PENDAHULUAN
manusia. Setiap warga negara berhak mengikuti jenjang pendidikan, baik pada
menengah atas, maupun pendidikan tinggi. Dari kesadaran potensi anak untuk
sebagai sekolah yang peduli terhadap anak. Adanya kekerasan yang terjadi
dilingkugan sekolah baik itu yang dilakukan guru kepada murid, teman sebaya,
yang berupa kekerasan fisik, psikis, maupun seksual. Hal ini menyadarkan
yang tercantum dalam UU No 23 Tahun 2002 pasal 4 tentang perlindungan anak:
1
B. Rumusan Masalah
Anak?
C. Tujuan Masalah
Kembang Anak?
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Anak
secara etimologis diartikan dengan manusia yang masih kecil ataupun manusia
Menurut R.A. Kosnan “Anak-anak yaitu manusia muda dalam umur muda
dalam jiwa dan perjalanan hidupnya karena mudah terpengaruh untuk keadaan
sekitarnya”.2
tetapi, sebagai makhluk social yang paling rentan dan lemah, ironisnya anak-
anak justru sering kali ditempatkan dalam posisi yang paling dirugikan, tidak
memiliki hak untuk bersuara, dan bahkan mereka sering menjadi korban tindak
1
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka : Amirko,
1984), hal. 25
2
R.A. Koesnan, Susunan Pidana dalam Negara Sosialis Indonesia, (Bandung :Sumur,
2005) , hal. 113
3
Arif Gosita, Masalah perlindungan Anak, (Jakarta : Sinar Grafika, 1992), hal. 28
4
Republik Indonesia, Undang-undang No 23 tahun 2002 tentang perlidungan anak
3
B. Konsep Sekolah Ramah Anak
sekolah ramah anak (SRA) di perkenalkan pada tahun 1990 oleh bagian
pendidikan kantor program UNICEF di New York. Sekolah Ramah Anak (SRA)
lahir dari dua hal besar yaitu adanya amanat yang harus diselenggarakan Negara
untuk memenuhi hak anak sebagaimana tercantum dalam Konvensi Hak Anak
yang telah di ratifikasi Indonesia pada Tahun 1990. Kerangka SRA dimaksudkan
Hal ini juga merupakan tuntutan dari Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003
5
Mami Hajaroh Dkk, Analisis Kebijakan Sekolah Ramah Anak d Kawasan Pesisir Wisata,
(Yogyakarta: CV. AndI offset, 2017), h.20
6
Ibid., h. 26
4
ayat (1) dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, aparat pemerintah,
dan/atau masyarakat”. 7
Selain itu adanya program Sekolah Ramah Anak juga dilatarbelakangi adanya
proses pendidikan yang masih menjadikan anak sebagai obyek dan guru sebagai
pendidikan bertujuan untuk (a) melindungi anak dari tindakan kekerasan yang
3. Partisipasi adalah hak untuk bertindak yang digunakan peserta didik untuk
5
berperan aktif di kelas dan di sekolah. Kebebasan berekspresi, bertanya,
menjawab harus ditanamkan sejak anak usia dini karena pada usia ini
dan perlindungan anak. Selama 8 jam anak berada di sekolah, melalui upaya
a. Bersih
b. Aman
c. Ramah
d. Indah
e. Inklusif
f. Sehat
g. Asri
h. Nyaman10
alam
6
5. Menciptakan hubungan antar warga sekolah yang lebih baik, akrab dan
berkualitas
11
Ibid.,
7
BAB III
PEMBAHASAN
Menyenangkan di Sekolah
menyebar pengetahuan dalam kehidupan12. Akan tetapi masih banyak hal-hal yang
1. Praktek-praktek Kekerasan
kerugian atau bahaya terhadap anak secara fisik maupun psikis.13 Setiap generasi
akan melakukan hal yang sama untuk merespon kondisi situasional yang
kekerasan.14
12
Prasetya Tri Wibowo, Schumacher: Tentang Pendidikan, (Jakarta: Driyakarya.XVI(1): 3-
9), h.3
13
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengembangan Puskesmas
Mampu Tatalaksana Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. Jakarta; 2011
14
Yunika R, Alizamar, Sukmawati I. Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Dalam
Mencegah Perilaku Bullying di SMA Negeri Se Kota Padang . Jurnal Ilmiah Konseling. 2013: 2:
21-25.
8
Dalam Pasal 54 pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun
bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya” 15, selain itu dalam Pasal
dilingkungannya.16
Tabel 3.1
KASUS PERLINDUNGAN ANAK 2011 2012 2013 2014 2015 2016 JUMLAH
1,41 1,42 2,20 1,22
Anak Berhadapan Hukum (ABH) 695 3 8 8 1 733 7,698
Keluarga dan Pengasuhan Alternatif 416 633 931 921 822 571 4,294
Pendidikan 276 522 371 461 538 267 2,435
Kesehatan dan Napza 221 261 438 360 374 227 1,881
Pornografi dan Cyber Crime 188 175 247 322 463 314 1,709
Trafficking dan Eksploitasi 160 173 184 263 345 181 1,306
Agama dan Budaya 83 204 214 106 180 171 958
Sosial dan Anak Dalam Situasi Darurat 92 79 246 191 174 148 930
Lain-Lain 10 10 173 158 82 56 489
Hak Sipil dan Partisipasi 37 42 79 76 110 65 409
15
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Pasal 54 tahun 2002 pada tentang
Perlindungan anak
16
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Pasal 72 tahun 2002 pada tentang
Perlindungan anak
9
Berdasarkan tabel di atas ada banyak bentuk kekerasan di indonesia dan
terhadap anak.
peningkatan jumlah peristiwa kekerasan pada anak dan perempuan pada masa
pandemi covid 19. menteri PPPA, Gusti Ayu Bintang Darmawati menyampaikan
bahwa sebanyak 643 peristiwa kekerasan pada anak dan perempuan dan telah di
laporkan via Sitem Informasi Online (Simponi PPA) per tanggal 2 Maret 2020
sampai 25 April 2020 yaitu sebanyak 275 peristiwa kekerasan telah dialami oleh
dilaporkan sebanyak 368 kasus kekerasan dan jumlah korban sebanyak 407
anak. Peningkatan kasus kekerasan pada anak dan perempuan dimasa pandemi
masyarakat sangat perlu diperhatikan. Hal tersebut dapat terjadi karena imunitas
(katadata.co.id, 2020).17
17
Iin Kandedes, "Kekerasan Terhadap Anak di Masa Pandemi Covid 19", Jurnal Harkat:
Media Komunitas Gender, 16 (1), 2020. h.67
10
2. Bullying
Akhir-akir ini kasus akibat kekerasan di sekolah makin sering ditemui baik
melalui informasi di media cetak maupun yang kita saksikan di layar televisi.
tidak mendapat perhatian, bahkan mungkin tidak dianggap sesuatu hal yang
pengucilan diri dari temanya, sehingga anak jadi malas pergi ke sekolah
karena merasa terancam dan takut, sehingga bisa menjadi depresi tahap
Pelaku bullying ini ternyata bukan hanya murid, tapi juga dilakukan oleh
nilai-nilai edukatif yang lebih bermakna bagi anak didik sebagai generasi
penerus bangsa. Bullying bisa terjadi pada semua tingkatan sekolah mulai
Bullying berasal dari bahasa Inggris (bully) yang berarti menggertak atau
memiliki kekuasaan, terhadap siswa lain yang lebih lemah dengan tujuan
dalam 5 kategori:
18
Ehan, Bullying dalam Pendidikan, Jurnal, 2009, h. 1
11
a. Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, mencubit, mencakar, juga
menyebarkan gosip).
dan dilakukan bersama, maka kolaborasi yang efektif menjadi jawaban dalam
permasalahan tersebut. Peranan konkrit baik secara ideal maupun empiris bisa
12
didik yang pancasilais. Dalam konteks mengatasi fenomena bullying tentu
2. Pemerintah Daerah
Daerah harus memiliki standar prosedur yang jelas, baik pada fungsi
13
cara untuk beribadah, menghargai, menolong, bertanggung jawab, jujur
Pada saat ini terjadi sebuah fenomena bahwa sekolah yang seharusnya
atau sekedar pengajaran saja. Sekolah, sudah tidak lagi menjadi tempat yang
20
https://yoursay.suara.com/news/2020/02/28/103008/pendidikan-bebas bullying?
page=all. (diakses 22 November 2020)
14
1. Pencapaian tujuan pembelajaran yang parsial yang menyimpang dari tujuan
siswa, siswa merasa terancam, siswa merasa takut, siswa merasa tidak
berdaya, siswa tidak bersemangat, siswa malas atau tidak berminat, siswa
21
Umar Tirtarahardja dan La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Depdiknas, 1994), h.
23
15
gampang jenuh atau bosan, suasana pembelajaran monoton, pembelajaran
belajar. Aktivitas mengajar berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh guru
atau media tertentu.22 Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa dalam
guru, 2. Sumber belajar, 3. Siswa yang belajar. Dalam lingkup sekolah yang
terlihat ceria dengan memberikan berbagai hiasan pada dinding kelas. Selain
sebagai dekorasi, hiasan dinding ini juga bermanfaat untuk membantu proses
belajar mengajar.
murid dan guru. Memang tidak semua anak bisa dengan leluasa
22
Ghasya, Vilda, Auliya, Dyoty. Gerakan Sekolah Menyenangkan dan Ramah Anak
(GSMRA) sebagai Wujud Rekonstruksi Pelaksanaan Pendidikan pada Jenjang Sekolah Dasar.
Jurnal, h. 3.
16
3. Manfaatkan beragam media. Guru bisa memanfaatkan berbagai media untuk
ingin mengajar dengan cara mendongeng. Selain itu, guru juga bisa mengajak
inggris.
4. Cara mengajar. Ingatlah bahwa anak lebih suka bermain dari pada belajar,
karena itulah guru harus mampu membuat suasana belajar seperti sedang
belajar.
awalnya baik, menarik, dan memikat, maka proses pembelajaran akan lebih
dengan menciptakan lingkungan yang nyaman. Oleh karena itu aturlah posisi
7. Memotivasi siswa. Motivasi adalah sebuah konsep utama dalam banyak teori
kecemasan dan umpan balik ataupun penguatan. Adanya dorongan dalam diri
individu untuk belajar bukan hanya tumbuh dari dirinya secara langsung,
tetapi bisa saja karena rangsangan dari luar, misalnya berupa stimulus model
17
pembelajaran yang menarik memungkinkan respon yang baik dari diri peserta
bisa jadi sudah tidak zamannya lagi. Penggunaan teknologi dapat membantu
guru menciptakan suasana aktif dan segar di dalam kelas. Gunakan laptop,
internet dan proyektor untuk mengubah materi pelajaran text book ke dalam
audio visual.
9. Berikan perhatian yang sama pada semua anak. Terkadang guru akan lebih
cenderung memerhatikan murid yang pintar dan aktif di kelas. Anak yang
Sekolah ramah anak adalah sekolah berpenciri khusus yang saat ini banyak
diterapkan di sekolah. Sekolah ramah anak menjadi impian bagi setiap peserta
didik dan orang tua, karena di sekolah tersebut peserta didikakan mendapatkan
pembelajaran akademik dengan perasaan senang dan tenang. Sudah barang tentu
orang tua akan merasa tenang dan nyaman apabila putra putrinya sekolah di
Prinsip prinsip dasar Sekolah Ramah Anak dikembangkan dari Konvensi Hak-Hak
panduan bagi manajemen sekolah dan kelas (school and classroom management )
guna memastikan semua anak memiliki hak untuk memperoleh akses pendidikan
23
Ibid., h. 5
18
dasar yang berkualitas.24 Program sekolah ramah anak ini lebih mengedepankan
anak akan lebih terlindungi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Bukan
hanya dalam kegiatan pembelajaran, bahkan saat membuat tata tertib kelas pun
lingkungan sekolah.
19
ramah anak. Dengan kurang lebih 50% anak-anak merupakan anak jalanan,
sopan santun yang bertujuan untuk merubah karakter anak dan perilaku anak
dimana lingkungan anak merupakan lingkungan yang tidak lepas dari budaya
kekerasan.
2. Keteladanan guru
5. Siswa yang melanggar tata tertib maka guru menanggapi tanpa kekerasan dan
2. Untuk pemenuhan hak kesehatan, SRA dikawal melalui UKS dan kondisi
3. Sebagian bessar sekolah telah memiliki petunjuk jalur evakuasi dan titik
kumpul
26
Rofi’ah. 2014, Implementasi Pendidikan Ramah Anak Dalam Pembentukan
Karakter Siswa Kelas Rendah SD Muhammadiyah Program Khusus Kotta Barat Tahun
Peajaran 2013/ 2014.Profesi Pendidikan Dasar Vol. 2, No. 1, Jurnal, h. 112
20
4. Lembaga dari 70% sekolah menerapkan informasi berwawasan lingkungan
diminati
pengaduan
Namun dari kondisi yang baik tersebut, beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain :
28%. Dapat dilihat bahwa masih banyak korban yang belum berani
dialami.
b. Masih ada hukuman yang diberikan oleh guru jika ada murid indisipliner
seperti berdiri di depan kelas atau depan gerbang sekolah atau disuruh
27
https://sekolahramahanak.files.wordpress.com/2013/11/hasil-kajian-dampak-sra-
2017.pdf (diakses tanggal, 05 Desember 2020)
21
kembali ke rumah.
c. Masih ada murid yang diketahui merokok sebanyak 27% dan guru atau
Kajian cepat SRA ini secara khusus bermaksud melihat apa yang dirasakan
dari 94% peserta didik menyatakan bahwa guru dan lingkungan sekolahnya
aman.29 Sebagaimana yang telah dicanangkan dalam UUD 45 “setiap anak berhak
atas kelangsungan hidup tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan
Yayasan Setara merupakan salah satu lembaga yang mewadahi anak korban
22
memenuhi hak anak melalui kegiatan forum guru, forum orang tua dan kegiatan
kelompok anak.
Program Sekolah Ramah Anak yang telah dijalankan oleh pihak Yayasan
Setara bertujuan untuk; a) Menolong anak korban kekerasan dari keterpurukan dan
(life skill) agar dapat melaksanakan peranannya secara wajar di dalam masyarakat.
anak sebagai bagian pentiang hak asasi manusia, dengan adanya sosialisasi
tersebut maka anak yang mendapat pendampingan tersebut mampu berpikir dan
pendidikan tanpa diskriminasi, kasih sayang yang penuh dari orang tua dan tempat
sebagai berikut:
30
Siti Mutiasari, Implementasi Program Sekolah Ramah Anak dalam Mengembangkan
Kecakapan Hidup, Skripsi. 2016, h. 18
23
menikmati hak anak untuk pendidikan tanpa deskriminasi gender, suku
utama dalam keputusan dan tindakan yang diambil oleh pengelolah dan
penyelenggara pendidikan.
atas hak anak untuk mengekspresikan pandangan dalam segala hal yang
pendidikan. 31
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang dalam
bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang
karna itu setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
24
adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang dalam
kandungan.32
tersebut berasal dari sumber yang sama yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Pada
Dalam diri orang tua Allah menanamkan perasaan cinta dan kasih sayang
terhadap anaknya.
pemenuhan kebutuhan anak baik jasmani aupun rohani, serta melindungi anak
dari setiap tindak kekerasan dan deskriminasi akan berpengaruh baik pada
32
UU RI No 23 Tahun 2002 Bab 1 Pasal 1
33
Jalaluddin dan Usman Said, Konsep Dan Perkembangan Filsafat Pendidikan Islam,
(Jakarta: Grafindo, 1999), h. 37.
34
Akhyak, Meniti Jalan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: P3M STAIn Tulungagung,
2003), h. 383
25
tumbuh kembang anak sehingga anak memiliki mental yang kuat dan
dikemuadian hari.35 Betapa pentingnya peran kasih sayang orang tua pada
kewajiban memenuhi hak dasar dan perlindungan anak, karena Islam adalah
agama rahmatan Lil alamin. Untuk itu pendidikan ramah anak dalam
Pendidikan Islam adalah merupakan upaya yang dilakukan oleh orang tua
26
pendidik harus berusaha menjadi teladan peserta didiknya.
nasihat dan cerita mengenai para Rasul atau Nabi terdahulu yang bertujuan
27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
nilai yang bukan hanya sekedar dogma kehidupan, tetapi juga sebagai
2. Sekolah ramah anak adalah sekolah berpenciri khusus yang saat ini banyak
diterapkan di sekolah. Sekolah ramah anak menjadi impian bagi setiap peserta
bear sekolah telah memiliki petunjuk jalur evakuasi dan titik kumpul, 4)
28
belajar mengajar, 6) Sebagian besar murid berpartisipasi dalam memilih
dan aman. Sebagaimana yang telah dicanangkan dalam UUD 45 “setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup tumbuh dan berkembang serta berhak atas
yang dilakukan oleh orang tua maupun pendidik dalam mendidik anak-anak
hakikat perlindungan anak dalam Islam itu sendiri . Pendidikan ramah anak
melalui disiplin.
29
DAFTAR PUSTAKA
Ghasya. Vilda, Auliya, Dyoty. Gerakan Sekolah Menyenangkan dan Ramah Anak
(GSMRA) sebagai Wujud Rekonstruksi Pelaksanaan Pendidikan pada
Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal
Hajaroh, Mami Dkk. 2017. Analisis Kebijakan Sekolah Ramah Anak d Kawasan
Pesisir Wisata. Yogyakarta: CV. AndI offset
https://sekolahramahanak.files.wordpress.com/2013/11/hasil-kajian-dampak-sra-
2017.pdf (diakses tanggal, 05 Desember 2020)
https://yoursay.suara.com/news/2020/02/28/103008/pendidikan-bebas bullying?
Iin Kandedes, 2020. "Kekerasan Terhadap Anak di Masa Pandemi Covid 19",
Jurnal Harkat: Media Komunitas Gender, 16 (1)
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengembangan
Puskesmas Mampu Tatalaksana Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan
dan Anak. Jakarta; 2011
30
La Sulo dan Umar Tirtarahardja. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Yulianto, A. 2017. Pendidikan Ramah Anak Studi Kasus SDIT Nur Hidayah
Surakarta. At Tarbawi: Jurnal Kajian Kependidikan Islam
31
Yunika R, Alizamar, Sukmawati I. Upaya Guru Bimbingan dan Konseling
Dalam Mencegah Perilaku Bullying di SMA Negeri Se Kota Padang.
Jurnal Ilmiah Konseling. 2013: 2: 21-25.
32