Anda di halaman 1dari 14

PERSPEKTIF MAHASISWA PRODI HKI TERHADAP

PERMENDIKBUDRISTEK NO. 30 TAHUN 2021


TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
KEKERASAN SEKSUAL DI LINGKUNGAN
PERGURUAN TINGGI

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum


( SH ) Pada Program Studi Hukum Keluarga Islam
(Al-Ahwal Al- Syakhsiyyah)

Oleh:

HAMDI MARZUKI IRHAS

NIM : 1118089

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM

NEGERI ( IAIN) BUKITTINGGI

TH. 1442 H/ 2021 M

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar belakang masalah.....................................................................1

B. Rumusan masalah..............................................................................7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.......................................................8

D. Tinjauan kepustakaan........................................................................9

E. Penejalasan Judul dan Defenisi Operasional.....................................11

F. Metode penelitian..............................................................................13

G. Sistematika Pemebahasan.................................................................17

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Organisasi Kesehatan Dunia menegaskan bahwa pelecehan seksual

(sexual harassment) merupakan salah satu bentuk kekerasan seksual yang

menjadi masalah global (2011). Secara umum pelecehan seksual merujuk

pada perilaku yang ditandai dengan komentar-komentar seksual yang tidak

diinginkan dan tidak pantas atau pendekatan-pendekatan fisik berorientasi

seksual yang dilakukan di tempat/situasi kerja, profesional atau sosial

lainnya1. Pelecahan seksual dapat terjadi di wilayah publik seperti

pertokoan, jalan, atau transportasi umum oleh pelaku yang tidak dikenal

korban (stranger sexual harassment) maupun di wilayah di mana korban

biasa beraktivitas seperti tempat kerja, kantor, kampus, lingkungan rumah

atau sekolah oleh pelaku yang dikenal baik oleh korban.2

Pelecehan seksual di lingkungan perguruan tinggi sangat marak

terjadi pada saat ini. Pelaku pelecehan biasanya adalah laki-laki dengan

posisi jabatan lebih tinggi seperti dosen ataupun karyawan di lingkungan

perguruan tingggi. Hal ini terjadi karena tempat kerja atau perguruan tinggi,

terdapat hubungan yang cukup intens antara laki-laki dan perempuan yang

memungkinkan tumbuh suburnya praktek pelecehan seksual.

Kepolisian daerah Sumatera Barat menetapkan seorang dosen di

1
Gelfand, M.J., Fitzgerald, L.F. & Drasgow, F. (1995). The Structure of sexual harassment: Acomfirmatory
analysis across cultures and settings. Journal of Vocational Behavior, 47, 164-177
2
Fairchild, K. & Rudman, L.A. (2008). Everyday stranger harassment and women’sobjectification. SocJust
Rest, 21, 338-357.
3
Universitas Negeri Padang (UNP), sebagai tersangka kasus pelecehan

seksual terhadap seorang mahasiswa dan resmi ditahan pada 29 Februari

2020. Dugaan kasus pelecehan seksual juga dilakukan dosen IAIN Kediri

Jawa Timur pada Agustus 2021. Kasus pelecehan seksual pada Mahasiswa

pada baru-baru ini terjadi di bulan November 2021, korban merupakan

mahasiswa Universitas Riau yang di lecehkan oleh Dekan Fakultas Ilmu

Sosial Ilmu Politik UNRI.

Maraknya kasus pelecehan seksual di lingkungan kampus mendorong

pemerintah untuk mengeluarkan peraturan terkait pencegahan dan

penanggulangan pelecehan seksual dilingkungan kampus. 3 September

2021 Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem

Anwar Makarim, B.A., M.B.A menerbitkan PERMENDIKBUDRISTEK

No. 30, tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual

di Lingkungan Perguruan Tinggi. Peraturan ini dipandang sebagai pintu

awal kemenangan para penyintas kekerasan seksual di lingkungan kampus

sebab memberikan sudut pandang yang komprehensif dan berpihak pada

para penyintas. Mulai dari definisi kekerasan seksual yang menyoroti

ketimpangan kuasa sebagai penyebab utama dari kasus kekerasan seksual,

memiliki jaminan hak untuk korban tanpa terkecuali dalam prinsip

penanganan kekerasan seksual, turut memasukkan kekerasan seksual verbal

hingga KBGO dalam bentuk-bentuk kekerasan seksual, hingga perintah

untuk pembentukan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

Seksual yang berfungsi sebagai pusat pencegahan dan penanganan

kekerasan seksual di Perguruan Tinggi.

Namun peraturan ini menuai polemik terutama terkait dengan

4
legalisasi perzinaan. Menurut beberapa pendapat ormas peraturan ini

samasekali tidak menjangkau atau menyentuh pelanggaran asusila yang

sangat marak terjadi di lingkungna perguruan tinggi termasuk praktek

perzinaan dan hubungan seksual sejama jenis. Pasal 5 ayat 2 pada peraturan

perundang-undangan ini sejumlah defisi kekerasan seksual menguat frasa

yang sama yaitu terkait persetujuan korban, sehingga dengan kata lain jika

ada persetujuan antara korban dengan pelaku maka perbuatan seksual tidak

dapat dikategorikan kekerasan seksual.

Hasil Ijtima' Ulama Komisi Fatwa MUI se-Indonesia, 11 Nopember

21. Berkenaan dengan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset

dan Teknologi (Mendikbudristek) No. 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan

dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi,

Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa MUI se-Indonesia VII, menyampaikan hal-hal

sebagai berikut: 1) MUI mengapresiasi niat baik dari Mendikbudristek

untuk melakukan upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di

lingkungan Perguruan Tinggi. 2) Ketentuan-ketentuan yang didasarkan

pada frasa “tanpa persetujuan korban” dalam PERMENDIKBUDRISTEK

No. 30 Tahun 2021, bertentangan dengan nilai syariat, Pancasila, UUD NRI

1945, Peraturan Perundangan-Undangan lainnya, dan nilai-nilai budaya

bangsa Indonesia. 3) Ketentuan-ketentuan yang dikecualikan dari frasa

“tanpa persetujuan korban” dalam Peraturan Menteri Pendidikan,

Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) No. 30 Tahun 2021

terkait dengan korban anak, disabilitas, situasi yang mengancam korban, di

bawah pengaruh obat-obatan, harus diterapkan pemberatan hukuman. 4)

Meminta kepada Pemerintah agar mencabut atau setidak-tidaknya

5
mengevaluasi/merevisi  PERMENDIKBUDRISTEK No. 30 Tahun 2021

tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan

Perguruan Tinggi, dengan mematuhi prosedur pembentukan peraturan

sebagaimana ketentuan UU No. 12 Tahun 2011 yang telah diubah dengan

UU No. 15 Tahun 2019, dan materi muatannya wajib sejalan dengan

syariat, Pancasila, UUD NRI 1945, Peraturan Perundangan-Undangan

lainnya, dan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.

Seperti kita ketahui Bersama mengenai kasus kekerasan seksual

dikampus kini menjadi sorotan  bukan hal yang baru, Menurut data dari

kompas  kampus atau perguruan tinggi menjadi salah satu  tempat yang

sangat rentan terjadinya pelecehan seksual.  Untuk menangani kasus

pelecehan seksual di lingkungan perguruan tinggi selalu mengalami pro dan

kontra.  

Peraturan Menteri Pendidikan ,kebudayaan ,Riset dan teknologi

Republik Indonesia No.30 tahun 2021 Tentang pencegahan dan penangan

kekerasan seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi, masih menjadi

perdebatan, kasus kasus kekerasan seksual terus terjadi tak ada hentinya

terutama di lingkungan perguruan tinggi yang terus menjadi sorotan.

Permen ini pada umumnya bagus karena memberikan pencegahan

diperguruan tinggi tentang pelecehan seksual.

Kelompok penolak Permendikbud melabeli frasa 'tanpa persetujuan

korban' sebagai aturan yang melegalkan perzinahan hingga perilaku seks

bebas di dalam kampus, maupun hubungan seksual di luar pernikahan.

Bahkan, paradigma seks bebas berbasis persetujuan (sexual-consent) bisa

menjurus pada perilaku seks bebas (liberalisme seks). Sementara kubu yang

6
pro, menilai Permendikbudristek ini sangat progresif dalam hal pencegahan

dan penanganan kekerasan seksual yang berperspektif korban, salah satunya

karena mengatur soal consent atau persetujuan.

Pro dan kontra terhadap peraturan ini datang dari banyak kalangan,

khususnya mahasiswa dilingkungan kampus untuk itu penelitian ini menilai

prespektif mahasiswa Prodi HKI terhadap PERMENDIKBUDRISTEK No.

30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di

Lingkungan Perguruan Tinggi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis

jabarkan diatas, maka perlu adanya rumusan masalah. Adapun

rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Deskripsi tentang PERMENDIKBUDRISTEK No. 30 tahun

2021. Akibat hukum yang timbul dari ketidak sertaan Niniak

Mamak dalam pengurusan administrasi ( dokumen

Pernikhan)

2. Bagaimana pandangan mahasiswa Prodi HKI terhadap

PERMENDIKBUDRISTEK No. 30 tahun 2021.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian sesuai dengan rumusan masalah

yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui deskripsi PERMENDIKBUDRISTEK

No. 30 tahun 2021 dari segi filosofis, sosiologis, dan

yuridis.

2. Mengetahui pandangan mahasiswa Prodi HKI terhadap


7
PERMENDIKBUDRISTEK No. 30 tahun 2021.

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi khazanah ilmu

pengetahuan bagi penulis dan Institute Agama Islam

Negeri Bukittinggi, Fakulttas Syariah dibidang Hukum

Keluarga Islam.

2. Memberi jawaban atas fenomena yang terjadi ditengh

tengah permasalahan pro kontra di lingkungna perguruan

tinggi.

3. Memberi sumbangan pemikiran atau bahan acuan

penelitian selanjutnya dan bahan pertimbangan penelitian

khususnya di dalam permasalah pro dan kontra

PERMENDIKBUD-RISTEK No. 30 tahun 2021.

4. Memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum

di Progam Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syari’ah

Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi.

D. Tinjauan kepustakaan

Tinjauan kepustakaan adalah deskripsi ringkas tentang

kajian atau penelitian terdahulu atau yang sudah pernah

dilakukan diseputran masalah yang akan diteliti sehngga

terlihat jelas bahwa kajian yang dilakukan tidak berupa

pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang

sudah ada. Untuk menghindari adanya dugaan plagiasi, berikut

ini penulis akan memaparkan bebrapa penelitian terdahulu

yang memiliki kemiripan dengan penelitian yang akan penulis

8
lakukan, ada beberapa penelitian yang memiliki keterkaitan

dengan penelitian ini, diantaraya:

1. Jurnal oleh Ulfah Fajarini dan Nurul Handayani,

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2021, yang berjudul Human Geografi dan

Pelecehan Seksual Terhadap Perempuan di Perguruan

Tinggi Agama Islam Negeri. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa human Geografi yang tidak adil

gender, tidak sesuai dengan kondisi perempuan.

2. Jurnal Al-‘Adl oleh Asrianto Zainal, yang berjudul

Kejahatan Kesusilaan dan Pelecehan Seksual Ditinjau dari

Kebijakan Hukum Pidana. Hasil dari penelitian ini

menunjukan bahwa rancangan Undang-Undang Hukum

Pidana perlu mengatur kekerasan seksual sebagai sebuah

kejahatan moral. Bentuk kekerasan seksual harus lebih

spesifik berdasarkan perkembangan kejahatan yang terjadi,

dengan tetap mempertahankan panduan norma yang di akui

masyarakat.

E. Penejelasan Judul dan Defenisi Operasional

Untuk memudahkan pembaca menjelaskan memahami

judul skripsi, oleh karena itu untuk menjelaskan serta

mendefenisikan kata kata dalam judul skripsi ini yang telah

dicantumkan didalam latar belakang masalah, sekaligus

9
penyeragaman pemahaman antara penulis dengan pemebaca,

diantaranya sebagai berikut:

Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021: Peraturan mentri tentang

Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan

Tinggi. Diterbitkan pada 3 September 2021 oleh Mentri Pendididkan dan

Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A.

Persepsi Mahasiswa : Individu-individu yang secara garis besar

sudah memahami secara mendalam dan mendasar mengenai objek.

Persepsi mahasiswa juga merupakan tindakan menyusun, mengenali,

dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan

pemahaman tentang lingkungan.

F. Metode Penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan secara Kualitatif atau

langkah langkah sebagai berikut:

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian

ini adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif . Penelitian

deskriptif kuantiitatif merupakan sebuah metode penelitian

yang memanfaatkan data kuantitatif dan dijabarkan secara

deskriptif.

2. Sumber data

Berdasarkan sumbernya, jenis data dibagi menjadi dua

yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah

data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data

sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil

10
pengumpulan orang lain dengan maksud tersendiri dan

memiliki kategori dan klasifikasi menurut keperluan

mereka. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis

data primer dan data sekunder, adapun sumber data

primer dan data sekunder yang digunakan didalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh

langsung dilokasi penelitian yaitu di Prodi HKI IAIN

Bukittinggi, sumber data primer ini adalah hasil angket

yang disebarkan kepada mahasiswa Prodi HKI IAIN

Bukittinggi.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari

sumber kedua, data ini merupakan data pelengkap

yang nantinya secara tegas dikolerasikan dengan data

primer, antra lain dalam bentuk buku, skripsi dan

jurnal ilmiah.

3. Teknik pengumpulan data

Dalam pengumpulan data untuk dihimpun dalam bentik

bahasan yang terstruktur dan sistematis, penulis

menggunkan beberapa cara atau teknik dalam

pengumpulan data yaitu sebagai berikut:

a. Anket

b. Dokumentasi

11
Dokumentasi merupakan teknik dalam

pengumpulan data mengenai hal hal atau variable

berupa catatan, transkip, buku, dan lainya. etode ini

dilakukan guna memperoleh atau mengupulkan data

dengan cara tidak langsung atau turun langsung kepada

objek penelitian dilapangan untuk mendapatkan bukti

real terkait dengan kejadian dilapangan sebagai bahan

pembuatan laporan

4. Teknik analisa data

Data atau informasi yang diperoleh dalam penelitian ini

akan disajikan secara deskriptif- analitik dengan

pendekatan kuantitatif. Analisa data dilakukan secara

menyeluruh dan merupakan satu kesatuan, metode yang

demikian ditempuh karena mengingat penelitian ini tidak

mementingkan kualitas datanya, akan tetapi lebih

mementingkan pada kesesuaian prosedur dan isinya

dengan teori dan undang undang.

G. Struktur penulisan

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh

mengenai pembahasan ini, maka penulis membagi laporan ini

menjadi lima bab, yaitu sebagai berikut:

BAB I : sebagai pendahuluan yang sub pembahasan

meliputi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,


12
,tinjauan pustaka, penjelasan judul, metode

penelitian dan sistematika penuliisan.

BAB II : merupakan bab yang berisi landasan teori

tentang Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021.

Sub pembahasan pengertian persepsi, persepsi

mahasiswa, pembahasan Permendikbudristek

No. 30 Tahun 2021 , pro dan kontra

Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021.

BAB III : berisi gambaran umum pro dan kontra

Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021 dilihat

dari segi filosofis, sosiologis, dan yuridis.

BAB IV : menguraikan dan menjelaskan tentang paparan

dan analisis data yang diperoleh penulis

dilapangan, sub pembahasan tersebut meliputi

tentang prerspektif mahasiswa HKI terhadap

Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021.

BAB V : merupakan bab penutup yang memuat

kesimpulan sebagai jawaban dari permaalahan

yang dirumuskan dan juga saran-saran yang

berhubungan dengan topik pembahasan dalam

penelitian ini secara menyeluruh.

13
H. Daftar Pustaka

Sumber buku

Gelfand, M.J., Fitzgerald, L.F. & Drasgow, F. (1995). The Structure of sexual harassment:
Acomfirmatory
analysis across cultures and settings. Journal of Vocational Behavior, 47, 164-177

Fairchild, K. & Rudman, L.A. (2008). Everyday stranger harassment and


women’sobjectification. SocJust Rest, 21, 338-357

14

Anda mungkin juga menyukai