Anda di halaman 1dari 3

A. LATAR BELAKANG Realita pendidikan Indonesia saat ini sangat memprihatinkan.

Penyelenggaraan
pendidikan dasar yang seharusnya gratis melalui dana bantuan operasional sekolah salah satu hak
semua anak di Indonesia. Pada kenyataannya banyak pungutan-pungutan liar yang dilakukan guru atas
ijin dari pihak sekolah. Hal ini tentu bertentangan dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah itu sendiri. Pemenuhan hak-hak siswa dalam melaksanakan pembelajaran sering kali
menimbulkan banyak kontroversi. Banyak tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan perannya sebagai
pendidik. Hal kecil sebagai contoh adalah hukuman yang sering diberikan pendidik kepada peserta didik
dengan kekerasan misalnya: dipukul, ditendang, dijewer, dan lain sebagainya. Hukuman-hukuman
semacam itu tentunya sangat berseberangan dengan prinsip-prinsip dalam pendidikan. Hak-hak siswa
seharusnya dapat dijamin oleh lembaga-lembaga khususnya sekolah yang telah dipercayai untuk
menyelenggarakan pendidikan. Hak yang paling mutlak harus dipenuhi sekolah adalah menciptakan
suasana kondusif dalam pelaksanaan pembelajaran. Suasana yang kondusif dapat meningkatkan minat
dan motivasi belajar anak. Suasana yang kondusif ini perlu terus dijaga ketika proses pembelajaran dan
latihan dilakukan, sebab dengan suasana tersebut internalisasi nilai dan sikap menjadi efektif. Melalui
suasana yang kondusif tersebut dapat mempermudah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam
sistem pendidikan nasiona PEMBAHASAN A. Pengertian Implementasi Hak Anak Implementasi hak-hak
anak adalah, upaya sinkronisasi hak dan kebebasan anak yang diakui sebagai hak dasar dan bersifat
kodrati, serta yang melekat sejak lahir sebagai bagian dari hak asasi manusia. Hak mana memang diakui
dan dilindungi, baik secara universal bagi semua bangsa-bangsa di dunia, maupun pengakuan dan
perlindungannya menurut hukum nasional suatu negara. Pengakuan dan perlindungan hukum terhadap
berbagai hak dan kebebasan anak (fundamental rights and freedom of children) ini dimaksudkan untuk
memenuhi berbagai kepentingan yang berhubungan dengan kesejahteraan dan masa depan anak.1
Gaun konvensi hak-hak anak ini memang memilik makna besar dalam konteks perjuangan dan
pemberian perlindungan anak dilingkungan masyarakat internasional. Karena itu yang menjadi
persoalan selanjutnya adalah, (a) seberapa jauh implementasi hak-hak anak ini ke dalam peraturan
perundang-undangan di Indonesia selama ini; (b) apakah implementasi tersebut telah memberikan
makna dan harapan bagi masa depan anak selama ini; (c) lalu bagaimana dengan anak- anak yang
berada pada situasi dan dampak konflik sosial dan militer selama ini, seperti Aceh, Papua, Maluku Posso
dan beberapa daerah lainnya.Implementasi hak-hak anak yang terjabar di dalam usaha perlindungan
anak memiliki ruang lingkup yang luas, mengingat kesejahteraan anak tidak hanya mencakup kebutuhan
sosial dan ekonomi saja, tetapi juga aspek lainnya, seperti perlindungan dibidang peradilan, anak
terlantar, anak jalanan, anak korban kekerasan baik fisik maupun seksual dan lain sebagainya. Pemikiran
ini memang sejalan dengan pengertian perlindungan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 1
Undang- Undang Nomor : 23 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Anak, yang menyebutkan bahwa
perlindungan anak adalah : 1Gosita, Arif, Perlindungan Anak , Akademika Presindo, Jakarta, 1983.

Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisdipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.2 Arti, makna, hakikat dan tujuan perlindungan
anak ini setidaknya memberikan ketegasan bahwa anak dan segala hak yang melekat pada dirinya perlu
mendapat jaminan perlindungan, baik sosial, budaya, ekonomi, politik maupun hukum. Hal ini
dimaksudkan agar anak dalam perkembangannya memiliki hak untuk hidup dan berkembang sesuai
kemampuan intelektualnya, dan melalui kemampuan tersebut, anak mampu menyesuaikan diri dengan
sesamanya ataupun orang tua dan manusia lain sesuai harkat dan martabaytnya. B. Jenis-jenis hak anak
1. Berdasarkan strukturnya, KHA dibagi: a. Preambule (Mukaddimah) b. Bagian Satu (Pasal 1-41 tentang
Hak Bagi Semua Anak) c. Bagian Dua (Pasal 42-45 tentang Pemantauan dan Pelaksanaan KHA) d. Bagian
Tiga (Pasal 46-54 tentang Pemberlakuan Konvensi). 2. Berdasarkan isinya, KHA dibagi: a. Berdasarkan
konvensi induk HAM: Hak-hak sipil dan politik, hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. b. Berdasarkan
pihak yang bertanggung jawab: PENUHI, LINDUNGI, dan HARGAI. c. Berdasarkan cakupannya: Hak atas
kelangsungan hidup, Hak untuk berkembang, Hak untuk perlindungan, dan Hak untuk berpartisipasi
dalam masyarakat. d. Berdasarkan perumusan Komite Hak Anak PBB: Langkah-langkah implementasi
umum, Definisi anak, Prinsip-prinsip umum, Hak sipil dan 2Gosita, Arif, Masalah Korban Kejahatan,
Akademika Presindd, Jakarta, 1983.

kemerdekaan, Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, Kesehatan dan kesejahteraan dasar,
Pendidikan, waktu luang, dan kegiatan budaya, dan Langkah-langkah perlindungan khusus. 3.
Pendidikan wajib diperoleh oleh setiap anak tanpa diskriminasi, menghargai sosial budayanya. 4. Ada 3
pasal yang membahas tentang pendidikan, waktu luang dan kegiatan budaya: Pasal 28: pendidikan dasar
merupakan hak semua anak, dan wajib disediakan oleh negara serta tersedia cuma-cuma untuk semua
anak. Pendidikan menengah dalam berbagai bentuk serta pendidikan tinggi juga harus diusahakan agar
dapat diperoleh oleh anak, dengan bantuan finansial dari negara apabila diperlukan. Pasal 29: tujuan
pendidikan adalah untuk mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuan anak seoptimal
mungkin, mengembangkan rasa hormat terhadap hak-hak asasi manusia, mempersiapkan anak untuk
hidup yang bertanggung jawab dalam masyarakat yang bebas serta pluralistik, dan menghormati orang
tua, identitas budaya, bahasa, nilai-nilai mereka serta lingkungan alam. Pasal 31: anak mempunyai hak
untuk beristirahat dan bersantai, bermain dan turut serta dalam kegiatan rekreasi serta kehidupan
budaya dan seni. C. Implikasi Pelaksanaan Hak Anak pada Pembelajaran di SD/MI Dengan mengacu pada
teori Bronfenbrenner, Myers (1995) mengemukakan pandangannya dimana lingkungan belajar anak
yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya dan tetangga, dan masyarakat institusi.
1. Pengertian kurikuler, kokulikuler, dan extrakurikuler Kurikuler merupakan kegiatan yang berkaitan
dengan dengan kurikulum. Kegiatan kokurikuler merupakan rangkaian kegiatan kesiswaan yang berada
dalam sekolah. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan diluar

jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
2. Tujuan dilakukan kegiatan kurikuler, kokulikuler, dan extrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler
diselenggarakan agar anak dapat mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program
kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. 3. Pelaksanaan hak anak dalam kurikuler,
kokulikuler, dan extrakurikuler Dalam rencana strategis departemen pendidikan nasional 2005-2009
disebutkan mengenai program penguatan kebijakan Depdiknas dengan rencana pembangunan jangka
menengah Bappenas. Rencana Bappenas mengenai wajib belajar 9 tahun. Undang-undang nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah nomor 25 tahun 2005
tentang rencana pembangunan jangkan menengah nasional. Rencana menunjang kegiatan kurikuler,
kokulikuler, dan extrakurikuler dilakukan sebagaimana dicantumkan dalam tujuan pembangunan
pendidikan nasional jangka menengah antara lain : a) Meningkatkan iman, taqwa dan ahlak mulia b)
Meningkatkan penguasaan iptek c) Meningkatkan sensitifitas dan kemampuan ekspresi estetis d)
Meningkatkan kualitas jasmani e) Meningkatkan pemerataan kemerataan belajar pada semua jenis
jenjang pendidikan f) Memperluas akses pendidikan nonformal.3 3Dianzansori.2010. Implikasi
Perkemban dan Anak Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. (online). (dianzansori.wordpress.com,
diakses tanggal 25 November 2022)

A. KESIMPULAN Perencanaan implementasi hak anak dalam pelaksanaan pendidikan sekolah berjalan
dengan baik dan lancar. Proses pembelajaran yang efektif dan fasilitas dari sekolah yang cukup lengkap
menunjang terpenuhinya hak anak dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Hak anak dalam
pelaksanaan pendidikan di sekolah sudah banyak yangterpenuhi, seperti halnya hak untuk mendapatkan
pendidikan, hak untuk mendapatkan kesehatan, hak untuk rekreasi, dan hak untuk mendapatkan
kesamaan. Hak untuk bermain dan hak untuk mendapatkan perlindungan cukup terpenuhi dalam
pelaksanaan pendidikan di sekolah. Bentuk implementasi hak anak dalam pelaksanaan pendidikan di
sekolah dalam hak untuk bermain baik karena didukung oleh halaman sekolah yang luas, hak untuk
mendapatkan pendidikan baik karena adanya interkasi yang komunikatif antara guru dengan siswa, hak
untuk mendapatkan perlindungan cukup karena tidak ada perlakuan baik secara fisik maupun non fisik
kepada anak, hak untuk mendapatkan kesehatan baik dikarenakan adanya ruang UKS yang telah
disediakan, obat-obatan yang cukup lengkap tersedia, dan juga kunjungan dokter setiap hari Rabu
apabila ada anak yang sakit bisa berkonsultasi, hak untuk rekreasi baik anak dapat memilih sendiri
tujuan untuk berwisata, dan hak untuk mendapatkan kesamaan baik karena semua anak diperlakukan
sama tanpa dibedakan, apabila ada nak yang dalam pemahaman materi dan dalam ketuntasan nilai
minimal masih kurang akan diberi tambahan pengajaran oleh guru yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai