net/publication/350449828
CITATIONS READS
0 957
7 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Penyebab Enggannya Korban untuk Melaporkan Kasus Pelecehan Seksual di Indonesia dan Keterkaitannya Dengan RUU PKS View project
All content following this page was uploaded by Hurin Zahira Ibrahim on 06 April 2021.
ABSTRAK
Pelecehan seksual adalah perilaku pendekatan-pendekatan yang berkaitan dengan seks yang
tidak diinginkan khususnya oleh korban. Pelecehan seksual dapat berupa tindakan fisik maupun
verbal yang dapat terjadi dan dilakukan oleh siapa saja tanpa memandang pendidikan, agama,
ras, budaya, usia, jenis kelamin, atau status sosial. Mirisnya pelecehan seksual masih marak
terjadi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh enggannya para korban untuk speak up atas
kejadian yang mereka alami. Selain itu, lemahnya instrumen hukum untuk melindungi korban
disinyalir juga menjadi salah satu penyebab kasus pelecehan seksual masih marak terjadi di
Indonesia. Oleh karena itu, adanya kajian untuk mengetahui apa saja bentuk pelecehan seksual
yang diterima korban, faktor-faktor yang mempengaruhi korban enggan untuk melapor kepada
penegak hukum, serta solusi untuk mengatasi korban pelecehan seksual yang enggan untuk
melaporkan pelecehan yang dialaminya sangatlah diperlukan. Penelitian ini dilakukan dengan
metode deskriptif, metode survei, dan kajian literasi. Diharapkan dengan adanya penelitian ini,
masyarakat lebih sadar dan peduli terhadap permasalahan pelecehan seksual sehingga dapat
mengetahui, menghindari, dan mencegah tindakan tersebut, korban dapat lebih berani dan
percaya diri untuk melawan tindak pelecehan seksual, serta dapat mendorong pengesahan RUU
PKS sebagai landasan hukum yang diharapkan dapat memberikan hukuman yang setimpal bagi
pelaku.
ABSTRACT
Sexual harassment is an act related to sexual approace that is unwanted, especially from victims
affected by it. Sexual harassment might be conducted physically and verbally. In cases of sexual
harassment, the harasser could vary from any kind of background of education, religion, race,
culture, age, gender, and social status. Sadly, sexual harassment is still common in countries like
Indonesia. One of the issues related to why sexual harassment happens frequently is the inability
of victims to speak up to prevent and to be enforced by the law. This is due to the ineffectiveness
of Indonesia’s law in protecting and aiding victims of sexual harassment. Subsequently, there is a
need to discuss this matter in terms of the types of sexual harassment victims experience, reasons
why victims hesitate to speak up, and the solution for victims to get help from law enforcers. The
methods used in this research consist of descriptive method, survei, and study of literature. With
this research, we aim to raise awareness within our society of sexual harassment including
identifying, preventing, and solving its cases. We also hope our research may help encouragethe
legalization of RUU PKS in which may help reduce and control sexual harassment cases in
Indonesia.
Pada survei yang kami lakukan, 91 Dari 46 orang wanita yang mengisi
responden telah mengisi survei kami. survei, 54,3% (25 orang) pernah mengalami
Sebaran umur responden adalah di umur pelecehan seksual sedangkan sisanya, 45,7%
remaja sampai dewasa, lebih spesifiknya (21 orang) tidak pernah mengalami
adalah umur jenjang SMA sampai dengan pelecehan seksual.
jenjang mahasiswa. Pada survei ini 33% (30
orang) memiliki jangkauan umur dewasa,
yaitu umur 20 hingga 60 tahun, dan 67% (61
orang) adalah range umur remaja, yaitu
berumur 11 hingga 19 tahun. Jangkauan
umur tersebut berdasarkan klasifikasi umur
menurut World Health Organization (WHO).
Pengisi survei tersebut merupakan 50,5% Grafik 3. Kasus Pelecehan Seksual pada Wanita
(46 orang) wanita dan 49,5% (45 orang)
pria.
Bentuk Pelecehan Seksual yang Dialami mendapatkan pelecehan seksual, 33,3%
merasa marah, 20,0% merasa takut, 20,0%
Dari hasil survei pria yang pernah merasa malu, 13,3% merasa sedih, dan
mengalami kekerasan seksual, 46,7% 13,3% merasa biasa saja.
mengalami pelecehan seksual secara fisik,
33,3% mengalami pelecehan seksual secara
verbal, 13,3% mengalami pelecehan seksual
secara daring, dan 6,7 % mengalami
pelecehan seksual berupa kekerasan.