PENDAHULUAN
A. Latar belakang
pekerjaannya. Penghasilan tetap yang diperoleh saat bekerja tidak diperoleh lagi
dimasa pensiun. Keadaan tanpa penghasilan tetap ini dialami seseorang karena
beberapa sebab yaitu memasuki usia tak produktif, kematian, berhenti bekerja
sebelum usia pensiun, cacat yang mengakibatkan tidak bisa bekerja (Futami,
1993).
untuk mengantisipasi kesulitan ekonomi yang mungkin terjadi jika dia tidak lagi
tahun 1992 tentang Dana Pensiun (UUDP). Program dana pensiun dinilai sangat
mewujudkan suatu kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia. Beberapa
menyelenggarakan program dana pensiun (Atiken, 1994). Besar iuran yang harus
kemudian iuran tersebut digunakan untuk investasi selama masa aktif kerja, yang
1
memungkinkan terbentuknya akumulasi dana yang cukup untuk membayar
manfaat dari program dana pensiun, manfaat itu sendiri adalah sejumlah uang
yang diterima pegawai yang telah mencapai usia pensiun, yang akan diberikan
setiap tahunya hingga meninggal dunia dan pemberian manfaat tersebut dilakukan
setelah masa aktif kerja pegawai habis atau dinyatakan pensiun sebelum masa
aktif kerja habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mempersiapkan atau
Besar iuran dan manfaat yang dikeluarkan dan diterima pegawai dapat dihitung
Metode perhitungan yang dapat digunakan antara lain Accrued Benefit Cost
dan Cost Prorate. Perbedaan yang sangat mendasar pada metode ini terletak pada
kewajiban aktuaria dan iuran normal (Sujono, 2013). Accrued Benefit Cost adalah
metode dengan pembagian total manfaat pensiun dan biaya iuran dan akan
cenderung meningkat seiring pertambahan usia (Nor, 2008). Cost Porate adalah
masa kerja dan gaji pegawai, metode Cost Prorate terbagi menjadi dua yaitu
Constant Dollar dan Constant Percent, Constant Dollar dapat digunakan dalam
yang akan datang dihitung berdasarkan presentase tetap dari rata-rata gaji pegawai
selama masa kerja peserta dari usia pertama kali masuk menjadi pegawai hingga
2
pensiun. Disini diperlihatkan bahwa Constant Dollar tidak menggunakan asumsi
gaji, yang artinya untuk penentuan manfaatnya tidak bergantung pada gaji
pegawai, sehingga iuran yang dibayarkan pegawai belum tentu baik karena iuran
yang yang dibayarkan dapat terlalu murah ataupun terlalu mahal (Adriani, 2009).
Penulis memilih metode Cost Prorate Constant Percent dalam penelitian ini
akumulasi gaji pegawai saat ini dan saat usia pensiun, manfaat pensiun yang
bergantung dengan gaji pegawai, nilai tunai manfaat yang bergantung gaji
pegawai, iuran yang bergantung gaji pegawai dan kewajiban aktuaria yaitu dana
akan diterima. Sehingga dengan metode Cost Prorate Constant Percent diharap
Nilai suku bunga sampai saat ini dalam beberapa referensi dan aplikasinya
masih menggunakan suku bunga konstan (Nor, 2008). Kondisi ini kurang realistis
sudah memperhatikan fluktuasi suku bunga, seperti BI rate yang dikeluarkan oleh
bunga dunia, pergerakan suku bunganya cenderung fluktuatif, sehingga jika dalam
3
Model yang menggunakan suku bunga stokastik adalah model Cox
Ingersoll Ross (CIR) dan model Vasicex (Andersen, 1996). Dalam penggunaannya
model Vasicek masih memiliki kelemahan yaitu nilai suku bunga dapat negatif
sedangkan untuk model Cox Ingersoll Ross (CIR) nilai suku bunganya selalu
bersifat positif, oleh karena itu dalam proses penerapan dalam perhitungan dana
pensiun dipilih model Cox Ingersoll Ross (CIR). Hasil dari perhitungan bilangan-
B. Perumusan Masalah
Ingersoll Ross.
suku bunga model Cox Ingersoll Ross dan suku bunga konstan
terhadap BI rate.
4
C. Tujuan
Ingersoll Ross.
suku bunga model Cox Ingersoll Ross dan suku bunga konstan
terhadap BI rate.
D. Manfaat
dana pensiun.