a. Pendahuluan
Dewasa ini, kekerasan seksual sedang marak-maraknya terjadi di mana
saja. Dikutip dari situs merdekadarikekerasan.kemdikbud.go.id, kekerasan seksual
sendiri adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, melecehkan, dan/atau
menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang. Beberapa bentuk
kekerasan seksual dapat berupa pemerkosaan, eksploitasi seksual, perbudakan
seksual, dan sebagainya. Adapun menurut laporan dari Komnas Perempuan pada
tahun 2015-2020, sebanyak 27 persen kasus kekerasan seksual terjadi di satuan
perguruan tinggi, termasuk di Universitas Padjadjaran (Unpad).
Adanya kasus kekerasan seksual yang bermunculan di lingkungan Unpad
tentu mengakibatkan hilangnya keamanan di sekitar area kampus Unpad. Maka
dari itu, mahasiswa Unpad sebagai civitas utama kampus harus bertindak dalam
memberantas kasus kekerasan seksual. Mahasiswa memiliki beberapa peran
dalam mengembangkan kualitas diri dan masyarakat, di antaranya Agent of Change,
Social Control, Moral Force, Guardian of Value dan Iron Stock. Dengan peran-
perannya inilah, mahasiswa dapat andil dalam mencegah terjadinya kasus
kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.
b. Pembahasan
1
PANITIA PRABU 2023
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN
Sekretariat: Student Center Kav. 23 Kampus Unpad Jatinangor
Website: kema.unpad.ac.id, E-mail: bem@unpad.ac.i d
1
di Unpad. Sebagai tindak lanjut dari kebijakan tersebut, pihak kampus
sepatutnya langsung memberikan sanksi yang tegas dan nyata. Khusus pelaku
yang berasal dari lapisan mahasiswa, pelaku wajib diberikan sanksi berupa
hukuman drop out. Hukuman ini bertujuan dalam memberikan efek jera terhadap
apa yang telah diperbuat pelaku. Mengingat peran mahasiswa sebagai Moral
Force, seorang mahasiswa sudah seharusnya memberikan contoh terhadap
masyarakat agar manusia tidak hanya harus memiliki kemampuan logika yang
tinggi, tetapi juga nilai karakter yang baik. Oleh karena itu, hukuman drop out
diberlakukan agar pelaku dapat sadar akan kewajiban menjaga moral sebagai
mahasiswa.
Selain memberikan efek jera, hukuman drop out juga menyisipkan track
record bagi pelaku bahwa ia pernah melakukan sebuah kejahatan. Track record
tersebut menyebabkan pelaku mendapatkan kesulitan dalam menjalani hidupnya,
seperti terhambatnya ia ketika hendak melakukan sebuah pekerjaan. Sang pelaku
akan senantiasa ingat agar tidak mengulangi perbuatannya untuk kedua kali.
Dengan demikian, hukuman drop out tidak hanya memberantas kasus kekerasan
seksual di kawasan kampus Unpad, tetapi juga di masyarakat.
Langkah alternatif lainnya yaitu apabila terdapat mahasiswa yang terbukti
melakukan percobaan tindak kekerasan seksual adalah pemberian hukuman
skorsing. Hukuman ini ditambah dengan mem-blacklist pelaku dari seluruh
kegiatan yang berkaitan dengan organisasi kemahasiswaan. Hal ini sejalan dengan
kedudukan mahasiswa sebagai social control. Artinya, mahasiswa berhak
melakukan peninjauan terhadap hal yang tidak sesuai dengan nilai keadilan sosial
yang seharusnya diterima oleh masyarakat.
c. Kesimpulan
Dalam menindaklanjuti kasus kekerasan seksual yang terjadi di
lingkungan Unpad, diperlukan adanya suatu penekanan secara psikologis bagi
pelaku. Penekanan ini berupa hukuman berat, yaitu di-drop out dari kampus bagi
pelaku pelecehan di Unpad. Sanksi ini perlu diberlakukan guna mencegah
probabilitas tindak kejahatan seksual muncul kembali. Selain itu, lingkungan yang
2
aman dan nyaman dapat memaksimalkan potensi mahasiswa dalam meraih
prestasi.
2
Daftar Pustaka
Jenis dan Bentuk Kekerasan Seksual. Pemerintah Kota Surakarta. (2022, October 18).
https://surakarta.go.id/?p=27054
Store, D. (2020, October 30). 5 Peran Mahasiswa sebagai Iron Stock, Agent of Change,
Social Control. Deepublish Store. https://deepublishstore.com/blog/peran-
mahasiswa/
Maulana, A. (2022, April 21). Unpad Sediakan Fasilitas “Ruang Aman” bagi
Penyintas Kekerasan Seksual. Universitas Padjadjaran.
https://www.unpad.ac.id/2022/04/unpad-sediakan-fasilitas-ruang-aman-bagi-
penyintas-kekerasan-seksual/