Anda di halaman 1dari 13

Nama : Rakha Hadi Fauzan XII IPA 3

PERANAN INDONESIA DALAM MENJAGA


PERDAMAIAN DUNIA DAN REGIONAL MELALUI
ASEAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia
Pengampu: Drs. Sigit Sri Widodo

Disusun oleh :

KELOMPOK 1
Khaira Solaita 192010034
M. Andrata Zharfan Mustika 192010368
M. Riansyah Asmara 192010183
Naufal Fajar Gumati 192010405
Rakha Hadi Fauzan 202111445
Shabrina Ulima Khairunisa 192010380

XII-IPA 3

SMA NEGERI 1 CIANJUR


Jalan Pangeran Hidayatullah No.62  (0263) 261295 Cianjur 43212
Website : www.sman1cjr.sch.id
PRAKATA

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa berkat ridho dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan karya tulis “Peranan Indonesia Dalam Menjaga Kedamaian
Dunia dan Regional Melalui ASEAN” dengan lancar tanpa kendala dan tepat pada waktunya.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Allah SWT. karena telah memberi berkah
kemudahan dan kelancaran dalam pengerjaan tugas ini. Lalu tidak lupa ucapan terima kasih
untuk Bapak Drs. Sigit Sri Widodo selaku guru sejarah Indonesia yang telah membimbing,
memberi saran dan pengarahan dalam pengerjaannya, juga kepada teman-teman kelas XII
IPA 3 sekalian yang telah saling membantu dan memberi informasi tentang pengerjaan tugas
karya tulis ini. Kemudian ucapan terima kasih untuk seluruh pihak yang telah bersedia
memberikan informasi,doa,mendukung dan membantu dalam proses segala proses
pengerjaannya.

Association of South East Asian Nation atau disingkat ASEAN adalah organisasi atau
himpunan negara-negara yang berada di wilayah Asia Tenggara yang mencakup hubungan
kerjasama di bidang geopolirik dan ekonomi. Pemilihan judul didasari oleh kesepakatan
warga kelas XII IPA 3 yang telah disetujui oleh semua perangkat kelas. Dalam karya tulis ini
kami akan membahas lebih lanjut mengenai peranan Indonesia dalam menjaga perdamaian
dunia dan regional melalui ASEAN ini.

Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia
fana ini, begitu pula dengan penyusunan karya tulis ini, sehingga saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat penulis butuhkan guna memperbaiki segala kekurangan
dalam penyusunan karya tulis berikutnya. Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca dan pihak yang membutuhkan di kemudian hari.

Cianjur, 28 Januari 2022

Penyusun

i | PERANAN INDONESIA DALAM MENJAGA PERDAMAIAN DUNIA DAN REGIONAL MELALUI ASEAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu Negara tidak dapat berdiri sendiri,seperti halnya individu sebagai
makhluk sosial. Negara tentunya akan memerlukan Negara atau komponen yang
lain .bahkan adapula Negara yang memiliki keterkaitan serta ketergantungan dalam
aspek ekonomi,sosial,dan politik. Jika adanya keterkaitan antar Negara dengan
Negara lain tersebut tentunya ada sebuah hubungan yang baik. Salah satunya
merupakan Negara kita sendiri yaitu Negara Indonesia dengan Negara-negara
lain.dinamakan masyarakat global, ditandai adanya saling ketergantungan antar
bangsa, adanya persaingan yang ketat dalam suatu kompetensi dan dunia cenderung
berkembang kearah perebutan pengaruh antar bangsa, baik lingkup regional maupun
lingkup global.

Namun pada kenyataannya masih banyak hubungan yang bertentangan antara Negara
satu dengan Negara yang lain. Yang mengakibatkan terjadinya konflik dan terusiknya
perdamaian dunia. Konflik biasanya dipicu dengan adanya masalah dalam hal
sosial,ekonomi,politik,agama maupu kebudayaan.terjadinya konflik akibat adanya
keserakahan, kurang saling menghargai dan mengerti antara satu dengan yang lain.
Dari masalah diatas dalam makalah ini akan membahas apa yang dimaksud dengan
perdamaian dunia itu sendiri dan cara mewujudkan perdamaian dunia serta partisipasi
Indonesia dalam perdamaian dunia melalui organisasi ASEAN.

B. Rumusan Masalah
1. Latar belakang berdirinya organisasi ASEAN secara politik, ekonomi sosial dan
pertahanan kemananan
2. Tokoh-tokoh yang berperanan dalam organisasi ASEAN
3. Tujuan yang ingin dicapai dengan berdirinya organisasi ASEAN
4. Upaya untuk mewujudkan tujuan organisasi ASEAN
5. Peranan indonesia dalam mewujudkan tujuan oraganisasi ASEAN

1 | PERANAN INDONESIA DALAM MENJAGA PERDAMAIAN DUNIA DAN REGIONAL MELALUI ASEAN
BAB II

PEMBAHASAN

Perdamaian Dunia adalah sebuah gagasan kebebasan, perdamaian, dan kebahagian bagi
seluruh Negara dan bangsa.Perdamaian Dunia melintasi perbatasan melalui hak asasi
manusia, teknologi, pendidikan, teknik, pengobatan, diplomat dan pengakhiran bentuk
pertikaian. Sejak 1945, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lima anggota permanen Majelis
Keamanannya (AS, Rusia, China, Prancis, dan Tritania Raya) bekerja untuk menyelesaikan
konflik tanpa perang atau deklarasi perang. Namun, Negara-Negara telah memasuki sejumlah
konflik militer sejak masa itu.

Perdamaian Dunia Dalam studi perdamaian, dipahami dalam dua pengertian.Pertama,


perdamaian adalah kondisi tidak adanya atau berkurangnya segala jenis kekerasan.Kedua,
perdamaian adalah transformasi konflik kreatif non-kekerasan. Dari dua definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa perdamaian adalah apa yang kita miliki ketika transformasi konflik yang
kreatif berlangsung secara tanpa kekerasan. Perdamaian selain merupakan sebuah keadaan,
juga merupakan suatu proses kreatif tanpa kekerasan yang dialami dalam transformasi (fase
perkembangan) suatu konflik. Umumnya pemahaman tentang kekerasan hanya merujuk pada
tindakan yang dilakukan secara fisik dan mempunyai akibat secara langsung.Batasan seperti
ini terlalu minimalistis karena rujukannya berfokus pada peniadaan atau perusakan fisik
semata.Kendati pun demikian, pengertian perdamaian tidak berhenti di situ.Perdamaian
bukan sekedar soal ketiadaan kekerasan atau pun situasi yang anti kekerasan.Lebih jauh dari
itu perdamaian seharusnya mengandung pengertian keadilan dan kemajuan. Perdamaian
dunia tidak akan dicapai bila tingkat penyebaran penyakit, ketidakadilan, kemiskinan dan
keadaan putus harapan tidak diminimalisir. Perdamaian bukan soal penggunaan metode
kreatif nonkekerasan terhadap setiap bentuk kekerasan, tapi semestinya dapat menciptakan
sebuah situasi yang seimbang dan harmoni, yang tidak berat sebelah bagi pihak yang kuat
tetapi sama-sama sederajat dan seimbang bagi semua pihak. Jadi perdamaian dunia
merupakan tiadanya kekerasan, kesenjangan, terjadinya konflik antar negara di seluruh
dunia .

Indonesia dalam Perdamaian Dunia ditegaskan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
yang berbunyi : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab
itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan”. Dalam alenia keempat pembukaan Undang-Undang dasar ’45 dengan
meletakkan kewajiban atas pemerintahan untuk serta melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.Pernyataan Indonesia dalam
perdamaian dunia juga termasuk kedalam tujuan bangsa Indonesia.

Sejarah yang melatarbelakangi didirikannya ASEAN adalah adanya keinginan kuat dari para
pendiri ASEAN untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang damai, aman, stabil dan
sejahtera. Hal tersebut mengemuka akibat situasi perang dingin antara Amerika Serikat
dengan Rusia yang secara tidak langsung membawa dampak stabilitas keamanan pada
negara-negara di Asia Tenggara. Selain itu, pada era 1960-an kawasan Asia Tenggara juga
dihadapkan pada situasi rawan konflik, yaitu perebutan pengaruh ideologi negara-negara

2 | PERANAN INDONESIA DALAM MENJAGA PERDAMAIAN DUNIA DAN REGIONAL MELALUI ASEAN
besar dan konflik antar negara di kawasan. Apabila dibiarkan, hal itu dapat mengganggu
stabilitas kawasan sehingga menghambat pembangunan.

Secara politik, konfrontasi antara Malaysia dan Indonesia yang berlangsung antara 1962-
1966 berperan besar dalam didirikannya ASEAN. Konfrontasi Indonesia-Malaysia adalah
sebuah peristiwa perang yang disebabkan persengketaan wilayah dan penolakan
penggabungan wilayah Sabah, Brunei, dan Sarawak yang terjadi antara Federasi Malaysia
dan Indonesia. Perang ini diawali dari keinginan Federasi Malaya, atau lebih dikenali sebagai
Persekutuan Tanah Melayu, yang ingin menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak ke
dalam Federasi Malaysia. Namun, keinginan pihak Malaysia ini diketahui tidak sesuai
dengan Persetujuan Manila.

Oleh karenanya, keinginan Federasi Malaysia tersebut ditentang oleh Presiden Soekarno,
yang menganggap pembentukan Federasi Malaysia, yang sekarang dikenal sebagai Malaysia,
sebagai "boneka Inggris" merupakan kolonialisme dan imperialisme dalam bentuk baru serta
dukungan terhadap berbagai gangguan keamanan dalam negeri dan pemberontakan di
Indonesia. Setelah konflik yang cukup panjang, pada 28 Mei 1966, Kerajaan Malaysia dan
pemerintah Indonesia mengumumkan penyelesaian konflik dan normalisasi hubungan antara
kedua negara melalui konferensi di Bangkok, meski diwarnai dengan keberatan Soekarno.

Dilihat dari sisi ekonomi, beberapa tahun sebelum terbentuknya ASEAN negara-negara di
Asia Tenggara sudah tergabung terlebih dahulu dengan Association of Southeast Asia atau
disingkat dengan ASA. ASA berdiri pada 31 Juli 1961 dengan prakarsa Perdana Menteri
Malaysia Tun Abdul Rahman. Ide tersebut kemudian disetujui oleh Filipina dan Thailand
yang kemudian bergabung sebagai anggota. Indonesia sendiri lebih memilih untuk menjadi
negara pengamat.

Pada awal pembentukkannya, ASA lebih banyak berfokus pada kerja sama di bidang
ekonomi, sosial, budaya, dan sains. Selain itu, ASA juga dibentuk untuk mempromosikan
pentingnya konsultasi regional dan stabilitas kawasan. ASA memperkuat kerja sama
perdagangan negara anggotanya. Dalam perkembangannya kemudian, pada tahun 1966 ASA
mulai menjajaki kerja sama di bidang pelayaran dan penerbangan demi memajukan
liberalisasi perdagangan di Asia Tenggara. Kemudian seiring berjalannya waktu, ASA tidak
berkembang setelah konflik antara Filipina-Malaysia mengenai klaim wilayah Sabah oleh
Federasi Malaysia. ASA kemudian dianggap organisasi gagal meskipun belum secara resmi
dibubarkan.

Ditinjau dari latar belakang sejarah bangsa-bangsa ASEAN, banyak kemiripan bahkan
kesamaan yang dimilikinya seperti kebudayaan, selera makanan dan adat istiadat, yang
menunjukkan sebagai ciri masyarakat berlatar belakang sosial dan budaya yang sama.
Kondisi semacam ini seharusnya bangsa-bangsa Asia Tenggara mempunyai komitmen yang
sama pula untuk menjalin kekerabatan dan hubungan tali persaudaraan yang kuat. Namun
dalam kenyataannya tidaklah selalu demikian. Walaupun ikatan ASEAN telah diwujudkan
tapi ketegangan di beberapa negara pernah terjadi, sehingga bisa dikatakan bahwa latar

3 | PERANAN INDONESIA DALAM MENJAGA PERDAMAIAN DUNIA DAN REGIONAL MELALUI ASEAN
belakang budaya dan adat istiadat yang mencerminkan persaudaraan tidak menjadi faktor
pengikat yang kuat bagi hubungan antar negara (Sunarti L, 2014).

Argumentasi ini dapat dibenarkan pada kasus yang pernah terjadi di belahan dunia lainnya
ketika perang saudara antara India dengan Pakistan yang merebutkan pengaruhnya di wilayah
Khasmir. Begitu juga perang saudara antara Vietnam Selatan dan Utara serta perang saudara
antara Korea Selatan dan Utara ketika mereka saling mempertahankan idiologinya.
Sebenarnya perang tidak akan terjadi apabila semua menyadari sebagai satu bangsa besar
ASEAN yang berasal dari rumpun yang sama.

Gagasan yang pernah terjadi antara bangsa Indonesia dengan Malaysia untuk menyatukan
kedua bangsa dalam satu wadah negara yaitu Indonesia Raya yang wilayahnya meliputi
kesatuan Majapahit pada abad 15 (Hadiningrat, 1971). Sebenarnya merupakan bentuk
keinginan kuat dari para tokoh-tokoh baik di Indonesia maupun Malaysia yang
mempertimbangkan etnologis yaitu ingin mempersatukan daerah daerah suku Melayu
termasuk Indonesia (Hadiningrat, 1971).

Dalam bidang pertahanan dan keamanan, sejarah terbentuknya ASEAN dimulai dari situasi
perang dingin antara Amerika Serikat yang merupakan blok barat dengan Rusia dari blok
timur yang membawa dampak stabilitas keamanan pada negara-negara di Asia Tenggara.
Seperti yang telah diketahui, manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Kekurangan yang dimiliki oleh manusia inilah
yang kemudian mendorong adanya interaksi yang terjadi diantara satu dengan yang lain. Hal
ini juga berlaku pada lingkup negara. Negara yang dianggap memiliki power kuat pun, juga
membutuhkan kehadiran negara lainnya untuk memenuhi kebutuhan negaranya. Potensi besar
yang dimiliki negara-negara di kawasan Asia Tenggara, juga dilihat oleh bangsa lain seperti
bangsa Jepang, Cina, Rusia, dan juga Amerika Serikat. Hal ini terbukti dengan keterlibatan
negara-negara besar tersebut di kawasan Asia Tenggara, sebelum dan juga sesudah negara-
negara di kawasan Asia Tenggara merdeka. Potensi atau peluang besar sebagai jalur
perdagangan yang strategi di negara-negara kawasan Asia Tenggara ini, kemudian juga
dilihat oleh bangsa lain seperti bangsa India dan juga Tiongkok.

Awal dari keterlibatan negara-negara besar di negara-negara yang ada di kawasan Asia
Tenggara ini, sebenarnya, sudah mulai terlihat sejak masa Perang Dunia II. Keterlibatan
negara-negara besar di negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini dapat terlihat seperti
pada waktu negara Jepang masuk ke negara Indonesia. Namun, Perang Dunia II pada
akhirnya dimenangkan oleh Blok Sekutu (Mansbach dan Rafferty, 2008: 177). Kemudian,
dinamika yang terjadi pada negara-negara di kawasan Asia Tenggara, juga terlihat pada
setelah berakhirnya Perang Dunia II dan juga setelah berakhirnya Perang Dingin. Setelah
berakhirnya Perang Dunia II, negara-negara di kawasan Asia Tenggara banyak yang
melakukan dekolonisasi untuk melepaskan pengaruhnya dari negara-negara besar. Pada saat
memasuki periode Perang Dingin, sistem internasional yang menjadi bipolar karena hanya
didominasi oleh dua negara besar yaitu, Amerika Serikat dan Uni Soviet juga memengaruhi
perkembangan negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Uni Soviet yang
menyebarkan ideologinya ke negara-negara seperti Laos, Kamboja, dan juga Vietnam

4 | PERANAN INDONESIA DALAM MENJAGA PERDAMAIAN DUNIA DAN REGIONAL MELALUI ASEAN
(Jackson dan Sorensen, 1999: 67). Walau begitu, peran negara-negara besar terhadap negara-
negara di kawasan Asia Tenggara tetap dapat terlihat setelah berakhirnya Perang Dingin. .
Karena dampak stabilitas keamanan yang besar kepada negara-negara di Asia Tenggara,
diperlukan sebuah wadah atau organisasi yang bisa melindungi negara-negara di Asia
Tenggara.

Setelah menemukan kesamaan, akhirnya negara pendiri memutuskan untuk bertemu di


Bangkok pada 8 Agustus 1967 membahas berbagai persoalan dan solusi untuk masalah yang
timbul di kawasan Asia Tenggara. 5 Menteri luar negeri duduk di Bangkok, Thailand dan
menandatangani sebuah dokumen yang akan menjadi dasar Perhimpunan Bangsa-Bangsa
Asia Tenggara (ASEAN). Kedatangan para tokoh pendiri ASEAN ini untuk menandatangani
dokumen, yang dikenal sebagai Deklarasi ASEAN, yang menciptakan blok regional di tengah
latar belakang Perang Vietnam dan jatuhnya Vietnam, Laos dan Kamboja ke rezim komunis.
Dari lima anggota ASEAN yang merupakan pendiri pertama, ASEAN akhirnya memperluas
keanggotaan hingga mencakup Brunei, yang bergabung pada tahun 1984; Vietnam pada
tahun 1995; Laos dan Myanmar pada tahun 1997; dan Kamboja pada tahun 1999.

Pertama, wakil dari Indonesia; Adam Malik. Beliau telah menjabat dalam berbagai kapasitas
di pemerintahan Indonesia, menjabat sebagai menteri luar negeri dari tahun 1967 hingga
1977, sebelum menjadi ketua parlemen dan kongres Indonesia dan kemudian wakil presiden
pada tahun 1978. Kemudian ada Narciso R. Ramos. Lahir di Pangasinan, Ramos adalah
seorang jurnalis, pengacara, dan legislator 5 periode, yang juga menjadi salah satu pendiri
Partai Liberal. Di bawah pemerintahan mantan Presiden Ferdinand Marcos, Ramos menjabat
sebagai menteri luar negeri dari tahun 1966 hingga 1968. Ramos sebelumnya adalah seorang
duta besar untuk Taipei. Selanjutnya ada Tun Abdul Razak yang merupakan perdana
menteri kedua Malaysia, menjabat dari tahun 1970 hingga 1960. Dia bergabung dengan
pegawai negeri pada tahun 1950 dan memasuki politik pada tahun 1955, menjabat sebagai
Ketua Menteri Pahang dan menteri pendidikan setelah pemilihan umum pertama negara itu.
Wakil dari Singapura, Sinnathamby Rajaratnam atau lebih dikenal sebagai S. Rajaratnam,
adalah seorang jurnalis dan salah satu pendiri Partai Aksi Rakyat bersama dengan Lee Kuan
Yew, Toh Chin Chye, dan Goh Keng Swee. Sebagai jurnalis di The Malaya Tribune,
Singapore Standard, dan The Straits Times, ia menulis cerita politik dan terbuka tentang
sikap anti-Inggris dan anti-komunisnya. Ia memulai karir politiknya pada tahun 1959,
menjabat sebagai anggota dewan untuk daerah pemilihan Kampong Glam dan juga diangkat
sebagai menteri tenaga kerja dan kebudayaan. Terakhir ada Menteri Luar Negeri Thailand
saat itu yaitu Thanat Khoman. Beliau adalah seorang diplomat dan negarawan, yang
menjabat sebagai menteri luar negeri 1959-1971 selama pemerintahan Sarit Thanarat. Dia
menjalin hubungan lebih dekat dengan AS, menandatangani komunike bersama di mana AS
menjanjikan dukungan dan pertahanan Thailand terhadap ancaman komunis.

Pada 8 Agustus 1967, negara pendiri memutuskan untuk bertemu di Bangkok untuk
membahas berbagai persoalan dan solusi untuk masalah yang timbul di kawasan Asia

5 | PERANAN INDONESIA DALAM MENJAGA PERDAMAIAN DUNIA DAN REGIONAL MELALUI ASEAN
Tenggara. Dalam pertemuan tersebut menghasilkan 'Deklarasi Bangkok' yang didalamnya
berisi tujuan didirikannya ASEAN. Adapun tujuan dibentuknya ASEAN dari hasil deklarasi
bangkok yaitu untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan
perkembangan kebudayaan di kawasan negara-negara Asia Tenggara. Lalu juga untuk
memelihara perdamaian dan stabilitas dengan menjunjung tinggi hukum dan hubungan antara
negara-negara di Asia Tenggara, Tujuan lainnya adalah meningkatkan kerja sama yang aktif
dan saling membantu dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi dan administrasi. Para
negara pendiri pun saling memberikan bantuan dalam bidang fasilitas latihan dan penelitian
pada bidang pendidikan, kejuruan, teknik dan administrasi. Negara-negara anggota ASEAN
bekerja sama lebih efektif untuk mencapai daya guna lebih besar dalam bidang pertanian,
industri, dan perkembangan perdagangan termasuk studi dalam hal perdagangan komoditas
internasional, perbaikan pengangkutan dan fasilitas komunikasi serta meningkatkan taraf
hidup rakyat. Para tokoh setuju untuk saling meningkatkan studi tentang masalah-masalah di
Asia Tenggara dan memelihara kerja sama yang erat dan bermanfaat dengan berbagai
organisasi internasional dan regional lain yang mempunyai tujuan sama serta mencari
kesempatan untuk menggerakkan kerja sama dengan mereka.

Untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dirancang sebelumnya, para petinggi di ASEAN
upaya peningkatan kerja sama negara ASEAN yang telah terbangun melalui Tiga Pilar
ASEAN dalam rangka pembentukan Masyarakat ASEAN 2015 terus ditingkatkan. Tiga Pilar
ASEAN adalah kerja sama dalam bidang politik-keamanan, ekonomi, dan sosial budaya.

Pada pilar sosial budaya, masyarakat ASEAN bersama-sama mengatasi berbagai tantangan di
bidang kependudukan, kemiskinan, ketenagakerjaan, dan kesejahteraan masyarakat. Dalam
memperkuat daya saing kawasan, ASEAN berkomitmen meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dan kualitas lingkungan hidup. ASEAN membuka akses yang seluas-luasnya bagi
seluruh penduduk di negara-negara anggotanya di berbagai bidang. Seperti bidang
pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan, serta lingkungan hidup.
Pertemuan ke-1 ASEAN Ministerial Meeting on Women di Vientiane, Laos, 16-19 Oktober
2012 telah mengadopsi Vientiane Declaration on Enhancing Gender Perspective and ASEAN
Women's Partnership for Environmental Sustainability. AMMW menugaskan ASEAN
Commission on Women (ACW) untuk mengimplementasikan deklarasi itu melalui
kolaborasi dan koordinasi dengan badan sektoral terkait. Seperti ASEAN Senior Officials
Meeting on Environment (ASOEN) dan ASEAN Committee on Disaster Management
(ACDM).

Dalam pilar politik-keamanan, ASEAN terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan


publik melalui peningkatan kemampuan pemerintahan dan pelibatan masyarakat madani
(civil society) dalam pengambilan keputusan. Dengan berperan dalam kerja sama ASEAN,
Indonesia selayaknya dapat meningkatkan daya tawarnya. Dalam pilar politik-keamanan,
secara historis Indonesia adalah pendiri ASEAN sehingga secara politis mempunyai pengaruh
kuat. Militer Indonesia diyakini yang terkuat di ASEAN.

6 | PERANAN INDONESIA DALAM MENJAGA PERDAMAIAN DUNIA DAN REGIONAL MELALUI ASEAN
Pada pilar ekonomi, pertumbuhan Indonesia masih yang tertinggi dan produk kreatif yang
dihasilkan memiliki daya saing yang cukup bagus. Koperasi dapat dijadikan program menarik
karena sektor menengah ke bawah adalah salah satu komponen penunjang ekonomi.

Indonesia disebut sebagai sebuah negara yang memiliki peran penting dalam perdamaian
dunia.Hal ini dikarenakan Indonesia menjadi negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.
Selain itu, juga menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, dan menjadi
negara penyumbang personel misi pemeliharaan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa
terbesar ke-12 dari 122 negara dengan 2.764 personel.

Indonesia tidak hanya memiliki peran penting dalam mewujudkan perdamaian dunia karena
sistem dan jumlah umat muslimnya yang terbanyak.Akan tetapi, peran tersebut juga turut
tercermin pada setiap kedutaan Indonesia di luar negeri.Dari kedutaan-kedutaan tersebut,
tercermin bahwa Indonesia tidak mengklasifikasikan keistimewaan tertentu bagi masing-
masing perwakilan negaranya di luar.Dengan adanya kedutaan-kedutaan Indonesia di luar
negeri itu pula, sebenarnya kita memiliki kesempatan untuk bisa ikut berperan dalam
mewujudkan perdamaian dunia.

Jika dalam politik luar negeri bebas aktif, tujuan dari bebas yaitu untuk menentukan sikap
dan kebijaksanaan terhadap permasalahan internasional, dan tidak mengikatkan diri secara
apriori pada satu kekuatan dunia.Selain itu, sebuah negara juga memiliki kesempatan untuk
turut aktif memberikan sumbangan, baik dalam bentuk pemikiran maupun partisipasi aktif
dalam menyelesaikan konflik, sengketa dan permasalahan dunia lainnya, demi terwujudnya
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Sebagai bagian dari ASEAN, Indonesia telah berperan aktif dalam berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh ASEAN sejalan dengan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bersifat
bebas dan aktif. Bebas berarti Indonesia tidak memihak pada salah satu blok dan aktif berarti
Indonesia aktif dalam menjalankan hubungan internasional dengan tujuan untuk dapat
membantu mewujudkan ketertiban dunia. Dengan adanya politik luar negeri bebas dan aktif
maka Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat bebas dalam menentukan sikap,
keinginan, dan menentukan arah. Selain menjadi penggagas terbentuknya ASEAN, Indonesia
juga berperan aktif sebagai penyelenggara KTT ASEAN pertama di Bali pada tanggal 23-24
Februari 1976. Dalam konflik yang terjadi di Kamboja, Indonesia juga turut berperan aktif
sebagai penengah konflik tersebut. Saat itu, sebagai penengah konflik Indonesia mengundang
empat fraksi Kamboja yang sedang mengalami konflik dan melakukan sebuah pertemuan
yang dilakukan di Jakarta. Pertemuan tersebut membahas tentang pemulihan hubungan dan
dilanjut dengan Konferensi Paris yang dipimpin oleh Indonesia dan Paris serta diikuti oleh 19
negara. Hasil dari konferensi tersebut dibentuk Dewan Nasional Kamboja yang bertugas
untuk mengakhiri konflik.

Selain peran aktif Indonesia di ASEAN pada bidang politik dengan cara menjadi penengah
konflik, Indonesia juga berperan dalam menjaga perdamaian dunia. Contohnya, Indonesia
mendukung adanya ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan mendukung gerakan zona bebas
nuklir pada kawasan Association Of South East Asian Nations (ASEAN). Peran aktif

7 | PERANAN INDONESIA DALAM MENJAGA PERDAMAIAN DUNIA DAN REGIONAL MELALUI ASEAN
Indonesia dalam ASEAN pada bidang ekonomi juga diwujudkan dengan adanya pedoman
persatuan kementerian tentang makanan dan minuman halal dengan cara bekerja sama
dengan tiga negara yaitu Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk dapat menaungi berbagai produksi minuman dan makanan halal yang
diperdagangkan di ASEAN mengingat Indonesia merupakan salah satu negara di ASEAN
yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Pada bidang sosial budaya, Indonesia juga
memberikan peran aktif dimana Indonesia mengusulkan adanya pentas seni antar negara-
negara anggota ASEAN. Tujuan dari usulan tersebut adalah agar semakin banyak karya
Indonesia yang dapat menambah atau memperkaya kebudayaan yang ada di Kawasan Asia
Tenggara. Indonesia juga menjadi anggota ASEAN yang aktif dalam memerangi isu
narkotika dan diwujudkan dengan menjadi inisiator dibentuknya ASEAN Seaport on Counter
Interdiction Task Force (ASITF).

8 | PERANAN INDONESIA DALAM MENJAGA PERDAMAIAN DUNIA DAN REGIONAL MELALUI ASEAN
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tidak dapat dipungkiri bahwa peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian
dunia melalui ASEAN sangatlah berdampak besar untuk negara-negara anggota
ASEAN lainnya. Mulai dari terlibat dalam penyelesaian konflik perbatasan antara
Thailand dan Kamboja, menengahi konflik Vietnam-Kamboja pada 1988, Turut
membantu dalam konflik etnis Rohingya yang ada di Myanmar, dan peran serta
kontribusi lainnya demi menjaga kedamaian dan ketentraman di wilayah cakupan
ASEAN.

Hubungan dan kerjasama antara bangsa muncul karena tidak meratanya pembagian
kekayaan alam dan perkembangan industri diseluruh dunia sehingga terjadi saling
ketergantungan antara bangsa dan Negara yang berbeda. Karena hubungan dan
kerjasama ini terus menerus, sangatlah penting untuk memelihara dan mengaturnya
sehingga bermanfaat dalam pengaturan khusus sehingga tumbuh rasa persahabatan
dan saling pengertian antara bangsa di dunia.

9 | PERANAN INDONESIA DALAM MENJAGA PERDAMAIAN DUNIA DAN REGIONAL MELALUI ASEAN
DAFTAR PUSTAKA

Hadiningrat, Kusumah. Sejarah Operasi Gabungan Dalam Rangka Dwikora, Jakarta,


Departemen Pertahanan- Keamanan Pusat Sejarah ABRI, (1971)

Sunarti, Linda, Politik Luar Negeri Indonesia, 1957 – 1976, Dari Konfrontasi Menuju
Kerjasama, (2014)

Jackson, Robert & Georg Sorensen. 1999. Pengantar Studi Hubungan Internasional.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Indonesia dalam Perdamaian Dunia, https://id.m.wikipedia.org/wiki/perdamaian-dunia


(Diakses tanggal 26 Januari 2022)

Peran Indonesia Dalam Perdamaian Dunia https://guruppkn.peran-indonesia-dalam-gerakan-


non-blok (Diakses tanggal 26 Januari 2022)

Pengertian Perdamaian Dunia https://id.m.wikipedia.org/wiki/perdamaian-dunia (Diakses


tanggal 26 Januari 2022)

Danang, Martinus. Dikutip dari Cikal Bakal ASEAN:ASA dan MAPHILINDO


https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/cikal-bakal-asean-asa-dan-maphilindo
(Diakses pada tanggal 26 Januari 2022)

Chyntia Sami Bhayangkara. 2021. 5 Tokoh Pendiri ASEAN yang Perlu Diketahui.
https://www.suara.com/news/2021/12/14/133059/5-tokoh-pendiri-asean-yang-perlu-
diketahui?page=3
(Diakses tanggal 26 Januari 2022)

Fahri Zulfikar. 2021. Sejarah Singkat ASEAN Beserta Latar Belakang dan Tujuannya.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5734988/sejarah-singkat-asean-beserta-latar-
belakang-dan-tujuannya (Diakses pada tanggal 26 Januari 2022)

Arum Sutrisni Putri. 2020. Upaya Peningkatan Kerja Sama Negara ASEAN.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/18/180000869/upaya-peningkatan-kerja-sama-
negara-asean. (Diakses pada tanggal 26 Januari 2022)

Sekar Setyo Rini. 2021. Peran Aktif Indonesia dalam ASEAN.


https://retizen.republika.co.id/posts/16908/peran-aktif-indonesia-dalam-asean#:~:text=Selain
%20peran%20aktif%20Indonesia%20di,East%20Asian%20Nations%20(ASEAN) (Diakses
pada tanggal 26 Januari 2022)

10 | PERANAN INDONESIA DALAM MENJAGA PERDAMAIAN DUNIA DAN REGIONAL MELALUI ASEAN
Addi M Idhom. 2021. Bentuk Kerja Sama ASEAN di Bidang, Ekonomi, Politik hingga
pendidikan.
https://tirto.id/bentuk-kerjasama-asean-di-bidang-ekonomi-politik-hingga-pendidikan-gihU
(Diakses pada tanggal 26 Januari 2022)

Sekertariat Nasional ASEAN. 2017. Pilar Politik dan Keamanan. http://setnas-asean.id/pilar-


politik-dan-keamanan (Diakses pada 26 Januari 2022)

11 | PERANAN INDONESIA DALAM MENJAGA PERDAMAIAN DUNIA DAN REGIONAL MELALUI ASEAN

Anda mungkin juga menyukai