PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa remaja adalah masa di mana seorang anak mulai mencari jati diri. Diusia ini rasa ingin tahu akan
hal-hal yang belum diketahui sangat besar, karena rasa ingin tahu yang besar itu dapat mendorong
seorang remaja untuk mencari tahu apa yang tidak diketahui nya. Maka masa ini sangat rentan bagi
seorang remaja jika tidak dimaknai dengan tepat dan benar apa yang ia tahu itu, akibatnya akan
berdampak negatif. Karena pada masa ini, usia remaja masih sangat labil dalam arti emosi belum stabil
dan jika tidak di kontrol dengan baik maka rasa ingin tahu mereka itu dapat menjerumuskan mereka
kepada hal-hal yang negatif.
Seperti kita ketahui bahwa pada era globalisasi yang moderen seperti ini akses untuk mendapatkan
informasi sangatlah cepat dan mudah. Kemajuan informasi ini dapat membawa dampak positif untuk
mengakses berita yang penting tetapi pada sisi yang lain jika yang diakses adalah informasi dan berita
yang negatif, contoh mengakses video porno, gambar-gambar porno yang dapat merangsang pikiran dan
perilaku tentang seks bebas, ini sangat membahayakan dan mengancam masa depan.
Dalam kenyataan tak dapat disangkal bahwa seks bebas dan narkoba sudah menjadi teman dekat dan
marak di kalangan remaja. Dimana ada seks bebas disitu ada narkoba dan banyak remaja yang menjadi
korban dari perilaku negatif ini. Hidup mereka menjadi berantakan, masa depan suram, nyawa terancam
melayang. Selain itu praktek sex bebas dapat berdampak hamil di luar nikah dan juga dapat
menyumbang dan menularkan virus HIV/AIDS dikalangan anak muda dan remaja lainnya. Ini
menambah deretan panjang cerita tentang kasus seks bebas dan narkoba dan rusaknya mental serta masa
depan remaja dan anak muda kita. Data nasional memberi info yang sangat signifikan mengenai
penggunaan narkoba dan seks bebas dengan angka yang sangat menakjubkan tiap tahunnya. Maka
Presiden kita menetapkan Indonesia sebagai darurat narkoba. Masih segar dalam ingatan kita bahwa
gembong-gembong narkotika dunia belum lama ini di hukum mati di Nusa Kambangan dan secara
nasional dikatakan kondisi negara kita sudah sangat memprihatinkan dengan beredarnya narkoba baik
sebagai pemakai maupun sebagai kurir mulai dari balik jeruji besi dengan menggunakan berbagai cara
yang licik untuk meloloskan barang haram itu kepada pengguna atau pemakai. Tidak terkecuali NTT
sebagai target dan sasaran barang haram itu secara khusus kota Kupang. Untuk itu upaya-upaya perlu
dilakukan untuk memproteksi dan menyelamatkan remaja-remaja kita dari sentuhan pergaulan bebas
seperti seks bebas dan narkoba. Saya kira ini menjadi persoalan penting yang tidak bisa dianggap
sepele.
Remaja dan pemuda kita merupakan generasi penerus dan aset bangsa bagi kelanjutan bangsa dan
negara kedepan, maka tidak bisa disangakal perlu adanya perhatiaan dan tanggungjawab baik dari pihak
1
orang tua dan juga tanggungjawab bangsa ini. Remaja adalah tulang punggung bangsa, yang selanjutnya
akan melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa, ironisnya dalam kenyataan sekarang ini kita bisa lihat
bagaimana persoalan remaja atau pemuda sebagai generasi bangsa ke depan begitu pelik, memiliki
sikap mental yang tidak terpuji, apa yang bisa diharapkan dari mereka. Namun belumlah terlambat jika
ada kesadaran untuk merehabilitasi kembali dan adanya upaya yang serius tentunya untuk mencegah
kehancuran masa depan generasi muda ini. Yang terpenting bahwa adakah kesadaran anak-anak muda
kita bahwa pergaulan bebas seperti seks bebas dan narkoba itu dapat merusak masa depan? Maka
penting saya fokuskan pembahasan saya pada Bab II, tentang pengertian sex bebas dan narkoba.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari seks bebas?
2. Apa pengertian dari narkoba?
3. Apa faktor-faktor penyebab seks bebas?
4. Apa faktor-faktor penyebab narkoba?
5. Apa damapak dari seks bebas?
6. Apa dampak dari narkoba?
7. Apa hubungan penggunaan narkoba terhadap perilaku seks bebas?
8. Bagaimana pencegahan dari penggunaan narkoba terhadap perilaku seks bebas
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari seks bebas
2. Untuk mengetahui pengertian dari narkoba
3. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab seks bebas
4. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab narkoba
5. Untuk mengetahui damapak dari seks bebas
6. Untuk mengetahui dampak dari narkoba
7. Untuk mengetahui hubungan penggunaan narkoba terhadap perilaku seks bebas.
8. Untuk mengetahui pencegahan dari penggunaan narkoba terhadap perilaku seks bebas
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berbicara tentang seks maka seks sebetulnya peradaban manusia tertua sejak manusia ada dan hidup di
planet bumi ini. Seks melekat pada manusia dan menjadi bawaan manusia dan itu adalah kodrat
manusia sejak lahir dan seks itu adalah pemberian Tuhan. Tanpa seks manusia tidak dapat saling tertarik
antara lawan jenis dan tanpa seks manusia tidak dapat berkembang biak. Dengan adanya seks itu maka
manusia diperintahkan Tuhan untuk berkembang biak memenuhi bumi ini. Maka dalam pengertian
sesungguhnya seks itu hanya bisa terjadi jika pasang yang berbeda jenis kelamin itu sudah menjadi
suami dan istri yang sah. Dengan kata lain bahwa seks itu baru terjadi jika pasangan pria dan wanita itu
sudah membentuk kehidupan rumah tangga. Dengan demikian seks yang terjadi diluar rumah tangga itu
adalah seks yang tergolong tidak sehat dalam kaidah agama yang dalam hukum agama perbuatan diluar
kaidah agama itu disebut perbuatan melanggar hukum Tuhan yang dikenal dengan perbuatan zinah atau
berzinah. Dalam hukum, etika ini melanggar norma-norma peradaban manusia dan dikenal juga dengan
tindakan atau perbuatan amoral.
Seks sebetulnya pada hakekatnya baik, namun dia menjadi buruk ketika seks itu disalah artikan dan
disalah gunakan. Ketika seks itu disalah gunakan maka dengan sengaja,atau dengan tahu dan mau
perbuatan itu tidak saja melanggar tetapi juga sebuah sikap pemberontakkan kepada Tuhan yang
diartikan dengan perbuatan dosa. Dan dosa seks ini menjadi ada dan dikenal sejak manusia ada dan
hidup di dunia ini. Dosa seks ini usianya juga sudah sangat tua seusia kehadiran manusia didunia ini,
yang kemudian oleh perkembangan maka muncul dengan sebutan seks bebas dalam konteks yang
berbeda dan dipicu pula oleh lajunya perkembangan dunia yang memberi pengaruh sangat besar dalam
semua lini kehidupan manusia dan oleh perkembangan itu sangat berpengaruh juga pada norma serta
peradaban hidup manusia yang selama ini begitu kuat.
Maka pengertian seks bebas ini jauh lebih luas tidak terbatas hanya pada keinginan karna terdorong
nafsu seks dari lawan jenis yang juga terbatas jangkauannya. Teapi tindakan seks bebas ini lebih pada
sebuah pola dan kebiasaan bebas tanpa batas dalam pergaulan. Jika kita berbicara tentang seks bebas
maka seks bebas itu adalah sebuah sikap yang tercela bagi Tuhan.
Pengertian seks bebas menurut Kartono (1977) merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat
seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan sistem regulasi
tradisional dan bertentangan dengan sistem norma yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan menurut
Desmita (2005) pengertian seks bebas adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan dorongan
seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai
3
melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja
belum memiliki pengalaman tentang seksual.
Nevid dkk (1995) mengungkapkan bahwa perilaku seks pranikah adalah hubungan seks antara
pria dan wanita meskipun tanpa adanya ikatan selama ada ketertarikan secara fisik. Maslow (dalam Hall
& Lindzey, 1993) bahwa terdapat kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi manusia, salah satunya
adalah kebutuhan fisiologis mencakup kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu kebutuhan
yang bersifat dasar ini biasanya akan sukar untuk dikendalikan atau ditahan oleh individu, terutama
dorongan seks.
Lebih lanjut Cynthia (dalam Wicaksono, 2005) seks juga diartikan sebagai hubungan seksual
tanpa ikatan pada yang menyebabkan berganti-ganti pasangan.
Sedangkan menurut Sarwono (2003) menyatakan, bahwa seks bebas adalah segala tingkah laku
yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis, mulai dari tingkah
laku yang dilakukannya seperti sentuhan, berciuman (kissing) dengan pasangan yang dilakukan diluar
hubungan pernikahan.
Berdasarkan penjabaran definisi di atas maka dapat disimpulkan pengertian seks bebas adalah
segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis maupun sesama jenis yang
dilakukan di luar hubungan pernikahan mulai dari necking, petting sampai intercourse dan bertentangan
dengan norma-norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang tidak bisa diterima secara umum.
Seks bebas sudah tidak menjadi hal yang tabuh di kalangan remaja, mereka menganggap seks hal
yang biasa saja, namun mereka tidak memikirkan apa dampak yang bisa ditimbulkan dari seks bebas
tersebut. Seks bebas sering di lakukan remaja karena adanya dorongan nafsu seksualitas. Tak sedikit
dari mereka melakukan seks bebas hanya karena rasa ingin tahu atau ingin mencoba, atau adanya
dorongan dari teman-teman sekitarnya agar dapat dikatakan keren dan gaul. Seks bebas sering
dilakukan remaja-remaja dengan pacar mereka, karena pandangan mereka yang salah tentang pacaran.
Mungkin bagi mereka lebih afdol sebagai anak muda /remaja melakukan hubungan sex saat pacaran.
Bagi remaja laki-laki itu baru dikatakan laki-laki maco dan bagi remaja perempuan ada semacam
kebanggaan tersendiri dalam diri ketika digauli apalagi lebih dari satu orang selain itu ada kebutuhan
akan kepuasan sex.
Remaja yang sering melakukan seks ini biasanya remaja yang bebas bergaul tentunya tidak semua
remaja, namun yang menarik disini bahwa mereka ada dalam jumlah yang cukup banyak.
Salah satu dampaknya karena kehilangan perhatian orang tua akibat broken home karena perceraian
orang tua. Akibat dari hilangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua maka mereka mencari
perhatian di luar dan mereka mendapatkannya dalam pergaulan bebas. Haus akan perhatian orang tua
diganti dengan pergaulan bebas tanpa ada yang mengawasi dan pada akhirmya mereka terjerumus
dalam pergaulan yang salah, pergaulan yang tidak sehat yang berdampak pada persoalan moral. Tidak
hanya itu, tetapi juga lebih jauh lagi keterlibatan mereka dengan narkoba yang dapat membawa masa
depan suram bahkan kematian bagi dirinya semdiri.
4
B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Dalam survey dari KOMNAS PERLINDUNGAN ANAK terhadap 4.500 remaja Indonesia yang berada
di 12 kota besar tahun 2007 , 97% dari responden pernah menonton film porno, 93% pernah berciuman,
petting, dan oral seks, serta 62,7% remaja yang duduk dibangku SMP pernah melakukan hubungan
intim, dan 21,2% remaja SMA pernah menggugurkan kandungan. Hal ini sangat memprihatinkan bagi
kaum remaja bangsa ini. Seks bebas dapat terjadi karena adanya beberapa faktor penyebab diantaranya
5
5. Pengetahuan yang Minim tentang Seks Bebas
Pengetahuan yang minim mengenai seks bebas juga dapat memicu perbuatan maksiat ini.
Banyak anak remaja yang tidak mengetahui apa itu seks bebas, dan apa dampak dari seks bebas,
sehingga mereka terus melakukannya. Karena itu anak-anak harus di bekali dengan pengetahuan
mengenai seks bebas dan dampaknya sejak dini.
6. Rasa Ingin Tahu dan Pelampiasan diri
Rasa ingin tahu dan pelampiasan diri ini tak lepas dari seks bebas, sering kali remaja ingin
mengetahui hal-hal yang baru sehingga tanpa berpikir panjang mereka melakukan hal-hal itu,
untuk mengetahui bagaimana rasanya. Namun tak banyak pula dari mereka melakukan seks
bebas dan menggunakan narkoba sebagai pelampiasan diri ketika mereka menghadapi suatu
masalah. Karena mereka menganggap masalah dapat di selesaikan dengan hal-hal tersebut.
6
3. Pengguguran kandungan dan pembunuhan bayi.
Banyak kasus bayi mungil yang baru lahir dibunuh ibunya. Sebagian dari bayi itu dibungkus
plastik hidup-hidup, dibuang di kali, dilempar di tong sampah, dan lain-lan, ini suatu akibat
dari perilaku negatif yang pernah dilakukannya. Selain melanjutkan kehamilan tidak sedikit
pula mereka yang mengalami unwanted pregnancy/melakukan aborsi. Lebih kurang 60%
dari 1.000.000 kebutuhan aborsi dilakukan oleh wanita yang tidak menikah termasuk para
remaja. Sekitar 70-80% dari angka itu termasuk dalam kategori aborsi yang tidak aman
(unsafe abortion) yang juga merupakan salah satu faktor penyebabkan kematian ibu.
4. Penyakit menular seksual (PMS)-HIV/AIDS
Dampak lain dari perilaku seks bebas remaja terhadap kesehatan reproduksi adalah tertular
PMS termasuk HIV/AIDS. Para remaja seringkali melakukan hubungan seks yang tidak
aman dangan kebiasaan berganti-ganti pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan
remaja semakin rentan untuk tertular PMS/HIV seperti sifilis, gonore, herper, klamidia, dan
AIDS. Dari data yang ada menunjukkan bahwa diantara penderita atau kasus HIV/AIDS
53% berusia antara 15-29 tahun. Wanita atau pria yang dulu pernah melakukan hubungan
seks bebas waktu pacaran dan lalu putus, cenderung ingin melakukan hubungan serupa
dengan pria atau wanita lain, mengingat seks bersifat adiktif (ketergantuan). Jika hal ini terus
dilakukan maka bukan mustahil akan terjangkit penyakit kelamin seperti poin sebelumnya.
5. Keterlanjuran dan timbul rasa kurang hormat.
Perilaku seks bebas dapat menimbulkan suatu keterlibatan emosi dalam diri seorang
anak/remaja. Semakin sering hal itu dilakukan, semakin mendalam rasa ingin mengulangi,
sekalipun sebelumnya ada rasa sesal. Terlebih lagi bagi wanita, setiap ajakan sang pacar
sangat sulit untuk ditolak karena takut ditinggalkan atau diputuskan. Sementara itu bagi laki-
laki, melihat pasangannya begitu mudah diajak melakukan hubungan seksual, akan terus
berkurang rasa hormat dan rasa cintanya bagi pasangannya.
6. Psikologis
Dampak lain dari perilaku seksual remaja yang sangat berhubungan dengan kesehatan
reproduksi adalah konsekuensi psikologis. Kodrat untuk hamil dan melahirkan menempatkan
remaja perempuan dalam posisi terpojok yang sangat dilematis. Dalam pandangan
masyarakat, remaja putri yang hamil diluar nikah merupakan aib bagi keluarga yang
melanggar norma-norma sosial dan agama. Penghakiman sosial ini tidak jarang meresap dan
terus tersosialisasi dalam diri remaja putri tersebut. Perasaan binggung, cemas, malu, dan
rasa bersalah yang dialami remaja setelah mengetahui kehamilan bercampur dengan
perasaan depresi, pesimis terhadap masa depan yang terkadang disertai dengan rasa benci
dan marah baik kepada diri sendiri maupun kepada pasangan dan kepada nasib yang
membuat kondisi kurang sehat secara fisik, sosial, dan mental yang berhubungan dengan
sistem fungsi, dan proses reproduksi remaja tidak terpenuhi.
7
D. PENGERTIAN NARKOBA
Narkoba atau narkotika dan obat-obatan berbahaya adalah bahan kimia, baik sintetik ataupun
organik yang merusak kerja saraf. Pengertian narkoba oleh kementerian kesehatan diartikan sebagai
NAPZA, (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif). Narkoba dapat menyebabkan ketagihan,
terganggu pada bagian saraf dan atau mampu tidak sadarkan diri. Pengertian Narkotika secara
umum adalah obat-obatan yang mampu membius.
Dengan kata lain, narkotika adalah obat-obatan yang mampu menggangu sistem kerja saraf tubuh
untuk tidak merasakan sakit atau rangsangan. Narkotika pada awalnya ada tiga yang terbuat dari
bahan organik yaitu Candu (Papaper Somniferum), kokain (Erythroxyion coca) dan ganja (Cannabis
sativa). Sekarang narkoba jenis narkotika adalah Opium atau Opioid atau Opiat atau Candu, Codein,
Methadone (MTD), LSD, PC, mescalin, barbiturat, demerol, petidin, dan lainnya.
Narkotika di kalangan remaja sudah sangat di anggap tabu, biasanya narkotika sering digunakan
untuk mengatasi rasa stress, sedih dan untuk meningkatkan stamina sang pemakai dalam hal kerja
dan juga seksual. Remaja yang memakai narkoba biasanya tak lepas dari perbuatan seks bebas
karena diantara keduanya terdapat hubungan yang sangat erat.
e. Pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak akan menimbulkan ketagihan
2. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan keluarga
Seseorang dengan latar belakang “broken home” (hubungan ayah dan ibu yang retak), biasanya
memiliki hubungan komunikasi antara orang tua dan anak yang kurang efektif, dan kurangnya rasa
hormat antar anggota keluarga bisa menjadi faktor yang ikut mendorong seseorang untuk melakukan
penyalahgunaan narkoba.
8
b. Lingkungan sekolah
Sekolah yang kurang disiplin, sekolah yang terletak di dekat tempat hiburan, sekolah kurang
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif, dan
adanya murid yang menyalahguna narkoba di area lingkungan sekolah merupakan faktor kontributif
terjadinya penyalahgunaan narkoba oleh siswa lainnya.
Faktor ini umumnya terjadi pada kalangan remaja. Ada kalanya menggunakan narkoba merupakan
suatu hal yng penting bagi remaja agar bisa diterima dalam pergaulan (kelompok teman sebayanya)
dan dianggap sebagai orang dewasa. Inilah yang sering terjadi di kalangan remaja masa kini yang
kita kenal sebagai pergaulan bebas.
Saat ini variasi narkoba sudah terdiri dari beragam jenis, cara pemakaian, dan bentuk kemasan.
Selain itu, narkoba makin mudah didapatkan secara ilegal dengan harga terjangkau. Ketersediaan
narkoba di lingkungan masyarakat ini mendorong seseorang untuk menyalahgunakan narkoba. Hal
ini didukung oleh masih banyaknya laboratorium gelap dan sindikat narkoba yang belum terungkap
dan sering meresahkan warga karena menjual barang haram tersebut di kalangan remaja.
9
3. Dampak Sosial
- Gangguan mental, anti-sosial (tertutup, tak mau bergaul) dan asusila, dikucilkan oleh
lingkungan
- Merepotkan, membuat malu, dan menjadi beban keluarga
- Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Berikut adalah beberapa jenis narkotika yang berhubungan erat dengan seks bebas dan sering
digunakan oleh para remaja.
1. Extacy dan seks bebas, extacy adalah jenis narkoba yang sering di gunakan remaja untuk
meningkatkan kesengangan mereka. Dampak dari kerja extacy ini akan meningkatkan detak nadi
sang pengguna. Detak normal bagi seseorang yang tidak menggunakan narkoba antara 60-80 per
menit namun bagi sang pengguna, detak nadi akan naik samapai 120 detak per menit. Selain itu
extacy akan membuat sang pengguna manjadi lebih hyperaktif sehingga penderita akan terus
bnergerak. Setelah efek tersebut mulai berkurang maka efek selanjutnya akan
menstimulan/merangsang libido/nafsu seks. Saat kondisi seperti ini, maka siapapun tidak akan
merasa perlu untuk menseleksi siapa patner seksnya dan tidak akan melihat dampak dari
perbuatan seks bebas mereka.
2. Shabu dan seks bebas, shabu adalah jenis narkoba yang memiliki efek menstimulan/merangsang
Susunan Saraf Pusat (SSP) untuk bekerja. Efek dari kerja shabu ini dia bisa merangsang
seseorang untuk mampu bekerja atau bertahan beraktifitas lebih lama dari orang normal, bisa
lebih dari dua hari dua malam bahkan lebih. Biasanya orang mengkonsumsi shabu seringkali
dikaitkan dengan tujuan atau orientasi orang itu atas dampak yang diharapkan, misal untuk
kemampuan melakukan aktifitas berlebih (lembur kerja) atau juga untuk orientasi kekuatan
(lamanya) aktifitas seksual mereka. Salah satu orientasi seseorang yang paling sering
mengkonsumsi narkoba jenis shabu ini adalah untuk mendukung aktifitas seksual mereka.
Harapan mereka dengan mengkonsumsi shabu akan memberikan “kekuatan” lebih lama
sehingga mampu memuaskan lawan seksnya dan kebutuhan identitas seks mereka sendiri. Shabu
ini pun memberikan efek pada tubuh luar sang pengguna. Efeknya antara lain agar tubuh mereka
menjadi lebih terang dan terkesan lebih bersih, sehingga tidak jarang mereka yang
mengkonsumsi jenis ini lebih merasa percaya diri.
3. Narkoba jenis putaw (Heroin atau opium) ini merupakan narkoba yang tingkat
ketergantungannya sangat tinggi, sehingga bila tanpa putaw mereka akan kesakitan (sakaw).
Pemakaian jenis putaw ini menyebabkan sesorang harus terus menerus mengkonsumsi maka
untuk memenuhi kebutuhan mengkonsumsi putaw mereka (remaja) rela melakukan apapun,
seperti mencuri, merampok, dan atau yang lebih parah lagi melakukan seks komersil atau
menjual diri mereka sendiri. Seks secara komersil ini dilakukan baik dari pecandu perempuan
10
menjadi pelacur dan pecandu pria menjadi gigolo. Sehingga tidak jarang para remaja melakukan
seks bebas di luar dengan siapa pun patnernya untuk mendapatkan uang sehingga bisa membeli
narkoba tersebut dan dapat di konsumsi oleh dirinya sendiri.
Oleh karena itu perlu adanya pencengahan penggunaan narkoba karena erat hubungannya dengan
perbuatan seks bebas yang akan merusak hidup dan masa depan sang remaja.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis maupun
sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan pernikahan. Seks bebas erat kaitan nya dengan narkoba.
Narkoba adalah bahan kimia, baik sintetik ataupun organik yang merusak kerja saraf. Narkoba adalah
barang haram yang sering digunakan remaja untuk membuat mereka tampak lebih aktif dan tampak
lebih kuat namun kenyataannya narkoba juga dapat meningkatkan nafsu seksualitas dari sang remaja
dan hal ini sering menjadi alasan yang utama dalam penggunaan narkoba. Seks bebas dan narkoba dapat
ditimbulkan oleh beberapa faktor pendukung antara lain kurang nya perhatian orang tua, pergaulan
bebas, media cetak, media elektronik, kurangnya pengetahuan tentang seks bebas dan narkoba, rasa
ingin tahu juga pelampiasan diri dan ketersediaan narkoba. Seks bebas dan narkoba dapat menimbul
dampak negatif bagi sang remaja. Dampak-dampak itu akan merusak seluruh kehidupan sang remaja.
Maka dari itu seks bebas dan narkoba harus dihindari oleh kalangan remaja selain itu perlu juga
pengawasan dan perhatian dari orang tua terhadap anaknya. Karena pada masa remaja anak sangat
rentan terhadap segala sesuatu yang bersifat negatif. Karena itu orang tua harus bisa memberikan
pemahaman yang baik bagi sang anak tentang pergaulannya.
B. SARAN
1. Orang tua, sebagai orang tua yang baik, harus memberikan perhatian dan kasih sayang kepada
anak-anak. Jangan biarkan mereka merasa tak di sayang karena mereka pasti akan mencari
kesenangan diluar bersama teman-teman sebayanya dan bila terlalu bebas dapat memicu
pergaulan bebas, seperti seks bebas dan narkoba. Orang tua harus memperhatikan dan
membatasi pergaulan dari sang anak sehingga ia tidak salah bergaul.
2. Para remaja, sebagai remaja muda harus bisa menghindari pergaulan bebas yang dapat
menjerumuskan kepada hal-hal negative, seperti narkoba dan seks bebas. Remaja harus bisa
memilih atau memilah mana yang baik dan yang benar dari pergaulannya. remaja harus
membatasi diri untuk tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah. Jilka ingin mengetahui
sesuatu hal yang mungkin belum diketahui sebaiknya bertanya terlebih dahulu kepada orang tua
dan cobalah untuk terus melakukan seiring kepada oarang tua. Selain itu perlu menghindarkan
diri dari berbagai macam godaan seperti video porno dan gambar porno. Cobalah untuk
mendekatkan diri dengan keluarga dan Tuhan.
3. Lembaga Pendidikan, sebagai lembaga pendidikan maka sekolah harus memberikan pandangan
dasar yang baik mengenai pergaulan bebas yang dapat membuat remaja terjerumus dalam
narkoba dan seks bebas. Sekolah harus menjadi salah satu memperantasan seks bebas dan
narkoba dikalangan remaja seperti melakukan razia hp yang didalam nya terdapat video-video
12
porno atau gambar porno, memeriksa apakah ada siswa yang menggunakan narkoba atau
mengedarkannya. Selain itu perlu adanya tanggung jawab dari sekolah untuk mendidik siswanya
dengan pendidikan karakter dan moral sehingga siswa menjadi lebih memehami bahaya dari
seks bebas dan narkoba
4. Pemerintah, pemerintah harus ikut andil dalam pemberantasan seks bebas dan narkoba karena
remaja adalah generasi muda yang merupakan tanggung jawab dari pemeritah. Cara
memberantas dengan penyuluhan dan sosialisasi mengenai bahaya seks bebas dan narkoba
dikalangan remaja, menagkap gerbong/pengedar narkoba juga melakukan kegiatan-kegiatan
positif yang mengikut sertakan remaja sehingga menjadi remaja yang baik dan tanggap serta
jauh dari seks bebas dan narkoaba.
DAFTAR PUSTAKA
(http://www.apotek-k24.com/post/216/Faktor-Penyebab-dan-Dampak-Penyalahgunaan-Narkoba)
(http://www.apapengertianahli.com/2014/10/pengertian-narkoba-apa-itu-narkoba.html#_)
(http://www.apotek-k24.com/post/216/Faktor-Penyebab-dan-Dampak-Penyalahgunaan-Narkoba)
(http://lpkeperawatan.blogspot.sg/2014/02/perilaku-seks-bebas.html#.VZo9aRARjIU)
(http://nopanova1.blogspot.sg/p/pengertian-dan-penyebab-prilaku-seks_23.html)
13