Anda di halaman 1dari 21

Misi Garuda

Selain ada tokoh-tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan NKRI, kamu tahu nggak kalau ternyata ada
juga tokoh-tokoh yang membantu dalam memperjuangkan kemerdekaan negara lain? Mereka
tergabung dalam Kontingen Garuda atau Pasukan Garuda. Pasukan ini terdiri dari Tentara Nasional
Indonesia (TNI) yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di negara lain. Ide awal munculnya
pasukan ini karena adanya konflik di Timur Tengah pada 26 Juli 1956.

Kalau mau jadi tentara, harus latihan fisik dulu, ya! (Sumber: giphy.com).

Saat itu, Inggris, Prancis, dan Israel melancarkan serangan gabungan terhadap Mesir sehingga
menimbulkan perdebatan di antara negara-negara lainnya. Dalam Sidang Umum PBB, Menteri Luar
Negeri Kanada, Lester B. Perason, mengusulkan agar dibentuk pemelihara perdamaian di Timur Tengah.
Usul ini disetujui dan pada tanggal 5 November 1956 Sekretaris Jenderal PBB membentuk United
Nations Emergency Forces (UNEF).

Indonesia pun menyatakan kesediaannya untuk bergabung dalam UNEF. Indonesia telah mengirimkan
Misi Garuda I sampai Misi Garuda XXVI-C2. Menurut data Kementerian Luar Negeri pada Senin, 21
Maret 2016, Indonesia menjadi kontributor terbesar ke-10 pasukan pemeliharaan perdamaian PBB dari
124 negara. Saat ini, pemerintah Indonesia telah menugaskan 2.843 personel TNI dan POLRI yang
bertugas di 10 Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB.

Kontribusi pasukan Indonesia ke Misi Pemeliharaan PBB merupakan wujud pelaksanaan mandat
Konstitusi yang mengamanatkan Indonesia untuk “ikut melaksanakan ketertiban dunia”. Selain itu,
pengiriman pasukan ini sebagai sarana peningkatan kapasitas dan profesionalisme personel TNI dan
POLRI. Kayanya, cocok nih nyanyi “Garuda di Dadaku” bagi Pasukan Garuda saat bersiap.

Pasukan Garuda

Ini dia, Squad, Pasukan Garuda yang turut berperan dalam menjaga perdamaian dunia. (Sumber:
seasia.co).
Deklarasi Djuanda

Squad, coba deh kamu ingat pelajaran geografi tentang laut teritorial. Ternyata, ketentuan luas laut
teritorial itu berasal dari Indonesia, tepatnya lewat Deklarasi Djuanda. Deklarasi Djuanda dicetuskan
oleh Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja pada tanggal 13 Desember 1957.

Deklarasi ini dilatarbelakangi oleh tuntutan pimpinan Departemen Pertahanan Keamanan RI tahun 1956
yang merasa hukum laut Indonesia saat itu yang berdasarkan Zeenen Maritieme Kringen Ordonantie
(Ordonasi Laut dan Daerah Maritim) tahun 1939 dari Belanda tidak menguntungkan kepentingan
wilayah Indonesia. Kebijakan tersebut dapat membuat kapal-kapal asing masuk ke wilayah Indonesia
dan mengambil sumberdayanya. Rugi dong kita…

Akhirnya, melalui Deklarasi Djuanda dinyatakan bahwa laut teritorial Indonesia berjarak 12 mil laut
diukur dari garis-garis dasar yang menghubungkan titik terluar dari pulau terluar. Deklarasi Djuanda
kemudian dikukuhkan melalui Perpu No. 4 Tahun 1960 dan melahirkan konsep “Wawasan Nusantara”.
Agar diakui oleh negara lain, deklarasi ini juga diperjuangkan dalam forum internasional melalui
Konvensi Hukum Laut atau lebih dikenal dengan UNCLOS (United Nations Convention On The Law of The
Sea) yang diadakan oleh PBB.

isi zeenen maritieme kringen ordonantie

Deklarasi Djuanda baru dapat diterima di dunia internasional setelah ditetapkan dalam Konvensi Hukum
Laut PBB yang ke-3 di Montego Bay (Jamaika) pada tahun 1982. Berdasarkan hasil konvensi tersebut
Indonesia diakui sebagai negara dengan asas Negara Kepulauan.

Setelah diperjuangkan sekitar 25 tahun, akhirnya pada 16 November 1994, disetujui oleh 60 negara, dan
dengan demikian hukum laut Indonesia telah diakui oleh dunia internasional.
Indonesia harus berterimakasih kepada Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja dan Prof. Dr. Hasjim Djalal,
yang setia mengikuti berbagai konferensi tentang hukum laut yang dilaksanakan PBB dari tahun 1970-an
hingga tahun 1990-an. Berkat mereka, kedaulatan wilayah laut Indonesia bisa diakui internasional.

Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja dan Prof. Dr. Hasjim Djalal

Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja (kiri) dan Prof. Dr. Hasjim Djalal (kanan). (Sumber: en.wikipedia.org
dan tokoh.id).

BLOGGER FLASHJR

Makalah Kehidupan Bangsa Indonesia Dalam Mengembangkan IPTEK Pada Era Kemerdekaan

Sunday, February 10, 2019

Makalah Peran Bangsa Indonesia Dalam Perdamaian Dunia

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas Sejarah ini dengan baik dan tepat waktu.

Tugas ini kami buat untuk memberikan penjelasan Tentang Peran Bangsa Indonesia Dalam Perdamaian
Dunia. Semoga Makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah wawasan kita menjadi lebih
luas lagi.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun Makalah ini. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini.

Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan terima kasih.

Paninggahan, 25 Januari 2019

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan


BAB II PEMBAHASAN

2.1 KAA (Konferensi Asia – Afrika)

2.2 Misi Garuda

2.3 Deklarasi Djuanda

2.4 GNB (Gerakan Non Blok)

2.5 ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)

2.6 OKI (Organisasi Kerjasama Islam)

2.7 JIM (Jakarta imformal Meeting)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hubungan internasional diidentifikasikan sebagai studi tentang interaksi antara beberapa faktor yang
berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi negara- negara, organisasi internasional,
organisasi nonpemerintah, kesatuan substansional (kelompok-kelompok atau badan-badan dalam suatu
negara), seperti birokrasi dan pemerintah domestik, serta individu-individu.

Dalam hubunngan internasional terdapat berbagai pola hubungan antar bangsa seperti : Pola
Penjajahan, Pola Hubungan Ketergantungan, Pola Hubungan Sama Derajat Antarbangsa. Ketentuan atas
karena perjanjian internasional akan mengakibatkan hokum yang juga sekaligus akanmenjalani
kepastian hukum pada perjanjian internasianal hal-hal yang menyangkut hak dan kewajiban antar
subjek-subjek hokum internasional.

Dari sebagian masyarakat dunia, bangsa Indonesia selalu melakukan hubungan dengan bangsa lainnya.
Dalam menjalin hubungan dengan bangsa lain, kita menetapkan politik luar negeri yang "bebas" dan
"aktif". Politik luar negeri bebas aktif ini mulai dicanangkan sejak awal merdeka. Sebagai salah satu
perwujudan politik luar negeri yang bebas aktif, bangsa Indonesia pernah menyelenggarakan Konferensi
Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 dan juga membentuk Gerakan Non Blok bersama beberapa
negara Asia Afrika lainnya.

Pada umumnya, negara yang telah merdeka dan bedaulat penuh akan mengadakan hubungan dengan
negara lain. Setiap negara memiliki perbedaan masyarakat, struktur pemerintah, kepentingan nasional
dan perbedaan-perbedaan lainnya. Namun, perbedaan tersebut biasanya menimbulkan suatu
kebutuhan yang menyebabkan adanya hubungan internasional. Bahkan tidak bisa dipungkiri bahwa
suatu negara yang tidak dapat menjalin hubungan internasional dengan negara lain akan sulit untuk
mempertahankan kedaulatannya.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hubungan internasional diperlukan karena suatu negara
memiliki ketergantungan dengan negara lain dalam hal memenuhi semua kebutuhan dan menjaga
kedaulatan negaranya.

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa itu KAA (Konferensi Asia – Afrika) ?

b) Apa itu Misi Garuda ?

c) Apa itu Deklarasi Djuanda ?

d) Apa itu GNB (Gerakan Non Blok) ?

e) Apa itu ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) ?

f) Apa itu OKI (Organisasi Kerjasama Islam) ?

g) Apa itu JIM (Jakarta imformal Meeting) ?


1.3 Tujuan Penulisan

a) Kita Dapat Mengetahui KAA (Konferensi Asia – Afrika).

b) Kita Dapat Mengetahui Misi Garuda.

c) Kita Dapat Mengetahui Deklarasi Djuanda.

d) Kita Dapat Mengetahui GNB (Gerakan Non Blok).

e) Kita Dapat Mengetahui ASEAN (Association of Southeast Asian Nations).

f) Kita Dapat Mengetahui OKI (Organisasi Kerjasama Islam).

g) Kita Dapat Mengetahui JIM (Jakarta imformal Meeting).

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KAA (Konferensi Asia – Afrika)

A. Latar Belakang

Ada beberapa latar belakang terselenggaranya KAA dan berkumpulnya negara-negara Asia Afrika. latar
belakang tersebut, yaitu :

1. Rasa Senasib dan Sepenanggungan

Perasaan senasib dan sepenanggungan di sini berkaitan dengan persamaan bahwa hampir seluruh
negara Asia Afrika adalah bekas negara jajahan. Baik itu sebagai negara jajahan Bangsa-Bangsa Eropa
dan penjajahan Jepang saat Perang Dunia kedua. Perasaan yang sama, senasib dan sepenggungan,
membuat negara-negara Asia Afrika ingin bersatu mengatasi masalah bersama.

2. Persamaan Masalah Negara Berkembang


Karena kebanyakan negara Asia Afrika adalah negara baru merdeka, maka semua termasuk negara
berkembang. Negara yang belum maju di segala bidang. Negara yang masih harus bebebah diri untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Persamaan ini juga melatarbelakangi pertemuan KAA. Membuat
semua negara ingin bekerja sama di segala bidang.

3. Kedekatan Keturunan, Agama, dan Latar Belakang Sejarah

Latar belakang selanjutnya adalah kedekatan hubungan keturunan. Ini dilihat dari ciri-ciri orang Asia
yang hampir mirip sesamanya. Begitu pula degan orang Afrika. Aga yang dianut orang Asia afrika
kebanyakan juga hampir sama, yaitu Islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Sementara latar belakang
sejarah, hampir bisa dipastikan mirip sesuai latar belakang pertama.

4. Letak Geografis

Sesuai dengan sebuatan negara Asia Afrika, otomatis negara-negara peserta KAA mempunyai letak
geografis yang berdekatan dan hampir mirip. Kondisi alam yang hampir mirip satu sama lain akan
mudah diatasi jika bekerja sama.

B. Tujuan

Beberapa tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika antara lain adalah sebagai berikut.

1) Meninjau masalah-masalah hubungan sosial ekonomi dan kebudayaan dari negara-negara Asia dan
Afrika

2) Menjalin kerukunan antar umat beragama di wilayah Asia dan Afrika

3) Memberikan sumbangan untuk memajukan perdamaian dan kerja sama dunia

4) Mencanangkan gerakan politik untuk melawan kapitalisme asing

5) Melawan kolonialisme dan neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet dan negara imprialis
lainnya

C. Peranan
1) Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II yang
berlangsung pada tanggal 28 sampai 29 Desember 1954 di Bogor. Konferensi ini sebaagai pendahuluan
dari Konferensi Asia-Afrika.

2) Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika yang
berlangsung pada tanggal 18 sampai 24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung. Dalam Konferensi
tersebut beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan penting, antara lain:

Ketua Konferensi: Mr. Ali Sastroamidjoyo, Sekretaris Jenderal Konferensi : Ruslan Abdulgani, Ketua
Komite Kebudayaan : Mr. Muh. Yamin, dan ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir. Roseno.

2.2 Misi Garuda

A. Latar Belakang

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan lembaga tertinggi yang mewadahi negara-negara di


dunia. PBB juga menjadi lembaga yang aktif dalam mengupayakan perdamaian dunia dan aktif
menyelesaikan konflik antar negara. Indonesia pernah mendapat bantuan dari PBB pada masa revolusi.
Pada saat itu, PBB membantu menyelesaikan konflik antara Indonesia-Belanda. PBB juga membantu
Indonesia dalam masalah Irian Barat.

Dengan dasar politik tersebut, Indonesia menunjukkan tekad untuk mengupayakan perdamaian dunia.
Melalui pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika hingga pembentukan Gerakan Non-Blok, upaya tersebut
semakin terlihat. Tindakan pemerintah Indonesia mendapat sambutan positif Perserikatan Bangsa-
Bangsa. Sejak tahun 1950-an, pemerintah Indonesia mulai diberi kepercayaan untuk turut serta dalam
pasukan perdamaian Dewan Keamanan PBB. Pasukan tersebut terdiri atas pasukan dari berbagai
negara. Indonesia mengirim suatu pasukan yang kemudian dinamakan Kontingen Garuda atau Konga.

B. Tujuan

Dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dunia, maka Indonesia memainkan sejumlah peran dalam
percaturan internasional. Peran yang cukup menonjol yang dimainkan oleh Indonesia adalah dalam
rangka membantu mewujudkan pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional. Dalam hal ini
Indonesia sudah cukup banyak pengirimkan Kontingen Garuda (KONGA) ke luar negeri. Sampai tahun
2015 Indonesia telah mengirimkan kontingen Garudanya sampai dengan kontingen Garuda yang ke dua
puluh enam (XXVI).
Bagi bangsa Indonesia pengiriman Misi Garuda untuk memenuhi permintaan PBB memiliki alasan yang
kuat. Yang pertama sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi ikut
melaksanaka ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial dan kedua sesuai
dengan politik Luar Ngeri Indonesia bebas aktif, diantaranya :

1) Ikut serta sebagai anggota Dewan Keamanan PBB

2) Mewujudkan Landasan ideologi Indonesia (Pancasila)

3) Menyesuaikan Landasan Konstitusional Indonesia (Pembukaan UUD 1945)

4) Perwujudan dari politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.

C. Peranan

Dalam hal ini Indonesia sudah cukup banyak pengirimkan Kontingen Garuda (KONGA) ke luar negeri.
Sampai tahun 2014 Indonesia telah mengirimkan kontingen Garudanya sampai dengan kontingen
Garuda yang ke duapuluh tiga (XXIII). Pengiriman Misi Garuda yang pertama kali dilakukan pada bulan
Januari 1957. Pengiriman Misi Garuda dilatarbelakangi adanya konflik di Timur Tengah terkait masalah
nasionalisasi Terusan Suez yang dilakukan oleh Presiden Mesir Ghamal Abdul Nasser pada 26 Juli 1956.
Sebagai akibatnya, pertikaian menjadi meluas dan melibatkan negara-negara di luar kawasan tersebut
yang berkepentingan dalam masalah Suez.

Pada bulan Oktober 1956, Inggris, Perancis dan Israel melancarkan serangan gabungan terhadap Mesir.
Situasi ini mengancam perdamaian dunia sehingga Dewan Keamanan PBB turun tangan dan mendesak
pihak-pihak yang bersengketa untuk berunding. Dalam Sidang Umum PBB Menteri Luar Kanada Lester
B.Perason mengusulkan agar dibentuk suatu pasukan PBB untuk memelihara perdamaian di Timur
Tengah. Usul ini disetujui Sidang dan pada tanggal 5 November 1956 Sekjen PBB membentuk sebuah
komando PBB dengan nama United Nations Emergency Forces (UNEF). Pada tanggal 8 November
Indonesia menyatakan kesediannya untuk turut serta menyumbangkan pasukan dalam UNEF.

Sebagai pelaksanaanya, pada 28 Desember 1956, dibentuk sebuah pasukan yang berkuatan satu
detasemen (550 orang) yang terdiri dari kesatuan-kesatuan Teritorium IV/Diponegoro dan Teritorium
V/Brawijaya. Kontingen Indonesia untuk UNEF yang diberinama Pasukan Garuda ini diberangkatkan ke
Timur Tengah pada bulan Januari 1957.Untuk kedua kalinya Indonesia mengirimkan kontingen untuk
diperbantukan kepada United Nations Operations for the Congo (UNOC) sebanyak satu batalyon.
Pengiriman pasukan ini terkait munculnya konflik di Kongo (Zaire sekarang). Konflik ini muncul
berhubungan dengan kemerdekaan Zaire pada bulan Juni 1960 dari Belgia yang justru memicu pecahnya
perang saudara.

Untuk mencegah pertumpahan darah yang lebih banyak, maka PBB membentuk Pasukan Perdamaian
untuk Kongo, UNOC. Pasukan kali ini di sebut “Garuda II” yang terdiri atas Batalyon 330/Siliwangi,
Detasemen Polisi Militer, dan Peleton KKO Angkatan Laut. Pasukan Garuda II berangkat dari Jakarta
tanggal 10 September 1960 dan menyelesaikan tugasnya pada bulan Mei 1961. Tugas pasukan Garuda II
di Kongo kemudian digantikan oleh pasukan Garuda III yang bertugas dari bulan Desember 1962 sampai
bulan Agustus 1964.

Peran aktif Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia terus berlanjut, ketika meletus perang saudara
antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. Indonesia kembali diberikan kepercayaan oleh PBB untuk
mengirim pasukannya sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB. Untuk menjaga stabilitas politik di
kawasan Indocina yang terus bergolak akibat perang saudara tersebut, PBB membentuk International
Commission of Control and Supervission (ICCS) sebagai hasil dari persetujuan internasional di Paris pada
tahun 1973. Komisi ini terdiri atas empat negara, yaitu Hongaria, Indonesia, Kanada dan Polandia. Tugas
ICCS adalah mengawasi pelanggaran yang dilakukan kedua belah pihak yang bertikai.

Pasukan perdamaian Indonesia yang dikirim ke Vietnam disebut sebagai Pasukan Garuda IV yang
berkekuatan 290 pasukan, bertugas di Vietnam dari bulan Januari 1973, untuk kemudian diganti dengan
Pasukan Garuda V, dan kemudian pasukan Garuda VII. Pada tahun 1975 Pasukan Garuda VII ditarik dari
Vietnam karena seluruh Vietnam jatuh ketangan Vietcong (Vietnam Utara yang komunis).Pada tahun
1973, ketika pecah perang Arab-Israel ke 4, UNEF diaktifkan lagi dengan kurang lebih 7000 anggota yang
terdiri atas kesatuan-kesatuan Australia, Finlandia, Swedia, Irlandia, Peru, Panama, Senegal, Ghana dan
Indonesia.Kontingen Indonesia semula berfungsi sebagai pasukan pengamanan dalam perundingan
antara Mesir dan Israel. Tugas pasukan Garuda VI berakhir 23 September 1974 untuk digantikan dengan
Pasukan Garuda VIII yang bertugas hingga tanggal 17 Februari 1975.

Sejak tahun 1975 hingga kini dapat dicatat peran Indonesia dalam memelihara perdamaian dunia
semakin berperan aktif, ditandai dengan didirikannya Indonesian Peace Security Centre (IPSC/Pusat
Perdamaian dan Keamanan Indonesia) pada tahun 2012, yang didalamnya terdapat unit yang mengelola
kesiapan pasukan yang akan dikirim untuk menjaga perdamaian dunia.

2.3 Deklarasi Djuanda

A. Latar Belakang

1) Setiap pulau di Indonesia kala itu hanya memiliki luas laut sepanjang 3 Mil dihitung dari garis
pantai.

2) Luas laut yang sempit ini menjadikan setiap pulau di Indonesia terpisah oleh kawasan laut bebas.

3) Setiap pulau di Indonesia yang terpisah oleh kawasan laut bebas,menjadikan kawasan ini bebas
dilewati oleh pihak-pihak asing. Integrasi Nasional menjadi terancam dikarenakan pihak-pihak asing
bebas melakukan aktivitas pelayaran di antara pulau-pulau Indonesia.

4) Terbatasnya kebijakan Pemerintah Indonesia yang ingin direalisasikan terkendala dengan


sempitnya wilayah Indonesia.

B. Tujuan

1) Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat.

2) Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan azas negara Kepulauan.

3) Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan keselamatan
NKRI.

4) Untuk mengatasi masalah di atas, pemerintah Indonesia dipimpin oleh PM Juanda pada tanggal 13
Desember 1957 telah mengeluarkan keputusan yang dikenal dengan Deklarasi djuanda, yang isinya :

a) Demi kesatuan bangsa, integritas wilayah, serta kesatuan ekonomi, ditarik garis-garis pangkal lurus
yang menghubungkan titi-titik terluar dari pulau-pulau terluar.

b) Negara berdaulat atas segala perairan yang terletak dalam garis-garis pangkal lurus termasuk dasar
laut dan tanah dibawahnya serta ruang udara di atasnya, dengan segala kekayaan didalamnya

c) Laut territorial seluas 12 mil diukur dari pulau yang terluar.

d) Hak lintas damai kapal asing melalui perairan Nusantara (archipelago watwrs) dijamin tidak
merugikan kepentingan negara pantai, baik keamanan maupun ketertibannya.
C. Peranan

1) Menetapkan batas terluar ZEE Indonesia dalam suatu peta yang disertai koordinat dan titik-titiknya
: Menetapkan dalam persetujuan-persetujuan dengan negara tetangga tentang batas-batas dan ZEE
Indonesia yang mungkin tumpang tindih dengan ZEE negara tetangga.

2) Konsepsi yang berbeda dan masing-masing merupakan konsep yang sui generis.

3) Mengumumkan dan mendepositkan copy dan peta-peta atau daftar koordinat-koordinat tersebut
pada Sekjen PBB (Pasal 75).

2.4 GNB (Gerakan Non Blok)

A. Latar Belakang

1) Munculnya dua blok, yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat dan Blok Timur di bawah Uni Soviet
yang saling memperebutkan pengaruh di dunia.

2) Adanya kecemasan negara-negara yang baru merdeka dan negara-negara berkembang, sehingga
berupaya meredakan ketegangan dunia.

3) Ditandatanganinya “Dokumen Brioni” tahun 1956 oleh Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), PM
Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), bertujuan mempersatukan negara-
negara non blok.

4) Terjadinya krisis Kuba 1961 karena US membangun pangkalan militer di Kuba secara besar-
besaran, sehingga mengkhawatirkan AS.

5) Pertemuan 5 orang negarawan pada sidang umum PBB di markas besar PBB, yaitu:

a) Presiden Soekarno (Indonesia)

b) PM Jawaharlal Nehru (India)

c) Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir)

d) Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia)

e) Presiden Kwame Nkrumah (Ghana)

B. Tujuan

1) Mendukung perjuangan dekolonisasi dan memegang teguh perjuangan melawan imperialisme,


kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme, apartheid, zionisme.
2) Merupakan wadah perjuangan sosial politik negara-negara yang sedang berkembang.

3) Mengurangi ketegangan antara Blok Barat yang di pimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur
yang di pimpin oleh Uni Soviet.

4) Tidak membenarkan usaha penyelesaian sengketa dengan kekerasan senjata.

C. Peranan

1) Presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir. Soekarno menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya
Organisasi tersebut bersama dengan 4 kepala negara sahabat lainnya, yaitu Presiden Yugoslavia Josip
Broz Tito, Perdana menterii India Pandit Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser, dan
Perdana Menteri Ghana Kwame Nkrumah.

2) GNB lahir sebagai suatu solusi atas beberapa kekisruhan yang terjadi di dunia internasional di sera
tahun 1950-an, dimana pada waktu itu telah terjadi perang dingin antara Amerika Serikat dan uni Sovyet
yang membawa dampak besar bagi beberapa negara, seperti Jerman, Vietnam, serta semenanjung
Korea.

3) Salah satu alasan terjadinya perang dingin diantara 2 negara adikuasa tersebut adalah untuk
memperebutkan negara-negara yang berada di kawasan Asia Timur serta Asia Tenggara seperti
Indonesia, Malaysia, thailand, serta negara-negara yang banyak menghasilkan energi dunia seperti
Qatar, Uni Emirat Arab, serta Kuwait.

Awal kelahiran Gerakan Non Blok adalah ketika terjadi Konferensi Asia afrika (KAA) di Bandung pada
tahun 1955 dimana kurang lebih 29 kepala negara di kawasan Asia dan Afrika berkumpul guna
melakukan identifikasi serta pendalaman berbagai masalah yang menimpa dunia kala itu, serta
mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi kedua blok yang sedang
bertikai tersebut.

2.5 ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)

A. Latar Belakang

Latar belakang berdirinya ASEAN karena adanya beberapa faktor. Adapun faktor faktor yang
melatarbelakangi beridirnya ASEAN adalah sebagai berikut:

1) Persamaan geografis.

2) Persamaan nasib yang pernah dijadikan negara jajahan dan kolinasasi.

3) Persamaan budaya.
4) Persamaan kepentingan di berbagai bidang.

Seperti yang kita ketahui, baik negara Indonesia, Thailand, Filipina, Singapura, dan Malaysia memang
terdapat di benua yang sama yakni Asia Tenggara. Hal ini tentunya memicu persamaan geografis yang
juga diikuti oleh persamaan budaya yang berkembang di masyarakat. Selain itu persamaan kepentingan
untuk memajukan sektor sektor negara di berbagai bidang juga menjadi latar belakang berdirinya
ASEAN.

B. Tujuan

1) Mempercepat kemajuan dan pertumbuhan di bidang ekonomi, sosial dan budaya di kawasan Asia
Tenggara.

2) Meningkatkan kerjasama antar negara se-Asia tenggara dengan cara saling membantu demi
mencapai kepentingan bersama di bidang ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan administrasi.

3) Meningkatkan stabilitas nasional agar tercipta perdamaian.

4) Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pelatihan, pendidikan serta penelitian di Asia


Tenggara.

5) Memelihara kerjasama ditengah tengah organisasi regional maupun organisasi internasional yang
ada.

C. Peranan

1. Sebagai salah satu pendiri ASEAN

Indonesia adalah salah satu dari lima negara pemrakarsa berdirinya ASEAN. Seperti yang sudah
dijelaskan di atas bahwa dasar berdirinya ASEAN adalah deklarasi Bangkok, dimana deklarasi tersebut
ditanda tangani oleh menteri luar negri dari kelima negara pendiri ASEAN, Yaitu :

ü Adam Malik dari Indonesia

ü Narsisco Ramos dari Filipina

ü Tun Abdul Razak dari Malaysia

ü Rajaratnam dari Singapura

ü Thanat Koman dari Thailand


2. Sebagai Salah Satu Pemimpin ASEAN

Pada Zaman Orde Baru yaitu pada masa kepemimpinan Presiden Suharto (tahun 2004), Indonesia
menjadi pemimpin ASEAN, dimana dengan gaya kepemimpinannya Indonesia mampu menjalin
hubungan kerjasama yang baik dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

3. Sebagai Tuan Rumah KTT Asean

Indonesia telah mendapatkan kepercayaan untuk mengadakan beberapa kali Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) ASEAN. Adapun KTT ASEAN yang pernah diselenggarakan di Indonesia antara lain adalah :

ü KTT ASEAN Ke-1 yang dilaksanakan pada 23 hingga 24 Februari 1976 di Bali. Dalam KTT tersebut
terdapat kesepakatan tentang pembentukan sekretariat ASEAN yang berpusat di Jakarta dengan
Sekretaris Jendral (Sekjen) pertamanya adalah putra Indonesia yang bernama H.R. Dharsono

ü KTT ASEAN ke-9 yang dilaksanakan pada 7 hingga 8 Oktober 2003 di Bali. Dalam KTT tersebut,
Indonesia mengusulkan pembentukan Komunitas Asean (Asean Community) yang mencakup bidang
ekonomi, sosial, budaya, serta keamanan.

ü KTT ASEAN ke-18 yang dilaksakan pada tanggal 4 hingga 8 Mei 2011 di Jakarta

ü KTT ASEAN ke-19 yang dilaksanakan pada tanggal 17 hingga 19 Nopember 2011 di Bali. Dalam
Konferensi tersebut didapat kesepakatan tentang Kawasan bebas senjata nuklir di Asia tenggara atau
yang dikenal dengan Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ)

4. Mampu menciptakan perdamaian di kawasan Asia Tenggara

Indonesia telah banyak membantu menjaga perdamaian khususnya di kawasan Asia Tenggara, yaitu
dengan membantu penyelesaian konflik-konflik yang dialami oleh negara anggota ASEAN lainnya.

ü Pada tahun 1987, Indonesia menjadi penengah saat terjadinya konflik antara Kamboja dan Vietnam
yang pada akhirnya pada tahun 1991 dalam Konferensi Paris, kedua negara tersebut menyepakati
adanya perjanjian damai.

ü Indonesia menjadi penengah antara Moro National Front Liberation (MNFL) dengan pemerintah
Filiphina, yang pada akhirnya kedua belah pihak tersebut sepakat untuk melakukan perjanjian damai
yang dilakukan pada pertemuan di Indonesia.

2.6 OKI (Organisasi Kerjasama Islam)


A. Latar Belakang

Beberapa hal berikut inilah yang melatar belakangi berdirinya OKI (Organisasi Konferensi Islam):

1) Terjadinya pembakaran masjidil Aqsha oleh Israel.

2) Israel menduduki negara-negara jazirah Arab yang menyebabkan perang Arab-Israel pada tahun
1967.

3) Isreal menduduki Yarussalem.

B. Tujuan

Selain itu tujuan utama dibentuknya OKI (Organisasi Konferensi Islam) adalah sebagai berikut:

1) Melenyapkan perbedaarn diskriminasi, kolonialisme dan rasial.

2) Memperteguh dan menjunjung tinggi perjuangan umat islam.

3) Membantu dan mendukung Palestina untuk memperjuangkan kemerdekaan.

4) Meningkatkan solidaritas antar negara-negara islam.

5) Melindungi tempat-tempat suci dan ibadah agama.

C. Peranan

1) Indonsia memberikan andil penyelesaian sengketa antara pakistan dan bangladesh.

2) Indonesia turut menyelesaikan masalah muslim Moro di Filipina.

3) Indonesia membantu perjuangan rakyat Palestina.

4) Mendukung perjuangan OKI melenyapkan Rasial, Diskriminasi, dan Kolonialisme di dunia.

5) Sebagai pemrakarsa dibentuknya ''Tata informasi Baru Dunia Islam''.

2.7 JIM (Jakarta imformal Meeting)

A. Latar Belakang

Invasi (serbuan) yang terjadi kepada Kamboja yang dilakukan pada tahun 1978 segera menarik perhatian
dunia. Negara-negara Barat yang dipelopori oleh Amerika Serikat mengutuk invasi Vietnam tersebut,
sedangkan negara-negara Blok Timur yang dipelopori oleh Uni Soviet mendukung sikap Vietnam itu.
B. Tujuan

Untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai atau berperang di kamboja dengan cara
mempertemukan mereka dalam suatu perundingan. Akhirnya dibentuklah jakarta informal
meeting(JIM).artinya pertemuan tidak resmi yang diadakan di Jakarta tahun 1988.

Jakarta Informal Meeting (JIM) adalah upaya ASEAN yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik antara
Thailand dan Kamboja. Konflik ini berlangsung pada tanggal 4-6 Februari 2011, yang menewaskan 8
orang dan mencederai beberapa orang.

Pertemuan ini digelar pada tanggal 22 Februari 2011 di Jakarta yang digelar Informal Foreign Minister’s
Meeting (Pertemuan Infromal Para Menteri Luar Negeri Negara Anggota ASEAN) dengan agenda tunggal
yaitu penyelesaian konflik antara Kamboja dan Thailand.

Dua masalah yang dianggap penting dalam penyelesaian masalah Kamboja yang ditemukan pada
pertemuan ini adalah sebagai berikut:

1) Penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja akan dilaksanakan dalam kaitannya dengan penyelesaian
politik menyeluruh. Vietnam mulai memberikan janji dan bersedia menarik pasukannya dari Kamboja.

2) Munculnya upaya untuk mencegah kembalinya rezim Pol Pot, yang semasa berkuasa di Kamboja
telah melakukan pembantaian keji terhadap jutaan rakyat.

C. Peranan

Keberhasilan Indonesia menyelenggarakan Jakarta Informal Meeting ternyata mendapat apresiasi dari
Dewan Keamanan PBB. Seluruh anggota Dewan keamanan PBB menyetujui upaya pembentukan
pemerintahan transisi di Kamboja dengan membentuk United Nation Transitional Authority in Cambodia
(UNTAC) tanggal 28 Februari 1992 berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 745.

Pasca pembentukan UNTAC, Indonesia mengambil peran dengan mengirimkan pasukan Kontingen
Garuda XII A – XII D untuk menjaga transisi pemerintahan di Kamboja. Bahkan jumlah pasukan
Kontingen Garuda Indonesia di UNTAC sebanyak 2.000 personil militer ataupun polisi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hubungan dan kerjasama antar bangsa muncul karena tidak meratanya pembagian kekayaan alam dan
perkembangan industri di seluruh dunia sehingga terjadi saling ketergantungan antara bangsa dan
negara yang berbeda.Karena hubungan dan kerjasama ini terjadi terus menerus, sangatlah penting
untuk memelihara dan mengaturnya sehingga bermanfaat dalam pengaturan khusus sehingga tumbuh
rasa persahabatan dan saling pengertian antar bangsa di dunia. Politik luar negeri adalah strategi yang
digunakan suatu negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Maka politik luar negeri
berhubungan erat dengan kebijakan yang akan dipilih oleh suatu negara. Hal ini terkait dengan politik
luar negeri yang diterapkan Indonesia. Kebijakan politik luar negeri Indonesia bebas aktif tentunya
merupakan strategi politik yang diterapkan Indonesia dalam politik global. Agar prinsip bebas aktif ini
dapat dioperasionalisasikan dalam politik luar negeri Indonesia maka setiap periode pemerintahan
hendaklah menetapkan landasan operasional politik luar negeri Indonesia yang senantiasa berubah
sesuai dengan kepentingan nasional.

Perumusan politik luar negeri suatu negara tak terlepas dari kepentingan nasional negara yang
bersangkutan. Dengan kata lain, ketika kepentingan nasional suatu negara terancam, maka politik luar
negeri akan dikeluarkan sebagai salah satu upaya dalam mengamankan kepentingan ansional negara
yang bersangkutan. Sengketa internasional adalah suatu perselisihan antara subjek-subjek hukum
internasional mengenai fakta, hukum atau politik dimana tuntutan atau pernyataan satu pihak ditolak,
dituntut balik atau diingkari oleh pihak lainnya.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa hasil makalah ini belum lengkap dan masih jauh dari pengharapan, Hal ini
disebabkan karena keterbatasan ilmu dan literatur yang penulis miliki pada saat ini. Penulis sangat
mengharapkan kritikan terutama dari pembaca dan teman-teman. Adanya kritikan yang membangun
yang bisa melengkapi makalah ini di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.zonareferensi.com/konferensi-asia-afrika/

https://guruppkn.com/peran-indonesia-dalam-kaa
https://pendidikanmu.com/2018/11/konferensi-asia-afrika-dan-peran-indonesia-terlengkap.html

https://knowledgeisfreee.blogspot.com/2016/02/sejarah-deklarasi-djuanda.html

https://www.zonareferensi.com/deklarasi-djuanda/

https://guruppkn.com/peran-indonesia-dalam-gerakan-non-blok

http://zettablogs.blogspot.com/2016/03/pengertian-latar-belakang-dan-tujuan-oki-organisasi-
konferensi-islam.html

https://gurusiaga.com/qa/apa-tujuan-jim-jakarta-informal-meeting/

at February 10, 2019

Share

3 comments:

MarsyaOctober 15, 2019 at 4:36 AM

test

Reply

michelleOctober 17, 2019 at 1:14 AM

Numpang promo ya Admin^^

ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat

ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com

add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^

Reply

AnonymousApril 19, 2020 at 11:56 AM


Makasih ka aku insyaAlloh bermanfaat maaf ya ka aku copy sedikit🙏🙏🙏

Reply

Saya Selaku Penulis Artikel / makalah ini belum lengkap dan masih jauh dari pengharapan, Hal ini
disebabkan karena keterbatasan ilmu dan literatur yang penulis miliki pada saat ini. Penulis sangat
mengharapkan kritikan terutama dari pembaca dan teman-teman. Adanya kritikan yang membangun
yang bisa melengkapi makalah ini di masa mendatang.

Home

View web version

Mengenai Saya

My photo

Bang_FLasHJr

Solok, Sumatera Barat, Indonesia

Perkenalkan nama saya Nopal, Salam kenal semua, Semoga Artikel / Makalah / Karya Tulis Ilmiah yang
aku Publikasikan berguna bagi kalian semua dan Terutama bagi saya sendiri selaku penulis.

View my complete profile

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai