Anda di halaman 1dari 7

PERANG INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA

Bagaimana peran Indonesia dalam perdamaian dunia? Tidak sedikit dari beberapa


masyarakat Indonesia yang ingin tahu tentang hal ini. Pada dasarnya, sudah ada banyak
gerakan yang dilakukan oleh Indonesia untuk menciptakan perdamaian dunia yang diimpikan
oleh sebagian besar orang.

Mulai dari Misi Garuda, Deklarasi Djuanda, Gerakan Non-Blok (GNB) dan beberapa gerakan
untuk menciptakan perdamaian dunia seperti ini lainnya patut untuk kamu ketahui dengan baik.
Untuk itu, di sini kami akan membagikan penjelasannya secara lengkap.

Dinamika Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia


Setiap individu di seluruh dunia ini tentu akan mengharapkan dunia yang damai. Maka dari itu,
setiap negara akan berusaha keras untuk menciptakan gerakan-gerakan yang dapat
mewujudkan perdamaian dunia yang sesuai harapan, tak terkecuali Indonesia.

Berikut adalah beberapa peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia yang wajib
diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia:

1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Salah satu peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia adalahbergabung


dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau biasa dikenal dengan sebutan PBB. Tanggal 28
September 1950 merupakan hari bersejarah, karena di tanggal tersebut Indonesia bergabung
dengan PBB.

Namun, pada tahun 1965 Indonesia sempat keluar dan kemudian kembali lagi pada tanggal 28
September 1966. Penyebab dari kejadian ini yaitu sebagai protes diterimanya Malaysia menjadi
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun tersebut.

PBB secara konsisten mendukung Indonesia untuk bisa menjadi negara yang merdeka,
mandiri, dan berdaulat. Sebagai bentuk kontribusi dalam PBB ini, Indonesia bergabung dengan
komite khusus yang ditujukan sebagai kepedulian bangsa mengenai situasi yang berkaitan
dengan implementasi deklarasi

Dalam hal ini, deklarasi tersebut akan berkaitan dengan upaya kemerdekaan bangsa yang
terjajah. Pada tahun 1971, Indonesia meminta kepada komite 24 untuk membuat suatu
rekomendasi yang benar-benar nyata. Dengan adanya rekomendasi ini, Dewan Keamanan
dapat lebih mudah untuk melakukan upaya-upaya pertimbangan yang tepat dan berkaitan
dengan wilayah penjajahan tersebut.

Selain itu, contoh peran negara Indonesia dalam perdamaian dunia juga bisa dilihat pada
saat Indonesia terlibat dalam gerakan dekolonialisasi yang terjadi pada tanggal 20 November
1972. 
2. Konferensi Asia-Afrika (KAA)
Peran Indonesia dalam perdamaian dunia Konferensi Asia-Afrika (KAA) diawali dari ide Ir.
Soekarno dan disampaikan oleh Ali Sastroamidjojo. Ide ini pertama kali disampaikan pada saat
Konferensi Colombo diselenggarakan.

Ir. Soekarno mengusulkan ide ini setelah terjadi Perang Dunia II yang membuat banyak negara
bersikukuh. Ketegangan antara banyak negara ini disebabkan oleh terjadinya Blok Barat dan
Blok Timur. Kemudian, ide ini mulai menjadi pokok pembahasan bagi banyak negara.

Tidak berhenti sampai di situ saja, pembicaraan terkait ide ini juga masih berlanjut sampai
Konferensi Panca Negara diselenggarakan. Ada beberapa keputusan yang dibahas di
konferensi ini, dan beberapa di antaranya adalah:

 Penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada bulan April tahun 1955 yang


diadakan di kota Bandung.
 Menentukan 5 negara sponsor yang akan hadir di Konferensi Asia-Afrika.
 Menentukan 25 negara yang diundang untuk menghadiri acara Konferensi Asia-
Afrika.
Setelah keputusan ini berhasil ditetapkan, susunan panitia mulai dibentuk di kota yang sama,
pada tanggal 3 Januari 1955. Pada saat itu, Gubernur Jawa Barat yang bernama Sanusi
Hardjodinata memimpin seluruh panitia yang ada.

Tanggal 18 sampai 24 April 1955 ditetapkan sebagai hari di mana Konferensi Asia-Afrika
diselenggarakan. Ada beberapa agenda yang akan dilakukan selama Konferensi Asia-Afrika
diselenggarakan, yaitu:

 Membahas kerja sama ekonomi dan budaya masing-masing negara, Hak Asasi
Manusia (HAM) yang berlaku di setiap negara, hingga hak dalam penentuan
nasib setiap negara yang ada di seluruh dunia.
 Membahas tentang masa depan negara-negara yang belum merdeka dan
beragam masalah yang terjadi di dalamnya.
 Berupaya untuk membentuk gerakan perdamaian dunia serta aksi kerjasama
yang bersifat internasional dan dapat membuat seluruh negara di dunia ini
menjadi lebih damai..
3. Hubungan Internasional

Salah satu peran Indonesia dalam perdamaian dunia adalah melalui hubungan


internasional. Pada dasarnya, hubungan internasional memiliki kedudukan yang sangat penting
dalam kehidupan seluruh negara. Dalam hal ini, hubungan internasional dapat diartikan sebagai
hubungan yang mengglobal.

Pembangunan hubungan internasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia ini ditujukan
untuk meningkatkan kerjasama bilateral dan persahabatan melalui berbagai macam media,
yang sesuai dengan kepentingan serta kemampuan nasional.

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia melalui hubungan internasional bisa dilihat dari


beberapa gerakan yang ada di bawah ini:

 Pembentukan satu negara Republik Indonesia (RI) sebagai negara kesatuan dan
kebangsaan yang demokratis.
 Menciptakan lingkungan masyarakat yang adil dan makmur secara material
maupun spiritual.
 Menciptakan hubungan persahabatan yang baik antara negara Indonesia
dengan seluruh negara yang ada di dunia ini, khususnya dengan negara-negara
Afrika dan Asia yang bekerja sama dalam mewujudkan perdamaian dunia yang
lebih sempurna.
 Menjaga keselamatan negara dan mempertahankan kemerdekaan bangsa yang
lebih baik.
 Meningkatkan perdamaian internasional, sehingga Indonesia dapat membangun
dan memperoleh segala jenis persyaratan yang dibutuhkan untuk peningkatan
kemakmuran rakyat.
 Memperoleh dan mengumpulkan semua jenis barang yang dibutuhkan untuk
proses peningkatan kemakmuran rakyat.
Sementara itu, untuk bentuk kerjasama antara Indonesia dengan organisasi internasional
sendiri sudah sangat beragam, yaitu:

 Indonesia yang bergabung sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


 Indonesia yang menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung
 Indonesia yang berperan dalam pembentukan Gerakan Non-Blok (GNB)
 Indonesia yang berpartisipasi dalam pembentukan hubungan diplomatik dan
konsuler
 Indonesia yang ikut berpartisipasi dalam memenuhi kewajiban Dewan
Keamanan PBB

4. Deklarasi Djuanda

Pada tahun 1956 Deklarasi Djuanda mulai dipertimbangkan, karena adanya tuntutan dari
pimpinan Departemen Pertahanan Keamanan Republik Indonesia (RI). Perdana Menteri
Djuanda Kartawidjaja adalah yang pertama kali mencetuskan deklarasi ini.

Untuk lebih tepatnya, Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja membuat deklarasi ini sebagai
aksi protes terkait hukum laut di Indonesia pada tanggal 13 Desember 1957. Di periode waktu
tersebut Ordonansi Laut dan Daerah Maritim dari Belanda dijadikan sebagai dasar pembuatan
hukum laut Indonesia.

Kebijakan ini tidak dapat melindungi sumber daya Indonesia dengan baik, karena tidak ada
larangan khusus yang menyebutkan bahwa kapal-kapal asing tidak boleh sembarangan masuk.

Setelah itu, UU No. 4/PRP Tahun 1960 mulai dikukuhkan dan hal ini membuat teori “Wawasan
Nusantara” dibentuk secara nyata. Tidak berhenti sampai di situ saja, deklarasi ini kembali
diperjuangkan dengan memanfaatkan keberadaan UNCLOS dari PBB.

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia adalah mengikuti berbagai konferensi yang


berkaitan dengan hukum laut yang diselenggarakan oleh PBB. Setelah deklarasi ini
diperjuangkan selama 25 tahun, akhirnya hukum laut Indonesia diakui oleh dunia internasional
pada tanggal 16 November 1994.

5. Misi Garuda

Apa peran Indonesia dalam perdamaian dunia yang selanjutnya? Peran Indonesia dalam


mewujudkan perdamaian dunia yang selanjutnya adalah Misi Garuda. Misi Garuda merupakan
salah satu bentuk gerakan Indonesia dalam PBB yang bertujuan untuk menciptakan
perdamaian dunia.

Misi mengirim kontigen Garuda ini berawal dari adanya konflik yang terjadi antara Inggris,
Prancis, Israel, dan Mesir. Pada saat itu, Mesir diserang oleh beberapa negara yakni Inggris,
Israel, dan Prancis. Peristiwa penyerangan Mesir ini terjadi di Timur Tengah.

Sampai akhirnya Lester B. Perason, yang dalam periode tersebut menjabat sebagai Menteri
Luar Negeri di Kanada, menyebutkan bahwa wilayah Timur Tengah harus segera dilindungi
dengan membentuk gerakan perdamaian secara lebih cepat.

Selang beberapa waktu kemudian usul tersebut disetujui dan UNEF mulai dibentuk pada
tanggal 5 November 1956. Indonesia turut berpartisipasi dalam gerakan ini dengan
mengirimkan Misi Garuda I – Misi Garuda XXVI-C2.

Sesuai dengan data yang ada dalam Kementerian Luar Negeri, Indonesia disebutkan telah
menjadi kontributor terbesar ke-10 pasukan pemeliharaan perdamaian yang diselenggarakan
oleh PBB.

Sampai saat ini, pemerintah Indonesia telah memberi tugas kepada 2.843 personel TNI dan
POLRI untuk melakukan 10 Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB yang sudah ada. Selain itu,
misi ini juga ditujukan sebagai implementasi dari sarana peningkatan profesionalisme anggota
TNI dan POLRI.

6. Gerakan Non-Blok

Kemunculan 2 kubu dari 2 negara adidaya, yaitu Uni Soviet yang menjunjung tinggi
kepercayaan sosialis-komunis dan Amerika yang menjadi negara liberalis-kapitalis.

Dengan terbentuknya 2 kubu dari 2 negara adidaya ini, tidak membuat negara lain menyetujui
adanya kedua kubu tersebut. Beberapa negara yang tidak menyetujui kemunculan 2 kubu ini
akhirnya membuat gerakan sendiri yakni Gerakan Non-Blok atau biasa disingkat dengan nama
GNB.
Gerakan Non-Blok (GNB) dimulai oleh 5 negara yang terdiri dari Indonesia, India, Ghana, Mesir,
dan Yugoslavia. Kelima negara ini membentuk GNB dengan tujuan khusus, yaitu:

 Melindungi keamanan internasional yang terjadi dalam banyak negara dan


membuatnya menjadi lebih damai.
 Membantu proses pencapaian pelepasan senjata dengan menggunakan
kebijakan pengawasan internasional efektif.
 Membantu proses pembentukan tata ekonomi yang lebih damai di seluruh dunia.
 Membantu proses penerapan fungsi PBB agar berjalan secara lebih efektif.
 Mewujudkan pembentukan sosial dan ekonomi yang lebih baik di berbagai
negara.

Peranan Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia adalah dapat dilihat dari gerakan-
gerakan yang dilakukannya, seperti:

 Indonesia adalah pelopor terjadinya Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang membuat


Gerakan Non-Blok (GNB) tercipta.
 Dalam periode pertama KTT GNB, Indonesia berhasil mengundang banyak
negara dan mengajak negara-negara tersebut untuk bergabung dalam Gerakan
Non-Blok.
 Indonesia berhasil menyelenggarakan dan memimpin KTT GNB X yang
diselenggarakan di 2 wilayah secara sekaligus, yaitu Bogor dan Jakarta.
Gerakan ini membuat dialog utara-selatan kembali dibuka dan diketahui oleh banyak negara.
Dialog utara-selatan adalah suatu dialog yang dibuat khusus untuk negara berkembang dan
maju, agar kedua jenis negara tersebut bisa lebih kuat hubungannya.

Pada tahun 2012, KTT GNB diselenggarakan secara berulang kali, yaitu hingga 17 kali. Karena
gerakan ini terus diselenggarakan dengan tujuan yang kuat, 120 negara lainnya akhirnya
memutuskan untuk ikut bergabung.

Anda mungkin juga menyukai