Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PPKN

PERAN INDONESIA DALAM MENCIPTAKAN


PERDAMAIAN DUNIA MELALUI ORGANISASI
INTERNASIONAL

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5: 1. Lindi Anisah Putri
2. M. Zailani Nur Alfin
3. M. Tri Novandi
4. Rifal Hamdani
5. Stella Wijayanti
6. Wasita Kurnia Indarti
KELAS :XI IPA 1
GURU PEMBIMBING: Maidarwati, S. Pd

SMAN 1 KANDIS
TP.2022/2023
PERAN INDONESIA DALAM MENCIPTAKAN
PERDAMAIAN DUNIA MELALUI ORGANISASI
INTERNASIONAL

Bagaimana peran Indonesia dalam perdamaian dunia? Tidak sedikit dari


beberapa masyarakat Indonesia yang ingin tahu tentang hal ini. Pada dasarnya,
sudah ada banyak gerakan yang dilakukan oleh Indonesia untuk menciptakan
perdamaian dunia yang diimpikan oleh sebagian besar orang. Setiap individu di
seluruh dunia ini tentu akan mengharapkan dunia yang damai. Maka dari itu,
setiap negara akan berusaha keras untuk menciptakan gerakan-gerakan yang
dapat mewujudkan perdamaian dunia yang sesuai harapan, tak terkecuali
Indonesia.
Berikut adalah beberapa peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian
dunia yang wajib diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia:

1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Salah satu peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia


adalah bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau biasa dikenal
dengan sebutan PBB. Tanggal 28 September 1950 merupakan hari bersejarah,
karena di tanggal tersebut Indonesia bergabung dengan PBB.

Namun, pada tahun 1965 Indonesia sempat keluar dan kemudian kembali lagi
pada tanggal 28 September 1966. Penyebab dari kejadian ini yaitu sebagai
protes diterimanya Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB pada tahun tersebut.

Kedekatan emosional dan sejarah antara PBB dengan Indonesia memang tidak
perlu diragukan lagi. PBB secara konsisten mendukung Indonesia untuk bisa
menjadi negara yang merdeka, mandiri, dan berdaulat.

Sebagai bentuk kontribusi dalam PBB ini, Indonesia bergabung dengan komite
khusus yang ditujukan sebagai kepedulian bangsa mengenai situasi yang
berkaitan dengan implementasi deklarasi. Dalam hal ini, deklarasi tersebut
akan berkaitan dengan upaya kemerdekaan bangsa yang terjajah.
Pada tahun 1971, Indonesia meminta kepada komite 24 untuk membuat suatu
rekomendasi yang benar-benar nyata. Dengan adanya rekomendasi ini, Dewan
Keamanan dapat lebih mudah untuk melakukan upaya-upaya pertimbangan
yang tepat dan berkaitan dengan wilayah penjajahan tersebut.

Selain itu, contoh peran negara Indonesia dalam perdamaian dunia juga bisa
dilihat pada saat Indonesia terlibat dalam gerakan dekolonialisasi yang terjadi
pada tanggal 20 November 1972. Sikap yang ditunjukkan Indonesia ini tercatat
dalam Piagam PBB No. 2909.

2. Konferensi Asia-Afrika (KAA)

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia Konferensi Asia-Afrika (KAA)


diawali dari ide Ir. Soekarno dan disampaikan oleh Ali Sastroamidjojo. Ide ini
pertama kali disampaikan pada saat Konferensi Colombo diselenggarakan.

Ir. Soekarno mengusulkan ide ini setelah terjadi Perang Dunia II yang membuat
banyak negara bersikukuh. Ketegangan antara banyak negara ini disebabkan
oleh terjadinya Blok Barat dan Blok Timur. Kemudian, ide ini mulai menjadi
pokok pembahasan bagi banyak negara.

Tidak berhenti sampai di situ saja, pembicaraan terkait ide ini juga masih
berlanjut sampai Konferensi Panca Negara diselenggarakan. Ada
beberapa keputusan yang dibahas di konferensi ini, dan beberapa di
antaranya adalah:

• Penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada bulan April tahun


1955 yang diadakan di kota Bandung.
• Menentukan 5 negara sponsor yang akan hadir di Konferensi
Asia-Afrika.
• Menentukan 25 negara yang diundang untuk menghadiri acara
Konferensi Asia-Afrika.
Setelah keputusan ini berhasil ditetapkan, susunan panitia mulai
dibentuk di kota yang sama, pada tanggal 3 Januari 1955. Pada saat itu,
Gubernur Jawa Barat yang bernama Sanusi Hardjodinata memimpin
seluruh panitia yang ada.
Tanggal 18 sampai 24 April 1955 ditetapkan sebagai hari di mana
Konferensi Asia-Afrika diselenggarakan. Ada beberapa agenda yang akan
dilakukan selama Konferensi Asia-Afrika diselenggarakan, yaitu:

• Membahas kerja sama ekonomi dan budaya masing-masing


negara, Hak Asasi Manusia (HAM) yang berlaku di setiap negara,
hingga hak dalam penentuan nasib setiap negara yang ada di
seluruh dunia.
• Membahas tentang masa depan negara-negara yang belum
merdeka dan beragam masalah yang terjadi di dalamnya.
• Berupaya untuk membentuk gerakan perdamaian dunia serta
aksi kerjasama yang bersifat internasional dan dapat membuat
seluruh negara di dunia ini menjadi lebih damai..
3. Hubungan Internasional

Salah satu peran Indonesia dalam perdamaian dunia adalah


melalui hubungan internasional. Pada dasarnya, hubungan internasional
memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan seluruh
negara. Dalam hal ini, hubungan internasional dapat diartikan sebagai
hubungan yang mengglobal.

Pembangunan hubungan internasional yang dilakukan oleh bangsa


Indonesia ini ditujukan untuk meningkatkan kerjasama bilateral dan
persahabatan melalui berbagai macam media, yang sesuai dengan
kepentingan serta kemampuan nasional.

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia melalui hubungan


internasional bisa dilihat dari beberapa gerakan yang ada di bawah ini:

• Pembentukan satu negara Republik Indonesia (RI) sebagai


negara kesatuan dan kebangsaan yang demokratis.
• Menciptakan lingkungan masyarakat yang adil dan makmur
secara material maupun spiritual.
• Menciptakan hubungan persahabatan yang baik antara negara
Indonesia dengan seluruh negara yang ada di dunia ini,
khususnya dengan negara-negara Afrika dan Asia yang bekerja
sama dalam mewujudkan perdamaian dunia yang lebih
sempurna.
• Menjaga keselamatan negara dan mempertahankan
kemerdekaan bangsa yang lebih baik.
• Meningkatkan perdamaian internasional, sehingga Indonesia
dapat membangun dan memperoleh segala jenis persyaratan
yang dibutuhkan untuk peningkatan kemakmuran rakyat.
• Memperoleh dan mengumpulkan semua jenis barang yang
dibutuhkan untuk proses peningkatan kemakmuran rakyat.
Sementara itu, untuk bentuk kerjasama antara Indonesia dengan
organisasi internasional sendiri sudah sangat beragam, yaitu:

• Indonesia yang bergabung sebagai anggota Perserikatan


Bangsa-Bangsa (PBB)
• Indonesia yang menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika (KAA)
di Bandung
• Indonesia yang berperan dalam pembentukan Gerakan Non-
Blok (GNB)
• Indonesia yang berpartisipasi dalam pembentukan hubungan
diplomatik dan konsuler
• Indonesia yang ikut berpartisipasi dalam memenuhi kewajiban
Dewan Keamanan PBB

4. Deklarasi Djuanda

Pada tahun 1956 Deklarasi Djuanda mulai dipertimbangkan, karena


adanya tuntutan dari pimpinan Departemen Pertahanan Keamanan
Republik Indonesia (RI). Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja adalah
yang pertama kali mencetuskan deklarasi ini.

Untuk lebih tepatnya, Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja membuat


deklarasi ini sebagai aksi protes terkait hukum laut di Indonesia pada tanggal
13 Desember 1957. Pada saat itu, hukum laut Indonesia dianggap tidak dapat
memberikan keuntungan kepada masyarakat di sekitar.
Di periode waktu tersebut Ordonansi Laut dan Daerah Maritim dari Belanda
dijadikan sebagai dasar pembuatan hukum laut Indonesia.

Kebijakan ini tidak dapat melindungi sumber daya Indonesia dengan baik,
karena tidak ada larangan khusus yang menyebutkan bahwa kapal-kapal asing
tidak boleh sembarangan masuk.

Setelah itu, UU No. 4/PRP Tahun 1960 mulai dikukuhkan dan hal ini membuat
teori “Wawasan Nusantara” dibentuk secara nyata. Tidak berhenti sampai di
situ saja, deklarasi ini kembali diperjuangkan dengan memanfaatkan
keberadaan UNCLOS dari PBB.

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia adalah mengikuti berbagai


konferensi yang berkaitan dengan hukum laut yang diselenggarakan oleh PBB.
Setelah deklarasi ini diperjuangkan selama 25 tahun, akhirnya hukum laut
Indonesia diakui oleh dunia internasional pada tanggal 16 November 1994.

5. Misi Garuda

Apa peran Indonesia dalam perdamaian dunia yang selanjutnya? Peran


Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia yang selanjutnya adalah Misi
Garuda. Misi Garuda merupakan salah satu bentuk gerakan Indonesia dalam
PBB yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian dunia.

Misi mengirim kontigen Garuda ini berawal dari adanya konflik yang terjadi
antara Inggris, Prancis, Israel, dan Mesir. Pada saat itu, Mesir diserang oleh
beberapa negara yakni Inggris, Israel, dan Prancis. Peristiwa penyerangan
Mesir ini terjadi di Timur Tengah.

Serangan ini tentu tidak diharapkan oleh semua negara, sehingga hal ini
menimbulkan perdebatan di antara negara-negara lainnya.

Sampai akhirnya Lester B. Perason, yang dalam periode tersebut menjabat


sebagai Menteri Luar Negeri di Kanada, menyebutkan bahwa wilayah Timur
Tengah harus segera dilindungi dengan membentuk gerakan perdamaian
secara lebih cepat.

Selang beberapa waktu kemudian usul tersebut disetujui dan UNEF mulai
dibentuk pada tanggal 5 November 1956. Indonesia turut berpartisipasi dalam
gerakan ini dengan mengirimkan Misi Garuda I – Misi Garuda XXVI-C2.
Sesuai dengan data yang ada dalam Kementerian Luar Negeri, Indonesia
disebutkan telah menjadi kontributor terbesar ke-10 pasukan pemeliharaan
perdamaian yang diselenggarakan oleh PBB.

Sampai saat ini, pemerintah Indonesia telah memberi tugas kepada 2.843
personel TNI dan POLRI untuk melakukan 10 Misi Pemeliharaan Perdamaian
PBB yang sudah ada. Selain itu, misi ini juga ditujukan sebagai implementasi
dari sarana peningkatan profesionalisme anggota TNI dan POLRI.

6. Gerakan Non-Blok

Kemunculan 2 kubu dari 2 negara adidaya, yaitu Uni Soviet yang


menjunjung tinggi kepercayaan sosialis-komunis dan Amerika yang
menjadi negara liberalis-kapitalis.

Dengan terbentuknya 2 kubu dari 2 negara adidaya ini, tidak membuat


negara lain menyetujui adanya kedua kubu tersebut. Beberapa negara
yang tidak menyetujui kemunculan 2 kubu ini akhirnya membuat
gerakan sendiri yakni Gerakan Non-Blok atau biasa disingkat dengan
nama GNB.

Gerakan Non-Blok (GNB) dimulai oleh 5 negara yang terdiri dari


Indonesia, India, Ghana, Mesir, dan Yugoslavia. Kelima negara ini
membentuk GNB dengan tujuan khusus, yaitu:

• Melindungi keamanan internasional yang terjadi dalam banyak


negara dan membuatnya menjadi lebih damai.
• Membantu proses pencapaian pelepasan senjata dengan
menggunakan kebijakan pengawasan internasional efektif.
• Membantu proses pembentukan tata ekonomi yang lebih damai
di seluruh dunia.
• Membantu proses penerapan fungsi PBB agar berjalan secara
lebih efektif.
• Mewujudkan pembentukan sosial dan ekonomi yang lebih baik
di berbagai negara.
Peranan Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia adalah dapat
dilihat dari gerakan-gerakan yang dilakukannya, seperti:
• Indonesia adalah pelopor terjadinya Konferensi Asia-Afrika (KAA)
yang membuat Gerakan Non-Blok (GNB) tercipta.
• Dalam periode pertama KTT GNB, Indonesia berhasil
mengundang banyak negara dan mengajak negara-negara
tersebut untuk bergabung dalam Gerakan Non-Blok.
• Indonesia berhasil menyelenggarakan dan memimpin KTT GNB
X yang diselenggarakan di 2 wilayah secara sekaligus, yaitu
Bogor dan Jakarta.
Gerakan ini membuat dialog utara-selatan kembali dibuka dan diketahui
oleh banyak negara. Dialog utara-selatan adalah suatu dialog yang
dibuat khusus untuk negara berkembang dan maju, agar kedua jenis
negara tersebut bisa lebih kuat hubungannya.

Pada tahun 2012, KTT GNB diselenggarakan secara berulang kali, yaitu
hingga 17 kali. Karena gerakan ini terus diselenggarakan dengan tujuan
yang kuat, 120 negara lainnya akhirnya memutuskan untuk ikut
bergabung.

Ada begitu banyak peran Indonesia dalam perdamaian dunia yang


dapat dipelajari oleh seluruh rakyat Indonesia. Jadi, kamu bisa mulai
untuk mengikuti gerakan-gerakan yang dapat melindungi perdamaian
dunia di masa kini dan masa depan.

Anda mungkin juga menyukai