Anda di halaman 1dari 5

Contoh Teks Editorial Tentang Teknologi 2018

Judul : Pengembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia

Di masa kini, pendidikan sangatlah penting dalam menjalani kehidupan. Tak dapat
dipungkiri bahwa tanpa pendidikan masyarakat Indonesia akan tertinggal jauh oleh
negara lain. Oleh karena itu, banyak sekali upaya yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia tentang kemajuan pendidikan. Salah satu contoh pengupayaan nya adalah
teknologi yang digunakan dalam suatu proses pendidikan, karenateknologi
merupakan salah satu faktor untuk berkembangnya suatu negara.

Baru-baru ini tidak jarang orang yang membicarakan mengenai Ujian Nasional
dengan berbasis computer. Itulah salah satu upaya pengembangan teknologi di
Indonesia.

Computer Based Test atau yang sering disebut dengan istilah CBT ini memang sudah
seharusnya diberlakukan pada sistemUN di Indonesia. Pada dasarnya, sistem ini
tidak hanya untuk pengembangan teknologi saja, namun sistem ini juga lebih efisien
dan lebih hemat dibanding dengan Paper Based Test yang harus mencetak soal ke
dalam kertas. Padahal, peserta Ujian Nasional sangatlah banyak,dapat mencapai
jutaan peserta. Tidak hanya itu, biaya pengiriman naskah soal pun tidak sedikit.

Pemanfaatan teknologi seperti itu sebenarnya sangatlah meringankan. Manfaat


yang diberikan nya pun tidaklah sedikit. Manfaat tersebut tidak hanya didapat oleh
pemerintahan saja. Untuk siswa, mereka akan lebih terbantu, karena mereka sudah
tidak focus menghitamkan jawaban. Selama ini, factor menjawab pada kertas LJK
sangatlah memengaruhi pada nilai mereka. Mereka hanya tinggal mengeklik
jawabannya. Jadi, waktu nya tidak terbuang sia-sia.

Kendala dari program tersebut adalah beberapa masyarakat yang belum bisa
menyetujui hal tersebut. Mereka menganggap bahwa CBT tersebut akan
membebankan siswa, terutama pada siswa yang belum lancar dalam masalah
teknologi. Padahal,dengan itu merekaakan termotivasi untuk lebih bisa dalam
teknologi seperti computer, karena pada dasarnya saat ini banyak sekali test-test
yang menggunakan sistem CBT. Mereka yang tidak setuju, masih belum bisa untuk
diajak berjalan menuju suatu perubahan yang lebih baik. Kecenderungan seperti itu
dapat memengaruhi daya pengembangan, kreasi dan kreativitas. Padahal, untuk
menjadi suatu negara yang maju, berubah itu perlu, berubah untuk yang lebih baik.

Suatu negara memerlukan suatu kondisi paling tidak sejajar dengan negara lain yang
ada di dunia. Indonesia merupakannegara berkembang dan Indonesia sendiri perlu
suatu kemajuan.
Contoh Teks Editorial Tentang Kebjiakan Hukum

Judul : Kebijakan Itu Harus Efektif Diimplementasikan

Untuk apakah sebuah peraturan dibuat? Agar bisa diimplementasikan, karena


peraturan itu dibuat untuk kepentingan bersama. Apa jadinya kalau peraturan
dibuat, tetapi tidak efektif dilaksanakan? Pasti ada sesuatu yang tidak tepat dalam
merumuskan peraturan itu.
Mulai hari Senin (29/12) masyarakat Ibu Kota menjalani tata aturan yang baru lagi.
Mulai kemarin peraturan three in one tidak lagi hanya berlaku pagi hari, tetapi juga
sore hari. Setiap mobil yang melintasi jalan-jalan utama Jakarta minimal harus
ditumpangi tiga orang. Pada pagi hari, aturan itu berlaku pukul 07.00 hingga 10.00,
sementara petang hari mulai pukul 16.00 hingga 19.00.
Ketika rencana itu mulai dilontarkan, sudah muncul keberatan dari masyarakat.
Bukan hanya peraturan itu dinilai memberatkan, tetapi sejak konsep three in one
diterapkan pada pagi hari saja, efektivitas sangatlah rendah. Yang muncul adalah
joki-joki yang berdiri menawarkan jasa di sepanjang jalan utama itu.
Namun, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso tetap pada sikapnya. Peraturan tetap akan
diberlakukan dengan sebulan masa sosialisasi.
Tentunya terlalu dini untuk mengevaluasi efektivitas peraturan itu. Namun, dari
evaluasi awal, para pengemudi tidak mempedulikan aturan baru itu. Petugas DLLAJR
pun tidak mengambil tindakan apapun terhadap para joki.
Mengapa peraturan itu tidak efektif? Pertama, karena soal disiplin. Masyarakat kita,
termasuk juga masyarakat Jakarta, sangat rendah tingkat disiplinnya. Mereka selalu
mencari cara untuk mengakali peraturan, apalagi masyarakat tidak mendukung
peraturan pembatasan itu.
Ancaman hukuman bukanlah sesuatu yang ditakuti karena masyarakat paham
bahwa hal yang satu itu merupakan kelemahan lain dari bangsa kita. Masyarakat
pun tahu bagaimana caranya terhindar dari ancaman hukuman, yang dikenal sangat
tidak tegas itu.
Alasan kedua adalah tidak adanya alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan
jasa transportasi yang bisa menjamin mobilitas mereka. Kita tahu, Pemerintah
Provinsi DKI sedang mempersiapkan sistem bus dengan jalur khusus atau busway.
Namun, selain sistem transportasi alternatif itu belum berjalan, konsepnya tidak
utuh untuk bisa menjamin kebutuhan tranportasi masyarakat.
Sekarang ini justru berkembang pertanyaan baru, apakah kebijakan Primprov DKI itu
tidak justru akan berlawanan dengan kebijakan Gubernur Sutiyoso yang sangat kuat
keinginannya untuk membuat Jakarta tertib. Ia mencoba membatasi orang untuk
bisa masuk Jakarta dan menggusur masyarakat maupun pedagang kaki lima yang
menempati lahan yang bukan hak mereka.
Namun, bagaimana orang tidak tertarik untuk masuk Jakarta kalau semua
kesempatan itu mudah didapat di Ibu Kota. Meski pertarungan hidupnya keras, lebih
mudah mendapatkan uang di Jakarta dibandingkan dengan di daerah. Di Jakarta
menjadi penjaga toilet di hotel ataupun di mall saja bisa dapat beberapa puluh ribu
rupiah sehari. Jadi, tukang parkir liar, asal bisa teriak-teriak, dengan mudah dapat
seribu atau dua ribu rupiah. Bahkan menjaga tempat perputaran jalan pun, di
Jakarta bisa dapat uang.
Peluang itu ditambah lagi dengan menjadi joki. Bagi kalangan pengusaha yang harus
keluar-masuk jalan utama Jakarta, apa susahnya untuk menambah satu pegawai
yang bisa menemani dia bekerja. Dengan satu sopir dan satu ajudan, maka ia bisa
bebas keluar-masuk jalan utama.
Inilah yang sebenarnya kita ingin ingatkan. Peraturan itu seharusnya dibuat dengan
mempertimbangkan segala segi secara matang. Peraturan itu juga harus mendapat
dukungan dari masyarakat agar bisa berjalan efektif.
Untuk apa peraturan dibuat kalau kemudian hanya untuk dilanggar. Begitu banyak
peraturan yang kita buat, pada akhirnya tidak bisa diterapkan karena tidak dirasakan
sebagai kebutuhan bersama oleh seluruh rakyat.
Ketika peraturan itu tidak bisa efektif dilaksanakan, yang akhirnya menjadi korban
adalah si pembuat peraturan itu sendiri. Setidaknya wibawanya menjadi turun
karena peraturan yang dibuat ternyata tidak bergigi.
Peraturan bukanlah sesuatu yang mudah untuk dibuat. Selain soal three in one, yang
juga menjadi pembicaraan ramai masyarakat adalah soal bunga bank.
Kita ketahui bahwa Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia sekitar dua pekan lalu
kembali membahas soal apakah bunga bank itu tergolong riba atau tidak. Putusan
Komisi Fatwa MUI sendiri kemudian menggolongkan bunga bank itu sebagai riba.
Tetapi segera ditambahkan bahwa haramnya bunga bank itu hanya berlaku di
kotakota yang sudah memiliki Bank Syariah.
Keputusan Komisi Fatwa MUI itu seharusnya dibawa dulu ke Sidang Lengkap MUI,
yang melibatkan seluruh ulama, sebelum menjadi fatwa yang menjadi pegangan
seluruh umat. Namun, keputusan itu sudah dikeluarkan terlebih dahulu ke
masyarakat, apalagi media pun terjebak seakan-akan itu sudah menjadi fatwa MUI.
Namun, di sini kita menangkap adanya kearifan pada jajaran pimpinan MUI.
Keputusan Komisi Fatwa itu tidak dianulir, tetapi pembahasannya dalam sidang
lengkap MUI ditunda sampai diperoleh waktu yang memadai untuk bisa membahas
masukan Komisi Fatwa itu secara menyeluruh.
Pimpinan MUI sangat menyadari bahwa persoalan ini bukanlah masalah mudah
sebab bukan hanya berkaitan dengan urusan ekonomi, tetapi juga kehidupan
masyarakat banyak. Dengan tradisi yang sudah panjang, tidak sedikit umat muslim
yang bekerja di bidang itu. Kalaupun sekarang harus diubah menjadi Bank Syariah,
apakah sistemnya bisa cepat berubah dan menunjang perkembangan Bank Syariah
itu sendiri.
Begitu banyak aspek yang harus dilihat sehingga pada tempatnya bila MUI menunda
keputusan itu. Sebab, pada akhirnya, sebuah peraturan itu bukan hanya harus bagus
di atas kertas, tetapi sungguh bermanfaat bagi kehi-dupan masyarakat yang
menjalankannya.
Contoh Teks Editorial Tentang Kurikulum 2013

Judul : Make-Up, Skincare, dan Pelajar SMA

Redaksi: Sewonoayu, 01 November 2018

Pada zaman milenial ini, orang-orang berlomba-lomba untuk mempercantik diri.


Tidak terkecuali dengan para pelajar di SMAN 1 Wonoayu. Di antara mereka ada
yang mengenakan make-up tipis sehingga tidak terlalu terlihat. Ada juga yang
mengenakan make-up tebal. Make-up tersebut bisa berupa lipstik, pelembab,
bedak, maskara, dan sebagainya. Selain itu, ada juga yang membawa skincare ke
sekolah. Entah itu hanya sekedar handbody, atau skincare yang lain. Padahal,
pelajar SMA belum pantas untuk mempercantik diri. Tata tertib di sekolah pun
sudah melarang para pelajar untuk menggunakannya.

Pasalnya, ada beberapa make-up yang tidak cocok untuk anak SMA. Make-up yang
tidak cocok tersebut malah akan menimbulkan kerusakan di anggota tubuh.
Misalnya saja dalam penggunaan lipstik. Siswi yang sudah terbiasa memakai lipstik,
bibirnya pasti akan terlihat sangat berbeda saat tidak menggunakannya. Bibir
mereka menjadi pucat. Yang lebih parahnya lagi, bibir mereka menjadi pecah-pecah.
Hal tersebut disebabkan karena adanya zat kimia yang berbahaya. Bakteri juga
dapat tersebar ke area wajah jika remaja sering bertukar alat makeup dengan teman
mereka.

Jika bakteri telah masuk ke dalam tubuh, maka infeksi mata, batuk-batuk atau
bahkan herpes tak dapat dihindari. Make-up sendiri sebenarnya bisa
mengembangbiakkan bakteri dari waktu ke waktu. terutama produk make-up
berbahan cair seperti pelembab, maskara, dan lip gloss yang menjadi tempat paling
subur untuk bakteri berkembang biak.

Sebuah studi yang dilakukan di Brazil pun menyebutkan bahwa sebanyak 45 persen
wanita yang menggunakan makeup mengidap penyakit kulit, terkait dengan makeup
yang mereka gunakan. Sedangkan 14 persen sisanya menderita lesi jerawat atau
jerawat yang masuk ke dalam kategori sangat parah.

Mirisnya, beberapa siswi tidak memperdulikan hal itu. Walaupun mereka


mengetahuinya, mereka tetap memakai make-up setiap hari. Bahkan, mereka
menolak untuk berpergian tanpa menggunakan make-up.

Selain itu, mempercantik diri bukanlah kewajiban utama para pelajar. Kewajiban
utama mereka adalah belajar.

Dengan demikian, pelajar SMAN 1 Wonoayu seharusnya tidak mempercantik diri


mengingat bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh peralatan make-up ataupun
skincare. Mereka seharusnya fokus dalam belajar agar bisa masuk ke universitas
yang mereka inginkan.
Contoh Teks Editorial Tentang Kebersihan Lingkungan Di Sekolah

1. Lingkungan adalah sesuatu yang berada diluar atau disekitar makhluk hidup.
Lingkungan merupakan tempat tinggal bagi semua makhluk hidup. Melestarikan
lingkungan merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya
menjadi tanggung jawab pemerintah melainkan tanggung jawab kita semua. Setiap
orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan di sekitarnya sesuai
dengan kapasitasnya masing-masing. Di sekolah, seluruh warganya mulai dari kepala
sekolah, guru, karyawan dan juga siswa harus menjaga kelestarian lingkungan
sekolah agar dapat beraktifitas dengan nyaman. Salah satu cara menjaga kelestarian
lingkungan adalah menjaga kebersihannya.

2. Menjaga kebersihan lingkungan sangatlah berguna karena dengan lingkungan


yang bersih tercipta kehidupan yang aman, sejuk dan sehat. Dengan menjaga
kebersihan lingkungan, maka kita dapat terhindar dari penyakit yang disebabkan
lingkungan yang tidak sehat. Lingkungan pun menjadi lebih sejuk dan bebas dari
polusi udara dan kita pun lebih tenang dalam menjalankan aktifitas sehari hari.
Sedangkan di sekolah, lingkungan yang bersih dapat mendorong semangat belajar
siswa, kebersihan lingkungan juga dapat menjadi keunggulan sekolah.

3. Demi tercapainya lingkungan yang bersih dan nyaman untuk belajar, maka
diperlukan langkah-langkah kongkrit untuk melestarikan lingkungan, seperti :
membuat tata tertib kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah, membuat
daftar piket kebersihkan kelas serta kebersihan lingkungan, mengembangkan
kecintaan dan kepedulian siswa terhadap lingkungan sekolah melalui berbagai
lomba peduli lingkungan, seperti lomba kebersihan antar kelas, atau aneka
kreativitas lain yang bersifat ramah lingkungan, menunjuk petugas untuk
mengadakan pengawasan dan penegakan kedisiplinan (polisi lingkungan),
mengadakan gerakan cinta kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah dan
memanfaatkan hari-hari besar nasional untuk kegiatan-kegiatan peduli lingkungan.

4. Selain itu perlu dilakukan kegiatan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan
seperti apotek hidup/TOGA di sekolah, melakukan kegiatan penghematan energi,
melakukan kegiatan 3R (reuse, reduce, recycle), melakukan kegiatan pemilahan
sampah, komposter, mengintegrasikan kegiatan lingkungan dalam pembelajaran
dan kegiatan ekstrakurikuler, dan mengadakan karya wisata atau studi banding
dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan kebersihan dan kelestarian lingkungan
sekolah.

5. Dengan kegiatan-kegiatan ini diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk


menjaga kebersihan. Secara keseluruhan, kebersihan dan keasrian sekolah adalah
tanggung jawab bersama dari setiap warga sekolah. Selain guru dan siswa,
pemeliharaan dan perwujudan lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan asri tidak
lepas dari peran orang tua, swasta, lembaga swadaya masyarakat mapupun
pemerintah. Akhirnya, diharapkan akan lahir siswa-siswa yang cerdas, bermutu,
berwawasan lingkungan serta mampu menerapkan sikap cinta dan peduli
lingkungan baik di sekolah maupun masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai