Anda di halaman 1dari 20

KEBIJAKAN EKONOMI

DAN SOSIAL
ORDE BARU
KEBIJAKAN EKONOMI
ORDE BARU
KEADAAN AWAL

Pada awal masa Orde Baru, program ekonomi pemerintah banyak tertuju
pada upaya penyelamatan ekonomi nasional. Terutama upaya mengatasi
inflasi atau melemahnya nilai uang, penyelamatan keuangan negara,
dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Dalam melaksanakan program ekonomi, pemerintah menetapkan kebijakan
ekonomi jangka pendek dan jangka panjang. Di masa orde baru, program
tersebut dapat terlaksana dan berhasil menjadikan ekonomi Indonesia
berkembang pesat.
PROGRAM JANGKA PENDEK

Program jangka pendek yang dimaksud yakni stabilisasi dan rehabilitasi


ekonomi. Stabilisasi ekonomi bertujuan untuk menekan inflasi yang pada 1966
mencapai angka 650 persen. Inflasi ditekan dengan cara menyeimbangkan
anggaran belanja negara dan memperbanyak pinjaman luar negeri. Di sisi lain,
rehabilitasi ekonomi dilakukan dengan merehabilitasi sarana prasarana dan
alat produksi yang rusak secara fisik. Pemerintahan Soeharto juga
melakukan rehabilitasi dengan cara menjamin keamanan investor asing di
Indonesia.
TRILOGI PEMBANGUNAN
Untuk mengatasi permasalahan ini,
pemerintahan Orde Baru membentuk
Trilogi Pembangunan yang isinya:
Masalah inflasi dan utang luar negeri
diselesaikan dengan menyusun
APBN yang berimbang. Pemerintah
Orde Baru juga melakukan pinjaman
luar negeri untuk mengatasi
melonjaknya harga kebutuhan
pokok.
8 JALUR PEMERATAAN
PEMBANGUNAN
Stabilitas nasional dicapai dengan membentuk delapan jalur pemerataan
pembangunan, yaitu:
• Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, terutama pangan, sandang, dan
perumahan
• Pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan pelayanan
keselamatan
• Pemerataan pembagian pendapatan
• Pemerataan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan
• Pemerataan kesempatan untuk menjalankan usaha
• Pemerataan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan, terutama bagi
generasi muda dan kaum wanita
• Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah Indonesia
• Pemerataan kesempatan untuk memperoleh keadilan
Stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi yang
dilakukan di masa Orde Baru membuahkan
hasil yang cukup baik. Tingkat inflasi
650% berhasil ditekan menjadi 120%
pada tahun 1967 dan 80% pada 1968.
Keadaan ekonomi Indonesia terus membaik.
Hingga akhirnya pada tahun 1969,
pemerintah siap melaksanakan program
jangka panjang.
PROGRAM JANGKA PANJANG

Program jangka panjang pemerintah Orde


Baru diwujudkan dengan rencana
pelaksanaan pembangunan selama 25
tahun. Pembangunan tersebut dilakukan
secara periodik lima tahunan yang
membuat program tersebut disebut
sebagai Pelita (Pembangunan Lima
Tahun).
Pelita I (1 April 1969 – 1 Maret 1974)

Sasaran yang ingin dicapai dalam Pelita I adalah pangan, sandang,


perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan
kesejahteraan rohani. Pelita I lebih menitikberatkan pada sektor pertanian.
Pelaksanaan Pelita I telah membuahkan hasil yang cukup baik, antara lain:
• produksi beras telah meningkat dari 11,32 juta ton menjadi 14 juta ton;
• pertumbuhan ekonomi dari rata-rata 3% menjadi 6,7% per tahun;
• pendapatan rata-rata penduduk (pendapatan per kapita) dari 80 dolar
Amerika dapat ditingkatkan menjadi 170 dolar Amerika; dan
• tingkat inflasi dapat ditekan menjadi 47,8% pada akhir Pelita I
(1973/1974).
Pelita II (1 April 1974 – 31 Maret 1979)
Target Pelita II :
• Tersedianya pangan dan sandang bermutu baik yang cukup bagi Pada Pelita II banyak
rakyat dengan harga yang terjangkau pembangunan sekolah,
• Tersedianya bahan-bahan perumahan dan fasilitas-fasilitas umum pengangkatan guru,
yang diperlukan untuk kepentingan rakyat banyak bahkan penyediaan buku
dan peningkatan mutu
• Meluasnya akses prasarana dengan keadaan sempurna
pendidikan, sehingga
• Kesejahteraan rakyat yang lebih baik dan merata
mulai di gerakkan
• Meluasnya kesempatan kerja program wajib belajar 9
Pelita II berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata tahun
penduduk 7% pertahun. Tingkat inflasi juga berhasil ditekan
hingga 9,5%. Pada sektor pertanian, telah dilakukan perbaikan dan
pembangunan jaringan irigasi baru.
Pelita III (1 April 1979 – 31 Maret
1984)

Program ini punya beberapa perbedaan dengan


program-program Repelita sebelumnya.
Pertama, program yang ketiga ini berfokus pada
pembangunan industri yang berorientasi ekspor.
Soeharto ingin Indonesia mampu memproduksi Pada Pelita III juga tercapai program swasembada
barang-barang yang layak ekspor. Sehingga, di beras. Saat itu, produksi beras nasional mencapai 25,8
masa program ini banyak penyerapan tenaga kerjajuta ton, melebihi kebutuhan nasional pada saat itu.
untuk mendukung produksi barang-barang Sehingga, Indonesia mendapat penghargaan dari
ekspor. Organisasi Pangan dan Agrikultur (Food and
Agriculture Organization/FAO) Perserikatan Bangsa-
Bangsa.
Pelita IV (1 April 1984 – 31 Maret
1989)
Pelita IV menitikberatkan pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha
menuju swasembada pangan, serta meningkatkan industri yang dapat
menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri berat maupun
industri ringan.
Supaya produksi pangan semakin meningkat, Soeharto mengeluarkan kebijakan
supaya Indonesia dapat membuat mesin yang bisa meningkatkan industri
pangan. Pemerintah Soeharto membuat standar sendiri yang namanya Standar
Industri Indonesia (SII) untuk melindungi konsumen dan efisiensi industri.
Pada periode ini nih, industri logam dasar dan mesin dikembangkan besar-
besaran untuk mempersiapkan pembangunan di sektor industri.
Pelita V (1 April 1989 – 31 Maret
1994)

Repelita V ini fokus programnya masih sektor pangan dan agrikultur:


• Pemantapan swasembada pangan
• Peningkatan produksi pertanian
• Penyerapan tenaga kerja
• Menghasilkan mesin-mesin sendiri untuk industri
Setelah menjalankan program Repelita sampai lima kali, pertumbuhan
ekonomi Indonesia meningkat sampai 6,8 persen.
Pelita V adalah periode terakhir dari pembangunan jangka panjang tahap
pertama. Lalu, dilanjutkan pembangunan jangka panjang tahap kedua.
Pelita VI

Pelita VI adalah awal pembangunan jangka panjang tahap kedua. Program


Pelita VI lebih menitikberatkan pada sektor ekonomi, industri, pertanian,
serta pembangunan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia
sebagai pendukungnya.
Rencananya Pelita VI akan mulai dilaksankan pada tanggal 1 April 1994 dan
berakhir pada tanggal 31 Maret 1999. Namun, pada tahun 1997 Indonesia
dilanda krisis keuangan yang berlanjut menjadi krisis ekonomi hingga
akhirnya menjadi krisis kepercayaan pula terhadap pemerintah.
Akibatnya, Pelita VI tidak dapat dilanjutkan.
KEBIJAKAN SOSIAL
ORDE BARU
Pemerintah Orde Baru berhasil mewujudkan stabilitas politik dan menciptakan
suasana aman bagi masyarakat Indonesia. Perkembangan ekonomi pun berjalan
dengan baik dan hasilnya dapat terlihat dengan nyata.
Dua hal ini menjadi faktor pendorong keberhasilan pemerintah Orde Baru dalam
melaksanakan perbaikan kesejahteraan rakyat. Keberhasilan tersebut dapat dilihat
dari:
• penurunan angka kemiskinan,
• penurunan angka kematian bayi, dan
• peningkatan partisipasi pendidikan dasar.
Program-program untuk perbaikan kesejahteraan rakyat yang dilaksanakan pada masa
Orde Baru antara lain adalah :
Transmigrasi Keluarga Berencana (KB)

Transmigrasi adalah program yang dibuat Merupakan program pemerintah yang


oleh pemerintah Indonesia untuk dirancang untuk mengendalikan
memindahkan penduduk dari suatu pertumbuhan penduduk. Pengendalian
daerah yang padat penduduk ke daerah penduduk dimaksudkan untuk
lain yang masih lowong Indonesia. meningkatkan kualitas rakyat Indonesia
Masyarakat yang bersedia pindah ke daerah dan peningkatan kesejahteraannya. Pada
kecil diberikan modal, lahan, dan pelatihan tahun 1967 pertumbuhan penduduk
untuk memulai usaha agrikultur di tempat Indonesia mencapai 2,6% dan pada tahun
yang ditentukan. Daerah yang menjadi 1996 telah menurun drastis menjadi 1,6%.
tujuan transmigrasi antara lain adalah
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Puskesmas dan Posyandu

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Pos Pelayanan Terpadu


(Posyandu) merupakan dua fasilitas kesehatan yang didirikan oleh pemerintah
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan
menyeluruh (komprehensif) yang meliputi pelayanan pengobatan (kuratif),
upaya pencegahan (preventif), peningkatan kesehatan (promotif) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif).
Pelayanan kesehatan yang diberikan Posyandu antara lain adalah Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA), KB, Gizi, Penanggulangan Diare, dan Imunisasi.
PENDIDIKAN

Dalam rangka memberikan kesempatan belajar yang lebih luas, pemerintah


Orde Baru melaksanakan program-program berikut.
• Instruksi Presiden (Inpres) Pendidikan Dasar. Adanya Instruksi Presiden
ini membuat jumlah sekolah dasar meningkat pesat. Tercatat pada
periode 1993/1994 hampir 150.000 unit SD Inpres (Instruksi Presiden)
telah dibangun.
• Program Pemberantasan Buta Huruf yang dimulai pada tanggal 16
Agustus 1978.
• Program Wajib Belajar 9 tahun yang dimulai pada tanggal 2 Mei 1984.
• Gerakan Orang Tua Asuh (GNOTA).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai