Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Peran Indonesia dalam Menciptakan
Perdamaian Dunia melalui Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran PKn. Kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah tentang
Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia melalui Hubungan Internasional dan
Organisasi Internasional ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah.

8 Maret 2020
Penyusun

Rendi Arpajil

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perdamaian Dunia.................................................................2


2.2 Tujuan Perdamaian Dunia.......................................................................2
2.3 Peran Indonesia Dalam Perdamaian Dunia Sesuai UUD 1945............2-4
2.4 Peran Indonesia Dalam Menetapkan Perdamaian................................4-7
Dunia Melalui Hubungan Internasional
2.5 Peran Indonesia Dalam Menetapkan Perdamaian..............................8-10
Dunia Melalui Organisasi Internasional

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam suatu Negara

Hubungan internasional diidentifikasikan sebagai studi tentang interaksi antara beberapa


faktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi negara- negara,
organisasi internasional, organisasi nonpemerintah, kesatuan substansional (kelompok-
kelompok atau badan-badan dalam suatu negara), seperti birokrasi dan pemerintah domestik,
serta individu-individu.
Dalam hubunngan internasional terdapat berbagai pola hubungan antar bangsa seperti :
Pola Penjajahan, Pola Hubungan Ketergantungan, Pola Hubungan Sama Derajat
Antarbangsa. Ketentuan atas karena perjanjian internasional akan mengakibatkan hokum
yang juga sekaligus akanmenjalani kepastian hukum pada perjanjian internasianal hal-hal
yang menyangkut hak dan kewajiban antar subjek-subjek hokum internasional.

Dari sebagian masyarakat dunia, bangsa Indonesia selalu melakukan hubungan dengan
bangsa lainnya. Dalam menjalin hubungan dengan bangsa lain, kita menetapkan politik luar
negeri yang "bebas" dan "aktif". Politik luar negeri bebas aktif ini mulai dicanangkan sejak
awal merdeka. Sebagai salah satu perwujudan politik luar negeri yang bebas aktif, bangsa
Indonesia pernah menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955
dan juga membentuk Gerakan Non Blok bersama beberapa negara Asia Afrika lainnya.

Pada umumnya, negara yang telah merdeka dan bedaulat penuh akan mengadakan
hubungan dengan negara lain. Setiap negara memiliki perbedaan masyarakat, struktur
pemerintah, kepentingan nasional dan perbedaan-perbedaan lainnya. Namun, perbedaan
tersebut biasanya menimbulkan suatu kebutuhan yang menyebabkan adanya hubungan
internasional. Bahkan tidak bisa dipungkiri bahwa suatu negara yang tidak dapat menjalin
hubungan internasional dengan negara lain akan sulit untuk mempertahankan kedaulatannya.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa Pengertian Dari Perdamaian Dunia ?


 Apa Tujuan Perdamaian Dunia ?
 Peran Indonesia Dalam Perdamaian Dunia Sesuai UUD 1945.
 Peran Indonesia Dalam Menetapkan Perdamaian Dunia Melalui Hubungan
Internasional.
 Peran Indonesia Dalam Menciptakan Perdamaian Dunia Melalui Organisasi
Internasional.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perdamaian Dunia

Perdamaian dunia adalah sebuah gagasan kebebasan, perdamaian, dan kebahagiaan bagi
seluruh negara dan/atau bangsa. Perdamaian dunia melintasi perbatasan melalui hak asasi
manusia, teknologi, pendidikan, teknik, pengobatan, diplomat dan/atau pengakhiran
seluruh bentuk pertikaian

2.2 Tujuan Perdamaian Dunia

Tujuan utama PBB adalah :


1) Menjaga perdamaian dan keamanan dunia.
2) Memajukan dan mendorong hubungan persaudaraan antarbangsa melalui
penghormatan hak asasi manusia.
3) Membina kerjasama internasional dalam pembangunan bidang ekonomi,
sosial, budaya, dan lingkungan.
4) Menjadi pusat penyelarasan segala tindakan.

2.3 Peran Indonesia Dalam Perdamaian Dunia Sesuai UUD 1945

Indonesia memiliki peran tersendiri dalam perdamaian dunia. Sikap politik Indonesia
adalah bebas dan aktif. Bebas artinya Indonesia tidak memihak ke blok manapun, blok barat
atau blok timur.

Walaupun tidak memihak kemanapun Indonesia juga bersikap Aktif artinya Indonesia
turut serta berpartisipasi dalam perdamaian dunia.
Indonesia sudah menunjukkan komitmennya sebagai negara yang menjunjung tinggi
perdamaian dunia sejak merdeka tahun 1945.

Kemudian pada tahun 1957 Indonesia mulai bergabung dalam misi-misi perdamaian
dalam naungan PBB (United Nations).

Secara garis besar berikut ini adalah berbagai kontribusi Indonesia dalam menjaga
perdamaian dunia:

2
1- Konferensi Asia-Afrika (1955)

Indonesia menjadi salah satu pelopor tercetusnya Konferensi Asia-Afrika yang


tujuannya adalah menghimpun persatuan negara-negara Asia-Afrika yang pada saat itu baru
memperoleh kemerdekaan, mempromosikan serta meningkatkan kerja sama antar negara
serta menentang segala bentuk penjajahan.

Konferensi ini dipelopori oleh menteri luar negeri Indonesia pada saat itu, Ali
Sastroamidjojo beserta 4 pemimpin negara lainnya Pakistan, India, Bangladesh dan Myanmar
yang kemudian diikuti 24 negara Asia-Afrika lainnya.

2- Kontingen Garuda (1957-sekarang)

Kontingen Garuda disingkat KONGA adalah pasukan penjaga perdamaian yang


anggotanya diambil dari militer Indonesia yang bertugas dibawah naungan Perserikatan
Bangsa-Bangsa.

Sejak misi pertamanya tahun 1957, Kontingen Garuda sampai sekarang masih aktif dalam
melakukan berbagai misi perdamaian.

Negara-negara yang pernah menjadi tujuan dalam misi Kontingen Garuda adalah negara-
negara di Timur Tengah seperti Mesir, Lebanon, Palestina, Irak. Negara Asean seperti
Filipina, Kamboja dan Vietnam. Juga negara-negara di Eropa Timur seperti Georgia dan
Bosnia.

3- Gerakan Non-Blok (1961)

Indonesia menjadi salah satu pelopor yang tergabung dalam Gerakan Non-Blok,
sebuah perhimpunan dari bangsa-bangsa yang tidak beraliansi dengan negara-negara dengan
kekuatan besar manapun.

Pada saat itu Soekarno bersama dengan beberapa pemimpin negara lainnya medeklarasikan
keinginan mereka untuk tidak terlibat konfrontasi yang muncul menanggapi terjadinya perang
dingin antara blok barat dan blok timur. Saat ini organisasi beranggotakan 120 negara.

4- Membentuk ASEAN (1967)

Indonesia dan Malaysia yang sempat berkonfrontasi akhirnya berdamai. Kedua negara
bersama negara Asia Tenggara lainnya, Singapura, Thailand dan Filipina merasa perlu untuk
menciptakan perdamaian antar negara di kawasan Asia Tenggara.

Akhirnya pada tahun 1967 terbentuklah ASEAN untuk mempererat hubungan politik, social,
ekonomi dan keamanan di Asia Tenggara. Saat ini, negara ASEAN berjumlah 10 negara
ditambah 5 negara perluasan.

5- Sengketa Laut Tiongkok (2002-sekarang)

Melalui Declaration of Conduct (DoC) pada 2002, Indonesia sampai sekarang


memiliki peran yang besar untuk menciptakan perdamaian di Laut Cina Selatan.

3
Indonesia pada akhirnya menginginkan negara-negara yang terlibat untuk merumuskan Code
of Conduct, yaitu sebuah kesepakatan bersama yang mengatur apa saja dan tidak boleh
dilakukan di wilayah sengketa.

6- Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB (2007-2008)

Indonesia menjadi anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun 2007-
2008, pada masa tersebut Indonesia konsisten menyerukan untuk berdirinya negara Palestina
yang merdeka dan diakui dunia.

Menyerukan keterlibatan internasional yang berimbang dalam penyelesaian konflik Israel-


Palestina. Menyerukan agar kedua belah mematuhi parameter perdamaian yang ditetapkan
PBB.

Hal-hal diatas adalah wujud nyata dari komitmen bangsa Indonesia untuk menjaga
perdamaian dunia.

Tidak hanya berhenti disitu, sampai sekarang Indonesia juga masih selalu aktif dalam
mendukung perdamaian dunia seperti penyelesaian konflik di Timur Tengah juga
menyerukan penanggulangan terhadap masalah terorisme yang berkembang belakangan di
dunia internasional.

2.4 Peran Indonesia Dalam Menetapkan Perdamaian Dunia Melalui Hubungan


Internasional

 Peran Indonesia Dalam ASEAN (Association of South East Asian Nation)


Indonesia adalah anggota dari ASEAN, organisasi yang mengayomi persatuan negara di
kawasan Asia Tenggara. Pada awal tahun pendukannya, sejarah ASEAN hanya terdiri dari 5
anggota nama para pendiri ASEAN dengan tujuan ASEAN. Namun, keanggotaan saat ini
mencapai 10 negara. Organisasi ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok,
Thailand.

Indonesia menjadi salah satu dari lima negara yang memplopori pendirian ASEAN. Empat
negara lainnya adalah Singapura, Thailand, Malaysia dan Filipina. Indonesia juga berperan
aktif dalam berbagai kegiatan kerjasama.

 Peran Indonesia Dalam PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa)


Indonesia juga berperan aktif dalam organisasi internasional, yaitu PBB. Indonesia bergabung
dengan PBB pada tanggal 28 September 1950. Indonesia tidak lagi menjadi anggota pada
tanggal 7 Januari 1965. Ini adalah bentuk protes terhadap diterimanya bahwa Malaysia adalah
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Namun, pada tanggal 28 September 1966, Indonesia kembali menjadi anggota PBB dan
tetapmenjadi sebagai anggota yang ke 60. Indonesia telah mampu masuk ke dalam struktur
Perserikatan Bangsa Bangsa, dan menjabat sebagai Dewan tetap sampai tahun 2020. Hal ini
didorong karena Indonesia memiliki toleransi yang tinggi dan sering memberikan kontribusi
untuk perdamaian di dunia. 

4
 Peran Indonesia Dalam G-20 (Kelompok 20)
Indonesia adalah satu-satunya negara ASEAN yang merupakan anggota G-20. Kelompok 20
atau G20 terdiri dari 19 negara dan dilengkapi dengan Uni Eropa, yang mengontrol 75% dari
perdagangan dunia. Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil setiap tahunnya,
menjadikannya salah satu kekuatan ekonomi dunia. Negara kita memiliki model bangunan
yang sangat lengkap, yaitu sumber daya alam yang melimpah, sumber daya manusia yang
berkualitas, situasi geografis yang stabil dan iklim demokrasi yang stabil.

 Peran Indonesia Dalam MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)


MEA berlaku di 2015 dan dikenal sebagai pasar bebas Asia Tenggara. MEA didefinisikan
oleh negara Asia Tenggara dalam menghadapi era globalisasi. Indonesia juga ikut serta dalam
pelaksanaan MEA. MEA ditegakkan karena dampak globalisasi terhadap sektor ekonomi,
yang berpotensi membuat kondisi ekonomi di negara ASEAN tidak stabil dan kurang mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat.

Keberadaan MEA dapat meningkatkan daya saing pengusaha di Indonesia dalam rangka
meningkatkan kualitas dan profesionalisme sehingga dapat bersaing sehat dengan produk
asing yang beredar di pasaran. Baca juga peranan Indonesia dalam AFTA. 

 Peran Indonesia Dalam GNB (Gerakan Non-Blok)


Indonesia aktif pada 1961 sebagai salah satu pendiri gerakan non-blok (GNB). Pada 1992,
Indonesia diangkat sebagai Ketua gerakan non-blok (GNB) pada konferensi non-Block
Countries di Jakarta. Keterlibatan Indonesia melalui GNB secara langsung menunjukkan
bahwa Indonesia terlibat dalam détente era perang dingin antara blok Barat dan blok Timur.

 Peran Indonesia Dalam APEC (Asia Pacific Economic Cooperation)


Sejarah APEC adalah sebuah forum untuk kerjasama ekonomi, yang terdiri dari dua puluh
negara anggota yang tersebar di seluruh benua Asia dan daerah di Samudera Pasifik. Sejarah
berdirinya APEC didirikan pada Januari 1989. Tujuan dari pembentukan APEC adalah
sebagai berikut:

1. Penguatan pertumbuhan dan perkembangan sektor ekonomi di seluruh kawasan Asia


Pasifik
2. Penguatan kerja sama ekonomi antara negara anggota
3. Mempromosikan pengembangan perdagangan bebas di seluruh wilayah Asia-Pasifik.

Peran Indonesia dalam APEC, khususnya di APEC SUMMIT, 15 November 1994 (1)
Indonesia menjadi Ketua APEC di 1994; (2) Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi
tingkat tinggi APEC 1994; (3) Deklarasi perumus Bogor dan tujuan Bogor di APEC
SUMMIT 1994; dan (4) mesin dari formasi ECOTECH (ekonomi dan kerjasama teknis).

 Peran Indonesia Dalam OKI (Organisasi Konferensi Islam)


OKI didirikan pada 25 September 1969 di Rabat, Maroko, setelah para pemimpin sejumlah
negara Islam mengadakan KTT Islam. Pada tanggal 1 Juni 2011, organisasi ini mengubah
namanya dari organisasi Konferensi Islam menjadi organisasi kerja sama Islam. OKI lahir
sebagai respon terhadap tindakan Israel yang membakar Masjid Al-Aqsa pada tanggal 21
Agustus 1969.

5
Organisasi ini didirikan untuk mempromosikan solidaritas Islam, mengoordinasikan
kerjasama antara negara anggota, mendukung perdamaian dan keamanan internasional,
melindungi situs suci Islam dan perjuangan kemerdekaan negara Palestina. Yang merdeka
dan berdaulat.

Peran Indonesia adalah memfasilitasi upaya penyelesaian konflik antara Front Pembebasan
Nasional Moro (MNLF) dan pemerintah Filipina (GRP) dengan mengacu pada perjanjian
damai akhir 1996. Selain itu, Indonesia juga mendukung pendirian negara Palestina yang
merdeka dan kedaulatan dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. Dukungan ini bahkan
dibuktikan dengan didirikannya hubungan diplomatik antara pemerintah INDONESIA dan
Palestina pada tanggal 19 Oktober 1989.

 Peran Indonesia Dalam Opec


OPEC adalah sebuah organisasi dari negara pengekspor minyak terdiri dari 12 negara
produsen minyak. Negara ini mengendalikan 61% ekspor minyak dunia dan
memperhitungkan 80% dari cadangan minyak dunia. OPEC didirikan oleh lima negara, Iran,
Irak, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela, dan terdaftar dengan PBB pada tanggal 6
November 1962.

Indonesia telah menjadi anggota OPEC sejak 1962. Peran Indonesia dalam OPEC sangat
nyata, yaitu ketika Sekretaris Jenderal OPEC dipegang oleh Prof Subroto untuk periode 1988
untuk 1994. Pada saat itu, Indonesia dikenal sebagai mediator antara produsen dan
konsumen, menengmediasi negara anggota OPEC dalam konflik.

Namun, status Indonesia saat ini telah dibekukan atau didevaluasi sejak 2008. Alasan untuk
ini adalah bahwa posisi Indonesia sebagai importir minyak tidak sesuai dengan eksportir
negara minyak yang menjadi anggota OPEC lainnya. Indonesia bukan hanya anggota dari
beberapa organisasi regional dan global, tetapi juga aktif di alam untuk berpartisipasi dalam
berbagai kegiatan internasional. Kegiatan ini meliputi:

 Misi Perdamaian Dewan Keamanan PBB


Indonesia terlibat langsung dalam misi perdamaian Dewan Keamanan PBB. Indonesia
mengirimkan pasukan Garuda ke negara yang rawan konflik seperti Konggo, Vietnam,
Bosnia dan Kamboja.

 KAA (Konferensi Asia Afrika)


Indonesia mempelopori Organisasi Konferensi Asia Afrika pada 1955. Konferensi ini
memunculkan semangat dan solidaritas negara-negeri Asia Afrika, yang kemudian
menghasilkan Dasasila Bandung.

 Kompetisi Olahraga
Indonesia selalu mengirimkan atlet terbaik untuk berbagai kompetisi olahraga internasional.
Misalnya, Permainan Maritim, Asian Games dan Olympic Games.

 Peran Indonesia Dalam Hubungan Internasional di Bidang Politik


Contoh peran Indonesia dalam kerjasama internasional di bidang politik dapat diwujudkan
dalam partisipasi Indonesia dalam forum internasional, dan masih memiliki prinsip bebas

6
aktif. Beberapa peran aktif Indonesia dalam hubungan bidang politik luar negeri antara lain
meliputi:

 Berupaya menciptakan perdamaian antara kedua belah pihak, seperti mediator dalam
masalah perang saudara di Kamboja melalui forum Jakarta informal Meeting (JIM)
atau dengan mengirim pasukan perdamaian yang dibawah bendera PBB di wilayah
yang sedang berselisih.
 Salah satu pendiri forum kerjasama regional dan internasional seperti GNB, ASEAN
dan KAA.
 Dukungan untuk zona bebas nuklir di kawasan ASEAN.

 Peran Indonesia Dalam Hubungan Internasional di Bidang Ekonomi


Contoh peran indonesia dalam hubungan internasional di bidang ekonomi, yaitu :

 Mendukung terciptanya pasar bebas di kawasan ASEAN (AFTA) dan ASIA Pasifik
(APEC)
 Membawa ASEAN Promotion Center untuk perdagangan, investasi dan pariwisata.
 Membangun proyek industri ASEAN seperti proyek produksi pupuk urea di Indonesia
dan Malaysia, proyek industri tembaga di Filipina, sebuah proyek pabrik mesin diesel
di Singapura, sebuah proyek pabrik superfosfat di Thailand dan seterusnya.
 Pembuatan perjanjian perdagangan preferensial (PTA) yang bertanggung jawab untuk
menetapkan tarif rendah untuk beberapa jenis produk aSEAN, dll.

7
2.5 Peran Indonesia Dalam Menetapkan Perdamaian Dunia Melalui Hubungan
Internasional

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia menjadi bukti dari penerapan Pembukaan UUD
1945 pada alinea keempat. Indonesia bahkan sudah menunjukkan komitmennya sebagai
negara yang menjunjung tinggi perdamaian dunia sejak merdeka tahun 1945. Indonesia mulai
bergabung dalam misi-misi perdamaian di bawah naungan PBB pada tahun 1957. Enam
peran Indonesia dalam perdamaian dunia diantaranya adalah:

1. Pencetus Konferensi Asia Afrika 1955

Indonesia merupak salah satu negara pelopor tercetusnya Konferensi Asia Afrika 1955.
Konferensi tersebut bertujuan untuk menghimpun persatuan dari negara-negara Asia-Afrika
yang baru saja memperoleh kemerdekaan, mempromosikan dan meningkatkan kerja sama
antar negara, serta menentang segala bentuk penjajahan. Konferensi ini dipelopori oleh 5
pemimpin negara yang salah satunya adalah Indonesia, yakni diwakili oleh PM Ali
Sastroamidjojo. Keempat negara lainnya ialah Indoa (Jawaharlal Nehru), Pakistan (Mohamad
Ali Bogra), Burma (U Nu), dan Sri Lanka (Sir John Kotelawala).

Pertemuan pertama antara kelima pemimpin negara dilaksanakan pada 28 April – 2 Mei 1952
di Kolombo, Sri Lanka. Indonesia melalui PM Ali Sastroamidjojo mengusulkan adanya
Konferensi Asia-Afrika. Pertemuan kedua dilaksanakan di Istana Bogor pada 29 Desember
1952 untuk mematangkan konsep Konferensi Asia-Afrika, tujuan persidangan, dan negara
mana saja yang akan diundang. Indonesia kemudian menjadi tuan rumah dari Konferensi
Asia-Afrika, tepatnya di Bandunga. Konferensi yang dilaksanakan pada tanggal 18 – 25 April
1955 ini menghasilkan prinsip utama Gerakan Non Blok (GNB) yang disebut Dasa Sila
Bandung. Baca juga Konferensi Asia Afrika dan sejarah Konferensi Meja Bundar.

2. Pengiriman Kontingen Garuda (KONGA)

PBB membentuk suatu komando PBB yang disebut United Nations Emergency Fores
(UNEF) pada tanggal 5 November 1956. Komando tersebut adalah pasukan khusus PBB
yang dibentuk untuk memelihara perdamaian di Timur Tengah. Indonesia dalam rangka
mendukung perdamaian dunia menyetujui untuk berpartisipasi dengan menyumbangkan
pasukan pada UNEF mulai tanggal 8 November 1965. Indonesia pun membentuk pasukan
Indonesia yang disebut Pasukan Garuda pada 28 Desember 1956. Pasukan tersebut dikirim ke
Timur Tengah pada Januari 1957.

Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda atau Kontingen Garuda (KONGA), seperti (1)
Pengiriman Pasukan Garuda atau Kontingen Garuda II dan III untuk menjaga perdamaian di
Kongo; (2) Pengiriman Pasukan Garuda IV, V, dan VII untuk menjaga stabilitas Indocina
karena Perang Vietnam; (3) Pengiriman Pasukan Garudan VI dan VII ke Timur Tengah.
Hingga kini Pasukan Garuda masih aktif berpartisipasi dalam menjaga perdamaian dunia.
Baca juga peran Indonesia dalam Misi Garuda dan sejarah Burung Garuda.

8
3. Pelopor Gerakan Non-Blok

Indonesia merupakan salah satu pelopor dari Gerakan Non-Blok (GNB). GNB merupakan
sebuah perhimpunan dari negara-negara yang tidak beraliansi dengan negara-negara dengan
kekuatan besar manapun. GNB muncul akibat terjadinya Perang Dingin antara Blok Timur
dan Blok Barat. Kondisi Perang Dingin menyebabka negara-negara yang baru merdeka di
Kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Latin menjadi target perebutan pertarungan pengaruh.
Hal ini mengakibatkan banyak konflik terjadi, seperti Perang Korea dan Perang Vietnam.

Hal ini memotivasi para pemimpin dari Asia dan Afrika untuk membuat gerakan supaya tidak
terpengaruh persaingan tersebut. Gerakan Non-Blok (GNB atau Non Align Movement)
dibentuk oleh negara-negara yang khawatir akan menjadi korban Perang Dingin. Presiden
Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya akhirnya mendeklarasikan
keinginannya untuk tidak terlibat pada konfrontasi tersebut. Berpartisipasinya Indonesia
dalam GNB menunjukkan upaya Indonesia untuk menjaga perdamaian dunia secara tidak
langsung. Hingga kini organisasi ini beranggotakan 120 negara. Baca juga sejarah berdirinya
Gerakan Non-Blok dan peran Indonesia dalam Perang Dingin.

4. Pelopor ASEAN

Indonesia sempat berkonfrontasi dengan Malaysia, tetapi akhirnya kedua negara tersebut
berdamai. Kedua negara bersama dengan negara Asia Tenggara lainnya, yakni Singapura,
Filipina, dan Thailan merasa perlu untuk mencipatkan perdamaian antar negara di Kawasan
Asia Tenggara. Hal tersebut dibuktikan dengan terbentuknya ASEAN pada akhir tahun 1967.
ASEAN dibentuk untuk mempererat hubungan sosial, politik, ekonomi, dan keamanan di
Asia Tenggara. Jumlah anggota negara ASEA sebanyak 10 negara ditambah 5 negara
perluasan.

Kerja sama antar negara di ASEAN merupakan langkah Indonesia dalam menjaga stabilitas
keamanan Asia Tenggara. Misalnya, dalam penyelesaian masalah Indocina. Indonesia
berinisiatif mengadakan konferensi di Jakrta yang dihadiri Laos, Malaysia, Vietnam Selatan,
Filipina, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Singapura, Australia, dan Selandia Baru. Meskpin
hasil dari pertemuan tersebut belum nampak, tetapi tercipta saran-saran dalam rangka
penyelesaian konflik.

Indonesia terpilih menjadi ketua ASEAN pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono tahun 2011. Saat memimpin ASEAN, Indonesia mendorong tiga prioritas, yakni:

 Kemajuan yang signifikan dalam pencapaian ASEAN 2015


 Dipeliharanya kondisi kawasan Asia-Pasifik yang aman & stabil
 Menggulirkan visi ASEAN untuk 10 tahun mendatang berdasarkan pada tema
“ASEAN Community in a Global Community of Nations.” Baca juga peran Indonesia di
ASEAN dalam bidang pangan, organisasi di ASEAN, dan organisasi di ASEAN.

5. Berperan aktif dalam PBB

9
Indonesia menjadi anggota resmi PBB pada tanggal 28 September 1950. Indonesia sempat
keluar dari PBB karena perselisihan yang terjadi antara Malaysia dan Indonesia. PBB saat itu
mengangkat Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Menurut
Indonesia, Malaysia adalah negara boneka Inggris. Namun, Indonesia kembali masuk
menjadi anggota PBB pada era Orde Baru tanggal 28 September 1966.

Indonesia memiliki berbagai macam peran di PBB. Salah satunya adalah menjadi anggota
tidak tetap Dewan Keamanan PBB sebanyak tiga kali. Periode pertama pada tahun 1973 –
1974, periode kedua yakni pada tahun 1995 – 1996, dan periode ketiga pada tahun 2007 –
2008. Terpilih dan bergabungnya Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB menunjukkan bahwa Indoensia berkontribusi nyata dalam menjaga perdamaian dunia.
Baca juga peran Indonesia dalam UNESCO, peran Indonesia dalam globalisasi,
dan kebijakan Orde Baru.

6. Pendirian Pusat Perdamaian dan Keamanan di Indonesia

Peran Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia adalah dengan mempunyai Pusat
Perdamaian dan Keamanan atau Indonesia Peace and Security Center (IPSC). Kawasan Pusat
Perdamaian dan Keamanan tersebut diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
pada 7 April 2014 di Sentul, Bogor, Jawa Barat. IPSC merupakan sebuah fasilitas pelatihan
dan perkantoran berbagai institusi keamanan, kementrian/ lembaga, baik sipil ataupun militer.
Kawasan tersebut disebut Canti Dharma dan bertempat di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Kawasan tersebut dikelola oleh Badan Instalasi Strategis Nasional (Bainstranas), Kementrian
Pertahanan Republik Indonesia. Instansi, Kementrian, dan Lembaga yang berada di kawasan
ini adalah:

 Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia


 Pusat Pasukan Siaga TNI
 Pusat Olaharaga Militer
 Universitas Pertahanan Indonesia
 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB)
 Pusat Pelatihan Penanggulangan Terrorisme dan Deradekalisasi, Badan Nasional
Penanggulangan Terorisem
 Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hubungan dan kerjasama antara bangsa muncul karena tidak meratanya pembagian
kekayaan alam dan perkembangan industri diseluruh dunia sehingga terjadi saling
ketergantungan antara bangsa dan Negara yang berbeda. Karena hubungan dan kerjasama ini
terus menerus, sangatlah penting untuk memelihara dan mengaturnya sehingga bermanfaat
dalam pengaturan khusus sehingga tumbuh rasa persahabatan dan saling pengertian antara
bangsa di dunia.politik luar negeri adalah strategi yang digunakan suatu Negara dalam
hubungannya dengan Negara-negara lain. Maka politik luar negeri berhubungan erat dengan
kebijakan yang akan dipilih oleh suatu Negara. Hal ini terkait dengan politik luar negeri yang
diterapkan Indonesia.Kebijakan politik luar negeri Indonesia bebas aktif tentunya merupakan
strategi politik yang diterapkan Indonesia dalam politik global.Agar prinsip bebas aktif ini
dapat dioperasioalisasikan dalam politik luar negeri Indonesia maka setiap priode
pemerintahan hendaklah menetapkan landasan operasional.Politik luar negeri Indonesia yang
senantiasa berubah sesuai dengan kepentingan nasional.
Perumusan politik luar negeri suatu Negara tak terlepas dari kepentingan nasional
Negara yang bersangkutan. Dengan kata lain, ketika kepentingan nasional suatu Negara
terancam, maka politik luar negeri akan dikeluarkan sebagai salah satu upaya dalam
mengamankan kepentingan ansional Negara yang bersangkutan. Sengketa internasional
adalah suatu perselisihan antara subyek-subyek hokum internasional mengenai fakta,hokum
atau politi dimana tuntutan atau pernyataan suatu pihak ditolak,dituntut balik atau diigkari
oleh pihak lainnya.

11
Daftar Pustaka
Indonesia dalam Perdamaian Dunia,diperoleh pada tanggal 23 oktober 2019 dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/perdamaian-dunia

Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa diperoleh pada tanggal 23 oktober 2019 dari
https://pendidikanmu.com/2018/11/konferensi-asia-afrika-dan-peran-idonesiaterlengkap

Kontribusi Indonesia dalam Perdamaian Dunia, diperoleh pada tanggal 23 oktober 2019 dari
https://guruppkn.com/peran-indonesia-dalam-kaa

Peran Indonesia Dalam Perdamaian Dunia diperoleh pada tanggal 23 oktober dari
https://guruppkn.peran-indonesia-dalam-gerakan-non-blok Pengertian Perdamaian Dunia,diperoleh
pada tanggal 23 oktober 2019 dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/perdamaian-dunia

Perwujudan Indonesia Dalam Perdamaian Dunia diperoleh pada tanggal 23 oktober 2019
dari https://zettabloks.blogspot.com/2016/03/pengertian-latar-belakang-dan-tujuanperdamaian-
dunia Surbakti, K. (2018).

PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PKN KELAS VIII MTsN KABANJAHE TAHUN PELAJARAN 2017/2018.

In Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi Humaniora dan Pendidikan (QSinastekmapan)


(Vol. 1). Surbakti, K. (2018).

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL


TALKING STICK MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT. JURNAL TEMATIK, 8(1), 166-171.

12

Anda mungkin juga menyukai