REPELITA atau Rencana Pembangunan Lima Tahun adalah satuan perencanaan yang dibuat
oleh pemerintah orde baru di Indonesia.
Pelita berlangsung dari Pelita I-Pelita VI.
Titik Berat Repelita III: Pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan
industri yang mengolah bahan baku menjadi barang selanjutnya. Menekankan bidang industri
padat
karya
untuk
meningkatkan
ekspor.
Pertumbuhan perekonomian periode ini dihambat oleh resesi dunia yang belum juga berakhir.
Sementara itu nampak ada kecendrungan harga minyak yang semakin menurun khususnya
pada tahun-tahun terakhir Repelita III. Menghadapi ekonomi dunia yang tidak menentu,
usaha pemerintah diarahkan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah, baik dari
penggalakan ekspor mapun pajak-pajak dalam negeri.
Dalam Repelita III unsur pemerataan lebih ditekankan dengan tetap memperhatikan "logi"
lainnya melalui kebijaksanaan delapan jalur pemerataan yang intinya adalah:
Pemerataan kebutuhan pokok rakyat , terutama pangan, sandang, dan perumahan.
Pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, pelayanan kesehatan.
Pemerataan pembagian pendapatan.
Pemerataan perluasan kesempatan kerja.
Pemerataan usaha, khususnya bagi golongan ekonomi lemah.
Pemerataan kesempatan berpartisipasi, khususnya bagi generasi muda dan kaum
wanita.
Pemerataan pembangunan antar daerah.
Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
2.
Paket Kebijakan 6 Mei (PAKEM), yaitu mendorong sektor swasta di bidang ekspor dan
penanam modal.
3.
Paket Devaluasi 1986, karena jatuhnya harga minyak dunia yang didukung dengan
kebijakan pinjaman luar negri.
4.
Paket Kebijakan 25 Oktober 1986, deregulasi bidang perdagagan, moneter, dan
penanam modal dengan cara :
Penurunan bea masuk impor untuk komoditi bahan penolong dan bahan baku
Proteksi produksi yang lebih efisien
Kebijakan penanam modal