1961 dan disetujui DPR pada tanggal 11
November 1958. Tahun 1957 sasaran dan prioritas RPLT diubah melalui
Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap). Pembiayaan RPLT diperkirakan
12,5 miliar rupiah.
Musyawarah Nasional Pembangunan
Masa kabinet Juanda terjadi ketegangan hubungan antara pusat dan daerah.
Masalah tersebut untuk sementara waktu dapat teratasi dengan Musayawaraah
Nasional Pembangunan (Munap). Tujuan diadakan Munap adalah untuk
mengubah rencana pembangunan agar dapat dihasilkan rencana pembangunan
yang menyeluruh untuk jangka panjang.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)]
Sesudah Dekret Presiden 5 Juli 1959 dikeluarkan, Pemerintah masa Kabinet
Karya pada tanggal 15 Agustus 1959 membentuk Badan Negara yang
bernama Dewan Perancang Nasional (Nama terdahulu Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional) untuk menyusun perencanaan pembangunan ekonomi
nasional. Badan Negara yang pimpin oleh Moh. Yamin dan beranggotakan
sebanyak 50 orang ini sebenarnya sudah direncanakan untuk dibentuk sebelum
masa demokrasi parlementer berakhir dengan berupa landasan hukum PP no
23 Tahun 1958 yang kemudian disahkan oleh Parlemen menjadi UU no 8 Tahun
1958. Depernas sendiri untuk pertama kalinya sejak dibentuk, telah
menghasilkan produk perencanaan pembangunan ekonomi nasional yang
bernama "Pembangunan Nasional Semesta Tahapan Tahun 1961-1969" yang
kemudian disahkan oleh MPRS sebagai Tap MPRS no II/MPRS/1960 menjadi
landasan hukum pembangunan ekonomi nasional. Pada tahun 1963, Depernas
berubah nama menjadi Bappenas dan posisi Moh. Yamin sebagai kepala
Depernas digantikan oleh Presiden Soekarno.
Devaluasi Rupiah]
Kebijakan devaluasi rupiah diambil pada tanggal 25 Agustus 1959 oleh
Pemerintah Indonesia setelah melewati berbagai kajian dan diskusi secara
intensif dengan Bank Sentral dan Kementerian terkait untuk menyelesaikan
masalah inflasi yang perkembangannya tidak terkendali. Kebijakan yang akan
mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat ini berdampak pada:
• Nilai uang berdenominasi Rp 5.00,00 menjadi Rp 50,00
• Nilai uang berdenominasi Rp 1.000,00 menjadi Rp 100,00
• Pembekuan rekening tabungan yang bernilai Rp 25.000,00 keatas
Deklarasi Ekonomi (Dekon)
Deklarasi Ekonomi yang dipublikasikan pada tanggal 28 Maret 1963 oleh
Pemerintah Indonesia bertujuan untuk menciptakan ekonomi yang bersifat
nasional, demokratis dan bebas dari imperialisme untuk mencapai tahapan
ekonomi sosialis dengan cara terpimpin dari negara. Deklarasi ini juga menjadi
langkah pemerintah untuk menghadapi ekonomi yang kian memburuk.
Kepresidenan Soeharto (1966-1998)]
Indonesia menikmati pembangunan berkelanjutan di bawah kepemimpinan
Presiden Soeharto pada Orde Baru sejak tahun 1970-1996.
Kejatuhan Presiden Soekarno akibat konflik horizontal ekonomi dan politik
yang kompleks mengantarkan Soeharto menjadi presiden. Kepemimpinannya
membawa pada tingkat disiplin sebagai pondasi pembangunan ekonomi yang
cepat disaat inflasi ditekan serendah mungkin, menstabilkan mata uang,
penjadwalan kembali utang luar negeri, dan menarik bantuan luar negeri dan
investasi.

Perekonomian Indonesia

Pengertian sistem

Definisi Sistem Secara Umum


Pengertian sistem secara umum adalah suatu kumpulan objek atau unsur-unsur
atau bagian-bagian yang memiliki arti berbeda-beda yang saling memiliki
hubungan, saling berkerjasama dan saling memengaruhi satu sama lain serta
memiliki keterikatan pada rencana yang sama dalam mencapai suatu tujuan
tertentu pada lingkungan yang kompleks.

Sedangkan definisi sistem secara singkat adalah sekumpulan benda yang


memiliki hubungan di antara mereka.

Pengertian Sistem Menurut Para Ahli


Selain pengertian secara umum, para ahli dan pakar juga memiliki pandangan
dan pendapat yang berbeda-beda dalam mendefinisikan apa itu sistem.

Menurut Davis G.B


Pengertian sistem menurut Davis G.B merupakan gabungan dari berbagai
elemen yang bekerja sama untuk mencapai suatu target.

Menurut Harijono Djojodihardjo


Arti sistem merupakan gabungan obyek yang memiliki hubungan secara fungsi
dan hubungan antara setiap ciri obyek, secara keseluruhan menjadi suatu
kesatuan yang berfungsi.

Menurut L. James Havery


Menurut James Harvey, sistem merupakan prosedur logis dan rasional guna
melakukan atau merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan
satu sama lain.

Menurut C.W. Churchman


Sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan dengan selaras
dan harmonis untuk melaksanakan seperangkat pada tujuan.

Unsur-Unsur Sistem
Berikut merupakan pembahasan mengenai apa saja unsur-unsur yang ada pada
sebuah sistem.

• Terdapat kumpulan objek


• Terdapat hubungan atau interaksi antara unsur-unsur atau
elemen-elemen.
• Terdapat sesuatu yang mengikat unsur-unsur tersebut menjadi suatu
satu kesatuan.
• Terdapat pada suatu lingkungan yang utuh dan kompleks.
• Terdapat tujuan bersama (output) sebagai hasil akhirnya.

Jenis-Jenis Sistem
Ada berbagai tipe sistem berdasarkan beberapa kategori tertentu. Berikut
merupakan penjelasan macam-macam sistem berdasarkan keterbukaannya dan
komponennya.

Menurut Keterbukaannya
• Sistem terbuka, yakni jenis sistem dimana pihak luar (eksternal) dapat
mempengaruhinya.
• Sistem tertutup, yakni jenis sistem yang hanya dapat dipengaruhi oleh
pihak dari dalam (internal) saja.
Menurut Komponennya
• Sistem fisik, yakni jenis sistem yang terdiri dari komponen materi dan
energi.
• Sistem non-fisik, yakni jenis sistem yang terdiri dari konsep, ide-ide,
dan sebagainya.
Elemen yang Membentuk Sistem
Ada beberapa elemen-elemen yang membentuk sistem, yang akan dijelaskan
pada pembahasan berkut ini.

• Objek, merupakan bagian, elemen atau variabel. Objek dapat berupa


benda fisik, abstrak atau keduanya.
• Atribut, merupakan penentu kualitas atau sifat kepemilikian sistem dan
objeknya.
• Hubungan internal, merupakan penghubungan diantara objek-objek
yang terdapat dalam sebuah sistem.
• Lingkungan, merupakan tempat dimana sistem tersebut berada.
• Tujuan, Setiap sistem memiliki tujuan dan tujuan inilah yang menjadi
motivasi yang mengarahkan sistem.
• Masukan, adalah sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya
menjadi bahan untuk diproses.
• Proses, Bagian yang melakukan perubahan dari masukan menjadi
keluaran.
• Keluaran, adalah hasil dari proses. Pada sistem informasi berupa
informasi atau laporan.
• Batas, adalah pemisah antara sistem dan daerah luar sistem.

Pelaku sistem :
1. Pemakai
Pada umumnya 3 ada jenis pemakai, yaitu operasional, pengawas dan eksekutif.
2. Manajemen ;
Umumnya terdiri dari 3 jenis manajemen, yaitu manajemen pemakai yang
bertugas menangani pemakaian dimana sistem baru diterapkan, manajemen
sistem yang terlibat dalam pengembangan sistem itu sendiri dan manajemen
umum yang terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung
pengambilan keputusan
3. Pemeriksa ;
Ukuran dan kerumitan sistem yang dikerjakan dan bentuk alami organisasi
dimana sistem tersebut diimplementasikan dapat menentukan kesimpulan
perlu tidaknya pemeriksa. Pemeriksa biasanya menentukan segala sesuatunya
berdasarkan ukuran-ukuran standar yang dikembangkan pada banyak
perusahaan sejenis.
4. Penganalisa sistem ;
Fungsi-fungsinya antara lain sebagai :
▪ Arkeolog ; yaitu yang menelusuri bagaimana sebenarnya sistem lama
berjalan, bagaimana sistem tersebut dijalankan dan segala hal yang
menyangkut sistem lama.
▪ Inovator ; yaitu yang membantu mengembangkan dan membuka
wawasan pemakai bagi kemungkinan-kemungkinan lain.
▪ Mediator ; yaitu yang menjalankan fungsi komunikasi dari semua level,
antara lain pemakai, manajer, programmer, pemeriksa dan pelaku sistem
yang lainnya yang mungkin belum punya sikap dan cara pandang yang
sama.
▪ Pimpinan proyek ; Penganalisa sistem haruslah personil yang lebih
berpengalaman dari programmer atau desainer. Selain itu mengingat
penganalisa sistem umumnya ditetapkan terlebih dahulu dalam suatu
pekerjaan sebelum yang lain bekerja, adalah hal yang wajar jika penanggung
jawab pekerjaan menjadi porsi penganalisa system.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Mengenal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi regional


yang direncanakan untuk dicapai pada tahun 2015. Tujuan utama MEA 2015
adalah menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, yang
mana terjadi arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil yang bebas serta
aliran modal yang lebih bebas.

Keterlibatan semua pihak di seluruh negara anggota ASEAN mutlak diperlukan


agar dapat mewujudkan ASEAN sebagai kawasan yang kompetitif bagi kegiatan
investasi dan perdagangan bebas yang pada gilirannya dapat memberikan
manfaat bagi seluruh negara ASEAN.
Tujuan MEA salah satunya adalah meningkatkan investasi asing di kawasan
Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang juga akan membuka arus perdagangan
barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara di Asia Tenggara. Dalam
kesepakatan tersebut terdapat lima hal yang tidak boleh dibatasi peredarannya
di seluruh negara ASEAN termasuk Indonesia, yaitu Arus barang, Arus jasa,
Arus modal, Arus investasi, dan Arus tenaga kerja terlatih.

CETAK BIRU MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2025 JANGKA WAKTU


IMPLEMENTASI: 2016 – 2025

-Ekonomi yang Terpadu dan Terintegrasi Penuh

-ASEAN yang Berdaya Saing, Inovatif, Dan Dinamis

-Peningkatan Konektivitas dan Kerja Sama Sektoral

-ASEAN yang Berdaya Tahan, Inklusif, Berorientasi Pada Rakyat, dan


Berpusat Pada Rakyat

- ASEAN yang Global

4 Tujuan MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN, Pasar Tunggal di Regional


Asia Tenggara

Persatuan negara-negara Asia Tenggara atau yang dikenal dengan istilah


Association of South East Asian Nations (ASEAN) dibentuk pada 8 Agustus 1967
oleh 5 negara anggota yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan
Thailand. Asosiasi ini dibentuk dalam rangka kerja sama di bidang ekonomi,
sosial, budaya, teknik, pendidikan, dan bidang-bidang lain selain juga untuk
menciptakan keamanan dan kestabilan regional (Khoman, 1992).
Pada pertemuan puncak ke-9 di Bali, para pemimpin negara anggota
mendeklarasikan kesepakatannya untuk membentuk ASEAN Economic
Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA adalah
bentuk integrasi ekonomi regional yang direncanakan untuk dicapai pada
tahun 2015.
Pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Secara singkat, tujuan di bentuknya MEA adalah untuk meningkatkan


stabilitas dan daya saing ekonomi di kawasan Asia Tenggara, serta siap dalam
menghadapi hambatan-hambatan di bidang ekonomi antar negara anggota
ASEAN.
Usaha yang dilakukan di tuangkan dalam 4 pilar utama, yaitu:

ASEAN menjadi suatu kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata


antar negara anggota. Adanya pengembangan usaha kecil menengah dan
prakarsa integrasi ASEAN, terutama untuk negara-negara Kamboja, Myanmar,
Laos, dan Vietnam atau yang sering disebut sebagai negara CMLV.

Tujuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Setiap negara di ASEAN yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama,
perlu menciptakan sebuah wadah atau badan di mana mereka saling berusaha
untuk mewujudkan tujuan tersebut. Dan hal ini lah yang menjadi sebab adanya
tujuan dari sebuah organisasi. Tujuan dicerminkan oleh sasaran yang harus
dilakukan baik dalam jangka pendek, maupun jangka panjang.

Manfaat MEA Bagi Indonesia

Manfaat MEA bagi Indonesia adalah menstabilkan perekonomian dan


juga dapat memberi manfaat pembangunan ekonomi Negara menjadi
stabil dan lancar untuk kedepannya. Dengan
perekonomian Indonesia saat ini seharusnya pemerintah dapat lebih siap
tanggap dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN.

Pasar Tunggal ASEAN 2015

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan segera dimulai pada tahun 2015
mendatang. MEA yang berarti pasar tunggal ASEAN memungkinkan
transportasi barang, modal, dan tenaga kerja di antara negara-negara
kawasan Asia Tenggara. Head of Global Markets Euromoney Conference
Nicholas Hayward memandang pasar tunggal ASEAN sebagai sebuah
kesempatan. Ini karena kawasan ASEAN merupakan potensi ekonomi yang
sangat besar. "Pasar tunggal ASEAN adalah kesempatan. Tahun depan akan
ada arus transportasi orang, modal, barang, jasa dan sebagainya. Kawasan
ASEAN adalah potensi besar dengan total penduduk mencapai 600 juta jiwa
dan produk domestik bruto (PDB) mencapai 2,3 triliun dollar AS," kata
Nicholas pada acara "The ASEAN Economic Congress" di Jakarta, Rabu
(2/4/2014). Menurut Nicholas, MEA seharusnya dijadikan kesempatan bagi
investor untuk memperluas bisnisnya dengan berinvestasi di kawasan Asia
Tenggara. Kawasan ini, lanjutnya, merupakan kawasan yang tumbuh sangat
pesat. Bahkan pada tahun 2050 mendatang ASEAN diprediksi menjadi
ekonomi terbesar kelima dunia. "MEA menyediakan kesempatan yang
sangat baik bagi investor, dengan pasar yang besar, ekonomi yang tumbuh
sangat pesat. ASEAN adalah rumah bagi pertumbuhan yang pesat," ujarnya.
Namun demikian, Nicholas tak lupa menyebut beberapa tantangan yang
masih harus dibenahi negara-negara ASEAN sebelum menghadapi MEA
tahun depan. Ia mengungkapkan kebijakan yang harus dibuat secara
progresif dan transparansi kebijakan.

Posisi Indonesia Dalam Perdagangan dan Investasi ASEAN

Pesimistis. Inilah pandangan sejumlah pengamat politik ASEAN saat


ditanyakan pendapatnya mengenai kesiapan Indonesia dalam menghadapi
pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Dengan kata lain, Indonesia
belum siap menghadapi MEA.
Memang, pemerintah Indonesia sudah merespons pemberlakuan MEA dengan
mengeluarkan tiga instruksi presiden (Inpres) sebagai langkah antisipatif guna
meningkatkan data saing nasional.

Pertama, mengeluarkan Inpres nomor 5 tahun 2008 tentang Fokus Program


Ekonomi tahun 2008-2009. Kebijakan tersebut sekaligus menetapkan
pelaksanaan komitmen Indonesia atas MEA.
Inpres ini menekankan bahwa program sosialisasi MEA ditujukan kepada para
pemangku kepentingan, terutama pelaku usaha tanpa mengkhususkan pelaku
usaha kecil dan menengah. Sosialisasi MEA ke masyarakat umum tidak
termasuk ke dalam program ini.

Posisi Indonesia
Pengamat ekonomi internasional dan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Diponegoro Semarang Nugroho SBM melihat, pelaksanaan MEA
memiliki keuntungan sekaligus ancaman bagi Indonesia.

“Bicara mengenai keuntungan pelaksanaan MEA bagi Indonesia, konsumen


Indonesia akan menikmati harga barang dan jasa dengan harga yang lebih
murah dan mutu yang lebih baik, pengusaha Indonesia yang siap akan
menikmati pasar tanpa hambatan yang lebih besar/luas, dan tenaga kerja
trampil Indonesia bisa mencari pekerjaan yang menjanjikan upah dan
perlindungan kerja yang lebih baik secara lebih mudah,” urainya panjang lebar.

1, Bidang Perdagangan

Indonesia resmi memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Barang dan
jasa dari seluruh negara anggota ASEAN ditambah China, Jepang, dan Korea
Selatan akan lebih bebas untuk masuk ke Indonesia, begitu juga sebaliknya
ekspor barang dan jasa Indonesia ke negara-negara tersebut lebih bebas.

Meski baru resmi dimulai besok, MEA sejatinya sudah 'pemanasan' sejak 2010
karena pembebasan tarif telah dilakukan secara bertahap sejak 5 tahun silam.
Sejak pembebasan tarif mulai dilakukan, ekspor maupun impor Indonesia ke
kawasan ASEAN terus tumbuh.

2. Bidang Investasi

Singapura tetap jadi investor terbesar di Indonesia meskipun kedua negara sama-
sama terdampak oleh pandemi COVID-19 sejak tahun lalu. Hal tersebut
disampaikan Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar saat
membuka sebuah forum diskusi antarkomunitas bisnis dua negara pekan ini.
"Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat besar bagi perekonomian Singapura
dan tentunya juga bagi banyak negara termasuk Indonesia. Akan tetapi, pada
masa-masa sulit penuh tantangan itu, Singapura tetap jadi investor utama di
Indonesia, sesuatu yang sangat membahagiakan untuk kami catat sejak 2014,"
kata Dubes Nayar sebagaimana dikutip dari keterangan pers dari Kamar
Dagang Singapura di Indonesia yang diterima di Jakarta, Jumat (26/2). Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia mencatat realisasi investasi
Singapura ke Indonesia tahun lalu hampir mencapai USD 10 miliar (sekitar Rp
142,4 triliun).

Respon Indonesia
Banyak survei pemeringkatan sejenis yang melibatkan Indonesia sebagai salah
satu negara survei. Namun kiranya hasil survei ini dapat dijadikan
pertimbangan oleh para pembuat kebijakan dalam meresponnya. Hal ini
mengingat pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana Indonesia
ikut berperan serta di dalamnya sudah semakin dekat. Indonesia banyak
memiliki warga negara yang berbakat dan terampil. Salah satunya tercermin
dalam keikutsertaan para pelajar kita dalam berbagai ajang olimpiade fisika
ataupun kegiatan sejenisnya Indonesia selalu menempatkan wakilnya dan tidak
jarang keluar sebagai juara.

Indonesia di Masa Depan


Hasil survei lain dari World Bank dengan judul Ease of Doing Business 2016
yang dirilis beberapa bulan lalu sedikit kontradiktif. Dalam laporan tersebut
dinyatakan bahwa kemudahan berusaha di Indonesia meningkat sebelas
peringkat dari sebelumnya peringkat ke-120 menjadi peringkat ke-109 dari 189
negara yang disurvei oleh World Bank. Kemudahan bisnis di Indonesia akan
mendorong para pengusaha dari dalam maupun luar negeri untuk memulai
bisnis ataupun malakukan ekspansi bisnis di Indonesia. Di sisi lain, apabila
dikaitkan dengan IMD World Talent Report 2015, penulis berpandangan bahwa
hal ini merupakan sinyal bahwa tenaga berbakat dan terampil Indonesia
kurang bisa bersaing dengan baik dengan warga negara ASEAN lainnya
khususnya Singapura, Thailand dan Malaysia. Jangan sampai kemudahan
bisnis yang telah diperjuangkan oleh pemerintah Indonesia justru lebih
dimanfaatkan negara lain dalam berbisnis di Indonesia dengan tetap membawa
tenaga kerja terampil dari negaranya sementara warga negara Indonesia tidak
bisa bersaing dengan warga negara asing lainnya.

Anda mungkin juga menyukai