OKTOBER 2021
Pendidikan tinggi merupakan batu loncatan, maka setiap kampus di Indonesia
harus merdeka dari segala bentuk kekerasan dan menjadi lingkungan yang
kondusif bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensinya
40% dari 304 mahasiswi di salah satu perguruan Berdasarkan 174 testimoni dari 79 kampus di 29 kota: (Tirto.id, 2019)
tinggi negeri pernah mengalami kekerasan seksual ● Kekerasan terjadi di lingkungan kampus, tempat magang, rumah
(Ardi & Muis, dosen, daring, dan luar kampus
2014) ● 172 mahasiswa, 1 dosen, dan 1 staf menjadi korban
● 89% korban adalah perempuan, 4% laki-laki, dan 8% tidak mau
Kekerasan seksual terjadi di semua jenjang menyebutkan
pendidikan, 27% dari aduan yang diterima
Komnas Perempuan terjadi di universitas
(2015 - 2020) 77% dosen menyatakan “kekerasan seksual pernah terjadi di kampus“ dan
63% dari mereka tidak melaporkan kasus yang diketahuinya kepada
pihak kampus (Survei Ditjen Diktiristek, 2020)
92% dari 162 responden mengalami Kekerasan
Berbasis Gender Online atau KBGO
(Penelitian BEM FISIP Univ. Mulawarman, 2021)
1 2
Sumber: Instagram user numbers by NapoleonCat.com Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 6
Banyak perguruan tinggi yang sudah melakukan praktik baik PPKS, sehingga perlu
didukung dengan kepastian hukum di tingkat nasional
1 2 3 4
Pemenuhan Penanggulangan Peningkatan Penguatan
Hak Pendidikan Kekerasan Seksual Pengetahuan Kolaborasi antara
Setiap WNI dengan Pendekatan tentang Kekerasan Kemendikbudristek
Institusional dan Seksual & Perguruan
Berkelanjutan Tinggi
Permen PPKS adalah salah satu Substansi Permen PPKS Seluruh kampus di Indonesia Semangat kolaboratif antara
upaya untuk memenuhi hak memberi kepastian menjadi semakin Kementerian dan kampus-
setiap WNI atas pendidikan hukum bagi pemimpin teredukasi tentang isu dan kampus dalam menciptakan
tinggi yang aman perguruan tinggi untuk hak korban kekerasan seksual budaya akademik yang
mengambil langkah tegas sehat dan aman semakin
kuat
Pasal 4:
Jika mahasiswa Perguruan Tinggi X mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh
Sasaran peraturan ini adalah: mahasiswa Perguruan Tinggi Y, maka Satgas kedua kampus merujuk ke Permen PPKS
a) Mahasiswa;
b) Pendidik;
c) Tenaga Kependidikan;
d) Warga Kampus; dan
e) masyarakat umum yang
berinteraksi dengan
Mahasiswa, Pendidik, dan
Tenaga Kependidikan
dalam pelaksanaan
Tridharma
Justifikasi
1 menyampaikan ujaran yang mendiskriminasi atau melecehkan tampilan fisik, kondisi tubuh, dan/atau identitas gender Korban
3 menyampaikan ucapan yang memuat rayuan, lelucon, dan/atau siulan yang bernuansa seksual pada Korban
5 mengirimkan pesan, lelucon, gambar, foto, audio, dan/atau video bernuansa seksual kepada Korban meskipun sudah dilarang
Korban
6 mengambil, merekam, dan/atau mengedarkan foto dan/atau rekaman audio dan/atau visual Korban yang bernuansa seksual tanpa
persetujuan Korban
7 mengunggah foto tubuh dan/atau informasi pribadi Korban yang bernuansa seksual tanpa persetujuan Korban
8 menyebarkan informasi terkait tubuh dan/atau pribadi Korban yang bernuansa seksual tanpa persetujuan Korban
9 mengintip atau dengan sengaja melihat Korban yang sedang melakukan kegiatan secara pribadi dan/atau pada ruang yang bersifat
pribadi
10 membujuk, menjanjikan, menawarkan sesuatu, atau mengancam Korban untuk melakukan transaksi atau kegiatan seksual yang tidak
disetujui oleh Korban
12 menyentuh, mengusap, meraba, memegang,memeluk, mencium dan/atau menggosokkan bagian tubuhnya pada tubuh Korban tanpa
persetujuan Korban
15 mempraktikkan budaya komunitas Mahasiswa, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan yang bernuansa Kekerasan Seksual
17 melakukan perkosaan termasuk penetrasi dengan benda atau bagian tubuh selain alat kelamin
Pasal 6:
1 Pembelajaran
Mewajibkan mahasiswa, pendidik, dan tendik mempelajari modul PPKS
Pendampingan Pelindungan
● Pelaku yang mendapatkan sanksi ringan dan sedang, wajib mengikuti program konseling sebelum re-integrasi ke kampus
● Pembiayaan program konseling dibebankan pada pelaku
● Laporan hasil konseling menjadi dasar bagi Pemimpin Perguruan Tinggi untuk menerbitkan surat keterangan bahwa pelaku telah
melaksanakan sanksi yang dikenakan
Oktober 2021 - Komunikasi Publik Permendikbudristek PPKS Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 15
Rektor dan Direktur Perguruan Tinggi bertanggung jawab penuh untuk melaksanakan
Permen PPKS dan dapat menjatuhkan sanksi yang lebih berat dari rekomendasi Satgas
Pemantauan dan 6. Melakukan survei iklim keamanan kampus dari kekerasan seksual setiap semester
Evaluasi
7. Menyampaikan laporan kegiatan PPKS ke pemimpin perguruan tinggi setiap semester
Wewenang Melakukan berbagai tindakan baik dengan pihak internal maupun eksternal kampus untuk melakukan penanganan yang baik
Kode Etik Menjamin kerahasiaan identitas pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan laporan dan menjaga independensi Satgas
Batasan Bila ada dugaan penyalahgunaan wewenang, bisa dilaporkan ke Kemendikbudristek (melalui Pusat Penguatan Karakter)
1 2 3
Persyaratan Keanggotaan, kualifikasi calon, dan dokumen untuk bukti kualifikasi calon
Masa Tugas Durasi dan tata cara pergantian anggota dalam hal terjadi “faktor X” selama masa tugas (misal: meninggal dunia, lulus kuliah, dsb)
Pasal 51 – 52:
Hasil pemeriksaan ulang dapat berupa:
atau
Pasal 54 Pasal 55
Laporan hasil monev setiap semester memuat: Sanksi bagi Rektor atau Direktur yang tidak
melakukan monev:
November 2021 – Februari 2022 Maret – Juni 2022 Juli – Oktober 2022
PTN
(% dari total) 30% 60% 100%
Jumlah PT
Vokasi 15 30 49
Jumlah PT
Akademik 23 46 75
November 2021 – Februari 2022 Maret – Juni 2022 Juli – Oktober 2022
LL Dikti
(% dari Total) 30% 60% 100%
LL Dikti
(Jumlah) 5 10 16
Catatan:
Pembentukan Satgas di LL DIKTI dilakukan untuk memfasilitasi PTS yang memiliki keterbatasan sumber daya
PTS diharapkan untuk membentuk sendiri Satgas di level perguruan tinggi. Yayasan yang membentuk Satgas untuk banyak PTS
sekaligus akan diberikan dukungan