PENDIDIKAN ANAK di SD
KELOMPOK 6
TUTOR : RIA ERAWATI M.Pd
UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR BANDAR SRIBHAWONO
L A P O R A N
PENDIDIKAN ANAK di SD
PDGK4403
MODUL 8, 9, 10
SEMESTER 2
Oleh :
WIDIANTORO
ANITA ALMASIH
LIVIA ANGGRAINI
RETNO MILAWATI
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Konvensi Hak Anak dan Pendidikan,
Implikasi Hak Anak di Sekolah Dasar , Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dasar, Prosedur Pengelolaan Program Bimbingan Dan Konseling Di SD”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian pendidikan di sekolah dasar mempunyai makna yang sama dengan devinisi
yang terurai di atas, namun saja letak audience atau siswanya saja yang membedakannya.
Artinya, bahwa pendidikan di sekolah dasar titik tekannya terpusat pada siswa kelas dasar antara
kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang ketentuan materi dan pokok bahasannya diatur tersendiri
dalam GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran). Sehingga pendidikan di sekolah dasar
dengan ruang lingkupnya mencakup materi ke SD-an yang diselenggarakan sepanjang hayat
sebagai pendidikan lanjutan dengan tujuan yang sama seperti uraian pada Undang-undang No.
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan.
B. Tujuan
Tujuan pendidikan nasional adalah mengarahkan berkembangnya potensi siswa agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta memiliki
tanggung jawab. Sedangkan tujuan pendidikan sekolah dasar adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut. dengan demikian siswa dapat memiliki dan menanamkan
sikap budi pekerti terhadap sesama.
BAB II
PEMBAHASAN
MODUL 8
KEGIATAN BELAJAR 1
Konveksi Hak Anak ( KHA) disahkan dengan suara bulat oleh majelia Umum PBB pada
tanggal 20 November 1989 .
Tujuan Konveksi Hak Anak yaitu untuk melindungi harkat dan martabat anak untuk
kepentingan anak itu sendiri pengertian konvensi hak anak.
1. Konvensi
Istilah konvensi atau kovenan adalah kata yang serupa dngan traktat atau pakta yitu
perjanjian diantara beberapa negara yang sifatnya mengikat secara yuridis dan Poilitis, oleh
karena itu konvensi merupakan suatu hukum internasional / instrumen internasional
2. HAK
Yang dimaksud dengan hak disini adalah Hak Asasi Manusia .Hak anak adalah bagian
integral dari Hak Asasi Manusia. Hak Anak adalah semua hal yang harus dimiliki oleh anak
supaya bisa tumbuh ( Jasmani/Fisiknya ) dan berkembang ( Rohani dan intelektualnya )
dengan baik.
Segala sesuatu yang melekat pada diri seseorang semenjak lahir misalnya hak untuk
mendapat perawatan jasmani dan rohani yang memadai.
segala hal yang menimbulkan kewajiban terhadap orang lain sekaligus menimbulkan
kewajiban terhadap pemilik hak tersebut agar tidak melanggar hak hak orang lain yang
sama, misalnya hak untuk mengemukakan pendapat.
Seseorang tidak dapat hanya menuntut haknya saja tetapi juga harus mau melaksanakan
kewajiban yangmenyertai hak tersebut kewajiban anak antara lain :
a) menghormati hak hak anak lain misalnya tidak saling melecehkan , memukul dan bertingkah
tidak sopan.
b) menghormati orang tua dan guru , misalnya tidak melecehkan orang tua karena orang tua
miskin
c) giat belajar dan berlatih untuk masa depan anak itu sendiri
3. Anak
Menurut pasal 1 KHA “ anak adalah orang yang berusia dibawah 18 tahun , kecuali
berdasarkan undang undang berlaku bagi anak yang ditentukan bahwa usia dewasa
dicapai lebih awal “
Pasal 1 KHA tidak secara khusus menyebutkan tentang saat dimulainya masa anak.
KHA mengambil sikap yang terbuka dan fleksibel dan menyerahkan kepada undang
undang nasional mengenai bilamana masa anak/ kehidupan dianggap dimulai jadi
KONVEKSI HAK ANAK Adalah perjanjian yang mengikat secara yuridis dan politis
diantara berbagai negara yang mengatur hal hal yang berhubungan dengan Hak Asasi
Manusia untuk anak.
a) Menegaskan berlakunya HAM bagi semua tingkatan usia. misalnya hak bebas dari
perlakuan aniaya , hak atas jaminan sosial dll.
b) Meningatkan Standar HAM agar lebih sesuai dengan anak-anak. Misalnya kondisi kerja
, penyelenggaraan peradilan anak.
c) Mengatur masalah - masalah yang khusus berhubungan dengan anak . misalnya
pemerintah menetapkan wajib belajar 9 tahun.
KEGIATAN BELAJAR 2
Semua umat manusia menginginkan kedamaian yaitu suatu keadaan dimana tidak ada
kekerasan, peperangan, dan konflik bersenjata serta kesempatan untuk menikmati hidup
dan berbagia anugrah yang menyertainya.
Salah satu aktifis perempuan yang bernama eglantyne jebb, adalah pendiri organisasi
save the children yang kemudian membuat pernyataan tentang hak anak. hak anak yang
dikemukakan oleh jebb adalah:
Dalam waktu meratifikasi Konvensi Hak Anak indonesia membuat suatu deklarasi yang
pada intinya menyatakan seperti berikut:
1. Konstitusi republik indonesia tahun 1945 menjamin hak-hak anak atas anak tanpa
memandang jenis kelamin etnis ataupun ras mereka.
2. Ratifikasi konvensi hak anak oleh republik indonesia tidak berarti bahwa indonesia
menerima kewajiban yang melebihi konstitusi ataupun menerima kewajiban untuk
menerapkan hak-hak diluar yang dinyatakan dalam konstitusi.
3. Dalam kaitan dengan pelaksanaan pasal konvensi hak anak pemerintah republik
indonesia menyatakan bahwa akan menerapkan pasal-pasal ini sesuai dengan
konstitusinya.
KEGIATAN BELAJAR 1
Pemahaman tentang isi KHA dapat dilakukan dengan mengelompokan KHA berdasarkan
kriteria:
2. Kategori yang berdasarkan pihak yang harus melaksanakn KHA dan yang bertanggung
jawab untuk memenuhi hak anak maka 3 kata kunci dapat dijadikan pegangan untuk memahami
KHA, yaitu
a) Penuhi
b) Lindungi
c) Hargai
KEGIATAN BELAJAR 2
Pendidikan sebagai hak sosial dan budaya oleh konvensi hak anak ditambah dengan
dimensi moral dan etis, yaiyu menguatkan hak-hak anak untuk memperoleh pendidikan pada
diskriminasi, yang sepenuhnya menghargai identitas budaya serta kebutuhan budaya anak.
Ada 3 pasal dalam KHA yang membahas ketentuan mengenai masalah pendidikan,
Waktu luang dan kegiatan budaya bagi anak, yaitu pasal 28, 29 dan 31.
Pada intinya, pendidikan dasar melupakan hak semua anak, dan wajib disediakan oleh
Negara serta tersedia cuma-cuma untuk semua anak. Pendidikan menengah dalam berbagi
bentuk serta pendidikan tinggi juga harus diusahakan agar dapat diperoleh oleh anak, dengan
bantuan finansial dari Negara apabila diperlukan.
Anak mempunyai hak untuk beristirahat dan bersantai, bermain dan turut serta dalam
kegiatan rekrasai serta kehidupan budaya dan seni.
MODUL 10
KEGIATAN BELAJAR 1
Kurikuler merupakan kegiatan yang berkaitan dengan dengan kurikulum. Kegiatan kokurikuler
merupakan rangkaian kegiatan kesiswaan yang berada dalam sekolah. Ekstrakurikuler adalah
kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan agar anak dapat mengaitkan antara pengetahuan yang
diperoleh dalam program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan
pemerintah nomor 25 tahun 2005 tentang rencana pembangunan jangkan menengah nasional.
KEGIATAN BELAJAR 1
Di Indonesia pelanggaran hak anak yaitu : mempekerjakan anak di sektor formal maupun
informal dan eksploitasi hak anak.
Rencana pemerintah tampaknya mengacu pada data yang dihimpun dari direktorat pendidikan
nasional dan menengah diperoleh hal-hal berikut:
1. Mutu pendidikan
Kondisi pendidikan guru belum seluruhnya seperti yang diharapkan akan mempengaruhi kualitas
kerja mereka.
d. Pembelajaran yang belum efisien dan efektif. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya guru
kreatif, kurangnya dukungan dari pihak sekolah, mahalnya buku pelajaran sekolah.
Herlina dkk 2003 penyelenggaraan perlindungan anak dalam pendidikan perlu dilakukan dengan
cara :
2. Anak yang menyandang cacat fisik ataupun mental diberi kesempatan yang sama