PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua perusahaan di Indonesia wajib mematuhi Undang –
Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 (UUK). UUK
mengatur secara umum mengenai tata cara pemberian imbalan
imbalan di perusahaan, mulai dari imbalan istirahat panjang sampai
dengan imbalan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Pencatatan beban imbalan kerja pada laporan keuangan harus
dilakukan dengan mengacu kepada prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. Imbalan imbalan di UUK tersebut dapat di atur
lebih lanjut diperaturan perusahaan (PP) atau di perjanjian kerja
bersama (PKB) antara perusahaan dan serikat pekerja dan tentu saja
merujuk kepada ketentuan di UUK.
Beban imbalan kerja atau beban personil adalah suatu bagian dari
beban perusahaan yang harus di akui pada laporan laba rugi
komprehensif. Beban imbalan kerja baik jangka panjang maupun
jangka pendek harus dicadangkan sebagai suatu kewajiban setiap
bulannya sebagai konsekuensi adanya jasa yang di berikan pada
pekerja kepada perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pembahasan mengenai imbalan pascakerja ?
2. Apa itu imbalan pascakerja lain ?
3. Bagaimana pelaporan imbalan pascakerja ?
4. Apa saja yang dilakukan dalam menganalisis imbalan
pascakerja ?
1
5. Apa saja pembahasan mengenai ekonomi akuntansi pensiun
?
6. Bagaimana persyaratan akuntansi pensiun itu ?
7. Bagaimana gambaran mengenai akuntansi OPEB ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pembahasan-pembahasan mengenai
imbalan pascakerja.
2. Untuk mengetahui tentang imbalan pascakerja lain.
3. Untuk mengetahui cara pelaporan imbalan pascakerja.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam
menganalisis imbalan pascakerja.
5. Untuk mengetahui pembahasan-pembahasan mengenai
ekonomi akuntan pensiun.
6. Untuk mengetahui persyaratan dalam akuntansi pensiun.
7. Untuk mengetahui gambaran mengenai akuntansi OPEB.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. IMBALAN PASCAKERJA
Pemberi kerja sering memberikan imbalan kepada pekerja mereka
setelah pension. Imbalan pasca kerja (postretirement benefits) ini ada
2 bentuk :
1. Imbalan purnakarya atau manfaat pensiun (pension benefits),
dimana, pemberian kerja menjanjikan imbalan monoter kepada
pekerja setelah masa kerja.
2. Imbalan pascakerja lain (other postretirement employee benefits
OPEB ) dimana pemberi kerja memberikan imbalan lain
(biasanya nonmonoter ) setelah pascakerja terutama kesehatan
dan asuransi jiwa.
3
perusahaan mengalami kekurangan dana dan pada sejumlah kasus
(misalnya United Airlines), perusahaan telah mengajukan
kebangkrutan yang menyatakan bahwa tidak mungkin bagi mereka
untuk memenuhi kewajiban imbalan pascakerja.
4
2. Ekonomi Akuntansi Dana Pensiun
Tantangan akuntansin untuk program imbalan pasti adalah estimasi
akuntansi atas liabilitas dan beban harus dibuat untuk pembayaran kas
yang mungkin terjadi beberapa tahun dimasa depan.
5
Terakhir, harus di catat bahwa imbal hasil dipasar modal dapat
berubah, sehingga imbal hasil actual atas asset program dapat
berfluktuasi sepanjang waktu.
6
a. Status yang diakui pada laporan posisi keuangan
Definisi kewajiban pensiun yang digunakan adalah kewajiban
imbalan yang diproyeksikan. PBO ini didasarkan pada estimasi
kompensasi pekerja pada tanggal pension, yang diestimasi dengan
menggunakan asumsi-asumsi terkait tingkat pertumbuhan kompensasi.
b. Biaya pension yang diakui
Seperti yang dibahas sebelumnya biaya pensiun yang diakui
dimasukkan dalam laba neto (yaitu biaya pensiun periodic neto)
merupakan versi meratakan biaya pension ekonomi aktual pada
periodik yang bersangkutan.
c. Artikulasi Dampak Laporan Posisi keuangan dan Laporan
Laba Rugi
Oleh karena itu semua perubahan pada status pendanaan yang
diakui pada laporan posisi keuangan tidak dimasukkan dalam biaya
pensiun yang diakui, dampak laporan posisi keuangan dan laporan
laba rugi dari pensiun tidak akan berartikulasi.
7
C. PELAPORAN IMBALAN PASCAKERJA
Perusahaan tidak melaporkan status pendanaan dalam laporan
posisi keuangan maupun imbalan pasca kerja dalam laporan labarugi.
Namun, aturan terbaru menetapkan pengungkapan yang ekstensif
dalam catatan kaki, termaksud perincian mengenai ekonomi dan
jumlah yang dilaporkan terkait dengan status pendanaan dan biaya
imbalan pascakerja, perincian mengenai asumsi actuarial, dan
informasi relevan lainnya.
8
sebagai bagian akumulasi penghasilan komprehensif lain (yang
merupakan bagian ekuitas pemegang saham).
9
3. Asumsi actuarial dan analisis sensitivitas
10
pensiun bergantung pada status pendanaan program, semakin kurang
didanai program itu semakin tinggi risiko pensiun.
11
BAB III
12
1. Kewajiban Pensiun
13
ada juga alasan atas terjadinya kurang pendanaan
(underfunding), termasuk kinerja investasi yang buruk, perubahaan
aturan pensiun seperti pemberian manfaat retroaktif, dan iurang yang
tidak memadai oleh pemberi kerja.
3. Biaya Pensiun
14
yang dapat berubah adalah mortalitas, perputaran pekerja, dan
tingkat pertumbuhan kompensasi
b. Biaya jasa lalu (prior service cost) timbul dari perubahan
aturan program pensiun terhadap PBO. Perubahan ini biasanya
bersifat retroaktif dan memberikan kredit untuk jasa pekerja
dimasa lalu.
15
1. Biaya Pensiun yang Diakui
16
C. GAMBARAN AKUNTANSI OPEB
1. Status yang Diakui pada laporan posisi keuangan
17
diamortisasi dengan garis lurus selama sisa masa kerja yang
diharapkan pekerja.
3. Artikulasi Laporan Posisi Keuangan dan Laba Neto
18
PENUTUP
A. Kesimpulan
19