Anda di halaman 1dari 5

PENCEGAHAN SEKSUAL DIPERGURUAAN TINGGI

( Studi Kasus UU No. 12 thn 2022 tentang tindak pidana kekerasan seksual)
Relly Tamba, 3213311021
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, Indonesia
Email: rellytamba8800@gmail.com

ABSTRAK
PENDAHULUAN
Maraknya kasus kekerasan Report on Violence and Health
seksual yang banyak terungkap (dalam Dartnall and Jewkes, 2013)
belakangan ini membuat masyarakat mendefinisikan kekerasan seksual
resah dan waspada. Hal itu dapat sebagai setiap tindakan seksual,
menimpa seseorang kapan saja dan untuk mendapat tindakan seksual,
di mana saja tak terkecuali dalam atau tindakan bergaul untuk tujuan
institusi pendidikan seperti seksual yang ditujukan pada
perguruan tinggi. Perempuan yang seseorang menggunakan paksaan,
kerap menjadi korban sudah pelecehan, atau tindakan yang lebih
selayaknya mendapatkan dari itu yang dilakukan oleh siapapun
perlindungan dari berbagai pihak. tanpa memandang hubungan dengan
Purwanti dan Hardiyanti (2018) korban, termasuk namun tidak
mengungkapkan bahwa kekerasan terbatas pada rumah dan pekerjaan.
seksual adalah seseorang yang Armstrong et al. (2018) menyatakan
melakukan perbuatan baik secara bahwa kekerasan seksual adalah
verbal maupun action tanpa suatu bentuk dominasi atas berbagai
persetujuan korban dan dimensi seperti gender, kelas, ras,
menyebabkan berbagai kerugian. dan dimensi ketidaksetaraan lainnya.
Kerugian tersebut bisa dalam bentuk Noviana (2015) menyebutkan bahwa
materiil dan immateriil. Waruwu pelaku kekerasan seksual biasanya
(2017) menjelaskan bahwa kerugian adalah orang yang berasal dari
materiil adalah kerugian nyata, dapat lingkungan korban.
terlihat, dan dapat dihitung seperti
uang, harta benda, dan lainlain Dalam kasus di perguruan
sedangkan kerugian immateriil tinggi, hal tersebut bisa jadi
adalah kerugian yang dialami dilakukan oleh teman kuliah dan
seseorang di mana nominalnya tidak semua aktor yang ada di kampus
dapat dihitung dan cenderung pada termasuk dosen sekalipun. Adanya
hal-hal yang tidak nampak, bisa dominasi kekuasaan dari berbagai
dalam bentuk problem psikis seperti pihak yang ada di kampus membuat
rasa kecewa, malu, trauma, mahasiswa kerap merasa lemah dan
kecemasan, dan rasa sakit. World tidak berdaya untuk melaporkan
tindakan kekerasan seksual. Hal ini
biasa disebut sebagai iceberg jurnal resmi. Jurnal ilmiah yang
phenomenon di mana masalah yang digunakan dalam penelitian ini
muncul ke permukaan hanyalah berasal dari dalam maupun luar
sebagian kecil dari yang negeri yang relevan dengan topik
sesungguhnya terjadi. Terdapat pembahasan.
kemungkinan masih banyak kasus
kekerasan seksual yang tidak
“terlihat” dan tidak dilaporkan PEMBAHASAN
karena berbagai macam faktor.
Upaya kekerasan seksual dari Uu
Berbagai faktor tersebut No 12. Tahun 2022
membuat korban memilih diam dan
berperilaku seperti tidak terjadi apa- Menteri Pemberdayaan Perempuan
apa, sementara pelaku dapat leluasa dan Perlindungan Anak (PPPA),
meneruskan perilakunya. Maraknya Bintang Puspayoga, menegaskan
kekerasan seksual yang terjadi di pentingnya menciptakan lingkungan
berbagai perguruan tinggi perguruan tinggi yang aman dari
belakangan ini memberi gambaran kekerasan seksual. Hal tersebut
bahwa orangorang yang penting dilakukan untuk
berpendidikan pun dapat kehilangan menciptakan generasi muda yang
akal dan melakukan tindakan berkualitas. Sudah sepantasnya
pelecehan terhadap orang lain. Kasus perguruan tinggi menjadi tempat
kekerasan seksual di perguruan yang aman, kondusif, dan nyaman
tinggi yang terungkap ke media bagi mahasiswa. Apalagi, kasus
nasional kebanyakan terjadi di kota- kekerasan seksual di kampus pun
kota besar seperti Surabaya, semakin pelik jika dikaitkan dengan
Yogyakarta, Bandung, Riau, Jakarta, adanya relasi kuasa yang tidak
dsg. Kebanyakan kasus ini menimpa seimbang antara pelaku dan korban,
mahasiswa perempuan dan hal yang seperti dosen dengan mahasiswa.
dialami juga beragam, mulai dari
memegang tangan, mencium pipi, Ada upaya yang pemerintah lakukan
hingga meraba bagian-bagian vital untuk memutus mata rantai
perempuan. Mahasiswa yang kekerasan seksual itu, salah satunya
mengalami kekerasan seksual melalui diundangkannya Undang-
tersebut mencoba mencari keadilan Undang (UU) Nomor 12 Tahun 2022
dengan melaporkan. Tentang Tindak Pidana Kekerasan
Seksual (TPKS). Dia berharap
METODE PENELITIAN implementasi UU TPKS dapat turut
dikawal untuk mewujudkan
Metode penelitian ini lingkungan kampus yang aman, yaitu
menggunakan Jurnal ilmiah. bebas dari kekerasan seksual.
Penelitian-penelitian terdahulu yang Lahirnya UU yang bersifat lex
diterbitkan dalam bentuk jurnal specialis diharapkan mampu
ilmiah akan sangat membantu menyediakan landasan hukum
peneliti dalam melakukan riset. materil dan formil sekaligus,
Jurnal ilmiah kini banyak tersedia sehingga dapat menjamin kepastian
dan dapat diakses di berbagai web
hukum dan memenuhi kebutuhan Kementerian Pendidikan,
hukum masyarakat. Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) berkomitmen
Pembaruan hukum itu dapat dilihat untuk mengeradikasi ‘tiga dosa
dari tujuan pembentukan UU TPKS. besar’ dalam dunia pendidikan, yakni
Adapun tujuan dari pembentukannya, perundungan, intoleransi, dan
yaitu mencegah segala bentuk kekerasan seksual. Berbagai upaya
kekerasan seksual; menangani, telah dilakukan, yang terkini adalah
melindungi, dan memulihkan penetapan Peraturan Menteri
Korban; melaksanakan penegakan Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
hukum dan merehabilitasi pelaku. Teknologi (Permendikbudristek)
Lalu mewujudkan lingkungan tanpa Nomor 30 Tahun 2021 tentang
kekerasan seksual dan menjamin Pencegahan dan Penanganan
ketidak berulangan kekerasan Kekerasan Seksual di lingkungan
seksual. Perguruan Tinggi
(Permendikbudristek PPKS).
Saat ini, KemenPPPA tengah
Permendikbudristek PPKS hadir
menyusun peraturan turunan dari UU
sebagai solusi atas berbagai kasus
TPKS yang akan mengatur
kekerasan seksual yang terjadi di
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu
lingkup perguruan tinggi.
yang bersifat one stop service. Di
mana korban akan diterima dan Dilansir Komisi Nasional Anti
ditangani langsung di tempat dan Kekerasan Terhadap Perempuan
tidak berpindah dari satu instansi ke (Komnas Perempuan) tahun 2020,
instansi lainnya. Untuk mewujudkan pada kanal lembaga negara tahun
tujuan tersebut KemenPPPA telah 2015-2020, sebanyak 27 persen
menjalin kerjasama intensif dengan kekerasan seksual terjadi di semua
Kementerian Dalam Negeri jenjang pendidikan tinggi. Sementara
(Kemendagri) dalam mendorong tata itu, berdasarkan 174 testimoni dari
kelola Unit Pelayanan Teknis Daerah 79 kampus di 29 kota, sebanyak 89
Perlindungan Perempuan dan Anak persen perempuan dan 4 persen laki-
(UPTD PPA) yang terintegrasi di 34 laki menjadi korban kekerasan
Provinsi dan 279 Kabupaten/Kota di seksual. Sebanyak 77 persen dosen
seluruh Indonesia. Para akademisi menyatakan kekerasan seksual
dapat meneliti, menumbuhkan pernah terjadi di kampus dan 63
pemahaman dan mensosialisasikan; persen dari korban tidak melaporkan
para praktisi mempraktikkan dan kasus yang diketahuinya kepada
terus mengevaluasi; para mahasiswa pihak kampus. Terbitnya peraturan
dan masyarakat terus mengawal serta menteri ini ini bertujuan untuk
turut serta dalam upaya-upaya meningkatkan pengetahuan dan
pencegahan, juga pemenuhan hak kesadaran warga kampus melalui
korban kekerasan seksual. edukasi tentang kekerasan seksual
sebagai upaya pencegahan,
mewujudkan dan menguatkan sistem
Solusi cegah kekerasan seksual di penanganan kekerasan seksual yang
perguruan tinggi dari kominfo berpihak pada korban, dan
membentuk lingkungan perguruan
tinggi yang aman bagi seluruh sivitas
akademika dan tenaga kependidikan KESIMPULAN
untuk belajar dan
mengaktualisasikan diri.
Menurut Menteri PPPA, anak dan
perempuan merupakan kelompok
rentan terkait isu kekerasan seksual
di berbagai ruang termasuk DAFTAR PUSTAKA
perguruan tinggi. Fakta di lapangan,
kasus kekerasan seksual yang terjadi https://peraturan.bpk.go.id/Home/
di perguruan tinggi sering tidak Details/207944/uu-no-12-tahun-
tertangani dengan semestinya dan 2022#:~:text=UU%20ini
memberikan dampak pada kondisi %20mengatur%20mengenai
mental dan fisik korban. “Oleh %20Pencegahan,seksual%20dapat
karena itu, kolaborasi masyarakat %20terlaksana%20dengan
dalam implementasi %20efektif.
Permendikbudristek PPKS ini tentu https://www.cnnindonesia.com/
sangat diharapkan untuk menjadikan nasional/20220120174511-20-
perguruan tinggi sebagai tempat 749250/dosen-unesa-surabaya-
membumikan, memerdekakan, dinonaktifkan-setahun-gara-gara-
membangun peradaban dan cium-mahasiswi
mendorong kemajuan demi meraih
Indonesia maju yang dicita-citakan,” Abdul Hamid (2021) PERSPEKTIF
pungkas Menteri Bintang. HUKUM TERHADAP UPAYA
ANTISIPASI DAN PENYELESAIAN
Menteri Agama, Yaqut Cholil KEKERASAN SEKSUAL DI
Qoumas menyatakan dukungannya PERGURUAN TINGGI. Jurnal
terhadap Permendikbudristek Nomor Hukum.
30 Tahun 2021 tentang PPKS di
lingkungan perguruan tinggi sebagai Ermania Widjajant KEBIJAKAN
bagian dari Merdeka Belajar Episode HUKUM PIDANA BAGI PELAKU
keempat belas. “Tidak ada alasan KEKERASAN SEKSUAL
untuk tidak memberikan dukungan TERHADAP PEREMPUAN. Dosen
yang menurut saya permen ini Fakultas Hukum Universitas Trisakti
revolutif, membongkar stagnasi
penyelesaian kekerasan seksual di Elizabeth Grace Simanjuntak, M
lingkungan perguruan tinggi,” Falikul Isbah (2022) The News Oasis
katanya. : Implementasi premendikbud
tentang pencegahan dan pegangan
kekerasan seksual diperguruan
tinggi. Jurnal Analisa Sosiologi
Sukamarriko Andrikasmi, Rani Sri
Wahyuni (2022) Penyuluhan Hukum
Atas Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2022 Tentang Tindak Pidana
Kekerasan Seksual di Desa Pasar
Inuman. Jurnal Pengabdian
Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai