Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

LANDASAN KONSTITUSIONAL DAN OPRASIONAL PELAKSANAAAN DAN


PENGEMBANGAN PENDIDIKA DI LUAR SEKOLAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Filsafat Dasar PAI,Luar Sekolah
Dosen Pengampu : Ahmad Falahudin, S.Pd, MPd.

Disusun Oleh :

1. Tafrosikha (0101201077)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA CIREBON
KBM BREBES T.A. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan anugerah dan
nikmat-Nya sehingga makalah tentang “Landasan Konstitusional dan Oprasional Pelaksanaaan
dan Pengembangan Pendidika di Luar Sekolah.” terselesaikan tepat waktu sesuai dengan yang
diharapkan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Dasar
PAI Luar Sekolah, dengan tujuan agar mahasiswa dan mahasiswi memahami dan mengetahui
materi dari makalah tersebut.
Kami ucapakan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Filsafat Dasar PAI
Luar Sekolah yang senantiasa membimbing kami dalam penyusunanan makalah ini. Tak lupa
kami mengucapkan segenap rasa terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan
dukungan dan semangatnya kepada kami.
Tentunya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini bisa menjadi bahan bacaan dan
menjadi referensi dalam pembelajaran Filsafat Dasar PAI Luar Sekolah di dalam kelas.

Brebes, Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar belakang..............................................................................................1

B. Rumusan masalah.........................................................................................1

C. Tujuan masalah............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Landasan Konstitusional Pendidikan di Luar Sekolah………...…………. 2
B. Landasan Oprasional Pelaksanaaan dan Pengembangan Pendidika
di Luar Sekolah…………………………………………………………….5
C. Peran Konstitusional Pendidikan di Luar Sekolah..……………………… 6

BAB III PENUTUP ...............................................................................................8

A. Kesimpulan..................................................................................................8

B. Saran.............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses untuk mengintegrasikan individu yang sedang mengalami
pertumbuhan ke dalam kolektivitas masyarakat. Dalam kegiatan pendidikan terjadi pembinaan
terhadap perkembangan potensi peserta didik untuk memenuhi kelangsungan hidupnya secara
pribadi dan kesejahteraan kolektif di masyarakat. Sebagai usaha sadar, pendidikan diarahkan
untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka
mengisi peranan tertentu di masyarakat pada masa yang akan datang. Dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, tercantum butir kalimat
mencerdaskan kehidupan bangsa, makna dari kalimat tersebut sangat erat kaitannya dengan
pendidikan. Pendidikan menjadi instrumen untuk mewujudkan masyarakat dan bangsa yang
cerdas, pendidikanlah yang harus dirancang dan diimplementasikan secara baik. Salah satu
faktor untuk mewujudkan kecerdasan bangsa dan pendidikan yang maju adalah terciptanya
budaya baca di dalam masyarakat. Dengan adanya pendidikan yang maju dan budaya baca
yang telah mengakar pada masyarakat maka akan muncul masyarakat dan bangsa yang cerdas
dalam kehidupannya.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis membuat makalah tentang Pendidikan Luar
Sekolah (PLS) yang merupakan bagian dari pendidikan non formal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja landasan Konstitusional dan Oprasional Pelaksanaaan dan Pengembangan Pendidika
di Luar Sekolah.?
2. Peran Apa saja landasan Konstitusional dan Oprasional Pelaksanaaan dan Pengembangan
Pendidika di Luar Sekolah.?

C. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari makalah ini, kita diharapkan dapat;
1. Memahami Apa saja landasan Konstitusional dan Oprasional Pelaksanaaan dan
Pengembangan Pendidika di Luar Sekolah.
2. Mengetahui peran Apa saja landasan Konstitusional dan Oprasional Pelaksanaaan dan
Pengembangan Pendidika di Luar Sekolah.?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Konstitusional Pendidikan di Luar Sekolah


Pengetahuan menganai landasan pendidikan Indonesia oleh para pejabat pembuat
kebijakan pendidikan, akan membuat kebijakan pendidikan nasional konsisten, tetap dan
terarah dengan pasti. Konsisten, maksudnya kebijakan pendidikan secara menyeluruh (bagian
dan waktu) tersusun dengan landasan yang sama. Tetap, maksudnya kebijakan pendidikan
pada berbagai sub dan waktu ke waktu tidak mengalami loncatan yang mengejutkan, sehingga
tidak membingungkan masyarakat sebagai pelanggan kebijakan. Terarah, maksudnya
kebijakan pendidikan pada berbagai sub dan waktu ke waktu tetap mengarah pada satu tujuan
besar, yaitu gambaran manusia Ideal menurut bangsa Indonesia. Bangsa Indoeseia secara
keseluruhan juga teramat penting untuk memahami landasan pendidikan, sebab sebagai
pelanggan dari kebijakan pendidikan, Adapun landasan pendukung, yaitu :
a. Pancasila.
1. Ketuhanan yang Maha Esa
Memberikan Arahan pada pendidkan Luar Sekolah untuk membina
mengembangkan,dan melestarikam sikap dan perilaku peserta didik yang memiliki
keyakinan kuat dalam beragama dan dapat menerapkan nilai-nilai agama dalam
bersikap dan berprilaku.
2. Kemanusian yang Adil dan Beradab
Memeberi landasan untuk menjujung tinggi nilai-nilai kemanusian.
3. Persatuan Indonesia
Melandasi Pembinaan yang cinta tanah air, rela berkorban, dan memiliki rasa
tanggungjawab terhadap Pembangunan Masyarakat dan bangsa.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksaan dalam
Permusyaratan/Perwakilan.
Memberi landasan untuk berorientasi pada kebutuhan dan kepentingan rakyat banyak
dan memiliki sikap demokratis.
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Undang-undang dasar 1945
Didalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 telah dinyatakan tujuan kemerdekaan
Indonesia adalah “memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”
. Tujuan tersebut sangat berkaitan dengan Pendidikan Luar Sekolah.

2
1. Tiap tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27
ayat 2)
Pasal ini berbicara tentang perlindungan dan hak warga negara Indonesia dalam hal
pekerjaan dan keseluruhan penunjang kehidupan, dengan ukuran kriterianya adalah
layak bagi kemanusiaan
2. Hak warga Negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul (Pasal 28)
Pasal 28 menjelaskan bahwa warga negara dan penduduk yang tinggal di
negara Indonesia berhak merdeka dalam berserikat dan berkumpul dengan warga
negara dan penduduk lainnya seperti bermusyawarah, berkawan, bermasyarakat
maupun berorganisasi, serta bebas dalam mengeluarkan pendapat atau pikirannya
dari bentuk lisan maupun tetapi setiap warga negara dan penduduk wajib mengikuti
kaidah aturan dalam berserikat, berkumpul dan berpendapat yang mana hal itu
sudah diatur melalui undang undang yang berlaku.
3. Negara menjamin kemerdekaan tiap - tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing- masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu (pasal 29 ayat
2.
pasal 29 ayat 2 dijelaskan bahwa setiap warga negara memiliki agama dan
kepercayaanya sendiri tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun. Dan tidak ada
yang bisa melarang orang untuk memilih agama yang diyakininya. Setiap agama
memiliki cara dan proses ibadah yang bermacam- macam, oleh karena itu setiap
warga negara tidak boleh untuk melarang orang beribadah. Supaya tidak banyak
konflik- konflik yang muncul di Indonesia.
4. Hak dan kewajiban warga Negara untuk ikut serta dalam usaha pembelaan Negara
(Pasal 30 ayat 1)
Pasal 30 ayat 1 menjelaskan bahwa setiap orang yang berstatus warga negara
indonesia berhak serta diwajibkan (harus) membela negara. untuk membela negara
tidak perlu mengangkat senjata atau ikut berperang karena hal itu sudah ada
pembagiannya semisal polisi atau TNI, jika kita seseorang yang hidup ditengah
masyarakat, kita bisa membela negara indonesia dengan hidup rukun dan toleransi
terhadap perbedaan karena kita adalah bhineka tunggal ika. jika kita seorang pelajar,
kita bisa membela negara dengan mengharumkan pendidikan di indonesia dengan
belajar penuh semangat dan meningkatkan sikap perilaku terpuji serta meningkatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi, mempelajari pendidikan kewarganegaraan (PPKN)
juga adalah salah satu usaha bela negara. Jika kita seorang guru, kita bisa mengabdi

2
pada masyarakat dengan mengajari ilmu pengetahuan dan sikap serta mencerdaskan
anak bangsa melalui Pendidikan.

5. Tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran (Pasal 31 ayat 1)


pendidikan itu adalah hak mutlak untuk setiap warga usia dini, usia sekolah,
remaja dan orang tua, hak untuk mengenyam pendidikan dari tingkat dasar sampai
tingkat tinggi, sesuai dengan sebagian uraian pembukaan UUD 45 alinea ke 4
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa.
6. Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia (Pasal 32), dan
Diharapkan pada masa yang akan datang, bangsa dan negara Indonesia tetap mem
punyai identitas yang sesuai dengan dasar negara dan nilai- nilai serta pandangan
hidup bangsa Indonesia walaupun terjadi perubahan global. Ketentuan itu juga
dilandasi oleh

pemikiran bahwa persatuan dan kebangsaan Indonesia itu akan lebih kukuh jika
diperkuat oleh pendekatan kebudayaan selain pendekatan politik dan hukum.
7. Pasal 33 Ayat 1
Dalam Pasal 33 UUD 1945 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi
dikerjakan oleh semua, untuk semua dibawah pimpinan atau penilikan anggota-
anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat lah yang diutamakan, bukan
kemakmuran Seseorang saja.

c. Peraturan Pemerintah No 73 Tahun 1991Tentang Pendidikan di Luar Sekolah.


Bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 10 ayat (5) Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dipandang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah
tentang Pendidikan Luar Sekolah;
1. Pasal 5 ayat (2) Undang- Undang Dasar 1945;
Sistem Pendidikan Nasional, dipandang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang
Pendidikan Luar Sekolah.
5) pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang tidak menyangkut
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Pasal 5 menjelaskan tentang berhaknya Presiden dalam mengajukan rangancangan undang
undang dan menetapkan peraturan yang telah disetujui.
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaga
Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390)

2
Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang undang sebagai
mana mestinya.

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui
proses pendidikan pada jalur, jenjang, dan pendidikan tertentu.

B. Landasan Oprasional Pelaksanaaan dan Pengembangan Pendidika di Luar Sekolah


Landasan operasional bagi pembangunan negara, termasuk pendidikan ialah ketetapan MPR
tentang GBHN.

GBHN disebut landasan operasional karena memberikan garis-garis besar tentang


kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa dan negara
sesuai dengan cita-cita, seperti yang termaktub dalam Pancasila dan UUD 1945. sebagai
contoh dalam GBHN 1988 dirumuskan tujuan pendidikan yaitu untuk membentuk manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras dan tanga, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan
terampil, serta sehat jasmani dan rohani.

Hendaknya setiap pelaksana pendidikan, orang tua, dosen, guru-guru, dan pegawai serta
petugas-petugas pendidikan lainnya mengetahui isi dan jiwa GBHN, mengetahui
ketentuan/peraturan-peraturan yang harus diikuti, agar pendidikan benar-benar dapat
dilaksanakan dengan baik sebagai unsur penting pembangunan negara.

Berikut ini dikemukakan Ketetapan MPR Sejak tahun 1966-2003 sebagai landasan operasional
pendidikan nasional dan tujuan pendidikan nasional :
 TAP MPRS No. XXVII/1966 Bab II Pasal 3

Dasar pendidikan adalah falsafah negara Pancasila, tujuan pendidikan adalah membentuk
manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh
Pembukaan dan isi UUD 1945.

 TAP MPR No. IV/MPR/1973

Tujuan pendidikan membentuk manusia-manusia pembangunan yang Pancasila dan untuk


membentuk manusia Pancasila yang sehat jasmani dan roanilla, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, dan mengembangkan aktivitas dan tanggung jawab, dapat mengembangkan
kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan
mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD1945.

 TAP MPR No. IV/MPR/1978

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap


Tuhan yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-
manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

2
 TAP MPR No. II/MPR/1983

Pendidikan nasional bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa,
kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan, dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-
manusia pembangunan yang dapat membangundirinya sendiri serta bersama-sama
bertanggungjawab atas pembangunan bangsa.

 TAP MPR No. II/MPR/1988

Pendidikan nasional untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
berdisiplin, bekerja keras, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat
jasmani dan rohani.

 Bab II Pasal 4 UU RI No. 2 tahun 1989

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia


seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.

 Undang-undang No. 20 Tahun 2003

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional : Peraturan


perundang-undangan ini disahkan tanggal 8 Juli 2003. Undang-undang ini merupakan
pengganti Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Menurut
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, fungsi pendidikan nasional adalah untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dibandingkan dengan
Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, Undang-Undang No. 20/2003 memuat lebih banyak
aturan baru terutama yang mendukung aspek akuisisi pengetahuan, penciptaan pengetahuan
dan penyebaran pengetahuan.

C. Peran Konstitusional Pendidikan di Luar Sekolah

a. Asas semesta, menyeluruh, dan terpadu. Dalam asas ini berarti pendidikan terbuka
bagi setiap rakyat negara Indonesia, mencakup semua jenis dan jenjang pendidikan.
b. Asas pendidikan seumur hidup. Dalam asas ini, setiap individu harus memperoleh
hak dan kesempatan untuk mendapatkan pengajaran dan belajar kapanpun selama
hidupnya.
c. Asas tanggung jawab antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.

2
d. Asas pendidikan berlangsung dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan
masyarakat.

e. Asas keselarasan dan keterpaduan dengan Ketahanan Nasional dan Wawasan


Nusantara.
f. Asas Bhinneka Tunggal Ika
g. Asas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan
h. Asas manfaat, adil, dan merata
i. Asas ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
j. Asas kepastian hukum

1. Lingkungan Pendidikan Keluarga


Keluarga menjadi bentuk lingkungan pendidikan yang pertama dan utama dari setiap
individu yang lahir ke dunia. Oleh sebab itu, orang tua berperan sebagai pendidik yang
bertanggung jawab atas proses pendidikannya.Seorang ahli bernama Drost mengungkapkan
bahwa dalam lingkungan pendidikan sekolah lebih banyak mengembangkan kemampuan
akademis individu, sementara dalam lingkungan pendidikan keluarga bertanggung jawas
atas pengembangan kepribadian.Pendidikan keluarga dibagi atas tahap prenatal dan
postnatal.Dalam tahap prenatal ini berkaitan dengan pendidikan sebelum lahir atau sejak
individu masih di dalam kandungan. Wujud praktiknya cenderung merupakan kearifan
lokal, misalnya dalam kebudayaan Jawa ada neloni, mitoni, dan lain-lain.

2. Lingkungan Pendidikan Sekolah


Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, sekolah menjadi posisi utama
dalam Upaya
pendidikan manusia.
Sekolah bertanggung jawab atas orang tua dan masyarakat dalam bidang pendidikan demi
generasi masa depan.
Dasar tanggung jawab tersebut meliputi tiga hal yakni:
a. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan menurut
perundang-undangan pendidikan.
b. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan, dan jenjang pendidikan.
c. Tanggung jawab fungsional kepada pengelola dan pelaksaan pendidikan yang menrima
ketetapan berdasarkan ketentuan jabatannya.
3. Lingkungan Pendidikan Masyarakat
Dalam banyak hal, sekolah dinilai telah mengalami ketertinggalan dari masyarakatnya.
Khususnya dalam bidang teknologi, telah terjadi lebih dahulu dalam masyarakat daripada di
sekolah.Maka dari itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk mengakrabkan sekolah
dengan masyarakat. Misalnya dengan adanya sistem magang, KKN (Kuliah Kerja Nyata),
PKL (Praktik Kerja Lapangan), dan lain-lain.

2
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas penulis dapat menarik kesimpulan, Landasan kebijakan
pendidikan meliputi :
1.Landasan Ideal yaitu Pancasila,
2. Landasan Konstitusional yaitu UUD 1945, dan
3. Landasan Operasional yaitu meliputi ketetapan MPR

B. Saran
1. Setiap lapisan kepentingan harus benar-benar menjalankan kebijakan pendidikan yang
sudah berdasar pada landasan ideal, landasan konstitusional, dan landasan operasional.
2. Pelaksanaan kebijakan pendidikan seyogyanya sejalan dengan arah tujuan kebijakan
Pendidikan
yang sudah dibuat dan tersusun rapi.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Pansila
2. Undang-undang Dasar 1945
3. Peraturan Pemerintah
4. Faisal Sanapiah, 1981, Pendidikan Luar Sekolah . Surabaya: CV. Usaha Nasional.
5. Joesoef Soelaiman, 2004, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
6. Kurdie Syuaeb, 2002, Pendidikan Luar Sekolah. Cirebon: CV. Alawiyah.
7. Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.
8. Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : Rieneka Cipta.
9. ———2006. UU Sisdiknas no. 20 tahun 2003. Jakarta : Asa Mandiri

Anda mungkin juga menyukai