Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TA 2022/2023

MATA KULIAH : AKUNTANSI KEUANGAN II


DOSEN : P. Rani Adnyani Asak , SE, M,Si
KELAS : Reguler Sore/ Karyawan
PROGRAM STUDI/SMT : Akuntansi/ V
HARI/TANGGAL : Selasa, 07 November 2023
WAKTU : (90 menit)
SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK

Perhatian :
1. Tulis Nama, NPM, Kelas, Nama Dosen, dan TANDA TANGAN pada lembar
jawaban
2. DILARANG MEMAKAI HANDPHONE, ANDROID, IPAD, TABLET DAN
SEJENISNYA
3. Pelanggaran terhadap peraturan ujian akan dikenakan sanksi akademik
4. Peserta dilarang meminjam dan meminjamkan perlengkapan ujian kepada
peserta lainnya.
5. Pastikan tulisan Anda jelas dan terbaca. PESERTA DILARANG
BEKERJASAMA/MENYONTEK
6. Kalkulator hanya diperbolehkan kalkulator biasa (bukan kalkulator pada
alat komunikasi)
7. SELESAI UJIAN LEMBAR SOAL DIMASUKKAN KE LEMBAR JAWABAN

SOAL

1. Jelaskan bagaimana perusahaan mencatat penerimaan diterima dimuka?


(Bobot 20%)
2. Sebutkan dan jelaskan perbedaan hutang lancar dan hutang tidak lancar!
(Bobot 20%)
3. Struktur modal dibagi menjadi beberapa pendekatan seperti pendekatan laba
operasi bersih, pendekatan tradisional, pendekatan Modigliani dan Miller.
Jelaskan masing – masing pendekatan tersebut! (Bobot 20%)
4. PT ABC memiliki utang sebesar Rp52.000.000 dengan bunga 5% dan laba
operasi bersih Rp11.000.000. Jika tingkat kapitalisasi modal sendiri (tingkat
kapitalisasi berarti tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk modal sendiri
sebesar 11%, maka hitunglah penilaian perusahaannya! (Bobot 30%)
5. Perusahaan MILLER menjual 1300 lembar saham biasa dengan nilai pari Rp
1110,- per lembar dengan harga sama dengan nilai parinya.

Mengetahui,
Kaprodi Manajemen

Sri Yanthy Yosepha, S.Pd, MM


a) Asumsikan saham diterbitkan dengan harga Rp. 2500,- per lembar
saham
b) Asumsikan saham diterbitkan dengan harga Rp.950,- per lembar
saham. Buatlah jurnalnya! (Bobot 30%)

--Good Luck –

The Future of Indonesian Aviation Industry Gateway


Website : www.universitasuryadarma.ac.id

Jawaban:

1. Pendapatan diterima dimuka adalah jenis pendapatan yang diperoleh sebuah


perusahaan di mana perusahaan tersebut telah menerima pembayaran dari
pelanggan sebelum pelanggan mendapatkan barangnya. Berkaitan dengan
pendapatan yang kitadapatkan di awal transaksi. Perlu adanya jurnal penyesuaian
untuk memastikan kesesuaian pendapatan tersebut setiap ahir periode.
Penyesuaian pendapatan tersebut dapat kita lakukan dengan menggunakan dua
cara, yaitu:
a. Pertama, mencatatnya sebagai hutang dengan menggunakan pendekatan
neraca.
b. Kedua, mencatatnya sebagai pendapatan dengan menggunakan
pendekatan laba-rugi.

Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mencatat pendapatan diterima


dimuka:
a. Identifikasi Waktu Penerimaan Produk. Langkah pertama adalah
memperkirakan kapan pelanggan menerima produk yang sudah dibayar
tersebut. Jika produk tersebut baru akan pelanggan dapatkan dalam jangka
waktu 12 bulan ke depan, maka pendapatan tersebut harus tercatat dalam
neraca perusahaan sebagai kewajiban lancar. Namun, jika ada kemungkinan
pelanggan tidak menerima produk tersebut dalam kurun waktu lebih dari 12
bulan, maka pendapatan tersebut masuk dalam kategori kewajiban jangka
panjang pada neraca.
b. Memasukkan Jumlah Pembayaran Dalam Neraca. Langkah kedua yang
dapat dilakukan adalah dengan mencatat jumlah pendapatan diterima dimuka
yang diterima dalam neraca perusahaan. Kita dapat mencatat jumlah
pendapatan awal tersebut dengan nominal yang sama sebagai kredit dan
debit. Hal ini untuk memastikan neraca perusahaan tetap dalam kondisi
seimbang.
c. Pendelegasian Uang Untuk Tugas Tertentu. Langkah selanjutnya yang
dapat dilakukan adalah memperkirakan jumlah pendapatan yang diterima
tersebut untuk proses pembuatan suatu produk untuk pelanggan.
d. Mengurangi Pendapatan Tersebut Sebagai Dana Pembuatan Produk.
Selama proses pembuatan, kita juga harus mengecek jumlah nominal yang
digunakan untuk pembuatan produk bagi pelanggan.
e. Mentransfer Pendapatan Yang Baru Saja diperoleh Ke Penghasilan.
Langkah terakhir, lakukan pengurangan jumlah pendapatan awal yang Anda
terima pada kredit dan tambahkan jumlah yang sama ke pendapatan total
penghasilan.
2. Hutang lancar (Current liabilities) adalah kewajiban keuangan yang perlu
segera dilunasi menggunakan aktiva lancar sesuai dengan jatuh temponya yang
pendek, yakni kurang dari satu tahun. Seringkali perusahaan memiliki current
liabilities untuk memenuhi kebutuhan operasional maupun karena membutuhkan
waktu untuk proses pencairan dana. Contoh : Utang dagang, utang dividen, wesel
bayar, utang gaji karyawan, utang pajak dan lainnya
Hutang tidak lancar adalah utang jangka panjang yang bisa selesai dalam
tenggat waktu lebih dari satu tahun atau lebih dari periode akuntansi perusahaan.
Pembayaran atau pelunasannya nanti menggunakan aset perusahaan. Contoh :
Utang obligasi, Utang wesel jangka panjang.
Berikut ini perbedaan Utang lancar dan Tidak lancar, diantaranya:
a. Jangka Waktu Pembayaran. Utang lancar memiliki jangka waktu
pembayaran yang lebih singkat, yakni kurang dari satu tahun. Perusahaan
harus segera menyelesaikan pembayarannya karena singkatnya waktu yang
tersedia. Sedangkan pada utang jangka panjang, waktu pelunasannya
biasanya lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi.
b. Cara Pembayaran. Perusahaan akan membayar utang jangka pendek
dengan mengalokasikan aktiva lancar. Sementara itu, untuk utang jangka
panjang, perusahaan akan menggunakan dana kas atau aset tertentu milik
perusahaan seperti obligasi atau hipotek.
c. Aturan. Perbedaan berikutnya ada pada aturan yang mengatur. Utang
jangka pendek cenderung tidak terikat secara hukum atau aturan formal.
Berbeda dengan utang jangka panjang yang memiliki aturan yang lebih formal
dan resmi untuk melindungi pihak-pihak yang terlibat sebagai peminjam
maupun yang memberikan pinjaman.

3. Berikut ini beberapa pendekatan yang berkaitan dengan struktur modal,


diantaranya adalah:
a. Pendekatan laba operasi bersih. Pendekatan ini menggunakan asumsi
bahwa investor memiliki reaksi yang berbeda terhadap penggunaan utang
perusahaan. Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata-rata berimbang
dan bersifat konstan berapapun tingkat utang yang digunakan oleh
perusahaan. Penjelasannya adalah diasumsikan bahwa biaya utang konstan.
Penggunaan utang yang semakin besar oleh pemilih modal sendiri dilihat
sebagai peningkatan risiko perusahaan. Artinya apabila perusahaan
menggunakan utang yang lebih besar, maka pemilik saham akan memperoleh
laba yang semakin kecil. Oleh karena itu tingkat keuntungan yang disyaratkan
oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai risiko perusahaan.
Akibatnya biaya modal rata-rata terimbang akan berubah

b. Pendekatan tradisional. Teori ini berfokus pada pengelolaan sekaligus


pemetaan yang optimal. Oleh sebab itu, struktur modal dipandang memiliki
pengaruh yang kuat terhadap nilai perusahaan. Inilah yang menyebabkan
struktur modal dapat diubah serta disesuaikan untuk mendapatkan hasil
optimal dalam suatu perusahaan. Pada pendekatan tradisional diasumsikan
terjadi perubahan struktur modal yang optimal dan peningkatan nilai total
perusahaan melalui penggunaan financial leverage (utang dibagi modal
sendiri). Dengan menggunakan pendekatan tradisional, bisa diperoleh struktur
modal yang optimal – yaitu yang memberikan biaya modal keseluruhan
terendah dan memberikan harga saham tertinggi. Hal ini disebabkan karena
berubahnya tingkat kapitalisasi perusahaan.
c. Pendekatan Modigliani dan Miller. Teori Modiglani dan Miller ini
mengusulkan tiga proposisi penting, yaitu:
1) Struktur modal tidak relevan dengan nilai perusahaan. Akibatnya nilai
perusahaan identik akan tetap sama atau bertahan, sekaligus tidak
memberikan pengaruh pada keungan yang diadopsi untuk membiayai
aset. Sedangkan nilai perusahaan bergantung pada pendapatan yang
diharapkan pada masa depan, terhitung saat tidak terdapat pajak.
2) Penting untuk memiliki informasi pajak. Hal ini dikarenakan
penggunaan aset serta sumber dana akan mengalami peningkatan saat
mengetahui pajak yang tertanggung. Selain itu, informasi pajak juga
dibutuhkan untuk mengetahui pengurangan biaya modal tertimbang rata-
rata perusahaan.
3) Tidak terdapat biaya kebangkrutan dalam struktur modal. Dengan
kata lain, aset dapat dijual dengan harga pasar dan earning before interest
(EBIT) tidak dipengaruhi oleh utang perusahaan. Oleh sebab itu, investor
berperan penting dalam menjadi price takers.

4. Berikut ini perhitungan penilaian perusahaan PT ABC:


Diketahui :
Utang sebesar Rp52.000.000
Bunga 5%
Laba operasi bersih Rp11.000.000.
Tingkat kapitalisasi untuk modal sendiri sebesar 11%

Pertanyaan : Hitung penilaiaan perusahaan PT ABC

Jawab :

a. Laba Operasi = Rp 11.000.000.

b. Bunga = 5% x Rp 52.000.000 = Rp 2.600.000

c. Laba Tersedia untuk pemegang saham = Rp 8.400.000 (a-b)

d. Tingkat kapitalisasi MS = 0,11 (11 %)

e. Nilai Pasar Saham = Rp 76.363.636 (c/d)

f. Nilai pasar obligasi = Rp 52.000.000

g. Nilai keseluruhan perusahaan = Rp 128.363.636 (e + f)

Jadi, nilai keseluruhan perusahaan adalah sebesar Rp 128.363.636. sedangkan


tingkat kapitalisasi keseluruhan adalah sebesar 8,57 %, diperoleh dari perhitungan
laba operasional dibagi nilai keseluruhan perusahaan dan dikali 100 persen.

5. Berikut pembahasannya:

Diketahui :
Jumlah saham biasa yang dijual = 1.300 lembar
Harga jual = Rp 1.110/lembar
Pertanyaan: buatlah jurnal dengan asumsi: a. Saham diterbitkan dengan harga Rp.
2500,- per lembar saham dan b. Saham diterbitkan dengan harga Rp.950,- per
lembar saham.

Jawaban:

a. Saham diterbitkan dengan harga Rp 2.500/lembar, maka nilai pembeliannya


adalah:
Harga perolehan saham = 1.300 lembar x Rp 2.500 = Rp 3.250.000

Jurnal ketika pembelian saham adalah:


Surat Berharga Rp 3.250.000
Kas Rp 3.250.000

Kemudian dijual dengan harga Rp 1.110/lembar, maka nilai penjualan adalah:


Harga penjualan saham = 1.300 lembar x Rp 1.110 = Rp 1.443.000
Kerugian penjualan saham = Rp 3.250.000 – Rp 1.443.000 = Rp 1.807.000.

Jurnal ketika penjualan saham adalah:


Kas Rp 1.443.000
Rugi Penjualan surat berharga Rp 1.807.000
Surat Berharga Rp 3.250.000

b. Saham diterbitkan dengan harga Rp 950/lembar, maka nilai pembeliannya adalah:


Harga perolehan saham = 1.300 lembar x Rp 950 = Rp 1.235.000

Jurnal ketika pembelian saham adalah:


Surat Berharga Rp 1.235.000
Kas Rp 1.235.000

Kemudian dijual dengan harga Rp 1.110/lembar, maka nilai penjualan adalah:


Harga penjualan saham = 1.300 lembar x Rp 1.110 = Rp 1.443.000
Laba penjualan saham =Rp 1.443.000 – Rp 1.235.000 = Rp 208.000.

Jurnal ketika penjualan saham adalah:


Kas Rp 1.443.000
Laba Penjualan surat berharga Rp 208.000
Surat Berharga Rp 1.235.000

Anda mungkin juga menyukai