Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hubungan internasional diidentifikasikan sebagai studi tentang

interaksi antara beberapa faktor yang berpartisipasi dalam politik

internasional, yang meliputi negara- negara, organisasi internasional,

organisasi nonpemerintah, kesatuan substansional (kelompok-kelompok atau

badan-badan dalam suatu negara), seperti birokrasi dan pemerintah domestik,

serta individu-individu.

Dalam hubunngan internasional terdapat berbagai pola hubungan

antar bangsa seperti : Pola Penjajahan, Pola Hubungan Ketergantungan, Pola

Hubungan Sama Derajat Antarbangsa. Ketentuan atas karena perjanjian

internasional akan mengakibatkan hokum yang juga sekaligus akanmenjalani

kepastian hukum pada perjanjian internasianal hal-hal yang menyangkut hak

dan kewajiban antar subjek-subjek hokum internasional.

Dari sebagian masyarakat dunia, bangsa Indonesia selalu melakukan

hubungan dengan bangsa lainnya. Dalam menjalin hubungan dengan bangsa

lain, kita menetapkan politik luar negeri yang "bebas" dan "aktif". Politik luar

negeri bebas aktif ini mulai dicanangkan sejak awal merdeka. Sebagai salah

satu perwujudan politik luar negeri yang bebas aktif, bangsa Indonesia pernah

menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 dan

1
juga membentuk Gerakan Non Blok bersama beberapa negara Asia Afrika

lainnya.

Pada umumnya, negara yang telah merdeka dan bedaulat penuh akan

mengadakan hubungan dengan negara lain. Setiap negara memiliki perbedaan

masyarakat, struktur pemerintah, kepentingan nasional dan perbedaan-

perbedaan lainnya. Namun, perbedaan tersebut biasanya menimbulkan suatu

kebutuhan yang menyebabkan adanya hubungan internasional. Bahkan tidak

bisa dipungkiri bahwa suatu negara yang tidak dapat menjalin hubungan

internasional dengan negara lain akan sulit untuk mempertahankan

kedaulatannya.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hubungan internasional

diperlukan karena suatu negara memiliki ketergantungan dengan negara lain

dalam hal memenuhi semua kebutuhan dan menjaga kedaulatan negaranya.

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa itu KAA (Konferensi Asia – Afrika) ?

b) Apa itu Misi Garuda ?

c) Apa itu Deklarasi Djuanda ?

d) Apa itu GNB (Gerakan Non Blok) ?

e) Apa itu ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) ?

f) Apa itu OKI (Organisasi Kerjasama Islam) ?

g) Apa itu JIM (Jakarta imformal Meeting) ?

2
1.3 Tujuan Penulisan

a) Kita Dapat Mengetahui KAA (Konferensi Asia – Afrika).

b) Kita Dapat Mengetahui Misi Garuda.

c) Kita Dapat Mengetahui Deklarasi Djuanda.

d) Kita Dapat Mengetahui GNB (Gerakan Non Blok).

e) Kita Dapat Mengetahui ASEAN (Association of Southeast Asian

Nations).

f) Kita Dapat Mengetahui OKI (Organisasi Kerjasama Islam).

g) Kita Dapat Mengetahui JIM (Jakarta imformal Meeting).

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KAA (Konferensi Asia – Afrika)

A. Latar Belakang

Ada beberapa latar belakang terselenggaranya KAA dan

berkumpulnya negara-negara Asia Afrika. latar belakang tersebut, yaitu :

1. Rasa Senasib dan Sepenanggungan

Perasaan senasib dan sepenanggungan di sini berkaitan dengan

persamaan bahwa hampir seluruh negara Asia Afrika adalah bekas

negara jajahan. Baik itu sebagai negara jajahan Bangsa-Bangsa Eropa

dan penjajahan Jepang saat Perang Dunia kedua. Perasaan yang sama,

senasib dan sepenggungan, membuat negara-negara Asia Afrika ingin

bersatu mengatasi masalah bersama.

2. Persamaan Masalah Negara Berkembang

Karena kebanyakan negara Asia Afrika adalah negara baru

merdeka, maka semua termasuk negara berkembang. Negara yang

belum maju di segala bidang. Negara yang masih harus bebebah diri

untuk mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Persamaan ini juga

melatarbelakangi pertemuan KAA. Membuat semua negara ingin

bekerja sama di segala bidang.

4
3. Kedekatan Keturunan, Agama, dan Latar Belakang Sejarah

Latar belakang selanjutnya adalah kedekatan hubungan

keturunan. Ini dilihat dari ciri-ciri orang Asia yang hampir mirip

sesamanya. Begitu pula degan orang Afrika. Aga yang dianut orang

Asia afrika kebanyakan juga hampir sama, yaitu Islam, Kristen,

Hindu, dan Budha. Sementara latar belakang sejarah, hampir bisa

dipastikan mirip sesuai latar belakang pertama.

4. Letak Geografis

Sesuai dengan sebuatan negara Asia Afrika, otomatis negara-

negara peserta KAA mempunyai letak geografis yang berdekatan dan

hampir mirip. Kondisi alam yang hampir mirip satu sama lain akan

mudah diatasi jika bekerja sama.

B. Tujuan

Beberapa tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika antara lain adalah

sebagai berikut.

1) Meninjau masalah-masalah hubungan sosial ekonomi dan kebudayaan

dari negara-negara Asia dan Afrika

2) Menjalin kerukunan antar umat beragama di wilayah Asia dan Afrika

3) Memberikan sumbangan untuk memajukan perdamaian dan kerja sama

dunia

4) Mencanangkan gerakan politik untuk melawan kapitalisme asing

5
5) Melawan kolonialisme dan neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet

dan negara imprialis lainnya

C. Peranan

1) Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat

penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II yang berlangsung pada

tanggal 28 sampai 29 Desember 1954 di Bogor. Konferensi ini sebaagai

pendahuluan dari Konferensi Asia-Afrika.

2) Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat

penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung pada tanggal

18 sampai 24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung.

Dalam Konferensi tersebut beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan

penting, antara lain:

Ketua Konferensi: Mr. Ali Sastroamidjoyo, Sekretaris Jenderal

Konferensi : Ruslan Abdulgani, Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Muh.

Yamin, dan ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir. Roseno.

2.2 Misi Garuda

A. Latar Belakang

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan lembaga tertinggi

yang mewadahi negara-negara di dunia. PBB juga menjadi lembaga yang

aktif dalam mengupayakan perdamaian dunia dan aktif menyelesaikan

konflik antar negara. Indonesia pernah mendapat bantuan dari PBB pada

6
masa revolusi. Pada saat itu, PBB membantu menyelesaikan konflik

antara Indonesia-Belanda. PBB juga membantu Indonesia dalam masalah

Irian Barat.

Dengan dasar politik tersebut, Indonesia menunjukkan tekad untuk

mengupayakan perdamaian dunia. Melalui pelaksanaan Konferensi Asia-

Afrika hingga pembentukan Gerakan Non-Blok, upaya tersebut semakin

terlihat. Tindakan pemerintah Indonesia mendapat sambutan positif

Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sejak tahun 1950-an, pemerintah Indonesia

mulai diberi kepercayaan untuk turut serta dalam pasukan perdamaian

Dewan Keamanan PBB. Pasukan tersebut terdiri atas pasukan dari

berbagai negara. Indonesia mengirim suatu pasukan yang kemudian

dinamakan Kontingen Garuda atau Konga.

B. Tujuan

Dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dunia, maka Indonesia

memainkan sejumlah peran dalam percaturan internasional. Peran yang

cukup menonjol yang dimainkan oleh Indonesia adalah dalam rangka

membantu mewujudkan pemeliharaan perdamaian dan keamanan

internasional. Dalam hal ini Indonesia sudah cukup banyak pengirimkan

Kontingen Garuda (KONGA) ke luar negeri. Sampai tahun 2015

Indonesia telah mengirimkan kontingen Garudanya sampai dengan

kontingen Garuda yang ke dua puluh enam (XXVI).

7
Bagi bangsa Indonesia pengiriman Misi Garuda untuk memenuhi

permintaan PBB memiliki alasan yang kuat. Yang pertama sesuai dengan

Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi ikut melaksanaka

ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial dan

kedua sesuai dengan politik Luar Ngeri Indonesia bebas aktif,

diantaranya :

1) Ikut serta sebagai anggota Dewan Keamanan PBB

2) Mewujudkan Landasan ideologi Indonesia (Pancasila)

3) Menyesuaikan Landasan Konstitusional Indonesia (Pembukaan

UUD 1945)

4) Perwujudan dari politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.

C. Peranan

Dalam hal ini Indonesia sudah cukup banyak pengirimkan

Kontingen Garuda (KONGA) ke luar negeri. Sampai tahun 2014

Indonesia telah mengirimkan kontingen Garudanya sampai dengan

kontingen Garuda yang ke duapuluh tiga (XXIII). Pengiriman Misi

Garuda yang pertama kali dilakukan pada bulan Januari 1957.

Pengiriman Misi Garuda dilatarbelakangi adanya konflik di Timur

Tengah terkait masalah nasionalisasi Terusan Suez yang dilakukan oleh

Presiden Mesir Ghamal Abdul Nasser pada 26 Juli 1956. Sebagai

akibatnya, pertikaian menjadi meluas dan melibatkan negara-negara di

luar kawasan tersebut yang berkepentingan dalam masalah Suez.

8
Pada bulan Oktober 1956, Inggris, Perancis dan Israel melancarkan

serangan gabungan terhadap Mesir. Situasi ini mengancam perdamaian

dunia sehingga Dewan Keamanan PBB turun tangan dan mendesak

pihak-pihak yang bersengketa untuk berunding. Dalam Sidang Umum

PBB Menteri Luar Kanada Lester B.Perason mengusulkan agar dibentuk

suatu pasukan PBB untuk memelihara perdamaian di Timur

Tengah. Usul ini disetujui Sidang dan pada tanggal 5 November 1956

Sekjen PBB membentuk sebuah komando PBB dengan nama United

Nations Emergency Forces (UNEF). Pada tanggal 8 November Indonesia

menyatakan kesediannya untuk turut serta menyumbangkan pasukan

dalam UNEF.

Sebagai pelaksanaanya, pada 28 Desember 1956, dibentuk sebuah

pasukan yang berkuatan satu detasemen (550 orang) yang terdiri dari

kesatuan-kesatuan Teritorium IV/Diponegoro dan Teritorium

V/Brawijaya. Kontingen Indonesia untuk UNEF yang diberinama

Pasukan Garuda ini diberangkatkan ke Timur Tengah pada bulan Januari

1957.Untuk kedua kalinya Indonesia mengirimkan kontingen untuk

diperbantukan kepada United Nations Operations for the Congo (UNOC)

sebanyak satu batalyon. Pengiriman pasukan ini terkait munculnya

konflik di Kongo (Zaire sekarang). Konflik ini muncul berhubungan

dengan kemerdekaan Zaire pada bulan Juni 1960 dari Belgia yang justru

memicu pecahnya perang saudara.

9
Untuk mencegah pertumpahan darah yang lebih banyak, maka PBB

membentuk Pasukan Perdamaian untuk Kongo, UNOC. Pasukan kali ini

di sebut “Garuda II” yang terdiri atas Batalyon 330/Siliwangi, Detasemen

Polisi Militer, dan Peleton KKO Angkatan Laut. Pasukan Garuda II

berangkat dari Jakarta tanggal 10 September 1960 dan menyelesaikan

tugasnya pada bulan Mei 1961. Tugas pasukan Garuda II di Kongo

kemudian digantikan oleh pasukan Garuda III yang bertugas dari bulan

Desember 1962 sampai bulan Agustus 1964.

Peran aktif Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia terus

berlanjut, ketika meletus perang saudara antara Vietnam Utara dan

Vietnam Selatan. Indonesia kembali diberikan kepercayaan oleh PBB

untuk mengirim pasukannya sebagai pasukan pemelihara perdamaian

PBB. Untuk menjaga stabilitas politik di kawasan Indocina yang terus

bergolak akibat perang saudara tersebut, PBB membentuk International

Commission of Control and Supervission (ICCS) sebagai hasil dari

persetujuan internasional di Paris pada tahun 1973. Komisi ini terdiri atas

empat negara, yaitu Hongaria, Indonesia, Kanada dan Polandia. Tugas

ICCS adalah mengawasi pelanggaran yang dilakukan kedua belah pihak

yang bertikai.

Pasukan perdamaian Indonesia yang dikirim ke Vietnam disebut

sebagai Pasukan Garuda IV yang berkekuatan 290 pasukan, bertugas di

Vietnam dari bulan Januari 1973, untuk kemudian diganti dengan

Pasukan Garuda V, dan kemudian pasukan Garuda VII. Pada tahun 1975

10
Pasukan Garuda VII ditarik dari Vietnam karena seluruh Vietnam jatuh

ketangan Vietcong (Vietnam Utara yang komunis).Pada tahun 1973,

ketika pecah perang Arab-Israel ke 4, UNEF diaktifkan lagi dengan

kurang lebih 7000 anggota yang terdiri atas kesatuan-kesatuan Australia,

Finlandia, Swedia, Irlandia, Peru, Panama, Senegal, Ghana dan

Indonesia.Kontingen Indonesia semula berfungsi sebagai pasukan

pengamanan dalam perundingan antara Mesir dan Israel. Tugas pasukan

Garuda VI berakhir 23 September 1974 untuk digantikan dengan

Pasukan Garuda VIII yang bertugas hingga tanggal 17 Februari 1975.

Sejak tahun 1975 hingga kini dapat dicatat peran Indonesia dalam

memelihara perdamaian dunia semakin berperan aktif, ditandai dengan

didirikannya Indonesian Peace Security Centre (IPSC/Pusat Perdamaian

dan Keamanan Indonesia) pada tahun 2012, yang didalamnya terdapat

unit yang mengelola kesiapan pasukan yang akan dikirim untuk menjaga

perdamaian dunia.

2.3 Deklarasi Djuanda

A. Latar Belakang

1) Setiap pulau di Indonesia kala itu hanya memiliki luas laut sepanjang

3 Mil dihitung dari garis pantai.

2) Luas laut yang sempit ini menjadikan setiap pulau di Indonesia

terpisah oleh kawasan laut bebas.

11
3) Setiap pulau di Indonesia yang terpisah oleh kawasan laut

bebas,menjadikan kawasan ini bebas dilewati oleh pihak-pihak

asing. Integrasi Nasional menjadi terancam dikarenakan pihak-pihak

asing bebas melakukan aktivitas pelayaran di antara pulau-pulau

Indonesia.

4) Terbatasnya kebijakan Pemerintah Indonesia yang ingin

direalisasikan terkendala dengan sempitnya wilayah Indonesia.

B. Tujuan

1) Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia

yang utuh dan bulat.

2) Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan azas

negara Kepulauan.

3) Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin

keamanan dan keselamatan NKRI.

4) Untuk mengatasi masalah di atas, pemerintah Indonesia dipimpin

oleh PM Juanda pada tanggal 13 Desember 1957 telah mengeluarkan

keputusan yang dikenal dengan Deklarasi djuanda, yang isinya :

a) Demi kesatuan bangsa, integritas wilayah, serta kesatuan

ekonomi, ditarik garis-garis pangkal lurus yang menghubungkan

titi-titik terluar dari pulau-pulau terluar.

b) Negara berdaulat atas segala perairan yang terletak dalam garis-

garis pangkal lurus termasuk dasar laut dan tanah dibawahnya

12
serta ruang udara di atasnya, dengan segala kekayaan

didalamnya

c) Laut territorial seluas 12 mil diukur dari pulau yang terluar.

d) Hak lintas damai kapal asing melalui perairan Nusantara

(archipelago watwrs) dijamin tidak merugikan kepentingan

negara pantai, baik keamanan maupun ketertibannya.

C. Peranan

1) Menetapkan batas terluar ZEE Indonesia dalam suatu peta yang

disertai koordinat dan titik-titiknya : Menetapkan dalam persetujuan-

persetujuan dengan negara tetangga tentang batas-batas dan ZEE

Indonesia yang mungkin tumpang tindih dengan ZEE negara

tetangga.

2) Konsepsi yang berbeda dan masing-masing merupakan konsep

yang sui generis.

3) Mengumumkan dan mendepositkan copy dan peta-peta atau daftar

koordinat-koordinat tersebut pada Sekjen PBB (Pasal 75).

2.4 GNB (Gerakan Non Blok)

A. Latar Belakang

1) Munculnya dua blok, yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat

dan Blok Timur di bawah Uni Soviet yang saling memperebutkan

pengaruh di dunia.

13
2) Adanya kecemasan negara-negara yang baru merdeka dan negara-

negara berkembang, sehingga berupaya meredakan ketegangan

dunia.

3) Ditandatanganinya “Dokumen Brioni” tahun 1956 oleh Presiden

Joseph Broz Tito (Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India),

Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), bertujuan mempersatukan

negara-negara non blok.

4) Terjadinya krisis Kuba 1961 karena US membangun pangkalan

militer di Kuba secara besar-besaran, sehingga mengkhawatirkan

AS.

5) Pertemuan 5 orang negarawan pada sidang umum PBB di markas

besar PBB, yaitu:

a) Presiden Soekarno (Indonesia)

b) PM Jawaharlal Nehru (India)

c) Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir)

d) Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia)

e) Presiden Kwame Nkrumah (Ghana)

B. Tujuan

1) Mendukung perjuangan dekolonisasi dan memegang teguh

perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme,

rasialisme, apartheid, zionisme.

14
2 Merupakan wadah perjuangan sosial politik negara-negara yang

sedang berkembang.

3) Mengurangi ketegangan antara Blok Barat yang di pimpin oleh

Amerika Serikat dan Blok Timur yang di pimpin oleh Uni Soviet.

4) Tidak membenarkan usaha penyelesaian sengketa dengan kekerasan

senjata.

C. Peranan

1) Presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir. Soekarno menjadi

salah satu pemrakarsa berdirinya Organisasi tersebut bersama

dengan 4 kepala negara sahabat lainnya, yaitu Presiden Yugoslavia

Josip Broz Tito, Perdana menterii India Pandit Jawaharlal Nehru,

Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser, dan Perdana Menteri Ghana

Kwame Nkrumah.

2) GNB lahir sebagai suatu solusi atas beberapa kekisruhan yang terjadi

di dunia internasional di sera tahun 1950-an, dimana pada waktu itu

telah terjadi perang dingin antara Amerika Serikat dan uni Sovyet

yang membawa dampak besar bagi beberapa negara, seperti Jerman,

Vietnam, serta semenanjung Korea.

3) Salah satu alasan terjadinya perang dingin diantara 2 negara adikuasa

tersebut adalah untuk memperebutkan negara-negara yang berada di

kawasan Asia Timur serta Asia Tenggara seperti Indonesia,

15
Malaysia, thailand, serta negara-negara yang banyak menghasilkan

energi dunia seperti Qatar, Uni Emirat Arab, serta Kuwait.

Awal kelahiran Gerakan Non Blok adalah ketika terjadi

Konferensi Asia afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955 dimana

kurang lebih 29 kepala negara di kawasan Asia dan Afrika

berkumpul guna melakukan identifikasi serta pendalaman berbagai

masalah yang menimpa dunia kala itu, serta mendeklarasikan

keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi kedua blok

yang sedang bertikai tersebut.

2.5 ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)

A. Latar Belakang

Latar belakang berdirinya ASEAN karena adanya beberapa faktor.

Adapun faktor faktor yang melatarbelakangi beridirnya ASEAN adalah

sebagai berikut:

1) Persamaan geografis.

2) Persamaan nasib yang pernah dijadikan negara jajahan dan

kolinasasi.

3) Persamaan budaya.

4) Persamaan kepentingan di berbagai bidang.

Seperti yang kita ketahui, baik negara Indonesia, Thailand, Filipina,

Singapura, dan Malaysia memang terdapat di benua yang sama yakni

Asia Tenggara. Hal ini tentunya memicu persamaan geografis yang juga

16
diikuti oleh persamaan budaya yang berkembang di masyarakat. Selain

itu persamaan kepentingan untuk memajukan sektor sektor negara di

berbagai bidang juga menjadi latar belakang berdirinya ASEAN.

B. Tujuan

1) Mempercepat kemajuan dan pertumbuhan di bidang ekonomi, sosial

dan budaya di kawasan Asia Tenggara.

2) Meningkatkan kerjasama antar negara se-Asia tenggara dengan cara

saling membantu demi mencapai kepentingan bersama di bidang

ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan administrasi.

3) Meningkatkan stabilitas nasional agar tercipta perdamaian.

4) Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pelatihan, pendidikan

serta penelitian di Asia Tenggara.

5) Memelihara kerjasama ditengah tengah organisasi regional maupun

organisasi internasional yang ada.

C. Peranan

1. Sebagai salah satu pendiri ASEAN

Indonesia adalah salah satu dari lima negara pemrakarsa

berdirinya ASEAN. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa

dasar berdirinya ASEAN adalah deklarasi Bangkok, dimana

deklarasi tersebut ditanda tangani oleh menteri luar negri dari kelima

negara pendiri ASEAN, Yaitu :

17
 Adam Malik dari Indonesia

 Narsisco Ramos dari Filipina

 Tun Abdul Razak dari Malaysia

 Rajaratnam dari Singapura

 Thanat Koman dari Thailand

2. Sebagai Salah Satu Pemimpin ASEAN

Pada Zaman Orde Baru yaitu pada masa kepemimpinan

Presiden Suharto (tahun 2004), Indonesia menjadi pemimpin

ASEAN, dimana dengan gaya kepemimpinannya Indonesia mampu

menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan negara-negara di

kawasan Asia Tenggara.

3. Sebagai Tuan Rumah KTT Asean

Indonesia telah mendapatkan kepercayaan untuk mengadakan

beberapa kali Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN. Adapun

KTT ASEAN yang pernah diselenggarakan di Indonesia antara lain

adalah :

 KTT ASEAN Ke-1 yang dilaksanakan pada 23 hingga 24

Februari 1976 di Bali. Dalam KTT tersebut terdapat kesepakatan

tentang pembentukan sekretariat ASEAN yang berpusat di

Jakarta dengan Sekretaris Jendral (Sekjen) pertamanya adalah

putra Indonesia yang bernama H.R. Dharsono

 KTT ASEAN ke-9 yang dilaksanakan pada 7 hingga 8 Oktober

2003 di Bali. Dalam KTT tersebut, Indonesia mengusulkan

18
pembentukan Komunitas Asean (Asean Community) yang

mencakup bidang ekonomi, sosial, budaya, serta keamanan.

 KTT ASEAN ke-18 yang dilaksakan pada tanggal 4 hingga 8

Mei 2011 di Jakarta

 KTT ASEAN ke-19 yang dilaksanakan pada tanggal 17 hingga

19 Nopember 2011 di Bali. Dalam Konferensi tersebut didapat

kesepakatan tentang Kawasan bebas senjata nuklir di Asia

tenggara atau yang dikenal dengan Southeast Asia Nuclear

Weapon Free Zone (SEANWFZ)

4. Mampu menciptakan perdamaian di kawasan Asia Tenggara

Indonesia telah banyak membantu menjaga perdamaian

khususnya di kawasan Asia Tenggara, yaitu dengan membantu

penyelesaian konflik-konflik yang dialami oleh negara anggota

ASEAN lainnya.

 Pada tahun 1987, Indonesia menjadi penengah saat terjadinya

konflik antara Kamboja dan Vietnam yang pada akhirnya pada

tahun 1991 dalam Konferensi Paris, kedua negara tersebut

menyepakati adanya perjanjian damai.

 Indonesia menjadi penengah antara Moro National Front

Liberation (MNFL) dengan pemerintah Filiphina, yang pada

akhirnya kedua belah pihak tersebut sepakat untuk melakukan

perjanjian damai yang dilakukan pada pertemuan di Indonesia.

19
2.6 OKI (Organisasi Kerjasama Islam)

A. Latar Belakang

Beberapa hal berikut inilah yang melatar belakangi berdirinya OKI

(Organisasi Konferensi Islam):

1) Terjadinya pembakaran masjidil Aqsha oleh Israel.

2) Israel menduduki negara-negara jazirah Arab yang menyebabkan

perang Arab-Israel pada tahun 1967.

3) Isreal menduduki Yarussalem.

B. Tujuan

Selain itu tujuan utama dibentuknya OKI (Organisasi Konferensi

Islam) adalah sebagai berikut:

1) Melenyapkan perbedaarn diskriminasi, kolonialisme dan rasial.

2) Memperteguh dan menjunjung tinggi perjuangan umat islam.

3) Membantu dan mendukung Palestina untuk memperjuangkan

kemerdekaan.

4) Meningkatkan solidaritas antar negara-negara islam.

5) Melindungi tempat-tempat suci dan ibadah agama.

C. Peranan

1) Indonsia memberikan andil penyelesaian sengketa antara pakistan

dan bangladesh.

2) Indonesia turut menyelesaikan masalah muslim Moro di Filipina.

20
3) Indonesia membantu perjuangan rakyat Palestina.

4) Mendukung perjuangan OKI melenyapkan Rasial, Diskriminasi, dan

Kolonialisme di dunia.

5) Sebagai pemrakarsa dibentuknya ''Tata informasi Baru Dunia Islam''.

2.7 JIM (Jakarta Imformal Meeting)

A. Latar Belakang

Invasi (serbuan) yang terjadi kepada Kamboja yang dilakukan pada

tahun 1978 segera menarik perhatian dunia. Negara-negara Barat yang

dipelopori oleh Amerika Serikat mengutuk invasi Vietnam tersebut,

sedangkan negara-negara Blok Timur yang dipelopori oleh Uni Soviet

mendukung sikap Vietnam itu.

B. Tujuan

Untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai atau berperang di

kamboja dengan cara mempertemukan mereka dalam suatu perundingan.

Akhirnya dibentuklah jakarta informal meeting(JIM).artinya pertemuan

tidak resmi yang diadakan di Jakarta tahun 1988.

Jakarta Informal Meeting (JIM) adalah upaya ASEAN yang

bertujuan untuk menyelesaikan konflik antara Thailand dan Kamboja.

Konflik ini berlangsung pada tanggal 4-6 Februari 2011, yang

menewaskan 8 orang dan mencederai beberapa orang.

21
Pertemuan ini digelar pada tanggal 22 Februari 2011 di Jakarta

yang digelar Informal Foreign Minister’s Meeting (Pertemuan Infromal

Para Menteri Luar Negeri Negara Anggota ASEAN) dengan agenda

tunggal yaitu penyelesaian konflik antara Kamboja dan Thailand.

Dua masalah yang dianggap penting dalam penyelesaian masalah

Kamboja yang ditemukan pada pertemuan ini adalah sebagai berikut:

1) Penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja akan dilaksanakan dalam

kaitannya dengan penyelesaian politik menyeluruh. Vietnam mulai

memberikan janji dan bersedia menarik pasukannya dari Kamboja.

2) Munculnya upaya untuk mencegah kembalinya rezim Pol Pot, yang

semasa berkuasa di Kamboja telah melakukan pembantaian keji

terhadap jutaan rakyat.

C. Peranan

Keberhasilan Indonesia menyelenggarakan Jakarta Informal

Meeting ternyata mendapat apresiasi dari Dewan Keamanan PBB.

Seluruh anggota Dewan keamanan PBB menyetujui upaya pembentukan

pemerintahan transisi di Kamboja dengan membentuk United Nation

Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) tanggal 28 Februari 1992

berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 745.

Pasca pembentukan UNTAC, Indonesia mengambil peran dengan

mengirimkan pasukan Kontingen Garuda XII A – XII D untuk menjaga

transisi pemerintahan di Kamboja. Bahkan jumlah pasukan Kontingen

22
Garuda Indonesia di UNTAC sebanyak 2.000 personil militer ataupun

polisi.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hubungan dan kerjasama antar bangsa muncul karena tidak meratanya

pembagian kekayaan alam dan perkembangan industri di seluruh dunia

sehingga terjadi saling ketergantungan antara bangsa dan negara yang

berbeda.Karena hubungan dan kerjasama ini terjadi terus menerus, sangatlah

penting untuk memelihara dan mengaturnya sehingga bermanfaat dalam

pengaturan khusus sehingga tumbuh rasa persahabatan dan saling pengertian

antar bangsa di dunia.

Politik luar negeri adalah strategi yang digunakan suatu negara dalam

hubungannya dengan negara-negara lain. Maka politik luar negeri

berhubungan erat dengan kebijakan yang akan dipilih oleh suatu negara. Hal

ini terkait dengan politik luar negeri yang diterapkan Indonesia. Kebijakan

politik luar negeri Indonesia bebas aktif tentunya merupakan strategi politik

yang diterapkan Indonesia dalam politik global.

Agar prinsip bebas aktif ini dapat dioperasionalisasikan dalam politik

luar negeri Indonesia maka setiap periode pemerintahan hendaklah

menetapkan landasan operasional politik luar negeri Indonesia yang

senantiasa berubah sesuai dengan kepentingan nasional.

24
Perumusan politik luar negeri suatu negara tak terlepas dari kepentingan

nasional negara yang bersangkutan. Dengan kata lain, ketika kepentingan

nasional suatu negara terancam, maka politik luar negeri akan dikeluarkan

sebagai salah satu upaya dalam mengamankan kepentingan ansional negara

yang bersangkutan. Sengketa internasional adalah suatu perselisihan antara

subjek-subjek hukum internasional mengenai fakta, hukum atau politik

dimana tuntutan atau pernyataan satu pihak ditolak, dituntut balik atau

diingkari oleh pihak lainnya.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa hasil makalah ini belum lengkap dan masih

jauh dari pengharapan, Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan

literatur yang penulis miliki pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan

kritikan terutama dari pembaca dan teman-teman. Adanya kritikan yang

membangun yang bisa melengkapi makalah ini di masa mendatang.

25
DAFTAR PUSTAKA

https://www.zonareferensi.com/konferensi-asia-afrika/

https://guruppkn.com/peran-indonesia-dalam-kaa

https://pendidikanmu.com/2018/11/konferensi-asia-afrika-dan-peran-indonesia-

terlengkap.html

https://knowledgeisfreee.blogspot.com/2016/02/sejarah-deklarasi-djuanda.html

https://www.zonareferensi.com/deklarasi-djuanda/

https://guruppkn.com/peran-indonesia-dalam-gerakan-non-blok

http://zettablogs.blogspot.com/2016/03/pengertian-latar-belakang-dan-tujuan-oki-

organisasi-konferensi-islam.html

https://gurusiaga.com/qa/apa-tujuan-jim-jakarta-informal-meeting/

26
Makalah Peran Bangsa Indonesia Dalam Perdamaian Dunia

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas Sejarah

ini dengan baik dan tepat waktu.

Tugas ini kami buat untuk memberikan penjelasan Tentang Peran Bangsa

Indonesia Dalam Perdamaian Dunia. Semoga Makalah yang kami buat ini dapat

membantu menambah wawasan kita menjadi lebih luas lagi.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun Makalah

ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami

harapkan guna kesempurnaan makalah ini.

27
Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan terima kasih.

Paninggahan, 25 Januari

2019

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

28
2.1 KAA (Konferensi Asia – Afrika)

2.2 Misi Garuda

2.3 Deklarasi Djuanda

2.4 GNB (Gerakan Non Blok)

2.5 ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)

2.6 OKI (Organisasi Kerjasama Islam)

2.7 JIM (Jakarta imformal Meeting)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

29

Anda mungkin juga menyukai