Disusun oleh:
Arya Nazari
M. Sanju
M. Arif Abdillah
Syazwan Ahmad
Ramadhania
Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan yang Maha Pengasih
dan Penyayang. Kasih-Nya tiada batas dan sayang-Nya melimpah kepada hamba-Nya. Atas
rahmat dan pertolongan Allah, kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah tentang “
Pendidikan Sebagai Hak dan Kewajiban Semua Warga Negara”.
Kami mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam penyusunan makalah
ini. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini bisa bermanfaat khususnya
bagi kami selaku penyusun dan umumnya bagi seluruh pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran, kritik, serta bimbingan dari
para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami.
Bangkinang, Juni
2022
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam
praktiknya harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas
dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada
dalam kandungan, sedangkan Kewajiban merupakan suatu keharusan/kewajiban bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan
akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
Jika hak dan kewajiban tidak berjalan seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan
terjadi suatu ketimpangan yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan
kehidupan individu baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Begitu juga dalam hal pendidikan, Di negara-negara yang demokrasi, diharapkan
sistem pendidikannya pun harus demokrasi. Pendidikan yang demokrasi adalah pendidikan
yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan
di sekolah sesuai dengan kemampuannya atau dengan kata lain sesuai dengan hak dan
kewajibanya.. Pengertian demokrasi di sini mencakup arti baik secara horizontal maupun
vertikal.
Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap warga atau anak,
mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Sedangkan yang
dimaksud dengan demokrasi secara vertikal adalah bahwa setiap warga atau anak mendapat
kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah setinggi-tingginya, sesuai
dengan kemampuannya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, akan kami bahas mengenai permasalahan tersebut:
1. Apa Konsep Hak dan Kewajiban?
2. Apa Konsep Pendidikan ?
3. Apa Pengertian tentang Demokrasi Pendidikan ?
C. Tujuan Masalah
Adapun Tujuan yang hendak dicapai dari pembahasan makalah kami adalah pembaca :
1. Mengetahui Konsep Hak dan Kewajiban.
2. Mengetahui Konsep Pendidikan.
3. Mengetahui Pengertian Demokrasi Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
B. KONSEP PENDIDIKAN
1. Pengertian Pendidikan
Pengertian pendidikan dalam (UU SISIDIKNAS No.20 tahun 2003) adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan,
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak. Maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Menurut kamus bahasa Indonesia, kata pendidikan berasal dari kata “didik” dan
mendapat imbuhan pe- dan akhiran –an, maka mempunyai arti proses atau cara atau
perbuatan yang mendidik. Secara bahasa, pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
2. Pandangan Filsafat Tentang Pendidikan
Pendidikan dalam pandangan filosofis disini adalah pendidikan merupakan suatu
system yang dalam pelaksanaannya, perlu menggunakan filsafat sebagai acuan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Filsafat tersebut digunakan sebagai nilai-nilai dan
keyakinan-keyakinan filsafat yang menjiwai, mendasari, dan memberikan identitas
(karakteristik) suatu sistem pendidikan.
Untuk merealisasikan pandangan filsafat tentang pendidikan terdapat beberapa
unsur yang akan menjadi tonggak untuk pengembangan pendidikan lebih lanjut, yaitu
antara lain :
a) Dasar dan Tujuan Pendidikan
Dasar pendidikan yaitu suatu aktifitas untuk mengembangkan dalam bidang
pendidikan dan pengembangan kepribadian, tentunya pendidikan memerlukan
landasan kerja untuk memberi arah bagi programnya. Sebab dengan adanya dasar juga
dapat berfungsi sebagai semua sumber peraturan yang akan dicpitakan sebagai
pegangan hidup dan pegangan langkah pelaksanaan dan langkah jalur yang
menentukan. Tujuan pendidikan dapat diuraikan menjadi 4 macam, yaitu sebagai
berikut:
1) Tujuan Pendidikan Nasional
2) Tujuan Institusional
3) Tujuan Kurikuler
4) Tujuan Instruksional
b) Pendidik dan Peserta didik
Pendidik merupakan individu yang manpu melaksanakan tindakan mendidik dalam
satu situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan peserta didik
adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik ditinjau dari segi fisik maupun
segi perkembangan mental.
c) Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
d) Sistem Pendidikan
Sistem pendidikan merupakan suatu alat, pendidikan merupakan suatu aplikasi dari
kebudayaan, yang posisinya itu tidak netral melainkan selalu bergantung pada siapa
dan bertujuan apa pendidikan itu dilaksanakan.
C. DEMOKRASI PENDIDIKAN
Demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup yang mengutarakan persamaan
hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama didalam proses berlangsungnya pendidikan
antara pendidik dan anak didik, serta juga dengan pengelola pendidikan.
Demokrasi pendidikan merupakan proses memberikan jaminan dan kepastian adanya
persamaan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan di dalam masyarakat tertentu.
Demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal, yaitu:
1) Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia.
2) Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat.
3) Rela untuk berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama.
Dan dengan adanya norma-norma serta tata nilai yang terdapat di masyarakat itulah
yang membatasi dan mengendalikan kebebasan setiap orang. Karenanya, warga negara yang
demokratis akan dapat menerima pembatasan kebebasan itu dengan rela hati dan juga orang
lain tentunya dapat merasakan kebebasan yang didapat setiap warga negara tadi.
a. Prinsip-prinsip Demokrasi dalam Pendidikan
Ada beberapa masalah yang senantiasa terkait di dalam setiap pelaksaan
pendidikan, antara lain:
1) Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan;
2) Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan;
3) Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka.
Dari kenyataan tersebut dapat dipahami bahwa ide dan nilai demokrasi
pendidikan sangat banyak dipengaruhi oleh, sifat dan jenis masyarakat tempat mereka
berada. Dalam realitasnya pengembangan demokrasi pendidikan tersebut akan banyak
dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Apabila pengembangan demokrasi pendidikan yang akan dikembangkan berorientasi
pada cita-cita dan nilai demokrasi, berarti itu akan selalu memperhatikan prinsip-prinsip
berikut ini:
1) Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai luhurnya;
2) Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan
berbudi pekerti luhur;
3) Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk memperoleh
pendidikan dan pengajaran nasional dengan memanfaatkan kemampuan pribadinya,
dalam rangka mengembangkan kreasinya ke arah perkembangan dan kemajuan
IPTEK tanpa merugikan pihak lain.
Jelaslah dalam demokrasi pendidikan, anak tidak saja dipersiapkan sekedar
cerdas dan terampil, tetapi juga mampu menghargai orang lain, di samping beriman dan
intelektual.