TUGAS
Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah
PPKN
Oleh:
ALYA KINANTI
010123039
Kelas AB
( ……………………. )
Dosen Matakuliah:
Di zaman yang semakin maju, permasalahan perilaku dan sosial yang terjadi
di masyarakat semakin beragam, khususnya permasalahan remaja. Perkembangan
teknologi saat ini telah banyak menimbulkan dampak yang merugikan bagi
remaja, sehingga menimbulkan kenakalan dikalangan remaja. Masa remaja
merupakan masa dimana individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap
lainnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, perilaku dan juga
penuh dengan permasalahan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
Potensi terjadinya perilaku seks bebas (Setiyaningrum, 2015).
3. Sebagai informasi untuk pembaca agar dapat menerapkan dalam kehidupan
bermasyarakat.
3
Potensi terjadinya perilaku seks bebas (Setiyaningrum, 2015).
1. Pengertian Seks bebas
Seks bebas yaitu perilaku seks yang dilakukan antara laki-laki dan
perempuan tanpa ikatan pernikahan yang sah. Seks bebas dianggap sebagai
perilaku yang kurang baik dan menyimpang serta bertentangan dengan aturan
normatif maupun harapan lingkungan sosial yang bersangkutan. Perilaku seksual
adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan
jenis (heteroseksual) maupun dengan sesama jenis (homoseksual), dimana objek
seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan, atau diri sendiri. Seks
bebas merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap
lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan pernikahan
mulai dari necking, petting sampai intercourse dan bertentangan dengan norma-
norma tingkah laku seksual dalam khayalan, atau diri sendiri.
Seks bebas berkembang mengikuti pola hidup dan budaya negatif yang
menganut kebebasan dalam segala hal. Hadirnya perilaku seks bebas karena
adanya pola pikir yang keliru. Misalnya, ada anggapan bahwa kebebasan harus di
jamin setiap individu, selama ia tidak mengganggu kebebasan orang lain. Jelas ini
anggapan yang keliru, Ini tidak bisa dijadikan alasan sebagai legalitas perilaku
seks bebas. Bagaimanapun juga seks bebas bertentangan dengan hukum, norma,
serta agama yang berkembang di negara kita. Bentuk-bentuk seks bebas ada
bermacam-macam, antara lain seks pranikah, kumpul kebo, seks sejenis
(homoseks/ lesbian), dan perzinaan atau pelacuran.
4
Potensi terjadinya perilaku seks bebas (Setiyaningrum, 2015).
2. Perilaku Seks bebas pada Remaja
Pada umumnya, aktivitas seks bebas dilakukan oleh remaja yang sedang
asyik tenggelam dalam romantisme lautan asmara, yang hanya ingin menyalurkan
hasrat seksual dengan pacar dan orang lain (selain pacar), atau hanya sekedar
iseng ingin mencari pengalaman baru. Bahkan ada juga yang memang sudah
ketagihan berhubungan seks.
5
Potensi terjadinya perilaku seks bebas (Setiyaningrum, 2015).
yang tidak terdata. Data lain menyebutkan, dari 25 siswa SMP dan SMA yang
disurvey, hanya 3 siswa yang masih perawan. (Radar Bogor Metropolis, 28
Februari 2014) Yang lainnya mengaku pernah melakukan hubungan seks dengan
lebih dari 1 lelaki, empat, lima bahkan tujuh lelaki berbeda. Awalnya mereka
hanya ingin mencoba hubungan seks namun lama kelamaan menjadi ketagihan.
Seks bebas seakan sudah menjamur dan menggurita. Semakin hari semakin
beragam aktifitas zina, semakin beragam juga pelakunya dan semakin variatif
medianya. Serangan “eksposure” seks datang seperti air bah dan menyerang siapa
saja tanpa terkecuali. Seks bebas ibarat virus. Dia dapat terdeteksi, dan
membutuhkan penanganan khusus agar tidak menyebar luas. Butuh gerak cepat
agar tidak membunuh lebih banyak orang. Jika dibiarkan saja maka bagaimana
nasib remaja harapan untuk menjadi tulang punggung bangsa untuk melanjutkan
estafet pembangunan negeri ini.
a. Faktor Internal
1). Peran keluarga: gagalnya manfaat keluarga didalam memerankan
perannya sebagai tempat awal dalam kehidupan remaja yaitu menjadikan
faktor maraknya perilaku seks pranikah pada kalangan remaja.
2). Pendidikan seks dan pendidikan agama di dalam keluarga: pendidikan
seks mempunyai peranan penting didalam usaha mencegah perilaku seks
pranikah yang marak terjadi. Didalam pendidikan seksualitas, bukan hanya
memepelajarinya aspek seksualitas mulai dari sisi biologis bahkan juga
menyangkut permaslahan psikologis, budaya, moral, etika serta hukum.
Pendidikan seks memfokuskan perkembangan seksualitas, kesehatan
reproduksi, hubungan intim, body image serta peran gender. Pendidikan
seksualitas mencakup aspek biologi, sosial budaya, psikologi, dan spiritual
dari sisi
1) aspek kognitif,
2) aspek sikap,
6
Potensi terjadinya perilaku seks bebas (Setiyaningrum, 2015).
3) Aspek perilaku dimana mencakup kemampuan berkomunikasi hingga
mengambil keputusan.
b. Faktor Eksternal
1). Dampak Psikologis : Perasaan marah, depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang
harapan masa depan (Rosyidah, 2019)
7
Potensi terjadinya perilaku seks bebas (Setiyaningrum, 2015).
2). Dampak Fisiologis
a. Risiko kehamilan pada usia dini; kehamilan pada usia dini yang terjadi terhadap
remaja memiliki risiko fisik antara lain, gampang terjadinya perdarahan selama
masa hamil, hal ini disebabkan sistem hormonal yang
terdapat dalam tubuh belum stabil, gampang terjadi keguguran disebabkan otot
Rahim belum kuat, serta gangguan selama periode hamil contonya keracunan
kehamilan dan kejang-kejang, kelahiran bayi belum saatnya (prematur), kesulitan
pada proses melahirkan, bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR), tidak
sehat dan kekurangan gizi.
adanya perasaan malu dan bersalah, dikucilkan orang tua, serta pertengkaran
maupun ditinggalkan oleh ayah dari anak yang dikandung.
8
Potensi terjadinya perilaku seks bebas (Setiyaningrum, 2015).
3). Dampak Sosial : Dampak sosial yang timbul akibat perilaku seksual yang
dilakukan sebelum saatnya antara lain dikucilkan, putus sekolah pada remaja
perempuan yang hamil, dan perubahan peran menjadi ibu (Damarsih, 2009)
b. Kanker Serviks
Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi berasal dari sel leher Rahim.
Kanker leher Rahim disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV).
Kanker serviks ditularkan melalui hubungan seksual. Perempuan yang melakukan
aktifitas seksual sebelum usia 18 tahun, berganti-ganti pasangan, menderita
penyakit menular seksual(PMS), berhubungan dengan pria yang sering berganti-
ganti pasangan, penurunan kekebalan tubuh merupakan faktor risiko terjadi
kanker serviks. Pencegahan utama adalah tidak berperilaku seksual berisiko,
melakukan skrining/penapisan dan melakukan vaksinasi HPV
c. HIV/AIDS
HIV adalah nama virus yang merupakan singkatan dari Human Immunodeficency
Virus, yaitu virus atau jasa renik yang sangat kecil yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia. AIDS merupakan sebutan untuk kondisi tubuh
seseorang dimana sistem kekebalan tubuhnya sudah mengalami kerusakan yang
sangat parah, sehingga mengakibatkan serangan HIV, dimana berbagai gejala
penyakit muncul dalam tubuhnya. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno
Deficiency Syndrome dimana kumpulan gejala yang disebabkan hilang atau
9
Potensi terjadinya perilaku seks bebas (Setiyaningrum, 2015).
berkurannya kekebalan tubuh.Dalam kondisi tersebut sistem kekebalan tubuh
telah sangat parah kehilangan,sehingga segala jenis kuman, virus, serta bibit
penyakit dapat menyerang tubuh tanpa dapat dilawan. Adanya kontak maupun
pencampuran dengan cairan tubuh yang telah mengandung HIV, melalui
hubungan seksual dan melalui darah, yaitu saat pengguna jarum suntik yang tidak
steril diantaranya pengguna narkoba, dan melalui transfusi darah yang
ditarnsfusikan telah mengadung HIV, darah ibu ke bayi yang sedang
dikandungnya dalam Rahim, serta alat suntik maupun benda tajam yang tercemar
darah yang telah mengandung HIV (alat cukur, jarum akupuntur, alat tindik),
melalui ASI dari ibu yang sedang HIV kepada bayinya, bebera hal diatas
merupakan cara penularan HIV (Kemenkes RI, 2012).
10
Potensi terjadinya perilaku seks bebas (Setiyaningrum, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Nasma, S. H. (2008). Let's Talk About Love. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
https://www.kompasiana.com/bagusprakasa/55289b0bf17e61b7698b45b5/bogor-
mengalami-perkembangan-sex-bebas-tiap-tahunnya
Medium
11
Potensi terjadinya perilaku seks bebas (Setiyaningrum, 2015).