Rekannya
Seorang mahasiswi UGM, Agni (bukan nama asli), yang melakukan KKN di Pulau
Seram, Maluku, mengalami pelecehan seksual dari rekan sesama kampus yang berinisial
HS. Laporan itu menyebutkan, HS melakukan kekerasan seksual pada Agni di sebuah
pondokan saat KKN.
Kasus pelecehan yang terjadi di UGM ini dapat merusak reputasi UGM sebagai salah
satu kampus terbaik di Indonesia. Banyak dari kita yang mungkin menanyakan
bagaimana sistem pengawasan yang dilakukan oleh pihak UGM saat mahasiswanya
sedang melakukan KKN. Tentunya banyak dari kita yang beranggapan bahwa sistem
pengawasan pihak UGM dinilai rendah sehingga bisa-bisanya mereka kecolongan akan
peristiwa pelecehan seksual ini. Oleh karena itu, pihak universitas harus berani
bertanggungjawab atas kasus pelecehan seksual oleh dan terhadap warga akademiknya
sendiri ini. Pihak universitas juga harus tau prosedur apa yang harus dilakukan saat
menangani kasus seperti ini.
Kasus yang menimpa mahasiswi UGM ini harus segera ditangani, sebab hal ini dapat
memberikan dampak negatif bagi nama baik kampus dan juga korban. Menristek
mengatakan, bentuk pertanggungjawaban yang sama harus dilakukan oleh Rektor UGM,
apabila terbukti terjadi tindak pelecehan seksual oleh dan terhadap warga akademiknya.
Kasus pelecehan seksual yang terjadi pada mahasiswi Fisipol UGM ini dapat dijadikan
pembelajaran bagi universitas lain, supaya pengamanan dan pengawasan tehadap
mahasiswa yang sedang melaksanakan tugas (KKN) dilakukan dengan ketat. Tentu pihak
UGM pun tidak menginginkan tindak pelecehan ini terjadi lagi kedepannya. Hal ini juga
dapat dijadikan pembelajaran oleh setiap mahasiswi agar tetap selalu berhati-hati dalam
menjaga dirinya.