Anda di halaman 1dari 16

FTCare, Layanan Pengaduan dan Pencegahan

Perundungan atau Kekerasan Seksual di Lingkungan Kerja


Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang

MAKALAH
(Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Ujian Kenaikan
Pangkat Penyesuaian Ijazah di Lingkungan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset Dan Teknologi)

Disusun Oleh
SUGIYANTO
NIP. 197305262007011001

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MEI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan


karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul :
FTCare, Layanan Pengaduan dan Pencegahan Perundungan atau
Kekerasan Seksual di Lingkungan Kerja Fakultas Teknik Universitas
Negeri Malang. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah di Lingkungan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan bantuan
arahan dan dukungan dari berbagai pihak terkait. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Teknik
2. Wakil Dekan II Fakultas Teknik
3. Koordinator Tata Usaha Fakultas Teknik
4. Sub Koordinator Subag Umum & Aset Fakultas Teknik
5. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini


masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan
kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaannya dan semoga
bermanfaat bagi kita semua Amin.

Malang, 23 Mei 2022


Penyusun,

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ………………….…………………………………… i
DAFTAR ISI ……………………………..……………….………………… ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
A. Latar Belakang …………………………………..…………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………….………………………..…… 3
C. Tujuan Pembahasan ……….………………….……..……………… 3
BAB II PEMBAHASAN ……………………….…….…..…………………. 4
A. Pengertian Perundungan ……………………………………..…….. 4
B. Dampak Jika Terjadi Perundungan atau Kekerasan Seksual
Terhadap Korban …………………………………………………….. 4
C. Tindakan Penanganan dan Pencegahan Perundungan atau
Kekerasan Seksual di Lingkungan Kerja Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang ……………………….…..…………….. 5
D. Solusi Pencegahan ………………………………………………….. 9
BAB III PENUTUP …………………………………….…………………… 12
A. Kesimpulan ………………………….……………………….………. 12
B. Saran ……………………..………....…………………………..……. 12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………….…...……………. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Merujuk dari Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penangan
Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi, menyebutkan
bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan perlingdungan dari
segala bentuk kekerasan termasuk kekerasan seksual sesuai dengan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Dengan semakin meningkatnya kekerasan seksual yang terjadi
pada ranah komunitas termasuk Perguruan Tinggi secara tidak langsung
akan berdampak pada kurang optimalnya penyelenggaraan Tridharma
Perguruan Tinggi dan menurunkan kualitas perguruan tinggi. Untuk itu
perlu adanya pencegahan dan menangani kekerasan seksual di
Perguruan Tinggi, perlu pengaturan yang menjamin kepastian hukum
dalam pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di Perguruan
Tinggi (Kemendikbudristek, 2021)
Untuk maksud diatas pemerintah berupaya untuk mencegah
terjadinya perundungan dan kekerasan seksual yang terjadi di pergguruan
tinggi. Perundungan bisa terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Tidak
hanya pada remaja di sekolah, perundungan di tempat kerja tidak bisa
dengan mudah dikenali tanda-tandanya. Terkadang perundungan begitu
terselubung sehingga yang menjadi korbannya pun tidak menyadarinya.
Kekerasan di tempat kerja merupakan salah satu fenomena organisasi
yang banyak mendapat perhatian dari berbagai kalangan, baik dari
peneliti, pendidik, organisasi perlindungan, ataupun dari tokoh masyarakat
menurut (Rudi, 2010). Perundungan dan kekerasan seksual di lingkungan
kerja telah menjadi masalah yang mempengaruhi kinerja individu,
kelompok dan organisasi hingga lingkungan sosial yang lebih luas. Bagi
individu, kekerasan di tempat kerja memiliki konsekuensi yang dapat

1
merugikan kesehatan dan kesejahteraan karyawan. Untuk kelompok,
kekerasan di tempat kerja dapat mempengaruhi efektivitas tim dan norma
kelompok yang mapan. Bagi organisasi, kekerasan di tempat kerja dapat
berdampak pada kinerja organisasi dan juga budaya organisasi yang ada.
Perubahan status Universitas Negeri Malang menjadi Perguruan
Tinggi Badan Hukum (PTBH) berdasarkan PP Nomor 115 Tahun 2021,
BAB I pasal 1 ayat 11 menyatakan bahwa Dekan adalah Pemimpin
Fakultas yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap
penyelenggaraan pendidikan pada masing-masing Fakultas di Universitas
Negeri Malang. Fakultas Teknik (FT) merupakan bagian dari unit di
Universitas Negeri Malang sebagai penyelenggara pendidikan tinggi wajib
memberikan perlindungan diri pribadi, kehormatan, martabat, dan hak
rasa aman bagi sivitas akademika dan tenaga kependidikan dari ancaman
praktik perundungan dan kekerasan seksual (PTBH, 2021).
Peraturan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 26 Tahun 2018
tentang Kode Etik Mahasiswa Universitas Negeri Malang, bahwa untuk
menciptakan iklim akademis yang kondusif untuk kegiatan belajar dan
pengembangan diri mahasiswa perlu dibuat aturan dan kode etik bagi
mahasiswa (Per-No-26-Tahun-2018).
Peraturan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 27 Tahun 2018
Tentang Kode Etik Tenaga Kependidikan Universitas Negeri Malang,
bahwa dalam rangka meningkatkan etos, budaya kerja dan pola perilaku
yang baik bagi Aparatur Sipil Negara perlu menumbuhkan kembali jiwa
korp Pegawai Negeri Sipil agar nilai-nilai etik yang terkandung didalamnya
dapat diterapkan sebagai standar kerja bagi tenaga bagi Tenaga
Kependidikan di Universitas Negeri Malang (Per-No-27-Tahun-2018).
Minimnya pemahaman tentang perundungan atau kekerasan seksual
di lingkungan kerja Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang di
karenakan keterbatasan sumber daya manusia dan belum adanya sistem
layanan terpadu untuk kegiatan penyelenggaraan pencegahan dan
penanganan perundungan atau kekerasan seksual yang terintegrasi.

2
Sistem layanan tersebut berfungsi sebagai penyelenggara layanan
pencegahan dan penanganan perundungan atau kekerasan seksual.
Untuk mengimplementasikan Permendikbudristek Nomor 30 Tahun
2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di
Lingkungan Perguruan Tinggi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
merespon dengan cepat peraturan menteri tersebut dengan membentuk
Satuan Tugas Penanganan dan Pencegahan Perundungan atau
Kekerasan Seksual Fakultas Teknik (Satgas P3KS FT) dengan membuka
layanan Fakultas Teknik Peduli (Care) yang disingkat FTCare dengan
tujuan untuk mencegah dan menyelesaikan masalah terjadinya
perundungan atau kekerasan seksual di lingkungan kerja Fakultas Teknik.
Dengan harapan dapat memberikan kontribusi dan dukungan terhadap
pemerintah dalam hal pencegahan penanganan kekerasan seksual di
lingkungan perguruan tinggi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat dirumuskan
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana Dampak Jika Terjadi Perundungan atau Kekerasan
Seksual Terhadap Korban?
2. Bagaimana Tindakan Penanganan dan Pencegahan Perundungan
atau Kekerasan Seksual di Lingkungan Kerja Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka permasalahan yang
hendak dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Dampak Jika Terjadi Perundungan
atau Kekerasan Seksual Terhadap Korban.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Tindakan Penanganan dan
Pencegahan Perundungan atau Kekerasan Seksual di Lingkungan
Kerja Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perundungan

Perundungan dalam arti bahasa Indonesia dikenal dengan


penindasan/risak merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan
yang dengan sengaja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
yang lebih kuat dan lebih berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan
menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Menurut Smith &
Ananiadou, (2003) mendefinisikan perundungan sebagai masalah
psikososial dengan menghina dan merendahkan orang lain secara
berulang-ulang dengan dampak negatif bagi pelaku dan korban
perundungan dimana pelaku memiliki kekuatan lebih dari korban.
Sarah Nafisah, (2020) Perundungan adalah perbuatan tidak
menyenangkan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih kepada orang
lainnya. Perbuatan tidak menyenangkan yang dimaksud bisa berupa hal-
hal yang menyakiti secara fisik, seperti memukul, mendorong, dan lainnya.
Bisa juga menyakiti secara verbal, misalnya mengejek penampilan,
menghina kemampuan, menjauhi, mengucilkan dan masih banyak lagi.
Perundungan tidak hanya terjadi pada orang-orang yang saling kenal atau
sering bertemu secara langsung tapi bias terjadi dimana saja. Di era
zaman digitalisasi yang sudah maju ini, perundungan bisa dilakukan lewat
telepon, mengirim pesan lewat Short Message Servis (SMS), WhatsApp
(WA) atau email dan di media sosial seperti Youtube, Facebook,
Instagram dan lain-lain.

B. Dampak Jika Terjadi Perundungan atau Kekerasan Seksual


Terhadap Korban.
Perundungan (bullying) di lingkungan kerja dapat memiliki efek
yang signifikan dan serius pada kesehatan fisik dan mental korban.
Meskipun berganti tempat kerja, ini tidak selalu menyelesaikan masalah.

4
Bahkan jika seseorang melepaskan diri dari lingkungan perundungan,
efek bullying masih dapat dirasakan dan bertahan lama atau
mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.

1. Efek kesehatan fisik yang dirasakan seseorang jika mengalami


bullying :

a) Merasa sakit atau cemas sebelum melakukan aktivitas kerja


ketika memikirkan pekerjaan.
b) Memiliki masalah terhadap pecernaan dan tekanan darah
naik.
c) Memiliki resiko lebih tinggi jika memiliki riwayat penyakit
diabetes.
d) Mengalami gangguan tidur (tidur yang kurang berkualitas)
e) Memiliki gangguan gejala somatik (sakit kepala, kelelahan,
masalah seksual, hingga masalah menstruasi).

2. Efek kesehatan mental yang dirasakan seseorang jika


mengalami bullying, berikut beberapa di antaranya :

a) Berpikir dan mengkhawatirkan pekerjaan terus-menerus,


bahkan selama waktu istirahat.
b) Malas masuk kerja.
c) Butuh waktu istirahat untuk pulih dari stress.
d) Kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya disukai.
e) Peningkatan resiko depresi dan kecemasan.
f) Tingkat kepercayaan diri yang rendah.
g) Keraguan diri.

C. Tindakan Penanganan dan Pencegahan Perundungan atau


Kekerasan Seksual di Lingkungan Kerja Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang.

Sejak kasus perundungan mencuat di tanah air pada tahun 2020


yang di lakukan terhadap pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

5
berinisial MS yang dilakukan oleh rekan kerjanya sampai di bawa ke ranah
hukum. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai KPI
pusat gagal menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi seluruh
pekerjanya.
Minimnya pemahaman tentang perundungan dan kekerasan
seksual di lingkungan kerja Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang di
karenakan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan belum adanya
sistem layanan terpadu untuk kegiatan penyelenggaraan pencegahan dan
penanganan kekerasan seksual dan perundungan yang terintegrasi.
Sistem layanan tersebut berfungsi sebagai penyelenggara layanan
pengaduan pencegahan perundungan dan kekerasan seksual.
Guna mewujudkan lingkungan kerja yang bebas dari perundungan
atau kekerasan seksual dan bebas dari intoleransi, maka di bentuklah
Satuan Tugas Penanganan dan Pencegahan Perundungan atau
Kekerasan Seksual Fakultas Teknik (Satgas P3KS FT) dengan membuka
layanan FTCare. Fungsi dari layanan ini adalah sebagai pengaduan dan
penanganan untuk mencegah perundungan atau kekerasan seksual yang
dialami oleh civitas akademika di lingkungan kerja Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang. Susunan Satgas P3KS FT sebagai berikut :

Gambar: Struktur Organisasi Satgas P3KS FT

Dekan
Konsultan
Wakil Dekan II

Kajur

Komisi Etik

Tim Pendamping

Anggota Anggota Anggota


Tenaga Pendidik Dosen Mahasiswa

6
1. Susunan Satgas P3KS Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang

No. Nama : Tugas


1 Dekan : Ketua Penangungjawab
2 Wakil Dekan I : Wakil Penangungjawab
3 Lembaga Bantuan
: Konsultan
Hukum (LBH)
4 Kajur Teknik Mesin : Koordinator
5 Kajur Teknik Sipil : Koordinator
6 Kajur Teknik Elektro : Koordinator

7 Kajur Teknologi : Koordinator


Industri
8 Komisi Etik : Pemeriksaan dan Rekomendasi
: Tim Pemdampingan Kasus
9 Dosen BK
Perundungan dan Kekerasan Seksual
: Tim Pemdampingan Kasus
10 Dosen Psikologi
Perundungan dan Kekerasan Seksual
11 Dosen FT : Memberikan Edukasi dan Komunikasi
12 Tenaga Pendidik FT : Adminitrasi/Petugas Layanan FTCare
13 Mahasiswa FT : Komunikasi

2. Alur Layanan FTCare

Pelapor FTCare

Petugas Verifikasi Disposisi Tindak Lanjut


Layanan Laporan Laporan Selesai
Laporan

Doc 1. Rekap Lap.


Tdk di proses 2. Monitoring

7
FTCare melalui hotline merupakan layanan yang dibuat untuk
menjembatani sivitas akademika di lingkungan Fakultas Teknik agar dapat
membantu memecahkan masalah penanganan dan pencegahan korban
perundungan dan kekerasan seksual yang ingin melaporkan kasus yang
di alami secara rahasia, bermartabat, dan menghargai pilihan. Layanan
pengaduan ini dibuat karena banyak kejadian atau kasus perundungan
dan kekerasan seksual di dalam kampus yang engan melaporkan karena
merasa malu.
Manfaat dari FTCare adalah layanan (customer servis) yang
disediakan oleh Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang diberikan
secara gratis kepada korban. Dengan adanya layanan hotline FTCare
adalah pelaporan mudah dan cepat tinggal menuliskan tanggal kejadian,
bukti foto atau video dan saksi yang ada diruangan (melampirkan identitas
resmi seperti KTP atau KTM). Hak pelapor mendapatkan perlindungan
kerahasiaan identitasnya sehingga tidak perlu khawatir akan
pelaporannya. Hak terlapor Membuktikan bahwa tidak bersalah dengan
mengajukan saksi dan bukti lain. Layanan akan di koordinasikan oleh
Satuan Tugas Penanganan dan Pencegahan Perundungan dan
Kekerasan Seksual Fakultas Teknik (Satgas P3KS FT) yang terdiri dari
unsur Dosen, Tenaga Kependidikan, dan Mahasiswa.
Langkah-langkah yang dilakukan Satgas P3KS FT yaitu preventif
dan upaya edukatif. Fungsi preventif dari layanan FTCare adalah tindakan
yang dilakukan untuk mencegah berbagai faktor yang menyebabkan
terjadinya perundungan atau kekerasan seksual di lingkungan kerja
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Upaya Edukasif adalah
memberikan edukasi, konseling atau pendampingan kepada pelaku dan
pihak terkait sebagai upaya perbaikan diri dan pemulihan nama baik untuk
diterima dilingkungan sosialnya.
Motto dari layanan FTCare adalah “kami dengar, kami peduli,
kami tangani” tidak hanya mendengar cerita korban saja, namun FTCare
akan berusaha semaksimal mungkin untuk menuntaskan tiap kasus

8
kekerasan seksual atau perundungan setuntas-tuntasnya. Hal ini menjadi
wujud komitmen bersama untuk mengimplementasikan instruksi
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor
30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual
di Lingkungan Perguruan Tinggi.

D. Solusi Pencegahan
Membangun hubungan kerja penting untuk mengembangkan karier
dan menemukan kepuasan dalam bekerja. Hubungan kerja yang positif
juga melibatkan kompromi dan mengenal rekan kerja sebagai individu,
mempelajari cara mengembangkan hubungan kerja yang positif harus
mendengarkan rekan kerja, berkomunikasi secara terbuka dan
menghargai diri sendiri dan rekan kerja. Oleh karena perundungan di
tempat kerja dapat menyebabkan efek negatif bagi karyawan, itu
sebabnya penting bagi Fakultas Teknik untuk menerapkan tindakan-
tindakan untuk pencegahan perundungan di lingkungan kerja dengan cara
sebagai berikut :
1. Berkomunikasi secara efektif
Dasar dari setiap hubungan yang terjalin baik di lingkungan
kerja adalah komunikasi yang intensif. Hubungan yang baik
bergantung pada komunikasi yang terbuka dan jujur. Komunikasi
interpersonal terjadi pada dua orang atau lebih. Proses komunikasi ini
menghasilkan umpan balik dan proses pertukaran informasi, ide,
pendapat, serta perasaan yang terjadi antara dua orang atau lebih.
2. Menghargai Keanekaragaman
Cara yang sangat baik untuk dilakukan dalam menghargai
Keragaman sosial dan budaya di lingkungan kerja adalah bersikap
sopan. Jika sikap ini diterapkan mulai dari para atasan hingga
karyawan, maka apapun perbedaan yang dimiliki tidak akan terasa.
Selalu ingat bahwa setiap orang memiliki karakteristik dan latar
belakang yang berbeda-beda. Salah satu pemecah keragaman

9
budaya adalah tidak menghargai setiap perbedaan yang ada dan
merasa bahwa budayanya lah yang paling benar (etnosentris).

3. Memperkuat aturan tentang perundungan di lingkungan kerja

Selain prosedur yang harus dilakukan secara pribadi, setiap


unit kerja di kantor juga harus memiliki peraturan tertulis mengenai
keanekaragaman budaya. Karena semakin tinggi tingkat
perbedaannya, semakin besar pula seseorang akan merasa di
bullying. Jika hal seperti ini sudah terjadi, maka akan sangat sulit
untuk membuat sebuah tim menjadi lebih kompak dan menyelesaikan
setiap target pekerjaan yang diberikan. Itulah mengapa sangat
penting untuk membuat peraturan tentang perundungan dan
kekerasan seksual di kantor.

4. Terbuka kepada kritik dan saran


Ada beberapa kultur dalam budaya yang membuat setiap
orang memiliki pola pikir yang berbeda. Dari perbedaan tersebut, unit
kerja di kantor dapat mengambil sisi positif. karena dari satu ide yang
diberikan oleh orang yang berbeda dapat diolah menjadi sebuah
inovasi baru yang dapat meningkatkan kinerja. Untuk itu, sangat
penting bagi setiap pegawai dan pimpinan unit untuk terbuka terhadap
kritik dan saran yang diberikan.

Stop perundungan (bullying) sekarang juga! Perundungan atau


bullying bukanlah isu sepele sebab masalah ini dapat berdampak buruk
terhadap prestasi akademis, kehidupan sosial dan kesehatan mental. Saat
mengalami perundungan biasanya seseorang akan merasa tidak berdaya
dan tidak mampu melakukan apapun untuk menghentikannya. Jika
melawan si penindas, kemungkinan diancam atau diberitahu bahwa tidak
ada yang akan mempercayainya. Namun dengan adanya wadah
pengaduan yang di bentuk oleh Fakultas Teknik di Universitas Negeri
Malang dan sesuai dengan intruksi Permendikbudristek Nomor 30 Tahun
2021, yaitu Satuan Tugas Penanganan dan Pencegahan Perundungan

10
dan Kekerasan Seksual Fakultas Teknik (Satgas P3KS FT) dengan
membuka layanan hotline FTCare, diharapkan bisa mencegah terjadinya
perundungan.
Bersadarkan pertimbangan di atas, supaya pesan tersampaikan
maka bentuk sosialisasi yang dilakukan adalah bagi dosen memberikan
edukasi terhadap mahasiswa, bagi tenaga tendik memasang poster,
banner di area Fakultas Teknik dan menampilkan pesan lewat webside
resmi Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian-uraian diatas pada bab-bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Minimnya pemahaman tentang perundungan atau kekerasan
seksual di lingkungan kerja Fakultas Teknik Universitas Negeri
Malang di karenakan keterbatasan sumber daya manusia (SDM).
2. Terbentuknya Satuan Tugas Penanganan dan Pencegahan
Perundungan atau Kekerasan Seksual Fakultas Teknik (Satgas
P3KS FT) di Lingkungan Kerja Fakultas Teknik UM.

B. SARAN
1. Saat ini pemerintah sudah mengeluarkan peraturan melalui
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021. Bagi pelaku yang
terbukti bersalah melakukan perundungan agar mendapatkan
hukuman yang sesuai dengan perbuatannya serta untuk
memberikan efek jera agar tidak mengulangi perbuatannya di
masa mendatang.
2. Dengan di bukanya layanan hotline FTCare dengan harapan
dapat memberikan kontribusi terhadap pemerintah dalam hal
pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan
perguruan tinggi.

12
DAFTAR PUSTAKA

BASRA (Berita Anak Surabaya)


https://kumparan.com/beritaanaksurabaya/wecare-layanan-
pengaduan-kasus-perundungan-dan-kekerasan-seksual-di-
kampus-1y29RRCOdKp/full di Akses 20 Mei 2022
BOBO.Grid.id :https://bobo.grid.id/read/082129569/bullying-pengertian-
penyebab-dan-cara-mengatasinya?page=all di akses 20 Juni
2022

Kemendikbudristek. (2021). Abstrak Permen 30 Tahun 2021 Tentang


Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Lingkungan
Perguruan Tinggi. 5, 6.

PER-NO-26-TAHUN-2018-KODE-ETIK-MAHASISWA-UNIVERSITAS-
NEGERI-MALANG.pdf. (n.d.).

PER-NO-27-TAHUN-2018-KODE-ETIK-TENAGA-KEPENDIDIKAN-
UNIVERSITAS-NEGERI-MALANG-SALINAN.pdf. (n.d.).

Rudi, T. (2010). Informasi Perihal Bullying. Jurnal Indonesian Anti Bullying,


3–20. https://bigloveadagio.files.wordpress.com/2010/03/informasi
_perih al_bullying.pdf

Smith, P. K., & Ananiadou, K. (2003). P1: GRA Journal of Applied


Psychoanalytic Studies [japa] ph181-japa-460760 The Nature of
School Bullying and the Effectiveness of School-Based
Interventions. Journal of Applied Psychoanalytic Studies, 5(2).

Tinggi, P. (2021). 12 2Ol2.

SehatQ: https://www.sehatq.com/artikel/cara-mengembangkan-sikap-
empati-yang-baik-bagi-diri-sendiri-dan-orang-lain di akses 18 Juni
2022

Wartaekonomi. https://wartaekonomi.co.id/read377424/lingkungan-kerja-
kpi-tidak-sehat-komnas-ham-khawatir-ada-korban-perundungan-
selain-ms di akses 18 Juni 2022

13

Anda mungkin juga menyukai