Anda di halaman 1dari 7

UTS PANCASILA

DOSEN PENGAMPU : PRIAZKI HAJRI, M.PD

NAMA : RINANTI AULIA RAHMAN


NIM : G1B123079
PRODI : ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AJARAN 2023/2024
SOAL
1. Carilah sebuah study kasus yang berkaitan dengan kedudukan pancasila sebagai sistem
etika, lalu berikan solusi terhadap hal tersebut dengan merujuk pada 2 artikel pada Jurnal.!
2. Kasus pemberontakan yang terjadi di beberapa wilayah mengindikasikan adanya ancaman
terhadap integrasi nasional. Salah satunya yg terjadi di Papua yang dilakukan oleh OPM.
Lalu bagaimana mahasiswa menyikapi hal ini agar integrasi nasional dapat terbangun dengan
baik.!
3. Buatlah sebuah peta konsep bagaimana korelasi antar kedudukan pancasila yang sudah
mahasiswa pelajari selama setengah semester dikelas.!

JAWABAN

No 1. Kasus dosen UNSRI lecehkan mahasiswi di laboratorium kampus.


A. Kronologi kasus.

Pada kasus ini saya mengutip dari sumber Jakarta, liputan6 dan kompas.com ” dosen
Universitas Sriwijaya melakukan pelecehan seksual pada mahasiswinya di Laboratorium
Kampus Unsri di Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan pada Sabtu (28/8/2021).”
Tindak pelecehan seksual marak terjadi lagi, terutama pelecehan seksual yang terjadi di
kampus. Salah satu nya yaitu pelecehan yang dialami oleh mahasiswi unsri yang dilakukan
oleh dosen nya sendiri di laboratium kampus. Direktur Reserse Kriminal Umum
(Ditreskrimum) Polda Sumsel Kombes Pol Hisar Siallagan di Palembang, Senin,
mengatakan, AR yang merupakan dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Unsri tersebut ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik mengantongi cukup bukti dari
keterangan yang diberikan AR.

Perbuatan cabul itu dilakukan tersangka AR dengan modus memberikan bimbingan


skripsi terhadap korban yang kejadiannya berlangsung di Laboratorium Sejarah FKIP Unsri
Kampus Indralaya, Ogan Ilir, pada Sabtu (25/9).
"Korban saat itu melakukan bimbingan skripsi dan meminta tanda tangan untuk skripsinya itu
sebagai syarat kelulusannya. Berlangsung di laboratorium sejarah, di momen tersangka
melakukan aksinya tadi," ujarnya.
“pelaku memintanya memegangi kemaluannya dan menariknya ke sofa yang ada di sudut
ruangan. Pelaku memaksa korban memegang kemaluannya hingga orgasme, pelaku juga
sempat membersihkan tangan korban yang penuh bekas sperma dengan menggunakan tisu,"
kata Kompol Masnoni.

Atas perbuatan cabulnya itu tersangka disangkakan melanggar Pasal 289 KUHP tentang
Pencabulan dan Perbuatan yang Menyerang Kehormatan Kesusilaan Jo. Pasal 294 ayat (2)
poin 1 dan 2 KUHP dengan ancaman pidana sembilan tahun.
Menanggapi hal ini, pihak Rektorat Unsri melalui Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan
alumni, Iwan Stia Budi mengatakan bahwa pihak Unsri sudah tegas dan menindaklanjuti
kasus ini sudah sesuai prosedur yang ada.
“Terkait hal itu saya kira dari pihak Universitas Sriwijaya sangat tegas, ya dalam hal ini kami
sudah melakukan proses itu sesuai dengan prosedur yang berlaku. Artinya, tindakan dari
Universitas sudah selesai,’’ tegasnya. Terkait keterangan itu telah diunggah di media sosial,
menurut dia, tentunya ini akan berkaitan dengan etika dan moral. Hal ini adalah sesuatu yang
sangat disayangkan, dan Unsri sendiri bersikap tegas.
B. Analisis kasus dan solusi
Pelecehan seksual sudah tidak asing lagi di dengar oleh kita semua, kasus tersebut marak
terjadi terutama di lembaga pendidikan tinggi yang seharusnya menjadi tempat yang aman
bagi individu untuk belajar dan menimba ilmu. Pelecehan seksual adalah bentuk kejahatan
yang merusak dan merenggut hak asasi manusia. Terutama perempuan, selain merenggut hak
asasi manusia, perempuan juga merasa kehilangan jati diri nya, tidak hanya fisik yang
ternodai tetapi mental seorang perempuan yang lemah seketika dan membuat kehidupan
korban sulit dilalui karena trauma yang mendalam tersebut. Selain merugikan seseorang, aksi
pelecehan seksual ini juga tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan sebagai dasar manusia
menjalani hidupnya, seperti yang tertera pada sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan
beradab. Sila kedua Pancasila menegaskan bahwa setiap manusia memiliki hak dan martabat
yang sama di dalam hukum. Dalam konteks pelecehan seksual, nilai ini mengajarkan kita
pentingnya menghormati dan melindungi hak asasi setiap individu, termasuk hak atas
keselamatan, kebebasan, dan keintiman. Mengimplementasi nilai ini berarti menolak segala
bentuk pelecehan seksual, serta membela kebenaran, keadilan, dan keadaban dalam hubungan
antar manusia.
• Menurut artikel Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Filsafat yang berjudul
“Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Menanggulangi Pelecehan Seksual”
Pada kasus di atas, pelaku selaku dosen dari perguruan tinggi tersebut telah melanggar dan
menyimpang dari nilai-nilai pancasila terutama dalam sistem etika, apa yang di lakukan
pelaku tersebut terhadap mahasiswi adalah perbuatan yang tidak beradab dan kemanusiaan
karena akan memberikan dampak yang besar terhadap korban. Dari kasus tersebut dapat kita
lihat bahwa lunturnya nilai-nilai pancasila sebagai landasan etika berkehidupan dapat
membawa kita ke perilaku yang buruk. Oleh karena itu kita sebagai warga negara Indonesia
wajib menerapkan nilai-nilai luhur pancasila sebagai landasan berkehidupan di masyarakat.
Penggunaan Pancasila dalam upaya menanggulangi pelecehan seksual di masyarakat
melibatkan penerapan nilai dan prinsip yang terkandung dalam Pancasila. Salah satu cara
implementasi Pancasila dalam menanggulangi pelecehan seksual adalah dengan mengenalkan
nilai-nilai yang relevan seperti keadilan, persatuan, kesetaraan, dan kemanusiaan kepada
seluruh anggota masyarakat. Pancasila sebagai pandangan hidup dapat diimplementasikan
dalam menanggulangi pelecehan seksual di masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung dari
setiap sila yang bersifat subjektif memberikan peran yang besar dan dasar yang kuat untuk
membangun masyarakat yang aman, menghormati hak asasi manusia, dan menghindari
terjadinya pelecehan seksual.
. Pendidikan seksual yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila juga dapat membantu
mencegah pelecehan seksual dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang
persetujuan, batasan pribadi, dan pentingnya menghormati hak-hak orang lain. Selain itu,
pembentukan komunitas yang peduli dan responsif terhadap pelecehan seksual juga
merupakan langkah implementasi Pancasila yang efektif. Komunitas tersebut harus
melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak seperti pemerintah, lembaga pendidikan,
keluarga, dan organisasi masyarakat. Penguatan sistem hukum dan kebijakan yang
melindungi korban pelecehan seksual juga merupakan bentuk implementasi Pancasila. Hal ini
mencakup penegakan hukum yang adil dan tegas terhadap pelaku serta perlindungan korban
agar merasa aman dan mendapatkan keadilan..
• Menurut artikel jurnal dari UNINDRA yang berjudul “Pelecehan Seksual Fisik di
Perguruan Tinggi: Tinjauan terhadap Faktor Penyebab, Dampak, dan Strategi Kebijakan
sebagai Upaya Pencegahan”
Banyak cara yang dapat dijadikan strategi kebijakan untuk mencegah terjadinya pelecehan
seksual fisik di perguruan tinggi, tinggal bagaimana perguruan tinggi memiliki komitmen
bersama di dalam menjalankan strategi untuk diimplementasikan di dalam kehidupan
lembaga pendidikan tinggi. Pada tingkat perguruan tinggi dapat merumuskan strategi
kebijakan melalui penetapan peraturan jam operasional kampus, diprogramkan untuk
penguatan perilaku organizational citizenship behavior melalui kepemimpinan
transformasional yang dapat membangkitkan motivasi sehingga tujuan organisasi tercapai,
memberikan stimulasi intelektual, dan melakukan perubahan untuk pengembangan
organisasi,agar memiliki sumber daya manusia yang memiliki kepedulian untuk
mengembangkan perguruan tinggi sebagai organisasi yang bebas dari tindak pelecehan
seksual, membangun model ekologi sistem yang dapat memberikan dukungan baik kepada
individu, relasi, komunitas, masyarakat sivitas akademik di perguruan tinggi secara
menyeluruh, sampai dengan penetapan tim satgas PPKS guna membantu mencegah dan
menangani permasalahan pelecehan seksual fisik di perguruan tinggi.

No 2. Integrasi Nasional adalah usaha dan proses untuk mempersatukan perbedaan-


perbedaan yang ada pada suatu negara. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan
bangsa yang majemuk baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Walaupun Indonesia
berbeda-beda suku, ras, agama dan budaya tetapi tetap satu tujuan. Namun hingga saat ini
konflik antar agama, antar daerah, antar etnik, antar partai, antar ekonomi, dan sejumlah
konflik kepentingan lain masih sering terjadi. Salah satunya yang terjadi di Papua yang
dilakukan oleh OPM. Hal tersebut bisa mengancam pada lemah nya integrasi nasional.
Ancaman atau konflik yang timbul dalam Integrasi Nasional perlu diminimalisir atau jika
bisa dihilangkan. Kita sebagai mahasiswa atau pemuda pemudi bangsa berperan penting
untuk membangun integrasi nasional dengan baik. Adapun beberapa upaya-upaya yang dapat
kita lakukan sebagai generasi muda untuk menjaga integrasi nasional tersebut yang pertama
adalah menghargai keberagaman, menghargai keberagaman ini merupakan salah satu langkah
awal atau langkah sederhana yang dapat kita lakukan sebagai generasi muda untuk menjaga
integrasi nasional. Seperti yang kita ketahui di Indonesia ini memiliki 6 agama, memiliki
banyak bahasa, memiliki banyak budaya dan memiliki banyak suku, tentu keberagaman
tersebut menjadi salah satu tantangan untuk generasi muda agar tetap dijaga keutuhannya
atau tetap dijaga persatuannya, dengan cara itu kita akan tetap menjaga tali silaturahmi yang
baik sehingga tidak ada kesalahpahaman yang memicu perpecahan atau runtuhnya
satuan tersebut.
Kemudian kita sebagai mahasiswa bisa menjadi guardian of value artinya mahasiswa
diajarkan untuk bisa berpikir secara ilmiah dan mencari kebenaran atau fakta. Selain itu,
mahasiswa juga berperan sebagai penjaga nilai di masyarakat untuk mengawasi dan
menyuarakan pendapat jika ada penerapan nilai yang tidak sesuai nilai di masyarakat
tersebut, di antaranya kejujuran, menjunjung tinggi keadilan, integritas, gotong royong, rasa
empati dan nilai lainnya. Namun tidak hanya sebagai penjaga, kita sebagai mahasiswa juga
bisa menyebarkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sikap yang seharusnya dimiliki oleh kita sebagai mahasiswa dalam rangka terwujudnya
integrasi nasional adalah rasa persatuan yang tinggi serta kepedulian terhadap sesama
manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satunya upaya generasi muda
untuk mempertahankan Integritas bangsa dengan mempertahankan dasar negara Pancasila
dan Undang-undang Dasar atau UUD 1945. Mewujudkan dan mendalami nilai-nilai pancasila
dalam kehidupan kewarganegaraan, meningkatkan rasa nasionalisme dan rasa cinta tanah air,
meningkatkan rasa toleransi antarsuku, agama, dan budaya. Tidak berperilaku rasis dan
memberikan kebebasan beragama kepada orang lain.
Kemudian yang terakhir kita sebagai mahasiswa bisa menjadi social control Artinya
mahasiswa diharapkan bisa menjembatani hubungan masyarakat dengan pemerintah lewat
penyampaian aspirasi, kemampuan mengkritik kebijakan pemerintah atau hal lainnya. Dalam
hal ini, mahasiswa juga berupaya untuk mengontrol kehidupan sosial masyarakat. Peran
mengontrol ini secara khusus hadir dalam lingkup permasalahan sosial masyarakat dan
kebangsaan. Ketika melihat adanya ketidakberesan dalam masyarakat kita sebagai mahasiswa
harus mampus menyampaikan pendapat, aspirasi, kritik dan saran kepada pihak yang
berwenang.
Dengan integrasi nasional yang baik dan terstruktur menjadikan negara berkembang
Indonesia ini terhindar dari segala konflik yang berasal dari luar atau pengaruh asing. Kita
sebagai mahasiswa tentu nya dapat mengaplikasikan persatuan dan kesatuan dengan
semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang memiliki arti berbeda beda tetapi tetap satu tujuan.
Beberapa cara di atas tadi adalah upaya-upaya yang dapat kita lakukan sebagai mahasiswa
atau generasi muda untuk menjaga integrasi nasional agar tidak terjadinya perpecahan antar
sesama masyarakat. Tentunya sangatlah penting tidak hanya untuk generasi muda tetapi
untuk generasi-generasi yang sudah di atasnya atau generasi-generasi yang ada di bawahnya.
No 3. PETA KONSEP
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, W. N., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2021). Peran seorang Mahasiswa dalam
Menyadarkan Masyarakat Indonesia untuk Saling Berintegrasi. Jurnal Pendidikan Tambusai,
5(3), 8327-8334.
Suwito, A. (2014). Membangun Integritas Bangsa di Kalangan Pemuda untuk Menangkal
Radikalisme. CIVIS: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan, 4(2).
Pitaloca, D., Anrose, NIK, Daniswara, NA, & Kembara, MD (2023). Implementasi nilai-nilai
Pancasila dalam menanggulangi kontekstual di lingkungan masyarakat. Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan dan Filsafat , 1 (2), 97-105.
Fitriyanti, E., & Suharyati, H. (2023). Pelecehan Seksual Fisik Di Perguruan Tinggi: Tinjauan
Terhadap Faktor Penyebab, Dampak, dan Strategi Kebijakan sebagai Upaya Pencegahan.
Sosio e-Kons, 15(2), 178-195.

Anda mungkin juga menyukai