PROPOSAL
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelecehan seksual merupakan bagian dari diskriminasi seksual. Berbagai negara telah
membuat peraturan agar tidak lagi terjadi seksisme dan diskriminasi gender dalam dunia
pendidikan. Namun sayangnya masih banyak sekali laporan mengenai terjadi pelecehan
survey Komnas Perempuan, ditemukan bahwa perempuan yang memiliki tingkat pendidikan
yang lebih rendah cenderung menjadi korban pelecehan seksual dibandingkan perempuan
yang memiliki pendidikan lebih tinggi. Banyak perempuan melaporkan terjadinya pelecehan
dalam dunia pendidikan tanpa memandang status, baik itu sebagai murid, staf ataupun bagian
dari tenaga pengajar2. Menurut Kemdikbud kekerasan seksual merupakan semua tindakan
yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh tindakan seksual atau tindakan lain yang
diarahkan pada seksualitas seseorang dengan menggunakan paksaan tanpa memandang status
Menurut data World Health Organization (WHO), negara negara dengan indeks
pendapatan rendah menjadi negara yang banyak terjadi kasus kekerasan seksual, Riset WHO
menyebutkan sebanyak 641 juta perempuan mengalami kekerasan seksual, seperti negara
dikawasan Ocenaia, Asia Selatan dan Sub Saharah Afrika hampir satu dari empat perempuan
(37%) yang tinggal di negara- negara ini menjadi korban kekerasan. Angka kasusnya turun
menjadi sekitar satu dari lima perempuan jika dibandingkan dengan mereka yang tinggal di
1
Ishak D, Seksual K. Artikel Pelecehan Seksual Di Institusi Pendidikan : Sebuah. Ilm Nas. 2020;2(2):136–44.
2
Sucahyo N. Kekerasan Seksual Tersembunyi di Ruang-Ruang Kampus [Internet]. 2022. Available
from:https://www.voaindonesia.com/a/kekera san-seksual-tersembunyi-di-ruang-ruang- kampus-/6392310.html
Eropa (16-23%) dan Asia Tengah (18%). Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan bahwa selama tahun 2020 sebanyak 2400 kasus
kekerasan seksual di perguruan tinggi dan pada tahun 2021 mengalami kenaikan dengan
angka 2500 kasus sepanjang tahun dan didominasi korban perempuan yang mengalami
Merujuk pada survei yang dilakukan Kemendikbud pada 2020, sebanyak 77% dosen
Namun, 63% di antaranya tidak melaporkan kejadian itu karena khawatir terhadap stigma
negatif. Selain itu, data Komisi Nasional Perempuan menunjukkan terdapat 27% aduan
kekerasan seksual di lingkup perguruan tinggi, berdasarkan laporan yang dirilis pada Oktober
20204, Jumlah perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual di lingkungan kampus
mencapai 90 persen, sementara sisanya adalah laki- laki. Sementara, 63% persen kasus
kekerasan seksual tidak pernah dilaporkan, dengan alasan menjaga nama baik kampus 5.
Dalam rangka memulihkan kondisi relasi kuasa yang timpang sehingga dapat mengurangi
terjadinya penyalahgunaan kekuasaan dari pihak yang posisi tawarnya kuat kepada pihak
yang posisi tawarnya lemah (terutama karena konstruksi gender), diperlukan adanya suatu
proses untuk mengubah relasi kuasa tersebut menjadi setara atau terjadi kondisi kesetaraan
gender6.
3
kemdikbud. Merdeka dari Kekerasan Seksual [Internet].2022.Availablefrom:
https://merdekadarikekerasan.kemdikbud.go.id
/kekerasan-seksual/
4
Mohan M.Perempuan di dunia banyak mengalami kekerasan fisik dan seksual: Satu dari tiga perempuan jadi
korban, ungkap studi WHO [Internet].2021. Available from: https://www.bbc.com/indonesia/dunia- 56342562
5
Sucahyo N. Kekerasan Seksual Tersembunyi di Ruang-Ruang Kampus [Internet]. 2022. Available
from:https://www.voaindonesia.com/a/kekera san-seksual-tersembunyi-di-ruang-ruang-
kampus-/6392310.html
6
Nikmatullah. Demi Nama Baik Kampus VS Perlindungan Korban: Kasus Kekerasan Seksual di Kampus.
Qawwam J Gend Mainstreaming [Internet]. 2020;14(2):37–53. Available from:
http://journal.uinmataram.ac.id/indeks.php/qa wwam
Problem atas perempuan adalah problema ideologis. Hal ini dikarenakan problema ini
telah lama jauh terbenam dalam relung pikiran kebudayaan manusia dan hal ini selalu
dianggap problema yang sepele. Proposisi ini diartikulasikan dengan adanya problem
ketimpangan dan diskriminasi atau setidaknya bias gender yang telah lama menyejarah dalam
kebudayaan serta menjadi hal-ihwal dan dianggap sebagai kondisi yang kodrati. Dalam
kelaziman budaya itulah identitas perempuan selalu ada dalam kondisi yang tak
adanya7.
Menurut Komnas Perempuan di antara banyak jenjang pendidikan, dalam kasus kejadian
kekerasan seksual perguruan tinggi berada di peringkat pertama pada tahun 2015-2021.
Kabupaten Jombang memiliki kasus kekerasan seksual tertinggi ke 4 se-Provinsi Jawa Timur
dengan capaian 132 kasus. Jika dibandingkan dengan kota-kota besar di Jawa Timur seperti
Surabaya dan Sidoarjo, angka tersebut masih relatife kecil, akan tetapi hal tersebut tidak bisa
dijadikan bahan pembanding mengingat Surabaya dan Sidoarjo merupakan daerah perkotaan
sehingga kasus kekerasan seksual lebih rentan terjadi akibat tingginya produktivitas dan
perguruan tinggi diantaranya faktor natural atau biologis, faktor sosial dan budaya, faktor
7
Rahmasari R. Analisa Makna ‘Persetujuan’ dalam Pemendikbud Ristek No. 30 Tahun 2021 terhadap
Fenomena Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan yang Dianggap sebagai Upaya Legitimasi Terhadap
Perzinaan. J Penegakan Huk dan Keadilan. 2022;3(1):78–89.
8
Komnas Perempuan. (2021). Perempuan Dalam Himpitan Pandemi: Lonjakan Kekerasan Siber, Perkawinan
Anak, dan Keterbatasan Penanganan di Tengah Covid-19, Catatan Tahunan Kekerasan Terhadap Perempuan
Tahun 2020. In Catatan Tahunan Tentnag Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan (Vol. 1,Issue 3).
https://komnasperempuan.go.id/uploadedFile
relasi kuasa yang sangat sering dijumpai di kampus yang menyebabkan korban takut untuk
melaporkan kejadian yang dialami dan memilih diam terhadap kasus yang dialami.
Berdasarkan masalah yang sudah dipaparkan peneliti terdorong untuk mengkaji “Pengaruh
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka bisa di tarik rumusan masalah sebagai
berikut;
kekerasan seksual?
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat penelitian
1. Kegunaan teoritis
Penelitian ini di harapkan menjadi sumbangan terhadap ilmu pengetahuan secara
umum, maupun secara khusus dapat menjadikan kontribusi kepada kajian seputar
2. Kegunaan praktis
a. Bagi peneliti
b. Bagi pembaca
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
a. Tinjauan Pustaka
Pelecehan atau kekerasan dalam arti Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu
perihal yang bersifat, berciri keras, perbuatan seseorang yang menyebabkan cidera
atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain,
atau ada paksaan. Sehingga pelecehan merupakan wujud perbuatan yang lebih bersifat
fisik yang mengakibatkan luka, cacat, sakit atau penderitaan orang lain. Pelecehan
seksual merupakan tindakan atau perilaku atau gerak gerik seksual yang tidak
tulisan, fisik, tidak verbal dan visual. Tindakan yang dilakukan dalam pelecehan
perasaan terhina, malu, tidak nyaman, dan tidak aman bagi orang lain. Bentuk paling
umum dari pelecehan seksual yang terlihat menampilkan verbal seperti percakapan
seksual berbasis, peringkat daya tarik, komentar merendahkan tentang gender, nama
Rentang pelecehan seksual ini sangat luas yakni meliputi main mata, siulan
nakal, komentar yang berkonotasi seksual atau gender atau humor porno, colekkan,
cubitan, tepukan atau sentuhan pada bagian tubuh tertentu, gerakan tertentu atau
isyarat yang bersifat seksual, ajakan berkencan dengan iming-iming atau ancaman,
ajakan melakukan hubungan seksual hingga perkosaan. Pelecehan seksual bisa terjadi
dimana saja dan kapan saja. Meskipun pada umumnya para korban pelecehan seksual
adalah kaum wanita, namun hal ini tidak berarti bahwa kaum pria kebal (tidak
pengertian pelecehan seksual itu sendiri merupakan perilaku atau tindakan yang
9
Immanuel, R.D, (2016). Dampak Psikososial pada Individu yang Mengalami Pelecehan Seksual di Masa Kanak-
Kanak. Universitas Mulawarman Samarinda.
10
Retyaningtyas, LW. (2017). Aku, Kamu, Lawan Kekerasan Seksual. Jakarta: Jaringan Muda & FRIDA.
sekelompok orang terhadap pihak lain yang berkaitan langsung dengan jenis kelamin
pihak yang diganggunya dan dirasakan menurunkan martabat dan harkat diri orang
yang diganggunya. Pelecehan seksual itu sendiri bertindak sebagai tindakan yang
bersifat seksual atau kecenderungan bertindak seksual yang terintimidasi non fisik
(kata-kata, bahasa, gambar) atau fisik (gerakan kasat mata dengan memegang,
perempuan.11
pelecehan seksual, namun secara umum kriteria pelecehan seksual yang dapat
diterima akal sehat antara lain memiliki 10 tipe-tipe pelecehan seksual seperti: 1)
Main mata atau pandangan yang menyapu tubuh, biasanya dari atas kebawah bak
“mata keranjang“ penuh nafsu. 2) Siulan nakal dari orang yang dikenal atau
menghina. 4) Komentar yang berkonotasi seks atau kata-kata yang melecehkan harga
diri, nama baik, reputasi atau pencemaran nama baik. 5) Mengungkapkan gurauan-
gurauan bernada porno (humor porno) atau lelucon cabul. 6) Bisikan bernada seksual.
11
Minarsih, E. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dengan Pelecehan Seksual.
Institut Kesehatan Helvetia: Medan.
d) Menyentuh tangan dengan nafsu seksual pada wanita.
g) Memegang tubuh atau bagian tubuh lain dan dirasakan tidak nyaman bagi
korban.
tindakan seksual yang tidak diinginkan, mengajak kencan berulang kali, hingga
sampai pemerkosaan.12
berpendapat selain itu secara lebih jelas, bentukbentuk yang dianggap sebagai
12
Matlin. (1987). The Psychology of Women. Florida:Holt & Rinehart Winston. Inc, hlm 57.
4) Memberikan komentar yang tidak senonoh kepada penampilan, pakaian atau
gaya seseorang.
6) Perbuatan memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang yang terhina
karenanya.13
Kekerasan seksual dalam Pasal 5 pada Permendikbud No. 30 Tahun 2021 terbagi
13
Collier,R. (1992). Pelecehan Seksual. Hubungan Dominasi Mayoritas dan Minoritas. Yogyakarta: PT.Tiara
Wacana dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika, hlm. 13.
10. Membujuk, menjanjikan, menawarkan sesuatu, atau mengancam
untuk melakukan transaksi atau kegiatan seksual yang tidak disetujui Korban
17. Melakukan perkosaan termasuk penetrasi dengan benda atau bagian tubuh
2. Pengetahuan
a. Pengertian
pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Sebagian
b. Domain Pengetahuan
tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih lama bertahan
14
Notoadmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Rineka Cipta: Jakarta.
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. terdapat enam tingkatan di
materi yang telah sdipelajarinya dan dapat diukur dengan kata kerja menyebutkan,
Memahami artinya suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang apa
yang diketahui sehingga orang yang paham terhadap suatu materi dapat menjelaskan,
pada situasi dan kondisi, seperti penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip
dan sebagainya.
berdasarkan criteria yang ditentukan sendiri maupun menggunakan criteria yang telah
ada.
15
A.Wawan & Dewi M. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap. Nuha Medika: Yogyakarta.
7). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
a). Pendidikan
akan pola hidup terutama dalam memotivasi dalam bersikap. Pada umumnya
b). Usia
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
c). Pengalaman
d). Kepribadian
a). Lingkungan
kelompok.
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
pelecean seksual
Sosialisasi
BAB 3
a. Kerangka konsep
Pelecehan seksual
sosialisasi Pengetahuan
b. Hipotesis
BAB 4
METODE PENELITIAN
a. Desain penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan Fenomenologi
dan bersifat Indepth Interview yaitu melakukan wawancara mendalam
terhadap informan agar diketahui secara jelas dan mendalam tentang
Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Islam kalimantan MAB Banjarmasin terkait Kekerasan Seksual.
Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang. Penelitian ini mengolah
data menggunakan teknik Triangulasi.
b.Populasi, sampel dan sampling
c. Variabel penelitian
d.Definisi oprasional
e. Tempat penelitian
f. Waktu penelitian
g.Instrumen penelitian
h.Prosedur pengumpulan data
i. Analisa data