“REPELITA KE 5”
1989-1994
Kelompok 5
Fajar Lintang P (6)
Moch Raka (15)
M. Fazar (18)
M. Kiran (20)
Rakha Hadi F (27)
Rizal Aziz (30)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun adalah satuan perencanaan yang dibuat
oleh pemerintah Orde Baru di Indonesia yang dilaksanakan selama 30 tahun masa
jabatan Soeharto. Program ini menerapkan pembangunan terpusat untuk ekonomi
makro yang ada di Indonesia. Perancangan program Repelita berada di bawah
arahan Widjojo Nitisastro pada tahun 1967 saat ia menjabat sebagai kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang disempurnakan selama kurun waktu
lebih kurang setahun. Selain Nitisastro, program ini juga disusun bersama dengan
tokoh teknokrat lain yang juga berasal dari lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, yaitu Emil Salim, Ali Wardhana, J.B. Sumarlin, Saleh
Afiff, Subroto dan Mohammad Sadli.
Repelita I dimulai pada tanggal 1 April 1969 setelan pengesahan Rancangan Undang
Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia tahun anggaran 1969/1970 pada
tanggal 31 Maret 1969.
Repelita V (1989–1994) menekankan bidang transportasi, komunikasi dan pendidikan.
Pada Repelita V, Presiden Soeharto masih berfokus pada usaha sektor pertanian, seperti:
C. Tujuan
Tentu tujuannya kami ingin tahu apa sih itu repelita? Apa saja itu pelaksanaannya? Dan
hambatannya.
Dengan ini kita bisa membandingkan perbedaan Repelita mulai yang ke 1 hingga yang ke 6.
BAB 2
PEMBAHASAN
REPELITA (V)
Perencanaan Pembangunan
Dilakukan pembangunan nasional pada masa orde baru dengan tujuan terciptanya masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Arah dan kebijaksanaan
ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang.
Pedoman pembangunan nasional adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan.
Inti dari kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam
suasana politik dan ekonomi yang stabil.
Isi trilogi Pembangunan adalah sebagai berikut:
1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
o Pembangunan dilaksanakan dalam 2 tahap. Yaitu :
1. Jangka panjang : jangka panjang mebcakup periode 25 sampai 30 tahun.
2. Jangka pendek. : jangka pendek mancakup periode 5 tahun yang terkenal dengan sebutan
“pelita” ( Pembangunan Lima Tahun )
Pelita yang dimaksud adalah :
• Pelita I (1 April 69 – 31 Maret 74) : Menekankan pada pembangunan bidang pertanian.
• Pelita II (1 April 74– 31 Maret 79) : Tersedianya pangan, sandang, perumahan, sarana dan
prasarana, menyejahterakan rakyat, dan memperluas kesempatan kerja.
• Pelita III (1 April 79 – 31 Maret 84) : Menekankan pada Trilogi Pembangunan.
• Pelita IV (1 April 84 – 31 Maret 89) : Menitik beratkan sektor pertanian menuju
swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri
sendiri.
• Pelita V ( 1 April 89 – 31 Maret 94) : Menitikberatkan pada sektor pertanian dan industri.
• Pelita VI (1 April 94 31 Maret 1999) : Masih menitikberatkan pembangunan pada sektor
bidang ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
o Manfaat Perencanaan Pembangunan
1. Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pendidikan
Pembangunan nasional tidak saja menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang pesat, tetapi juga
menghasilkan kesejahteraan rakyat yang makin meningkat dan makin merata. Meningkatnya
derajat pendidikan dan juga kesehatan mempunyai dampak terhadap peningkatan kualitas
peranan wanita dalam pembangunan.
2. Bidang Agama
Selama ini telah berhasil diciptakan suasana kehidupan antaragama yang rukun sehingga para
pemeluk agama dapat menjalankan ibadahnya dengan tenteram, dan memperkuat persatuan
dan kesatuan bangsa.
3. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Meningkatnya kemampuan rekayasa dan rancang bangun dalam industri manufaktur, mulai
dari industri dengan teknologi sederhana sampai industri canggih seperti pesawat terbang.
4. Bidang Hukum
Dalam kaitan ini, antara lain telah ditetapkan Un dang-undang tentang KUHAP, Undang-
undang tentang Hak Cipta, Paten, dan Merek, kompilasi hukum Islam, dan lain-lain.
5. Bidang Politik, Aparatur Negara, Penerangan, Komunikasi dan Media Massa
Telah dapat mewujudkan tingkat stabilitas nasional yang mantap dan dinamis sehingga
memungkinkan pelaksanaan pembangunan nasional yang menghasilkan kesejahteraan rakyat
yang makin baik.
6. Bidang Pertahanan Keamanan
Pembangunan pertahanan keamanan terus dilakukan sesuai dengan Sishankamrata, dan
dengan terus memperkuat kemampuan ABRI dalam melaksanakan kedua fungsinya.
o Periode perencanaan pembangunan :
1. Sebelum orde baru
•Periode 1945 – 1950
•Periode 1951 – 1955
•Periode 1956 – 1960
•Periode 1961 – 1965
2. Setelah orde baru
•Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
•Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
•Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
•Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
•Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94
Pelaksanaannya
Sesuai dengan penggarisan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), Pembangunan
Jangka Panjang 25 tahun pertama, yang akan dirampungkan dengan selesainya pelaksanaan
Repelita V, akan dilanjutkan, ditingkatkan dan diperluas dengan Pembangunan Jangka
Panjang 25 tahun kedua yang dimulai dengan Repelita VI nanti.
Di bidang ekonomi sasaran utama pembangunan Jangka Panjang 25 Tahun Pertama adalah
terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat dan tercapainya struktur ekonomi yang seimbang, yaitu
struktur ekonomi dengan titik berat kekuatan industri yang didukung oleh bidang pertanian
yang kuat.
Di bidang agama, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan sosial-budaya, sasaran
utama pembangunan adalah keselarasan kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan sesama dan alam se-kitarnya serta
adanya kemantapan keseimbangan dalam kehidupan lahir batin
Di bidang politik, khususnya politik dalam negeri, sasaran utama pembangunan adalah
memantapkan kesadaran kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 bagi setiap warganegara, sehingga dapat terjamin kelancaran usaha mencapai tujuan
nasional.
Di bidang pertahanan keamanan, sesuai Doktrin Pertahanan Keamanan Nasional maka
diciptakanlah sistem pertahanan keamanan rakyat semesta yang mampu mensukseskan dan
mengamankan perjuangan nasional pada umumnya, pembangunan nasional pada khususnya,
dari setiap ancaman yang datang dari luar negeri serta dari dalam negeri, sehingga usaha
bangsa dalam mencapai tujuan nasional benar-benar aman dan tertib. Dalam pelaksana-
an doktrin tersebut di atas, ABRI yang tumbuh dari rakyat dan bersama rakyat untuk
menegakkan dan mengisi kemerdekaan adalah inti dari sistem pertahanan keamanan rakyat
semesta. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia di samping selaku Kekuatan Pertahanan
Keamanan, juga merupakan Kekuatan Sosial.
Hambatan Repelita 5
Titik berat pembangunan adalah di sektor pertanian untuk memantapkan swasembada pangan
dan meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya. Sedangkan di sektor industri,
menghasilkan produk industri untuk ekspor, padat karya, agro industri, dan mesin industri.
Stabilitas
Menyusun APBN Berimbang
Pinjaman Luar Negeri
Rehabilitas
Menjamin keamanan para investor asing
Program jangka pendek ini diambil dengan pertimbangan apabila inflasi dapat
dikendalikan sehingga stabilitas ekonomi juga tercapai serta kegiatan ekonomi dapat
pulih sehingga produksi meningkat.
Selain berusaha untuk mempertahankan kemajuan sektor pertanian, pada periode ini juga
mulai berfous pada sektor industri khususnya industri barang ekspor, industri yang menyerap
tenaga kerja, pengolahan hasil pertanian, dan menghasilkan mesin industri.
Program-program baru yang muncul pada Orde Baru dapat dikatakan memberikan hasil yang
signifikan, akan tetapi masih ada sisi negatif yang juga muncul, salah satunya ketimpangan
pertumbuhan antar ekonomi daerah dan antar golongan pekerjaan.
Dampak Repelita ke 5
Repelita V : Pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan tetap bertumpu pada Trilogi
Pembangunan dengan menekankan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju
tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi serta stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Ketiga unsur
Trilogi Pembangunan tersebut saling mengait dan perlu dikembangkan secara selaras,
terpadu, dan saling memperkuat.
Tujuan dari Repelita V sesuai dengan GBHN tahun 1988 adalah pertama, meningkatkan taraf
hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rajyat yang makin merata dan adil; kedua,
meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pemangunan berikutnya.
Prioritas pembangunan sesuai dengan pola umum pembangunan jangka panjang pertama,
maka dalam Pelita V prioritas diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan titik
berat pada:
Sektor pertanian untuk memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi hasil
pertanian lainnya;
Sektor industri khususnya industri yang menghasilkan untuk ekspor, industri yang banyak
menyerap tenaga kerja, industri pengolahan hasil pertanian, serta industri yang dapat
menghasilkan mesin-mesin industri.
Sejalan dengan prioritas pada pembangunan bidang ekonomi, maka pembangunan dalam
bidang politik, sosial-budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain makin ditingkatkan sepadan
dan agar saling menunjang dengan pembangunan bidang ekonomi sehingga lebih menjamin
ketahanan nasional.
Arah dan kebijaksanaan pembangunan dalam Repelita V mendasarkan pada arah dan
kebijaksanaan pembangunan yang ditempuh selama Pelita IV dan arah itu perlu
dilanjutkankan, bahkan ditingkatkan agar makin nyata dapat dirasakan perbaikan taraf hidup
dan kecerdasan rakyat yang mencerminkan meningkatnya kualitas manusia dan kulitas
kehidupan masyarakat demi terwujudnya kesejahteraan yang makin merata dan adil bagi
seluruh rakyat.
Pembangunan nasional di segala bidang harus diarahkan untuk makin memantapkan
perwujudan wawasan nusantara dan memperkokoh ketahanan nasional.
KATA PENGANTAR