Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“PENDIDIKAN SEBAGAI HAK DAN KEWAJIBAN


WARGA NEGARA”

Dosen Pembimbing: Riska Noviardila. M.Pd.

Disusun oleh:

 Arya Nazari
 M. Sanju
 M. Arif Abdillah
 Syazwan Ahmad
 Ramadhania

PROGRAM STUDI S1 PENJASKESREK


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan yang Maha Pengasih
dan Penyayang. Kasih-Nya tiada batas dan sayang-Nya melimpah kepada hamba-Nya. Atas
rahmat dan pertolongan Allah, kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah tentang “
Pendidikan Sebagai Hak dan Kewajiban Semua Warga Negara”.
Kami mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam penyusunan makalah
ini. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini bisa bermanfaat khususnya
bagi kami selaku penyusun dan umumnya bagi seluruh pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran, kritik, serta bimbingan dari
para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami.

Bangkinang, Juni
2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam
praktiknya harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas
dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada
dalam kandungan, sedangkan Kewajiban merupakan suatu keharusan/kewajiban bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan
akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
Jika hak dan kewajiban tidak berjalan seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan
terjadi suatu ketimpangan yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan
kehidupan individu baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Begitu juga dalam hal pendidikan, Di negara-negara yang demokrasi, diharapkan
sistem pendidikannya pun harus demokrasi. Pendidikan yang demokrasi adalah pendidikan
yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan
di sekolah sesuai dengan kemampuannya atau dengan kata lain sesuai dengan hak dan
kewajibanya.. Pengertian demokrasi di sini mencakup arti baik secara horizontal maupun
vertikal.
Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap warga atau anak,
mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Sedangkan yang
dimaksud dengan demokrasi secara vertikal adalah bahwa setiap warga atau anak mendapat
kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah setinggi-tingginya, sesuai
dengan kemampuannya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, akan kami bahas mengenai permasalahan tersebut:
1. Apa Konsep Hak dan Kewajiban?
2. Apa Konsep Pendidikan ?
3. Apa Pengertian tentang Demokrasi Pendidikan ?
C. Tujuan Masalah
Adapun Tujuan yang hendak dicapai dari pembahasan makalah kami adalah pembaca :
1. Mengetahui Konsep Hak dan Kewajiban.
2. Mengetahui Konsep Pendidikan.
3. Mengetahui Pengertian Demokrasi Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP HAK DAN KEWAJIBAN


Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan. Hak pada umumnya
didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggung jawaban atas kewajiban.
Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan / kewajiban
untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang
pantas untuk didapat. Kewajiban pada umumnya mengarah pada suatu keharusan / kewajiban
bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara
imbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan dalam pelaksanaan
kehidupan individu baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Ketimpangan akan hak dan kewajiban yang terjadi akan menimbulkan gejolak dalam
kehidupan baik dari kalangan individu maupun kelompok.
Oleh sebab itu, untuk menghindari adanya gejolak pada masyarakat mengenai
ketimpangan akan hak dan kewajiban tersebut diperlukan kesadaran secara mendasar pada
individu akan kewajiban yang harus dipenuhi guna mendapatkan hak yang pantas dan sesuai
atas pelaksanaan kewajiban tersebut.

Hak dan Kewajiban Warga Negara


Hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia ditetapkan dalam UUD 1945 yaitu
tercantum di dalam pasal 27, pasal 28, pasal 29, pasal 30, dan pasal 31, antara lain sebagai
berikut :
1) Pasal 27 ayat 1 menetapkan hak warga negara yang sama dalam hukum dan
pemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan.
2) Pasal 27 ayat 2 menetapkan hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
3) Pasal 27 ayat 3 dalam Perubahan Kedua UUD 1945 menetapkan hak dan kewajiban
warga negara untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
4) Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warga negara untuk berserikat, berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.
5) Pasal 29 ayat 2 menyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk memeluk agamanya
masing- masing dan beribadah menurut agamanya.
6) Pasal 30 ayat 1 dalam Perubahan Kedua UUD 1945 menyebutkan hak dan kewajiban
warga negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
7) Pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
Jadi secara garis besar dapat disimpulkan bahwa hak dan kewajiban warga negara
antara lain sebagai berikut:
a) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
b) Hak membela Negara.
c) Hak berpendapat.
d) Hak kemerdekaan memeluk agama.
e) Hak mendapatkan pengajaran.
f) Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia
g) Hak ekonomi untuk mendapatkan kesejahteraan sosial
h) Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial.

B. KONSEP PENDIDIKAN
 1. Pengertian Pendidikan
Pengertian pendidikan dalam (UU SISIDIKNAS No.20 tahun 2003) adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan,
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak. Maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Menurut kamus bahasa Indonesia, kata pendidikan berasal dari kata “didik” dan
mendapat imbuhan pe- dan akhiran –an, maka mempunyai arti proses atau cara atau
perbuatan yang mendidik. Secara bahasa, pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
2. Pandangan Filsafat Tentang Pendidikan
Pendidikan dalam pandangan filosofis disini adalah pendidikan merupakan suatu
system yang dalam pelaksanaannya, perlu menggunakan filsafat sebagai acuan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Filsafat tersebut digunakan sebagai nilai-nilai dan
keyakinan-keyakinan filsafat yang menjiwai, mendasari, dan memberikan identitas
(karakteristik) suatu sistem pendidikan.
Untuk merealisasikan pandangan filsafat tentang pendidikan terdapat beberapa
unsur yang akan menjadi tonggak untuk pengembangan pendidikan lebih lanjut, yaitu
antara lain :
a)  Dasar dan Tujuan Pendidikan
Dasar pendidikan yaitu suatu aktifitas untuk mengembangkan dalam bidang
pendidikan dan pengembangan kepribadian, tentunya pendidikan memerlukan
landasan kerja untuk memberi arah bagi programnya. Sebab dengan adanya dasar juga
dapat berfungsi sebagai semua sumber peraturan yang akan dicpitakan sebagai
pegangan hidup dan pegangan langkah pelaksanaan dan langkah jalur yang
menentukan. Tujuan pendidikan dapat diuraikan menjadi 4 macam, yaitu sebagai
berikut:
1)  Tujuan Pendidikan Nasional
2)  Tujuan Institusional
3)  Tujuan Kurikuler
4)  Tujuan Instruksional
b)  Pendidik dan Peserta didik
Pendidik merupakan individu yang manpu melaksanakan tindakan mendidik dalam
satu situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan peserta didik
adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik ditinjau dari segi fisik maupun
segi perkembangan mental.
c)  Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
d)  Sistem Pendidikan
Sistem pendidikan merupakan suatu alat, pendidikan merupakan suatu aplikasi dari
kebudayaan, yang posisinya itu tidak netral melainkan selalu bergantung pada siapa
dan bertujuan apa pendidikan itu dilaksanakan.
C. DEMOKRASI PENDIDIKAN
Demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup yang mengutarakan persamaan
hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama didalam proses berlangsungnya pendidikan
antara pendidik dan anak didik, serta juga dengan pengelola pendidikan.
Demokrasi pendidikan merupakan proses memberikan jaminan dan kepastian adanya
persamaan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan di dalam masyarakat tertentu.
Demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal, yaitu:
1) Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia.
2) Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat.
3) Rela untuk berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama.
Dan dengan adanya norma-norma serta tata nilai yang terdapat di masyarakat itulah
yang membatasi dan mengendalikan kebebasan setiap orang. Karenanya, warga negara yang
demokratis akan dapat menerima pembatasan kebebasan itu dengan rela hati dan juga orang
lain tentunya dapat merasakan kebebasan yang didapat setiap warga negara tadi.
a.  Prinsip-prinsip Demokrasi dalam Pendidikan
Ada beberapa masalah yang senantiasa terkait di dalam setiap pelaksaan
pendidikan, antara lain:
1)  Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan;
2)  Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan;
3)  Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka.
Dari kenyataan tersebut dapat dipahami bahwa ide dan nilai demokrasi
pendidikan sangat banyak dipengaruhi oleh, sifat dan jenis masyarakat tempat mereka
berada. Dalam realitasnya pengembangan demokrasi pendidikan tersebut akan banyak
dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Apabila pengembangan demokrasi pendidikan yang akan dikembangkan berorientasi
pada cita-cita dan nilai demokrasi, berarti itu akan selalu memperhatikan prinsip-prinsip
berikut ini:
1)  Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai luhurnya;
2)  Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan
berbudi pekerti luhur;
3)  Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk memperoleh
pendidikan dan pengajaran nasional dengan memanfaatkan kemampuan pribadinya,
dalam rangka mengembangkan kreasinya ke arah perkembangan dan kemajuan
IPTEK tanpa merugikan pihak lain.
Jelaslah dalam demokrasi pendidikan, anak tidak saja dipersiapkan  sekedar
cerdas dan terampil, tetapi juga mampu menghargai orang lain, di samping beriman dan
intelektual.

c. Demokrasi Pendidikan di Indonesia


Pelaksanaan demokrasi pendidikan di Indonesia pada dasarnya telah
dikembangkan sedemikian rupa dengan menganut dan mengembangkan asas demokrasi
dalam pendidikannya. Pelaksaan tersebut telah diatur dalam perundangan-undangan yang
berlaku di Indonesia seperti berikut ini.
1)  Pasal 31 UUD 1945;
a)   Ayat 1 : tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
b)   Ayat 2 : pemerintahan mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.
2)  UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan;
a)  Pasal 5 : setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan.
b)  Pasal 6 : setiap warga negara berhak atas kesempatan seluas-luasnya untuk
mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan yang sekurang-kurangnya setara dengan pengetahuan,
kemampuan, dan keterampilan tamatan pendidikan dasar.
c)   Pasal 7 : penerimaan seseorang sebagai peserta didik dalam suatu satuan
pendidikan diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama,
suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi, dan dengan tetap
mengindahkan kekhususan satuan pendidikan yang bersangkutan.
d)  Pasal 8 ;
1)  Warga negara yang memiliki kelainan fisik/mental berhak memperoleh
pendidikan luar biasa.
2)  Warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak
memperoleh perhatian khusus.
3)  Pelaksanaan ketentuan sebagaimana pada ayat (1) dan (2) ditetapkan
dengan peraturan pemerintah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
1. Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara
imbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan dalam
pelaksanaan kehidupan individu baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
maupun bernegara. Ketimpangan akan hak dan kewajiban yang terjadi akan
menimbulkan gejolak dalam kehidupan baik dari kalangan individu maupun kelompok.
2. Proses kependidikan merupakan rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi
hidup manusia yang berupa kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan belajar,
sehingga terjadilah perubahan di dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individu
dan social serta dalam hubungannya dengan alam sekitar. Di mana proses tersebut ada di
dalam nilai-nilai Islami. Yaitu nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syari’ah dan
akhlaq al-karimah.
3. Demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup yang mengutarakan persamaan hak
dan kewajiban serta perlakuan yang sama didalam proses berlangsungnya pendidikan
antara pendidik dan anak didik, serta juga dengan pengelola pendidikan juga merupakan
proses memberikan jaminan dan kepastian adanya persamaan kesempatan untuk
mendapatkan pendidikan di dalam masyarakat tertentu.

Pelaksaan demokrasi pendidikan di Indonesia telah diatur dalam perundangan-undangan


yang berlaku di Indonesia seperti:
1. Pasal 31 UUD 1945.
2.  UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan.
3. GBHN di sektor pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai


Pustaka.
Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Indar, Djumberansyah. 1994. Filsafat Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama.
Prasetya. 1997. Filsafat Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Jalaluddin dan Abdullah, Idi. 2002. Filsafat Pendidikan, Manusia, Filsafat dan
Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. 2006.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
M. Arifin.2000.  Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
Zubaedi.2012. Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai