Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa remaja adalah masa di mana seorang anak mulai mencari jati diri. Diusia ini rasa ingin tahu akan
hal-hal yang belum diketahui sangat besar, karena rasa ingin tahu yang besar itu dapat mendorong
seorang remaja untuk mencari tahu apa yang tidak diketahui nya. Maka masa ini sangat rentan bagi
seorang remaja jika tidak dimaknai dengan tepat dan benar apa yang ia tahu itu, akibatnya akan
berdampak negatif. Karena pada masa ini, usia remaja masih sangat labil dalam arti emosi belum stabil
dan jika tidak di kontrol dengan baik maka rasa ingin tahu mereka itu dapat menjerumuskan mereka
kepada hal-hal yang negatif.

Seperti kita ketahui bahwa pada era globalisasi yang moderen seperti ini akses untuk mendapatkan
informasi sangatlah cepat dan mudah. Kemajuan informasi ini dapat membawa dampak positif untuk
mengakses berita yang penting tetapi pada sisi yang lain jika yang diakses adalah informasi dan berita
yang negatif, contoh mengakses video porno, gambar-gambar porno yang dapat merangsang pikiran dan
perilaku tentang seks bebas, ini sangat membahayakan dan mengancam masa depan.

Dalam kenyataan tak dapat disangkal bahwa seks bebas dan narkoba sudah menjadi teman dekat dan
marak di kalangan remaja. Dimana ada seks bebas disitu ada narkoba dan banyak remaja yang menjadi
korban dari perilaku negatif ini. Hidup mereka menjadi berantakan, masa depan suram, nyawa terancam
melayang. Selain itu praktek sex bebas dapat berdampak hamil di luar nikah dan juga dapat
menyumbang dan menularkan virus HIV/AIDS dikalangan anak muda dan remaja lainnya. Ini
menambah deretan panjang cerita tentang kasus seks bebas dan narkoba dan rusaknya mental serta masa
depan remaja dan anak muda kita. Data nasional memberi info yang sangat signifikan mengenai
penggunaan narkoba dan seks bebas dengan angka yang sangat menakjubkan tiap tahunnya. Maka
Presiden kita menetapkan Indonesia sebagai darurat narkoba. Masih segar dalam ingatan kita bahwa
gembong-gembong narkotika dunia belum lama ini di hukum mati di Nusa Kambangan dan secara
nasional dikatakan kondisi negara kita sudah sangat memprihatinkan dengan beredarnya narkoba baik
sebagai pemakai maupun sebagai kurir mulai dari balik jeruji besi dengan menggunakan berbagai cara
yang licik untuk meloloskan barang haram itu kepada pengguna atau pemakai. Tidak terkecuali NTT
sebagai target dan sasaran barang haram itu secara khusus kota Kupang. Untuk itu upaya-upaya perlu
dilakukan untuk memproteksi dan menyelamatkan remaja-remaja kita dari sentuhan pergaulan bebas
seperti seks bebas dan narkoba. Saya kira ini menjadi persoalan penting yang tidak bisa dianggap
sepele.

Remaja dan pemuda kita merupakan generasi penerus dan aset bangsa bagi kelanjutan bangsa dan
negara kedepan, maka tidak bisa disangakal perlu adanya perhatiaan dan tanggungjawab baik dari pihak

1
orang tua dan juga tanggungjawab bangsa ini. Remaja adalah tulang punggung bangsa, yang selanjutnya
akan melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa, ironisnya dalam kenyataan sekarang ini kita bisa lihat
bagaimana persoalan remaja atau pemuda sebagai generasi bangsa ke depan begitu pelik, memiliki
sikap mental yang tidak terpuji, apa yang bisa diharapkan dari mereka. Namun belumlah terlambat jika
ada kesadaran untuk merehabilitasi kembali dan adanya upaya yang serius tentunya untuk mencegah
kehancuran masa depan generasi muda ini. Yang terpenting bahwa adakah kesadaran anak-anak muda
kita bahwa pergaulan bebas seperti seks bebas dan narkoba itu dapat merusak masa depan? Maka
penting saya fokuskan pembahasan saya pada Bab II, tentang pengertian sex bebas dan narkoba.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari seks bebas?
2. Apa pengertian dari narkoba?
3. Apa faktor-faktor penyebab seks bebas?
4. Apa faktor-faktor penyebab narkoba?
5. Apa damapak dari seks bebas?
6. Apa dampak dari narkoba?
7. Apa hubungan penggunaan narkoba terhadap perilaku seks bebas?
8. Bagaimana pencegahan dari penggunaan narkoba terhadap perilaku seks bebas

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari seks bebas
2. Untuk mengetahui pengertian dari narkoba
3. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab seks bebas
4. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab narkoba
5. Untuk mengetahui damapak dari seks bebas
6. Untuk mengetahui dampak dari narkoba
7. Untuk mengetahui hubungan penggunaan narkoba terhadap perilaku seks bebas.
8. Untuk mengetahui pencegahan dari penggunaan narkoba terhadap perilaku seks bebas

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SEKS BEBAS

Berbicara tentang seks maka seks sebetulnya peradaban manusia tertua sejak manusia ada dan hidup di
planet bumi ini. Seks melekat pada manusia dan menjadi bawaan manusia dan itu adalah kodrat
manusia sejak lahir dan seks itu adalah pemberian Tuhan. Tanpa seks manusia tidak dapat saling tertarik
antara lawan jenis dan tanpa seks manusia tidak dapat berkembang biak. Dengan adanya seks itu maka
manusia diperintahkan Tuhan untuk berkembang biak memenuhi bumi ini. Maka dalam pengertian
sesungguhnya seks itu hanya bisa terjadi jika pasang yang berbeda jenis kelamin itu sudah menjadi
suami dan istri yang sah. Dengan kata lain bahwa seks itu baru terjadi jika pasangan pria dan wanita itu
sudah membentuk kehidupan rumah tangga. Dengan demikian seks yang terjadi diluar rumah tangga itu
adalah seks yang tergolong tidak sehat dalam kaidah agama yang dalam hukum agama perbuatan diluar
kaidah agama itu disebut perbuatan melanggar hukum Tuhan yang dikenal dengan perbuatan zinah atau
berzinah. Dalam hukum, etika ini melanggar norma-norma peradaban manusia dan dikenal juga dengan
tindakan atau perbuatan amoral.

Seks sebetulnya pada hakekatnya baik, namun dia menjadi buruk ketika seks itu disalah artikan dan
disalah gunakan. Ketika seks itu disalah gunakan maka dengan sengaja,atau dengan tahu dan mau
perbuatan itu tidak saja melanggar tetapi juga sebuah sikap pemberontakkan kepada Tuhan yang
diartikan dengan perbuatan dosa. Dan dosa seks ini menjadi ada dan dikenal sejak manusia ada dan
hidup di dunia ini. Dosa seks ini usianya juga sudah sangat tua seusia kehadiran manusia didunia ini,
yang kemudian oleh perkembangan maka muncul dengan sebutan seks bebas dalam konteks yang
berbeda dan dipicu pula oleh lajunya perkembangan dunia yang memberi pengaruh sangat besar dalam
semua lini kehidupan manusia dan oleh perkembangan itu sangat berpengaruh juga pada norma serta
peradaban hidup manusia yang selama ini begitu kuat.

Maka pengertian seks bebas ini jauh lebih luas tidak terbatas hanya pada keinginan karna terdorong
nafsu seks dari lawan jenis yang juga terbatas jangkauannya. Teapi tindakan seks bebas ini lebih pada
sebuah pola dan kebiasaan bebas tanpa batas dalam pergaulan. Jika kita berbicara tentang seks bebas
maka seks bebas itu adalah sebuah sikap yang tercela bagi Tuhan.

Pengertian seks bebas menurut Kartono (1977) merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat
seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan sistem regulasi
tradisional dan bertentangan dengan sistem norma yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan menurut
Desmita (2005) pengertian seks bebas adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan dorongan
seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai

3
melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja
belum memiliki pengalaman tentang seksual.
Nevid dkk (1995) mengungkapkan bahwa perilaku seks pranikah adalah hubungan seks antara
pria dan wanita meskipun tanpa adanya ikatan selama ada ketertarikan secara fisik. Maslow (dalam Hall
& Lindzey, 1993) bahwa terdapat kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi manusia, salah satunya
adalah kebutuhan fisiologis mencakup kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu kebutuhan
yang bersifat dasar ini biasanya akan sukar untuk dikendalikan atau ditahan oleh individu, terutama
dorongan seks.
Lebih lanjut Cynthia (dalam Wicaksono, 2005) seks juga diartikan sebagai hubungan seksual
tanpa ikatan pada yang menyebabkan berganti-ganti pasangan.
Sedangkan menurut Sarwono (2003) menyatakan, bahwa seks bebas adalah segala tingkah laku
yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis, mulai dari tingkah
laku yang dilakukannya seperti sentuhan, berciuman (kissing) dengan pasangan yang dilakukan diluar
hubungan pernikahan.
Berdasarkan penjabaran definisi di atas maka dapat disimpulkan pengertian seks bebas adalah
segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis maupun sesama jenis yang
dilakukan di luar hubungan pernikahan mulai dari necking, petting sampai intercourse dan bertentangan
dengan norma-norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang tidak bisa diterima secara umum.
Seks bebas sudah tidak menjadi hal yang tabuh di kalangan remaja, mereka menganggap seks hal
yang biasa saja, namun mereka tidak memikirkan apa dampak yang bisa ditimbulkan dari seks bebas
tersebut. Seks bebas sering di lakukan remaja karena adanya dorongan nafsu seksualitas. Tak sedikit
dari mereka melakukan seks bebas hanya karena rasa ingin tahu atau ingin mencoba, atau adanya
dorongan dari teman-teman sekitarnya agar dapat dikatakan keren dan gaul. Seks bebas sering
dilakukan remaja-remaja dengan pacar mereka, karena pandangan mereka yang salah tentang pacaran.
Mungkin bagi mereka lebih afdol sebagai anak muda /remaja melakukan hubungan sex saat pacaran.
Bagi remaja laki-laki itu baru dikatakan laki-laki maco dan bagi remaja perempuan ada semacam
kebanggaan tersendiri dalam diri ketika digauli apalagi lebih dari satu orang selain itu ada kebutuhan
akan kepuasan sex.

Remaja yang sering melakukan seks ini biasanya remaja yang bebas bergaul tentunya tidak semua
remaja, namun yang menarik disini bahwa mereka ada dalam jumlah yang cukup banyak.

Salah satu dampaknya karena kehilangan perhatian orang tua akibat broken home karena perceraian
orang tua. Akibat dari hilangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua maka mereka mencari
perhatian di luar dan mereka mendapatkannya dalam pergaulan bebas. Haus akan perhatian orang tua
diganti dengan pergaulan bebas tanpa ada yang mengawasi dan pada akhirmya mereka terjerumus
dalam pergaulan yang salah, pergaulan yang tidak sehat yang berdampak pada persoalan moral. Tidak
hanya itu, tetapi juga lebih jauh lagi keterlibatan mereka dengan narkoba yang dapat membawa masa
depan suram bahkan kematian bagi dirinya semdiri.

4
B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

Dalam survey dari KOMNAS PERLINDUNGAN ANAK terhadap 4.500 remaja Indonesia yang berada
di 12 kota besar tahun 2007 , 97% dari responden pernah menonton film porno, 93% pernah berciuman,
petting, dan oral seks, serta 62,7% remaja yang duduk dibangku SMP pernah melakukan hubungan
intim, dan 21,2% remaja SMA pernah menggugurkan kandungan. Hal ini sangat memprihatinkan bagi
kaum remaja bangsa ini. Seks bebas dapat terjadi karena adanya beberapa faktor penyebab diantaranya

1. Kurangnya Perhatian Orang Tua (Keluarga Broken Home)


Keluarga yang broken home dapat memicu pergaulan bebas dari sang anak karena kurangnya
perhatian dari orang tuanya. Anak akan merasa sendiri, minder, tersudut, dan merasa tidak
diperhatikan atau disayang orang tuanya dan pada akhirnya anak akan mencari jati diri nya di
luar dengan cara bersenang-senang bersama teman-teman yang mungkin dapat merusak dan
membawa dampak yang buruk bagi dirnya. Dari pergaulan yang kurang sehat inilah, anak akan
mulai melakukan hal-hal negatif lainnya misalnya narkoba, dan seks bebas.
2. Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas dapat terjadi jika anak terlalu di biarkan bebas bergaul diluar dan tidak
dikontrol oleh orang tuanya. Bergaul boleh saja tetapi orang tua harus bisa memberikan arahan
kepada anak nya untuk tidak melewati batas-batas pergaulan, orang tua harus bisa mengontrol
dan membatasi pergaulan anaknya agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang negatif dalam
pergaulannya. Dalam pergaulan, anak harus diberi pemahaman untuk dapat memilih teman-
teman yang baik,
3. Narkoba
Narkoba adalah salah satu faktor yang dapat memicu perilaku seks bebas, karena dengan
menggunakan narkoba dapat memicu seseorang menjadi sakau atau pecandu yang dapat
menimbulkan perilaku menyimpang seperti seks bebas karena ketidaksadaran dan stimulus yang
merangsang libido/nafsu seksual yang tinggi pada sang remaja.
4. Media elektronik & Media cetak
Media elektronik seperti HP, gadget, dan laptop dapat menjadi salah satu sarana penyebaran seks
bebas, karena lewat media ini, remaja sering mengakses film-film porno dan juga gambar porno.
Bukan hanya itu terkadang di media televisi sering di tampilkan film-film barat yang
mempunyai adegan-adegan syur yang dapat merusak pikiran tingkah laku dari sang remaja.
Selain itu media cetak pun turut berperan dalam penyebaran gambar-gambar porno, kerena
sekarang telah banyak beredar majalah-majalah dewasa yang di dalamnya memuat gambar-
gambar porno yang seharusnya tidak boleh dilihat oleh para remaja. Majalah-majalah ini
tersebar luas di pasaran dan dijual bebas tanpa ada batasan umur, hal ini sangat memprihatinkan
karena anak-anak muda dapat dengan bebas membeli dan mendapat majalah-majalah ini.

5
5. Pengetahuan yang Minim tentang Seks Bebas
Pengetahuan yang minim mengenai seks bebas juga dapat memicu perbuatan maksiat ini.
Banyak anak remaja yang tidak mengetahui apa itu seks bebas, dan apa dampak dari seks bebas,
sehingga mereka terus melakukannya. Karena itu anak-anak harus di bekali dengan pengetahuan
mengenai seks bebas dan dampaknya sejak dini.
6. Rasa Ingin Tahu dan Pelampiasan diri
Rasa ingin tahu dan pelampiasan diri ini tak lepas dari seks bebas, sering kali remaja ingin
mengetahui hal-hal yang baru sehingga tanpa berpikir panjang mereka melakukan hal-hal itu,
untuk mengetahui bagaimana rasanya. Namun tak banyak pula dari mereka melakukan seks
bebas dan menggunakan narkoba sebagai pelampiasan diri ketika mereka menghadapi suatu
masalah. Karena mereka menganggap masalah dapat di selesaikan dengan hal-hal tersebut.

C. DAMPAK DARI SEKS BEBAS


Menurut wilson (dalam Ghifari 2003), bahaya seks bebas mencakup bahaya bagi perkembangan
mental (psikis), fisik dan masa depan remaja itu sendiri. Secara terperinci berikut ini, bahaya
utama seks bebas:
1. Menciptakan kenangan buruk.
Ketika suatu hubungan seks pranikah itu diekspos maka sang pelaku tak akan terlepas dari
aib dan cemoohan masyarakat. Selain itu, keluarga dari sang pelaku pun akan ikut merasakan
malu dan peristiwa ini tidak akan pernah terlupakan oleh masyrakat sekitar. Hal ini tentu saja
menjadi beban mental yang berat bagi sang remaja.
2. Kehamilan yang tidak diharapkan (unwanted pregnancy)
Unwanted pregnancy membawa remaja pada 2 pilihan, yaitu melanjutkan kehamilan atau
menggugurkannya. Hamil dan melahirkan dalam usia remaja merupakan salah satu faktor
resiko kehamilan yang tidak jarang membawa kematian ibu. Menurut wibowo (1994)
terjadinya pendarahan pada trisemester pertama dan ketiga, anemi dan persalinan kasip
merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kehamilan remaja. Selain itu kehamilan di
usia muda juga berdampak pada anak yang dikandung. Kejadian berat bayi lahir rendah
(BBLR) dan kematian prenatal sering dialami oleh bayi-bayi dari ibu usia muda. Menurut
affandi (1995) tingkat kematian anak pada ibu usia muda menjadi 2-3 kali dari kematian
anak yang ibunya usia 20-30 tahun. Kehamilan yang terjadi akibat seks pranikah buka saja
mendatangkan malapetaka bagi bayi yang dikandungnya menjadi beban mental yang sangat
berat bagi ibunya mengingat kandungan tidak bisa di sembunyikan, dan dalam keadaan kalut
seperti ini biasanya terjadi depresi, terlebih lagi jika sang pacar kemudian pergi dan tak
kembali.

6
3. Pengguguran kandungan dan pembunuhan bayi.
Banyak kasus bayi mungil yang baru lahir dibunuh ibunya. Sebagian dari bayi itu dibungkus
plastik hidup-hidup, dibuang di kali, dilempar di tong sampah, dan lain-lan, ini suatu akibat
dari perilaku negatif yang pernah dilakukannya. Selain melanjutkan kehamilan tidak sedikit
pula mereka yang mengalami unwanted pregnancy/melakukan aborsi. Lebih kurang 60%
dari 1.000.000 kebutuhan aborsi dilakukan oleh wanita yang tidak menikah termasuk para
remaja. Sekitar 70-80% dari angka itu termasuk dalam kategori aborsi yang tidak aman
(unsafe abortion) yang juga merupakan salah satu faktor penyebabkan kematian ibu.
4. Penyakit menular seksual (PMS)-HIV/AIDS
Dampak lain dari perilaku seks bebas remaja terhadap kesehatan reproduksi adalah tertular
PMS termasuk HIV/AIDS. Para remaja seringkali melakukan hubungan seks yang tidak
aman dangan kebiasaan berganti-ganti pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan
remaja semakin rentan untuk tertular PMS/HIV seperti sifilis, gonore, herper, klamidia, dan
AIDS. Dari data yang ada menunjukkan bahwa diantara penderita atau kasus HIV/AIDS
53% berusia antara 15-29 tahun. Wanita atau pria yang dulu pernah melakukan hubungan
seks bebas waktu pacaran dan lalu putus, cenderung ingin melakukan hubungan serupa
dengan pria atau wanita lain, mengingat seks bersifat adiktif (ketergantuan). Jika hal ini terus
dilakukan maka bukan mustahil akan terjangkit penyakit kelamin seperti poin sebelumnya.
5. Keterlanjuran dan timbul rasa kurang hormat.
Perilaku seks bebas dapat menimbulkan suatu keterlibatan emosi dalam diri seorang
anak/remaja. Semakin sering hal itu dilakukan, semakin mendalam rasa ingin mengulangi,
sekalipun sebelumnya ada rasa sesal. Terlebih lagi bagi wanita, setiap ajakan sang pacar
sangat sulit untuk ditolak karena takut ditinggalkan atau diputuskan. Sementara itu bagi laki-
laki, melihat pasangannya begitu mudah diajak melakukan hubungan seksual, akan terus
berkurang rasa hormat dan rasa cintanya bagi pasangannya.
6. Psikologis
Dampak lain dari perilaku seksual remaja yang sangat berhubungan dengan kesehatan
reproduksi adalah konsekuensi psikologis. Kodrat untuk hamil dan melahirkan menempatkan
remaja perempuan dalam posisi terpojok yang sangat dilematis. Dalam pandangan
masyarakat, remaja putri yang hamil diluar nikah merupakan aib bagi keluarga yang
melanggar norma-norma sosial dan agama. Penghakiman sosial ini tidak jarang meresap dan
terus tersosialisasi dalam diri remaja putri tersebut. Perasaan binggung, cemas, malu, dan
rasa bersalah yang dialami remaja setelah mengetahui kehamilan bercampur dengan
perasaan depresi, pesimis terhadap masa depan yang terkadang disertai dengan rasa benci
dan marah baik kepada diri sendiri maupun kepada pasangan dan kepada nasib yang
membuat kondisi kurang sehat secara fisik, sosial, dan mental yang berhubungan dengan
sistem fungsi, dan proses reproduksi remaja tidak terpenuhi.

7
D. PENGERTIAN NARKOBA

Narkoba atau narkotika dan obat-obatan berbahaya adalah bahan kimia, baik sintetik ataupun
organik yang merusak kerja saraf. Pengertian narkoba oleh kementerian kesehatan diartikan sebagai
NAPZA, (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif). Narkoba dapat menyebabkan ketagihan,
terganggu pada bagian saraf dan atau mampu tidak sadarkan diri. Pengertian Narkotika secara
umum adalah obat-obatan yang mampu membius.

Dengan kata lain, narkotika adalah obat-obatan yang mampu menggangu sistem kerja saraf tubuh
untuk tidak merasakan sakit atau rangsangan. Narkotika pada awalnya ada tiga yang terbuat dari
bahan organik yaitu Candu (Papaper Somniferum), kokain (Erythroxyion coca) dan ganja (Cannabis
sativa). Sekarang narkoba jenis narkotika adalah Opium atau Opioid atau Opiat atau Candu, Codein,
Methadone (MTD), LSD, PC, mescalin, barbiturat, demerol, petidin, dan lainnya.

Narkotika di kalangan remaja sudah sangat di anggap tabu, biasanya narkotika sering digunakan
untuk mengatasi rasa stress, sedih dan untuk meningkatkan stamina sang pemakai dalam hal kerja
dan juga seksual. Remaja yang memakai narkoba biasanya tak lepas dari perbuatan seks bebas
karena diantara keduanya terdapat hubungan yang sangat erat.

E. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGGUNAAN NARKOBA


1. Faktor Individu
Tidak dapat berkata TIDAK untuk penyalahgunaan narkoba, biasanya dipicu dari:

a. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa memikirkan akibatnya.

b. Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya

c. Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok

d. Lari dari kebosanan atau masalah hidup.

e. Pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak akan menimbulkan ketagihan

2. Faktor Lingkungan

a. Lingkungan keluarga

Seseorang dengan latar belakang “broken home” (hubungan ayah dan ibu yang retak), biasanya
memiliki hubungan komunikasi  antara orang tua dan anak yang kurang efektif, dan kurangnya rasa
hormat antar anggota keluarga bisa menjadi faktor yang ikut mendorong seseorang untuk melakukan
penyalahgunaan narkoba.

8
b. Lingkungan sekolah

Sekolah yang kurang disiplin, sekolah yang terletak di dekat tempat hiburan, sekolah kurang
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif, dan
adanya murid yang menyalahguna narkoba di area lingkungan sekolah merupakan faktor kontributif
terjadinya penyalahgunaan narkoba oleh siswa lainnya.

c. Lingkungan teman sebaya

Faktor ini umumnya terjadi pada kalangan remaja. Ada kalanya menggunakan narkoba merupakan
suatu hal yng penting bagi remaja agar bisa diterima dalam pergaulan (kelompok teman sebayanya)
dan dianggap sebagai orang dewasa. Inilah yang sering terjadi di kalangan remaja masa kini yang
kita kenal sebagai pergaulan bebas.

3. Faktor Ketersediaan Narkoba

Saat ini variasi narkoba sudah terdiri dari beragam jenis, cara pemakaian, dan bentuk kemasan.
Selain itu, narkoba makin mudah didapatkan secara ilegal dengan harga terjangkau. Ketersediaan
narkoba di lingkungan masyarakat ini mendorong seseorang untuk menyalahgunakan narkoba. Hal
ini didukung oleh masih banyaknya laboratorium gelap dan sindikat narkoba yang belum terungkap
dan sering meresahkan warga karena menjual barang haram tersebut di kalangan remaja.

F. DAMPAK DARI NARKOBA


1. Dampak Fisik (Kesehatan)
- Narkoba dapat menyebabkan gangguan pada organ dalam tubuh dan dapat membuat orang
yang memakainya sakau dan ketagihan bahkan terlihat tampilan yang berantakan, muka
yang pucat, dan kurus.
- Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara
bergantian, risikonya  adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV
- Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu konsumsi
narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa berakhir pada
resiko kematian.
2. Dampak Psikis / Mental
Dampak dari narkoba ini dapat membuat sang anak menjadi:
- Lamban, ceroboh, sering tegang dan gelisah
- Hilang kepercayaan diri, apatis/acuh tak acuh, pengkhayal, penuh curiga
- Menjadi ganas, tingkah laku yang brutal
- Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
- Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan dapat berujung bunuh diri

9
3. Dampak Sosial
- Gangguan mental, anti-sosial (tertutup, tak mau bergaul) dan asusila, dikucilkan oleh
lingkungan
- Merepotkan, membuat malu, dan menjadi beban keluarga
- Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

G. HUBUNGAN NARKOBA DAN SEKS BEBAS

Berikut adalah beberapa jenis narkotika yang berhubungan erat dengan seks bebas dan sering
digunakan oleh para remaja.
1. Extacy dan seks bebas, extacy adalah jenis narkoba yang sering di gunakan remaja untuk
meningkatkan kesengangan mereka. Dampak dari kerja extacy ini akan meningkatkan detak nadi
sang pengguna. Detak normal bagi seseorang yang tidak menggunakan narkoba antara 60-80 per
menit namun bagi sang pengguna, detak nadi akan naik samapai 120 detak per menit. Selain itu
extacy akan membuat sang pengguna manjadi lebih hyperaktif sehingga penderita akan terus
bnergerak. Setelah efek tersebut mulai berkurang maka efek selanjutnya akan
menstimulan/merangsang libido/nafsu seks. Saat kondisi seperti ini, maka siapapun tidak akan
merasa perlu untuk menseleksi siapa patner seksnya dan tidak akan melihat dampak dari
perbuatan seks bebas mereka.
2. Shabu dan seks bebas, shabu adalah jenis narkoba yang memiliki efek menstimulan/merangsang
Susunan Saraf Pusat (SSP) untuk bekerja. Efek dari kerja shabu ini dia bisa merangsang
seseorang untuk mampu bekerja atau bertahan beraktifitas lebih lama dari orang normal, bisa
lebih dari dua hari dua malam bahkan lebih. Biasanya orang mengkonsumsi shabu seringkali
dikaitkan dengan tujuan atau orientasi orang itu atas dampak yang diharapkan, misal untuk
kemampuan melakukan aktifitas berlebih (lembur kerja) atau juga untuk orientasi kekuatan
(lamanya) aktifitas seksual mereka. Salah satu orientasi seseorang yang paling sering
mengkonsumsi narkoba jenis shabu ini adalah untuk mendukung aktifitas seksual mereka.
Harapan mereka dengan mengkonsumsi shabu akan memberikan “kekuatan” lebih lama
sehingga mampu memuaskan lawan seksnya dan kebutuhan identitas seks mereka sendiri. Shabu
ini pun memberikan efek pada tubuh luar sang pengguna. Efeknya antara lain agar tubuh mereka
menjadi lebih terang dan terkesan lebih bersih, sehingga tidak jarang mereka yang
mengkonsumsi jenis ini lebih merasa percaya diri.
3. Narkoba jenis putaw (Heroin atau opium) ini merupakan narkoba yang tingkat
ketergantungannya sangat tinggi, sehingga bila tanpa putaw mereka akan kesakitan (sakaw).
Pemakaian jenis putaw ini menyebabkan sesorang harus terus menerus mengkonsumsi maka
untuk memenuhi kebutuhan mengkonsumsi putaw mereka (remaja) rela melakukan apapun,
seperti mencuri, merampok, dan atau yang lebih parah lagi melakukan seks komersil atau
menjual diri mereka sendiri. Seks secara komersil ini dilakukan baik dari pecandu perempuan

10
menjadi pelacur dan pecandu pria menjadi gigolo. Sehingga tidak jarang para remaja melakukan
seks bebas di luar dengan siapa pun patnernya untuk mendapatkan uang sehingga bisa membeli
narkoba tersebut dan dapat di konsumsi oleh dirinya sendiri.
Oleh karena itu perlu adanya pencengahan penggunaan narkoba karena erat hubungannya dengan
perbuatan seks bebas yang akan merusak hidup dan masa depan sang remaja.

H. PENCENGAHAN PENGGUNAAN NARKOBA DAN PERILAKU SEKS


BEBAS
1. Upaya Preventif
Penaggulangan penyalahgunaan narkoba dan tindakan seks bebas melalui keluarga dan
masyarakat. strategi yang dibutuhkan dalam hal ini ialah dilakukan secara simultan dan holistik,
yaitu dilakukan secara bersama-sama dari semua kalangan yang terkait mulai dari pemakai,
keluarga, masyarakat, aparat kepolisian dan pemerintah.
2. Upaya Kuratif
Upaya kuratif meliputi Treatment dan Rehabilitatif. Hingga saat ini belum ditemukan upaya
penanggulangan penyalahgunaan narkoba secara sempurna dan memuaskan, baik secara
treatment maupun rehabilitaif. Namun hal ini dapat digunakan sebagai tindakan pengobatan
untuk remaja yang telah terjerumus dalam penggunaan narkoba dan seks bebas
3. Peranan orang tua dalam pemberantasan narkoba
Orang tua sebagai bagian dari masyarakat memiliki banyak peran penting dalam mendukung
upaya pemberantasan ancaman terhadap generasi muda dari bahaya narkoba dan seks bebas.
Langkah-lagkah yang dapat di lakukan antara lain;
Lingkungan keluarga
1. Sejak anak dalam kandungan, hindari mengkonsumsi obat tanpa resep dokter.
2. Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak
3. Berikan informasi tentang bahaya narkoba dan bahaya seks bebas sejak dini
4. Hindari anak mengkonsumsi makanan yang tidak sehat
5. Konsultasi dengan dokter apabila ditemukan gejala-gajala yang tidak wajar pada anak
6. Berobat sedini mungkin apabila diketahui secara pasti bahwa anak tsb adalah pengguna
narkoba
Lingkungan tempat tinggal:
1. Berikan kegiatan-kegiatan yang positif kepada anak
2. Adakan kerjasama dengan RT/RW untuk mengadakan penyuluhan tentang bahaya narkoba
dan seks bebas
3. Informasikan kepada polri apabila dicurigai dilingkungan tempat tinggal terdapat pengguna
atau pangedar narkoba dan terdapat tempat praktek seks bebas

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis maupun
sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan pernikahan. Seks bebas erat kaitan nya dengan narkoba.
Narkoba adalah bahan kimia, baik sintetik ataupun organik yang merusak kerja saraf. Narkoba adalah
barang haram yang sering digunakan remaja untuk membuat mereka tampak lebih aktif dan tampak
lebih kuat namun kenyataannya narkoba juga dapat meningkatkan nafsu seksualitas dari sang remaja
dan hal ini sering menjadi alasan yang utama dalam penggunaan narkoba. Seks bebas dan narkoba dapat
ditimbulkan oleh beberapa faktor pendukung antara lain kurang nya perhatian orang tua, pergaulan
bebas, media cetak, media elektronik, kurangnya pengetahuan tentang seks bebas dan narkoba, rasa
ingin tahu juga pelampiasan diri dan ketersediaan narkoba. Seks bebas dan narkoba dapat menimbul
dampak negatif bagi sang remaja. Dampak-dampak itu akan merusak seluruh kehidupan sang remaja.
Maka dari itu seks bebas dan narkoba harus dihindari oleh kalangan remaja selain itu perlu juga
pengawasan dan perhatian dari orang tua terhadap anaknya. Karena pada masa remaja anak sangat
rentan terhadap segala sesuatu yang bersifat negatif. Karena itu orang tua harus bisa memberikan
pemahaman yang baik bagi sang anak tentang pergaulannya.

B. SARAN
1. Orang tua, sebagai orang tua yang baik, harus memberikan perhatian dan kasih sayang kepada
anak-anak. Jangan biarkan mereka merasa tak di sayang karena mereka pasti akan mencari
kesenangan diluar bersama teman-teman sebayanya dan bila terlalu bebas dapat memicu
pergaulan bebas, seperti seks bebas dan narkoba. Orang tua harus memperhatikan dan
membatasi pergaulan dari sang anak sehingga ia tidak salah bergaul.
2. Para remaja, sebagai remaja muda harus bisa menghindari pergaulan bebas yang dapat
menjerumuskan kepada hal-hal negative, seperti narkoba dan seks bebas. Remaja harus bisa
memilih atau memilah mana yang baik dan yang benar dari pergaulannya. remaja harus
membatasi diri untuk tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah. Jilka ingin mengetahui
sesuatu hal yang mungkin belum diketahui sebaiknya bertanya terlebih dahulu kepada orang tua
dan cobalah untuk terus melakukan seiring kepada oarang tua. Selain itu perlu menghindarkan
diri dari berbagai macam godaan seperti video porno dan gambar porno. Cobalah untuk
mendekatkan diri dengan keluarga dan Tuhan.
3. Lembaga Pendidikan, sebagai lembaga pendidikan maka sekolah harus memberikan pandangan
dasar yang baik mengenai pergaulan bebas yang dapat membuat remaja terjerumus dalam
narkoba dan seks bebas. Sekolah harus menjadi salah satu memperantasan seks bebas dan
narkoba dikalangan remaja seperti melakukan razia hp yang didalam nya terdapat video-video

12
porno atau gambar porno, memeriksa apakah ada siswa yang menggunakan narkoba atau
mengedarkannya. Selain itu perlu adanya tanggung jawab dari sekolah untuk mendidik siswanya
dengan pendidikan karakter dan moral sehingga siswa menjadi lebih memehami bahaya dari
seks bebas dan narkoba
4. Pemerintah, pemerintah harus ikut andil dalam pemberantasan seks bebas dan narkoba karena
remaja adalah generasi muda yang merupakan tanggung jawab dari pemeritah. Cara
memberantas dengan penyuluhan dan sosialisasi mengenai bahaya seks bebas dan narkoba
dikalangan remaja, menagkap gerbong/pengedar narkoba juga melakukan kegiatan-kegiatan
positif yang mengikut sertakan remaja sehingga menjadi remaja yang baik dan tanggap serta
jauh dari seks bebas dan narkoaba.

DAFTAR PUSTAKA

1. Terapi Rehabilitasi Narkoba Terbaik

(http://www.apotek-k24.com/post/216/Faktor-Penyebab-dan-Dampak-Penyalahgunaan-Narkoba)

2. Pengertian Narkoba, Bahaya Dan Dampak Narkoba

(http://www.apapengertianahli.com/2014/10/pengertian-narkoba-apa-itu-narkoba.html#_)

3. Faktor Penyebab dan Dampak Penyalahgunaan Narkoba, Apotek K 24

(http://www.apotek-k24.com/post/216/Faktor-Penyebab-dan-Dampak-Penyalahgunaan-Narkoba)

4. Perilaku Seks Bebas

(http://lpkeperawatan.blogspot.sg/2014/02/perilaku-seks-bebas.html#.VZo9aRARjIU)

5. Pengertian & Penyebab Perilaku Seks Bebas, Ilmu Kebidanan

(http://nopanova1.blogspot.sg/p/pengertian-dan-penyebab-prilaku-seks_23.html)

13

Anda mungkin juga menyukai