Anda di halaman 1dari 4

Melakukan penetapan gaji dan upah untuk menetapkan hak eksternal yang adil

berdasarkan tarif yang dibayarkan di pasar kerja.


a. Tahap tiga
Menghargai setiap pekerjaan untuk menentukan tarif pembayaran berdasarkan hak
internal dan eksternal yang adil.

2.2.3 Tujuan Kompensasi


Tujuan dari sistem kompensasi menurut Sedarmayanti (2010) adalah:
a. Menghargai kinerja.
b. Menjamin keadilan.
c. Mempertahankan karyawan.
d. Memperoleh karyawan bermutu.
e. Mengendalikan biaya.
f. Memenuhi peraturan.

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompensasi


Menurut Mangkunegara (2007) ada enam faktor yang mempengaruhi kebijakan
kompensasi yaitu :
a. Faktor Pemerintah
Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan penentuang standar gaji minimal,
pajak penghasilan, penetapan harga bahan baku, biaya transportasi/angkutan, inflasi
maupun devaluasi sangat mempengaruhi perusahaan dalam menentukan kebijakan
kompensasi pegawai.
b. Penawaran Bersama antara Perusahaan dan Pegawai
Kebijakan dalam menentukan kompensasi dapat dipengaruhi pula pada saat
terjadinya tawar menawar mengenai besarnya upah yang harus diberikan oleh
perusahaan kepada pegawainya. Hal ini terutama dilakukan oleh perusahaan dalam
merekrut pegawai yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yang sangat
dibutuhkan diperusahaan.
c. Standard Biaya Hidup Pegawai
Kebijakan kompensasi perlu dipertimbangkan standard biaya hidup minimal pegawai.
Hal ini karena kebutuhan dasar pegawai harus terpenuhi. Dengan terpanuhinya
kebutuhan dasar pagawai dan keluarganya, maka pegawai akan merasa aman.
Terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa aman pegawai akan memnungkinkan
pagawai dapat bekerja dengan penuh motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi tinggi antara motivasi kerja
pegawai dan prestasi kerjanya, ada korelasi positif antara motivasi kerja dan
pencapaian tujuan perusahaan.
d. Ukuran Perbandingan Upah
Kebijakan dalam menentukan kompensasi dipengaruhi pula oleh ukuran besar
kecilnya perusahaan, tingkat pendidikan pegawai, masa kerja pegawai. Artinya,
perbandingan tingkat upah pegawai perlu memperhatikan tingkat pendidikan, masa
kerja, dan ukuran perusahaan.
e. Permintaan dan Persediaan
Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu mempertimbangkan tingkat
persediaan dan permintaan pasar. Artinya, kondisi pasar pada saat ini perlu dijadikan
bahan pertimbangan dalam menentukan tingkat upah pegawai.
f. Kemampuan Membayar
Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu didasarkan pada
kemampuan perusahaan dalam membayar upah pegawai. Artinya, jangan sampai
mementukan kebijakan kompensasi diluar batas kemampuan yang ada pada
perusahaan.

2.2.5 Indikator Kompensasi


Kompensasi Langsung
a. Gaji
b. Upah
c. Bonus
d. Komisi
e. pembagian laba/keuntungan
Kompensasi Tidak Langsung
a. Jaminan Asuransi
b. Jaminan Keamanan
c. Jaminan Cuti kerja
d. Jaminan Penjadwalan kerja
e. Pelayanan Karyawan
2.3 Lingukungan Kerja
2.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan suatu faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi
kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang kondusif tentu saja akan memberikan rasa aman,
nyaman dan memungkinkan kinerja karyawan akan menjadi semakin optimal. Setiap karyawan
akan dapat menyelesaikan tugas-tugas atau tanggungjawabanya kepada organisasi secara tepat
waktu jika karyawan merasa senang terhadap lingkungan kerja dimana mereka bekerja. Oleh
sebab itu penentuan dan penciptaan lingkungan kerja yang baik akan sangat menentukan
keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Sebaliknya apabila lingkungan kerja yang tidak baik
akan dapat menurunkan motivasi serta semangat kerja dan akhirnya dapat menurunkan kinerja
karyawan.
Menurut Sedarmayanti (2010) lingkungan kerja adalah keselurahan alat perkakas dan
bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang, metode kerjanya, serta
pengaturan kerjanya baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.
Menurut Mangkunegara (2007) lingkungan kerja yang dimaksud antara lain uraian
jabatan yang jelas, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja yang efektif, iklim kerja
dan fasilitas kerja yang relatif memadai.
Menurut Subaris dan Haryono (2008) lingkungan kerja merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dan jenis dan lokasi pekerjaan dimana individu karyawan berada dan
beraktivitas. Produktifitas karyawan dan pekerjaan bergantung pada tempat dan lingkungan
tempat individu karyawan bekerja. Oleh karenanya, lingkungan kerja perlu mendapat perhatian
yang sangat serius dan utama karena merupakan rumah kedua setelah tempat tinggal.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan baik bersifat fisik maupun
non fisik yang dapat mempengaruhi dalam menjalankan semua tugas yang telah diberikan
kepada karyawan.

Anda mungkin juga menyukai