Dosen Pengampu:
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kita semua, sehingga pada akhirnya karya ilmiah ini dapat
disusun dan di sajikan dengan waktu yang telah ditetapkan. terima kasih kepada
Ibu Siti Khamim, S.Pd.I., M.Pd. selaku Dosen Ilmu Pendidikan yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. kami juga mengucapkan
terima kasih kepada penulis yang kami kutip tulisannya untuk pembuatan karya
ilmiah ini
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini adalah untuk
memenuhi tugas ilmu pendidikan yang diberikan. selain dari pada itu dalam karya
ilmiah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, struktur
penulisan maupun hal-hal lainnya. untuk itu, kami selalu mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca guna kemajuan bersama.
Akhir kata dari penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa, negara
berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat konstitusi ini
mengisaratkan, hanya bangsa yang cerdas, yang mampu dan dapat bersaing dengan
bangsa-bangsa di dunia. Oleh karena itu, peningkatan sumber daya manusia
Indonesia mutlak diperlukan dan harus senantiasa diupayakan agar tidak
ketinggalan dengan bangsa-bangsa lain. Peningkatan mutu sumber daya manusia
yang sangat strategis adalah melalui pendidikan. Sebab pada hakikatnya pendidikan
merupakan upaya dan proses peningakatan sumber daya manusia dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Menurut pengamatan dan analisis Departemen Pendidikan Nasional
penyebab rendahnya mutu pendidikan, pertama, pengelolaan pendidikan yang
bersifat sentralistik, dimana pusat sangat dominan dalam pengambilan kebijakan,
sedangkan daerah dan sekolah lebih banyak berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
pusat. Kedua, kebijakan penyelenggaraan pendidikan yang menggunakan
pendekatan input output analisis yang tidak dilaksanakan secara konsekwen.
Pendekatan ini menganggap bahwa, apabila input 210 Dasar-Dasar Manajemen
Pendidikan pendidikan seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran,
dan perbaikan sarana prasarana pendidikan lainnya dipenuhi, maka mutu
pendidikan akan meningkat. Ketiga, peran serta masyarakat khususnya orang tua
siswa sangat minim.1
Selama ini peran masyarakat hanya dalam bentuk dana, namun kurang pada
proses pendidikan, seperti dalam pengambilan keputusan, monitoring, dan evaluasi
terhadap keberhasilan dan ketidak berhasilan pendidikan di sekolah. Peran serta
orang tua siswa yang kurang tersebut merupakan akibat kurang adanya
1
Suhadi Winoto, Dasar-Dasar Menejemen Pendidikan, (Yogyakarta:Blidung Nusantara,2020),
h.209
1
pemberdayaan potensi orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah.
Menyikapi rendahnya mutu pendidikan, dan sejalan dengan semangat
Otonomi Daerah, Pemerintah melalui Depdiknas melakukan upaya baru dalam
pengelolaan pendidikan yang lebih berorientasi pada desentralesasi di tingkat
sekolah, yang disebut manajemen berbasis sekolah (MBS). Secara yuridis
keberadaan MBS cukup kuat, karena secara eksplisit merupakan amanat UU Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Menurut Watson dan
Supovittz (2001) MBS dimaksudkan untuk menciptakan struktur yang mendukung
pengambilan keputusan berbasis local/sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa dasar dan tujuan pendidikan umum?
2. Apa tujuan pendidikan menurut para pakar?
3. Apa Tujuan pendidikan di indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dasar dan tujuan pendidikan umum.
2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan menurut para pakar.
3. Untuk mengetahui tujuan pendidikan di indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Dasar-Dasar Pendidikan
Dasar- dasar pendidikan di negara Indonesia secara yuridis formal telah
dirumuskan antara lain sebagai berikut:
1. Undang-Undang tentang Pendidikan dan Pengajaran No. 4 tahun 1950,
Nomor 2 tahun 1945, Bab III Pasal 4 Yang Berbunyi: Pendidikan dan
pengajaran berdasarkan atas asas-asas yang termasuk dalam Pancasila,
Undang-Undang Dasar RI dan kebudayaan bangsa Indonesia.
2. Ketetapan MPRS No. XXVII/ MPRS/ 1966 Bab II Pasal 2 yang berbunyi:
Dasar pendidikan adalah falsafah negara Pancasila.
3. Dalam GBHN tahun 1973, GBHN 1978, GBHN 1983 dan GBHN 1988 Bab
IV bagian pendidikan berbunyi: Pendidikan Nasional berdasarkan
Pancasila.
4. Tap MPR Nomor II/MPR/1993 tentang GBHN dalam Bab IV bagian
Pendidikan yang berbunyi: Pendidikan Nasional (yang berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
5. Undang-undang RI No 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
6. Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan demikian jelaslah bahwa dasar pendidikan di Indonesia adalah
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sesuai dengan UUSPN No. 2 tahun
1989 dan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003. Dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
3
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara (UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003). Indonesia
merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya
manusia (SDM).
Kekayaan alam Indonesia meliputi ribuan pulau yang berjajar mulai dari
Sabang sampai Merauke dengan kandungan yang ada pada tiap-tiap pulau, baik dari
hasil laut maupun di luar laut. Di sisi lain, kualitas SDM akan menentukan kualitas
bangsa. Untuk itu, kualitas SDM perlu ditingkatkan melalui berbagai program
pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan
kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dan dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan (IMTAQ).
2
Ab Karim Amarullah, “Dasar-Dasar Pendidikan” (Jurnal Kajian Pendidikan Agama Islam Vol. 4.
No. 2. Oktober 2022) h. 4-6
4
menyeluruh dan utuh merupakan dua terminologi yang memerlukan isi dan bentuk
yang disesuaikan dengan konteks sosial budaya dan keyakinan suatu bangsa.
Sumaatmadja (2002) mengungkapkan bahwa sasaran yang hendak dituju
dalam Pendidikan Umum adalah: 1) memberikan pengetahuan yang sebanyak-
banyaknya kepada peserta didik, yang meliputi liberal, filsafat, bahasa, matematika,
dan pengetahuan alam, 2) membekali peserta didik dengan latar belakang budaya
yang luas yang memberikan peluang kepada manusia memiliki wawasan yang
memadai tentang dunia kehidupannya, dan 3) mengembangkan peserta didik
menjadi manusia merdeka, terbebas dari keterbelengguan sehingga mampu
mengambil keputusan yang adil, arif, dan bijaksana
Henry yang dikutip Muliana (2002) mengungkapkan ada lima tujuan dasar
Pendidikan Umum, yakni: 1) mengembangkan intelegensi kritis yang dapat
digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, 2) mengembangkan dan
meningkatkan karakter moral, 3) mengembangkan dan meningkatkan
kewarganegaraan, 4) menciptakan kesatuan intelektual dan keharmonisan, dan 5)
memberikan kesempatan yang sama, sedapat mungkin, melalui pendidikan untuk
peningkatan ekonomi dan
sosial individu.3
3
Burhanuddin, “Pendidikan Umum Dalam Prespektif Pendidikan Islam Dan Pendiddikan
Kewarwanegaraan”, (Jurnal Metodik Didaktik Vol. 9. No. 2 Januari 2015) h. 51-52
5
Berikut ini akan dikemukakan secara singkat tentang tujuan-tu- juan
tersebut satu per satu secara hierarki:
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Ini adalah tujuan yang hanya mencakup salah satu dari aspek kepribadian,
misalnya: tujuan khusus pembentukan kecerdasan saja, tanpa memperhatikan yang
lainnya. Jadi tujuan tak lengkap ini merupakan bagian dari tujuan urnum yang
melingkupi perkembangan seluruh aspek kepribadian.4
4. Tujuan Sementara
4
Dayun Riadi, Dasar-Dasar Pendidikan, ( Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), h. 39-41
6
tingkatan yang diupayakan untuk menuju tujuan akhir itulah yang dimaksud dengan
tujuan sementara. Misalnya: anak me-nyelesaikan pelajaran di jenjang pendidikan
dasar merupakan tujuan sementara untuk selanjutnya meneruskan ke jenjang yang
lebih tinggi seperti Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Perguruan Tinggi
5. Tujuan Insidental
Ini merupakan tujuan yang bersifat sesaat karena adanya situasi yang terjadi
secara kebetulan, kendati demikian, tujuan ini tidak terlepas dari tujuan umum.
Misalnya: seorang ayah memanggil anaknya dengan tujuan anak mencapai
kepatuhan.
6. Tujuan Intermedier
Disebut juga tujuan perantara, tujuan yang dilihat sebagai alat dan harus
dicapai lebih dahulu demi kelancaran pendidikan selanjutnya, misalnya anak dapat
membaca dan menulis (tujuan sementara) demi kelancaran mengikuti pelajaran di
sekolah.
a. Tujuan Nasional
b. Tujuan Institusional
7
c. Tujuan Kurikuler
bidang studi tertentu, misalnya tujuan untuk bidang studi Sejarah Kebudayaan
Islam, Bahasa Indonesia, PPKN dan sebagainya. Rumusannya terdapat dalam
kurikulum suatu lembaga pendidikan tertentu.
d. Tujuan Instruksional
Sementara itu, TIK atau KD merupakan penjabaran lebih lanjut dari TIU
atau KD, berisi kualifikasi yang diharapkan dimiliki anak didik setelah mengikuti
pelajaran dalam sub pokok bahasan tertentu. TIK atau KD dirumuskan dengan
menggunakan istilah yang operasional, dari sudut produk belajar dan tingkah laku
anak didik serta dinyatakan dalam rumusan yang sangat khusus, sehingga tujuan
tersebut mudah dinilai, dan tidak menimbulkan salah penafsiran.5
5
Ibid h. 39-41
8
Berikut ini adalah beberapa pendapat mengenai tujuan pendidikan yang perlu
diketahui, diantaranya adalah:
2. Ki Hajar Dewantara
3. Aristoteles
6
Gilang, https://www.gramedia.com/literasi/tujuan-dan-fungsi-pendidikan-di-indonesia diakses
pada 01-maret-2024
9
dengan hasil analisis psikologis, dan juga mengikuti kemajuan secara bertahap, baik
fisik (fisik) maupun mental (batiniah atau ruh).
4. Al-Ghazali
10
Tujuan umum pendidikan harus dihadirkan dengan lebih diperinci. Hal ini
memiliki maksud agar tujuan pendidikan lebih bersifat khusus dan terbatas. Dengan
begitu, proses untuk merealisasikan tujuan pendidikan dapat terlaksana dengan
lebih mudah, terkhusus dalam praktiknya.
6. Ahmadi
7. Suardi
11
meningkatkan kecerdasan, keterampilan, keahlian, dan berbagai aspek efektif
lainnya.
Tujuan pendidikan itu tiada lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa
kapada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan
mampu berkarya; mampu memenuhi berbagai kebutuhan secara wajar, mampu
mngendalikan hawa nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya.
Implikasinya, pendidikan harus berfungsi untuk mewujudkan (mengembangkan)
berbagai potensi yang ada pada manusia dalam konteks dimensi keberagaman,
moralitas, moralitas, individualitas/personalitas, sosialitas dan keberbudayaan
secara menyeluruh dan terintegrasi. Dengan kata lain, pendidikan berfungsi
untuk memanusiakan manusia.7
7
Adi Widya, “Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia”, (Jurnal Pendidikan Dasar Volume. 4, No.
1. April 2019) h. 31-33
12
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
13
Pendidikan juga diharapkan untuk memupuk iiman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan pembangunan dan kemajuan politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan. Dalam hal ini pendidikan
diharapkan mampu mengembangkan wawasan anak terhadap ideologi, politik,
agama, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan secara tepat dan benar,
sehingga dapat membawa kemajuan individu, masyarakat dan negara guna
menciptakan pembangunan nasional. Pemahaman terhadap aspek-aspek demikian
tidak boleh menyimpang dari tujuan dan kerangka pembangunan nasional.
14
5. Pendidikan diselenggarakan deng mengembangkan budaya
membaca,menulis,dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
Dalam rangka semua itu mata pelajaran PPKn harus berfungsi sebagai
wahana kurikuler pengembangan karakater warga negara Indonesia yang
demokratis dan bertanggung jawab. Peran PPKn dalam proses pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, melalui pemberian
keteladanan,pembangunan kemauan,dan pengembangan kreatifitas peserta didik
dalam proses pembelajaran.
15
adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersifat
jamak8.
8
Ibid h. 31-33
16
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode
tertentu, sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara
bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam pendidikan kita ada dua
dasar pendidikan yaitu: Pertama, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sesuai
dengan UUSPN No. 2 tahun 1989 dan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003. Kedua,
Al-Qur’an dan Al-Hadis.
dari berbagai perspektif tentang tujuan yang telah terlihat bahwa pendidikan
diindonesia berupaya untuk menciptakan bangsa yang cakap, beriman bertaqwa
kepada tuhan serta memiliki pengetahuan yang baik dan wawasan kebangsaan yang
luas seperti yang tertuang dalam sila pertama.
Tujuan pendidikan itu tiada lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa
kapada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan
mampu berkarya; mampu memenuhi berbagai kebutuhan secara wajar, mampu
mngendalikan hawa nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan
berbudaya.Implikasinya, pendidikan harus berfungsi untuk mewujudkan
(mengembangkan) berbagai potensi yang ada pada manusia dalam konteks dimensi
keberagaman, moralitas, moralitas, individualitas/personalitas, sosialitas dan
17
keberbudayaan secara menyeluruh dan terintegrasi. Dengan kata lain, pendidikan
berfungsi untuk memanusiakan manusia
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami uraikan tentang dasar dan tujuan pendidikan.
Penulis berharap agar para pembaca dapat memahami dan mengerti mengenai dasar
dan tujuan pendidikan. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat positif
dari para pembaca.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
20