BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak sebagai generasi penerus cita-cita dan masa depan bangsa. Oleh karena
itu, menjadi tanggung jawab orang tua dan pendidik untuk memastikan anak
bahwa :
hak anak pada 2018 mencapai 4.885 kasus. Jumlah ini meningkat dibandingkan
pada 2017 yang mencapai 4.579 kasus. Kasus pelanggaran hak anak didominasi
kekerasan seksual adalah keterlibatan anak dalam aktivitas seksual dengan orang
dewasa atau dengan anak kecil lainnya (anak kecil yang memiliki kekuasaan
memberikan persetujuan untuk melakukan dan kegiatan ini melanggar hukum atau
aman bagi anak-anak semakin sempit dan sulit untuk ditemukan. Karena
kekerasan seksual terhadap anak bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Contoh
2
kasus yang dimuat di media masa; dua orang anak di Padang, Sumatra Barat
anak-anak yang seharusnya merasa aman dan terlindungi, justru menjadi korban
meningkat dari waktu ke waktu dan secara signifikan dapat mengancam dan
membahayakan jiwa anak, merusak kehidupan pribadi dan tumbuh kembang anak,
masyarakat.
Karena orang tualah yang paling bertanggung jawab atas tumbuh kembang anak.
untuk menyampaikan pemahaman seks kepada anak. Dan salah satu bidang yang
3 menyatakan bahwa:
Jelas bahwa yang perlu di bangun dalam pendidikan tidak hanya kemampuan
akademik, tetapi juga ditekankan pada sikap dan perilaku yang baik sesuai dengan
pemahaman tentang seks yang akan sangat berguna untuk membentengi diri
seksual yang diberikan pada anak, dalam usaha menjaga anak terbebas dari
traumatis yang cukup berat, namun juga bisa menimbulkan dampak negatif dari
segi kesehatan. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh,
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan
terhadap pihak sekolah, bahwa pendidikan seks sudah ada dalam kurikulum akan
tetapi tidak disebutkan secara langsung, namun secara eksplisit masuk dalam
tema-tema tertentu, tidak terdapat jam khusus untuk mengajarkan anak tentang
seks untuk anak belum terlihat jelas dalam bahan ajar yang digunakan oleh guru.
Dalam hal ini, menjadi inspirasi bagi peneliti untuk mengembangkan bahan ajar
Pemahaman pendidikan seks di usia dini ini diharapkan agar anak dapat
memperoleh informasi yang tepat mengenai pendidikan seks. Hal ini dikarenakan
adanya media lain yang dapat mengajari anak mengenai pendidikan seks, yaitu
dapat menghindarkan anak dari resiko negatif perilaku seksual maupun perilaku
dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa mengetahui aturan hukum, agama, dan
adat istiadat, serta dampak penyakit yang bisa ditimbulkan dari penyimpangan
tersebut.
5
Menurut Piaget (Izzaty dkk, 2008:88) menyatakan bahwa “anak pada masa
pada tahap ini anak belajar tentang semua hal melalui benda-benda konkrit yang
abstrak. Sehingga dalam hal ini anak belum dapat menerima apa saja yang
pengembangan suatu bahan ajar cerita bergambar materi pendidikan seks kepada
anak, dengan judul “Pengembangan Komik Digital Materi Sex Education untuk
bentuk cerita bergambar sehingga memudahkan orang tua atau guru melakukan
pendidikan pada anak untuk menjaga dirinya. Adapun penelitian sebelumnya yang
menjadi acuan atau referensi peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Ita Suryani mahasiswa Universitas Bina Sarana
Informatika, Program studi Hubungan Masyarakat pada tahun 2019 yang berjudul
memberikan edukasi kepada anak untuk mengetahui apa yang harus dilakukan
B. Rumusan Masalah
Kharisma Makassar?
Kharisma Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Kharisma Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, manfaat yang
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
pendidikan di sekolah.
E. Spesifikasi Produk
Dalam penelitian pengambangan ini, diharapkan akan ada sebuah bahan ajar
berupa buku cerita bergambar yang layak digunakan dalam proses pembelajaran.
1. Materi
sendiri”.
a. Siswa
b. Guru
media pembelajaran.
Gambar dan narasi dalam bahan ajar adalah sebagai penunjang agar buku
cerita bergambar menjadi lebih menarik, sehingga minat siswa untuk belajar
F. Target Luaran
BAB II
A. TINJAUAN PUSTAKA
dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Jelas tujuan utamanya masih tetap
meningkatkan kinerja.
a. Kawasan Desain
desain ialah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro,
seperti program dan kurikulum, dan pada tingkat mikro, seperti pelajaran
b. Kawasan Pengembangan
c. Kawasan Pemanfaatan
regulasi.
d. Kawasan Pengelolaan
pengelolaan informasi.
e. Kawasan Evaluasi
Gambar 2.1
Sumber: http://tp.fip.unm.ac.id/akademik/kurikulum/
2. Bahan Ajar
pembelajaran.
sebuah bahan ajar. Bahan ajar dapat juga diartikan sebagai segala bentuk
Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam mengajarkan
ditentukan sebelumnya.
Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk
Fungsi bahan ajar bagi siswa untuk menjadi pedoman dalam proses
13
dipelajari.
evaluasi penguasaan hasil belajar karena setiap hasil belajar dalam bahan
penguasaan kompetensi.
Bahan ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun non
cetak. Bahan ajar non cetak yang sering dijumpai antara lain berupa
bahan ajar.
contoh jenis bahan ajar display dalam modul ini di antaranya adalah
3) Audio
samping siaran radio, contoh lain program audio adalah kaset audio.
dapat direkam dan digunakan siswa kapan dan di mana pun mereka
secara mandiri.
4) Video
mungkin efisien jika hanya menggunakan kapur dan papan tulis yang
video. Seperti diketahui bahwa tingkat retensi (daya serap dan daya
computer (PC).
Bahan ajar cetak meliputi berupa handout, buku, modul, brosur, dan
persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar, yang meliputi proses
kemasyarakatan.
seks untuk anak usia dini adalah salah satu upaya memberikan
alat seksual dan masalah naluri alamiah yang mulai timbul; bimbingan
lain dari perilaku seksual manusia. Hal ini sangat penting bagi manusia,
dimilikinya.
anak sudah mulai bertanya tentang perbedaan kelamin antara dirinya dan
19
kebutuhan dan umur anak serta daya tangkap anak. Dalam hal ini
pendidikan seks idealnya diberikan pertama kali oleh orang tua di rumah,
mengingat yang tahu keadaan anak adalah orang tuanya sendiri. Tetapi
sayangnya di indonesia tidak semua orang tua mau terbuka terhadap anak
Rosmini psikolog pendidikan, seks bagi anak wajib diberikan orang tua
sedini mngkin. “Pendidikan seks wajib diberikan orang tua pada anaknya
sedini. Tepatnya dimulai saat anak masuk play group (usia 3-4 tahun),
karena pada usia ini anak sudah dapat mengerti mengenai organ tubuh
internal.
setelah buang kecil (BAK) maupun buang air besar (BAB), agar anak
dapat mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Pendidikan ini
pun secara tidak langsung dapat mengajari anak untuk tidak sembarangan
kepala, tangan, kaki, peru, dan jangan lupa kelaminnya. Lalu beri
Pada usia ini anak cenderung aktif untuk bertanya salah satu
jawaban yang bisa membuat anak tambah bingung. Disini orang tua
bisa menjawab “nak, kamu dari sini (sambil menunjuk perut)” atau
orang tua agar si kecil berteriak. Hal ini adalah salah satu usaha
4) Usia Remaja
anak yang ada pada masa remaja. Agar terhindari dari informasi-
yang diharapkan.
masyarakat.
kehidupan keluarga.
B. KERANGKA PIKIR
Bahan ajar sex education (buku cerita bergambar) untuk anak usia dini dapat
seks. Dibuat dalam bentuk animasi yang diharapkan akan disukai anak.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa Bahan ajar sex
education (buku cerita bergambar), yang dimana buku cerita bergambar ini
menggunakan bahan ajar yang inovatif yang siap pakai baik guru sendiri maupun
Skema kerangka pikir pengembangan bahan ajar sex education untuk anak
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
pengembangan atau research and development (R&D) adalah suatu proses atau
sebagai berikut:
Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah bahan ajar
pengembangan ini terdiri dari tahap yang relatif mudah (lima tahap). ADDIE
B. Tahap-Tahap Penelitian
yang merupakan jabaran dari model ADDIE oleh Lee, W.W., dan Owens, D.L
Elu
Ima
v
n eA
tio
psD
yg
Gambar 3.1 Tahap-tahap pengembangan yang di kembangan oleh Lee, W.W., dan
Owens, D.L (2004)
ADDIE dibagi kedalam 5 fase, yaitu: (1) Analysis Phase, diartikan sebagai
seperti berikut:
digunakan, serta kendala apa saja yang alami dalam memberikan pendidikan
seks untuk anak usia dini. Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan untuk
menjadi bahan ajar, mencakup mengkaji teori yang didapat melalui jurnal,
buku, maupun hasil penelitian terkait pengembagan bahan ajar sex education.
b) Analisis kebutuhan
efisian berupa flowchart agar mudah dipelajari oleh peserta didik. Sedangkan
secara keseluruhan.
Tahapan ini meliputi desain tampilan juga materi yang akan di tampilkan
d) Mengumpulkan sumber-sumber
Tahap ini mencakup semua bahan maupun informasi yang mendasar dan
merupakan bentuk awal produk yang dirancang dan menjadi contoh baku
a) Produksi media
Pembuatan produk yaitu bahan ajar berupa buku cerita bergambar sex
b) Validasi produk
Tahapan validasi terdiri dari dua tahap validasi yaitu validasi materi dan
validasi media. Validasi materi dilakukan oleh ahli materi tujuannya untuk
mendapatkan penilaian dari ahli materi mengenai materi yang telah paparkan.
Sedangkan validasi media dilakukan oleh ahli media yang bertujuan untuk
implemantasian ini adalah agar mengtahui keefektifan dari media yang telah
memerlukan revisi lagi dan layak untuk digunakan dalam sekala luas serta sudah
Tahapan dalam uji coba produk yang diterapkan dalam pengembang media
ini adalah uji alpha dan uji betha. Uji alpha yaitu Uji ahli, dilakukan oleh ahli
media serta ahli isi/materi pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan agar pembuat
ahli. Uji betha yaitu Uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba
kelompok besar. Uji coba perorangan dilakukan dengan melibatkan siswa Sekolah
Kharisma Makassar.
D. Lokasi penelitian
perlu untuk diteliti seperti yang telah dibahas pada latar belakang.
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah 2 orang validator yaitu ahli media
pembelajaran, ahli isi atau materi pembelajaran dan peserta didik di Sekolah
F. Sumber Data
bagian, yaitu: (1) data evaluasi tahap pertama berupa data hasil uji ahli media dan
31
desain pembelajaran dan uji ahli isi/materi media pembelajaran, (2) data evaluasi
tahap kedua berupa data hasil uji coba perorangan, (3) data hasil uji coba
kelompok kecil, (4) data hasil uji coba kelompok besar dan (5) tanggapan guru
mata pelajaran.
kualitatif. Data kualitatif diperoleh melalui angket tanggapan dan wawancara dari
hasil review ahli media dan desain pembelajaran, hasil review ahli isi mata kuliah,
hasil review uji coba perorangan, hasil review uji coba kelompok kecil, hasil
review uji coba kelompok besar dan hasil review guru mata pelajaran.
G. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini dikelompokkan menurut sifatnya menjadi data
kualitatif dan data kuantitatif. Pada data kuantitatif akan diperoleh dari hasil
Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam pebelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Observasi
2. Kuisioner (Angket)
32
penelitian ini angket yang digunakan terdiri atas angket validasi materi,
validasi media, dan angket uji coba peserta didik. Angket validasi materi
berisi tentang aspek penilaian yang terdiri dari aspek isi dan keterbacaan
tampilan, dan unsur media. Angket peserta didik meliputi perspektif peserta
3. Wawancara
peserta didik, dan ahli media dan ahli materi/isi untuk mendapatkan jawaban atau
tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Fungsi dari angket ini
untuk mengetahui kelayakan dan menarik atau tidaknya bahan ajar buku cerita
bergambar yang dikembangkan oleh peneliti. Angket yang dibuat berupa angket
identifikasi kebutuhan peserta didik, angket ahli media pembelajaran, angket ahli
isi/materi media pembelajaran, angket uji coba kelompok kecil, angket uji coba
33
J. Analisis Data
Analsisi data dilakukan setelah data telah terkumpul dari hasil penelitian. Hal
data.
review materi/isi dan ahli media pembelajaran. Teknik analisis data ini
berupa masukan, tanggapan, kritik dan saran perbaikan yang terdapat pada
angket dan hasil wawancara kepada para ahli media dan desain serta ahli isi
materi pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, uji coba
kelompok besar dan tanggapan guru. Hasil analisis data ini kemudian
Keterangan :
∑ = jumlah
rumus:
Persentase = F : N
N = banyak subyek
untuk mengukur hasil validasi dan uji coba media yang dikembangkan. Mulai
direvisi dan pada tingkat pencapaian 75% hingga 100%, maka media yang
DAFTAR PUSTAKA