Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN

Dosen Pengampu:

Siti Khamim, S.Pd.I., M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 2:


1.Epa (PA.07.222.0126)
2. Fressa Aprilia Zahwa (PA.07.222.0117)

PROGRAM STUDI TADRIS IPA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM YASNI BUNGO
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kita semua, sehingga pada akhirnya karya ilmiah ini dapat
disusun dan di sajikan dengan waktu yang telah ditetapkan. terima kasih kepada
Ibu Siti Khamim, S.Pd.I., M.Pd. selaku Dosen Ilmu Pendidikan yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. kami juga mengucapkan
terima kasih kepada penulis yang kami kutip tulisannya untuk pembuatan karya
ilmiah ini
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini adalah untuk
memenuhi tugas ilmu pendidikan yang diberikan. selain dari pada itu dalam karya
ilmiah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, struktur
penulisan maupun hal-hal lainnya. untuk itu, kami selalu mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca guna kemajuan bersama.
Akhir kata dari penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Muaro Bungo, 01 Maret 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A.Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A.Dasar Dan Tujuan Pendidikan Umum ............................................................. 3
B. Tujuan Pendidikan Menurut Para Pakar ......................................................... 8
C. Tujuan Pendidikan di Indonesia ................................................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 17
A.Kesimpulan .................................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa, negara
berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat konstitusi ini
mengisaratkan, hanya bangsa yang cerdas, yang mampu dan dapat bersaing dengan
bangsa-bangsa di dunia. Oleh karena itu, peningkatan sumber daya manusia
Indonesia mutlak diperlukan dan harus senantiasa diupayakan agar tidak
ketinggalan dengan bangsa-bangsa lain. Peningkatan mutu sumber daya manusia
yang sangat strategis adalah melalui pendidikan. Sebab pada hakikatnya pendidikan
merupakan upaya dan proses peningakatan sumber daya manusia dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Menurut pengamatan dan analisis Departemen Pendidikan Nasional
penyebab rendahnya mutu pendidikan, pertama, pengelolaan pendidikan yang
bersifat sentralistik, dimana pusat sangat dominan dalam pengambilan kebijakan,
sedangkan daerah dan sekolah lebih banyak berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
pusat. Kedua, kebijakan penyelenggaraan pendidikan yang menggunakan
pendekatan input output analisis yang tidak dilaksanakan secara konsekwen.
Pendekatan ini menganggap bahwa, apabila input 210 Dasar-Dasar Manajemen
Pendidikan pendidikan seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran,
dan perbaikan sarana prasarana pendidikan lainnya dipenuhi, maka mutu
pendidikan akan meningkat. Ketiga, peran serta masyarakat khususnya orang tua
siswa sangat minim.1
Selama ini peran masyarakat hanya dalam bentuk dana, namun kurang pada
proses pendidikan, seperti dalam pengambilan keputusan, monitoring, dan evaluasi
terhadap keberhasilan dan ketidak berhasilan pendidikan di sekolah. Peran serta
orang tua siswa yang kurang tersebut merupakan akibat kurang adanya

1
Suhadi Winoto, Dasar-Dasar Menejemen Pendidikan, (Yogyakarta:Blidung Nusantara,2020),
h.209

1
pemberdayaan potensi orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah.
Menyikapi rendahnya mutu pendidikan, dan sejalan dengan semangat
Otonomi Daerah, Pemerintah melalui Depdiknas melakukan upaya baru dalam
pengelolaan pendidikan yang lebih berorientasi pada desentralesasi di tingkat
sekolah, yang disebut manajemen berbasis sekolah (MBS). Secara yuridis
keberadaan MBS cukup kuat, karena secara eksplisit merupakan amanat UU Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Menurut Watson dan
Supovittz (2001) MBS dimaksudkan untuk menciptakan struktur yang mendukung
pengambilan keputusan berbasis local/sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa dasar dan tujuan pendidikan umum?
2. Apa tujuan pendidikan menurut para pakar?
3. Apa Tujuan pendidikan di indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dasar dan tujuan pendidikan umum.
2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan menurut para pakar.
3. Untuk mengetahui tujuan pendidikan di indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.Dasar Dan Tujuan Pendidikan Umum

1. Dasar-Dasar Pendidikan
Dasar- dasar pendidikan di negara Indonesia secara yuridis formal telah
dirumuskan antara lain sebagai berikut:
1. Undang-Undang tentang Pendidikan dan Pengajaran No. 4 tahun 1950,
Nomor 2 tahun 1945, Bab III Pasal 4 Yang Berbunyi: Pendidikan dan
pengajaran berdasarkan atas asas-asas yang termasuk dalam Pancasila,
Undang-Undang Dasar RI dan kebudayaan bangsa Indonesia.
2. Ketetapan MPRS No. XXVII/ MPRS/ 1966 Bab II Pasal 2 yang berbunyi:
Dasar pendidikan adalah falsafah negara Pancasila.
3. Dalam GBHN tahun 1973, GBHN 1978, GBHN 1983 dan GBHN 1988 Bab
IV bagian pendidikan berbunyi: Pendidikan Nasional berdasarkan
Pancasila.
4. Tap MPR Nomor II/MPR/1993 tentang GBHN dalam Bab IV bagian
Pendidikan yang berbunyi: Pendidikan Nasional (yang berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
5. Undang-undang RI No 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
6. Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan demikian jelaslah bahwa dasar pendidikan di Indonesia adalah
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sesuai dengan UUSPN No. 2 tahun
1989 dan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003. Dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

3
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara (UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003). Indonesia
merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya
manusia (SDM).

Kekayaan alam Indonesia meliputi ribuan pulau yang berjajar mulai dari
Sabang sampai Merauke dengan kandungan yang ada pada tiap-tiap pulau, baik dari
hasil laut maupun di luar laut. Di sisi lain, kualitas SDM akan menentukan kualitas
bangsa. Untuk itu, kualitas SDM perlu ditingkatkan melalui berbagai program
pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan
kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dan dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan (IMTAQ).

Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses pembimbingan


dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang
mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat, dan berakhlak (berkarakter)
mulia. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional, seperti yang tertulis dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003, menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bemartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003).2

2. Tujuan Pendidikan Umum

Tujuan yang hendak dicapai dalam Pendidikan Umum adalah


memanusiakan manusia yang memiliki: 1) wawasan yang menyeluruh tentang
segala aspek kehidupan, serta 2) memiliki kepribadian yang utuh atau kaffah. Istilah

2
Ab Karim Amarullah, “Dasar-Dasar Pendidikan” (Jurnal Kajian Pendidikan Agama Islam Vol. 4.
No. 2. Oktober 2022) h. 4-6

4
menyeluruh dan utuh merupakan dua terminologi yang memerlukan isi dan bentuk
yang disesuaikan dengan konteks sosial budaya dan keyakinan suatu bangsa.
Sumaatmadja (2002) mengungkapkan bahwa sasaran yang hendak dituju
dalam Pendidikan Umum adalah: 1) memberikan pengetahuan yang sebanyak-
banyaknya kepada peserta didik, yang meliputi liberal, filsafat, bahasa, matematika,
dan pengetahuan alam, 2) membekali peserta didik dengan latar belakang budaya
yang luas yang memberikan peluang kepada manusia memiliki wawasan yang
memadai tentang dunia kehidupannya, dan 3) mengembangkan peserta didik
menjadi manusia merdeka, terbebas dari keterbelengguan sehingga mampu
mengambil keputusan yang adil, arif, dan bijaksana
Henry yang dikutip Muliana (2002) mengungkapkan ada lima tujuan dasar
Pendidikan Umum, yakni: 1) mengembangkan intelegensi kritis yang dapat
digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, 2) mengembangkan dan
meningkatkan karakter moral, 3) mengembangkan dan meningkatkan
kewarganegaraan, 4) menciptakan kesatuan intelektual dan keharmonisan, dan 5)
memberikan kesempatan yang sama, sedapat mungkin, melalui pendidikan untuk
peningkatan ekonomi dan
sosial individu.3

3.macam-macam tujuan pendidikan


Pendidikan berlangsung dalam suatu proses panjang yang pada akhirnya
mencapai tujuan umum atau akhir, yaitu kedewasaan atau pribadi dewasa susila.
Tujuan yang bersifat umum ini akan dicapai melalui pencapaian tujuan-tujuan
dekat.

Seorang ahli pendidikan, Langeveld mengemukakan macam-macam tujuan


pendidikan, yaitu: tujuan umum/ akhir atau lengkap/ total, tujuan khusus, tujuan tak
lengkap, tujuan sementara, tujuan insidentil, dan tujuan intermedier.

3
Burhanuddin, “Pendidikan Umum Dalam Prespektif Pendidikan Islam Dan Pendiddikan
Kewarwanegaraan”, (Jurnal Metodik Didaktik Vol. 9. No. 2 Januari 2015) h. 51-52

5
Berikut ini akan dikemukakan secara singkat tentang tujuan-tu- juan
tersebut satu per satu secara hierarki:

1. Tujuan Umum

Ini merupakan tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam segala


waktu dan keadaan. Tujuan umum ini dirumuskan dengan memperhatikan hakikat
kemanusiaan yang universal.

2. Tujuan Khusus

Tujuan ini merupakan pengkhususan dari tujuan umum di atas dasar


beberapa hal, di antaranya:

a. terdapatnya perbedaan individual anak didik, misalnya perbedaan dalam


bakat, jenis kelamin, intelegensi, minat, dan sebagainya;
b. perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat, misal: tujuan khusus untuk
masyarakat pertanian, perikanan dan lain-lain;
c. perbedaan yang berhubungan dengan tugas lembaga pendidikan misalnya:
tujuan khusus untuk pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan
pendidikan dalam perkembangan pemuda;
d. perbedaan yang berhubungan dengan pandangan atau falsafat hidup suatu
bangsa.

3. Tujuan Tak Lengkap

Ini adalah tujuan yang hanya mencakup salah satu dari aspek kepribadian,
misalnya: tujuan khusus pembentukan kecerdasan saja, tanpa memperhatikan yang
lainnya. Jadi tujuan tak lengkap ini merupakan bagian dari tujuan urnum yang
melingkupi perkembangan seluruh aspek kepribadian.4

4. Tujuan Sementara

Perjalanan untuk mencapai tujuan umum tidak dapat dicapai secara


sekaligus, karenanya perlu ditempuh setingkat demi setingkat. Tingkatan demi

4
Dayun Riadi, Dasar-Dasar Pendidikan, ( Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), h. 39-41

6
tingkatan yang diupayakan untuk menuju tujuan akhir itulah yang dimaksud dengan
tujuan sementara. Misalnya: anak me-nyelesaikan pelajaran di jenjang pendidikan
dasar merupakan tujuan sementara untuk selanjutnya meneruskan ke jenjang yang
lebih tinggi seperti Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Perguruan Tinggi

5. Tujuan Insidental

Ini merupakan tujuan yang bersifat sesaat karena adanya situasi yang terjadi
secara kebetulan, kendati demikian, tujuan ini tidak terlepas dari tujuan umum.
Misalnya: seorang ayah memanggil anaknya dengan tujuan anak mencapai
kepatuhan.

6. Tujuan Intermedier

Disebut juga tujuan perantara, tujuan yang dilihat sebagai alat dan harus
dicapai lebih dahulu demi kelancaran pendidikan selanjutnya, misalnya anak dapat
membaca dan menulis (tujuan sementara) demi kelancaran mengikuti pelajaran di
sekolah.

Kemudian dalam hubungannya dengan hierarki tujuan pendidikan, dapat


dibedakan menjadi macam-macam tujuan pendidikan yaitu: tujuan nasional,
institusional, kurikuler, dan tujuan instruksional.

a. Tujuan Nasional

Ini merupakan tujuan umum pendidikan nasional yang di dalamnya


terkandung rumusan kualifikasi umum yang diharapkan dimiliki oleh setiap warga
negara setelah mengikuti dan menyelesaikan program pendidikan nasional tertentu.
Yang menjadi sumber tujuan umum ini biasanya terdapat di dalam undang-undang
atau ketentuan resmi tentang pendidikan.

b. Tujuan Institusional

Ini merupakan tujuan lembaga pendidikan sebagai pengkhususan dari


tujuan umum, yang berisi kualifikasi yang diharapkan diperoleh anak setelah
menyelesaikan studinya di lembaga pendidikan tertentu.

7
c. Tujuan Kurikuler

Tujuan ini adalah penjabaran dari tujuan institusional, yang berisi


kualifikasi yang diharapkan dimiliki oleh si terdidik setelah mengikuti program
pengajaran dalam suatu

bidang studi tertentu, misalnya tujuan untuk bidang studi Sejarah Kebudayaan
Islam, Bahasa Indonesia, PPKN dan sebagainya. Rumusannya terdapat dalam
kurikulum suatu lembaga pendidikan tertentu.

d. Tujuan Instruksional

Rumusan tujuan ini merupakan pengkhususan dari tujuan kurikuler dan


dibedakan menjadi Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional
Khusus (TIK). Pada Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) TIU disebut
Standar Kompetensi (SK) dan TIK disebut Kompetensi Dasar (KD). TIU atau SK
merupakan rumusan yang berisi kualifikasi sebagai pernyataan hasil belajar yang
diharapkan dimiliki anak didik atau siswa setelah mengikuti pelajaran dalam pokok
bahasan tertentu, namun belum dirumuskan secara khusus dalam bentuk perubahan
tingkah laku siswa, yang mudah diamati dan tidak menimbulkan banyak
interpretasi.

Sementara itu, TIK atau KD merupakan penjabaran lebih lanjut dari TIU
atau KD, berisi kualifikasi yang diharapkan dimiliki anak didik setelah mengikuti
pelajaran dalam sub pokok bahasan tertentu. TIK atau KD dirumuskan dengan
menggunakan istilah yang operasional, dari sudut produk belajar dan tingkah laku
anak didik serta dinyatakan dalam rumusan yang sangat khusus, sehingga tujuan
tersebut mudah dinilai, dan tidak menimbulkan salah penafsiran.5

B. Tujuan Pendidikan Menurut Para Pakar


Membahas tentang tujuan pendidikan di negara Indonesia, ada berbagai
pendapat dari pakar pendidikan yang diungkapkan dari tulisan maupun secara lisan.

5
Ibid h. 39-41

8
Berikut ini adalah beberapa pendapat mengenai tujuan pendidikan yang perlu
diketahui, diantaranya adalah:

1. Prof. Dr. John Dewey

John Dewey sebagai pakar pendidikan mengungkapkan tujuan pendidikan


berdasarkan suatu proses pengalaman. Menurutnya, pendidikan merupakan suatu
proses pengalaman. Bagi John Dewey, kehidupan adalah sebuah pertumbuhan,
maksud dari pendapat tersebut menjadikan pendidikan dapat dimaknai sebagai
usaha untuk membantu pertumbuhan batin manusia tanpa dibatasi oleh usia. Proses
pertumbuhan sendiri adalah proses untuk menyesuaikan diri dengan setiap fase
dengan menambah keterampilan dalam perkembangan sebagai manusia.

2. Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara sebagai menteri pendidikan negara Indonesia yang


pertama mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan adalah memenuhi kebutuhan
dalam tumbuh kembang anak. Pendapat tersebut dapat dimaknai sebagai usaha
untuk membimbing peserta didik sesuai dengan kemampuan alamiahnya.
Harapannya adalah manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan tertinggi dalam hidup.

Menurut Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah untuk mendidikan


anak agar bisa menjadi manusia yang memiliki kesempurnaan dalam hidup. Hidup
yang sempurna bisa dimaknai sebagai seseorang yang mempunyai kehidupan dan
penghidupan yang bersifat selaras dengan alam atau dengan kata lain sesuai dengan
kodratnya, dan juga selaras dengan masyarakat.6

3. Aristoteles

Menurut filsuf asal Yunani, Aristoteles, tujuan pendidikan adalah persiapan


atau bekal untuk suatu pekerjaan atau kegiatan yang layak. Pendidikan seharusnya
diselenggarakan berdasarkan pedoman pada hukum agar sesuai (koresponden)

6
Gilang, https://www.gramedia.com/literasi/tujuan-dan-fungsi-pendidikan-di-indonesia diakses
pada 01-maret-2024

9
dengan hasil analisis psikologis, dan juga mengikuti kemajuan secara bertahap, baik
fisik (fisik) maupun mental (batiniah atau ruh).

Penyelenggaraan pendidikan pada suatu harus menjadi tanggung jawab


negara, hal itu dikarenakan pendidikan merupakan kepentingan negara dalam
membangun sumber daya manusianya. Negara adalah institusi sosial tertinggi yang
bertugas menjamin tujuan manusia tertinggi yaitu kebahagiaan manusia.

4. Al-Ghazali

Menurut filsuf asal Timur Tengah, Al-Ghazali, tujuan pendidikan adalah


proses menjadi manusia yang sempurna. Proses tersebut adalah proses
pembelajaran yang memanusiakan manusia melalui berbagai ilmu yang
disampaikan secara bertahap dari manusia itu muncul hingga manusia itu
meninggal. Proses pembelajaran sendiri merupakan tanggung jawab orang tua dan
masyarakat, dengan sikap mereka kepada Tuhan.

5. Umar Tirtarahardja dan La Sulo

Umar Tirtarahardja dan La Sulo mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan


sebenarnya memiliki nilai-nilai yang bersifat abstrak. Tujuan pendidikan
seharusnya bersifat umum, ideal, serta memiliki kandungan yang sangat luas.
Alhasil, tujuan pendidikan tersebut dapat direalisasikan dalam praktek yang
sebenarnya.

Kedua ahli ini mempunyai pendapat bahwa seharusnya pendidikan adalah


bentuk suatu tindakan yang objek sasarannya atau ditujukan kepada peserta didik
ketika berada dalam situasi dan kondisi tertentu, dan juga pada waktu dan tempat
tertentu, dengan menggunakan suatu alat atau media yang juga tertentu.

Pendidikan sendiri harus dilaksanakan dan hanya memungkinkan untuk


direalisasikan, dengan catatan tujuan yang ingin dicapai sudah dibuat lebih jelas
atau eksplisit, bersifat konkret, dan juga mencakup ruang lingkup kandungan yang
terbatas.

10
Tujuan umum pendidikan harus dihadirkan dengan lebih diperinci. Hal ini
memiliki maksud agar tujuan pendidikan lebih bersifat khusus dan terbatas. Dengan
begitu, proses untuk merealisasikan tujuan pendidikan dapat terlaksana dengan
lebih mudah, terkhusus dalam praktiknya.

6. Ahmadi

Selanjutnya, tujuan pendidikan menurut Ahmadi terungkap pada karyanya


yang berjudul “Ilmu Pendidikan”. Ahmadi berpendapat bahwa tujuan pendidikan
menurut pandangan agama Islam adalah untuk melahirkan generasi bangsa yang
memiliki kecerdasan, kepatuhan, kesehatan, dan ketaatan kepada Allah SWT dan
menjauhi larangan-Nya.

7. Suardi

Dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi”,


Suardi berpendapat bahwa tujuan pendidikan merupakan suatu hasil dari refleksi
yang akan didapatkan sebagai hasil dari proses pemberian atau penyampaian
pendidikan kepada pelajar atau peserta didik yang sudah selesai dilaksanakan.

Adapun proses untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut disebut sebagai


proses belajar dan proses mengajar. Proses belajar mengajar ini juga termasuk
dalam kegiatan memberikan stimulus berupa ilmu yang disampaikan dari guru atau
pengajar kepada peserta didik atau pelajar.

Proses mencapai tujuan pendidikan juga termasuk membiarkan peserta


didik untuk mengerjakan beberapa latihan soal dan beragam aktivitas bermanfaat
yang dilakukan selama proses belajar mengajar. Semua proses tersebut dilakukan
agar peserta didik mencapai tujuan pendidikannya sekaligus bergerak menuju arah
dan tujuan pendidikan secara total.

8. H. Alamsyah Ratu Prawira Negara

Menurut H. Alamsyah Ratu Prawira Negara tujuan pendidikan nasional


adalah suatu proses yang diarahkan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Proses ini juga perlu pendampingan sebagai usaha untuk

11
meningkatkan kecerdasan, keterampilan, keahlian, dan berbagai aspek efektif
lainnya.

Adapun aspek efektif yang menjadi pendamping dari sebuah usaha


mencapai tujuan pendidikan diantaranya adalah menuntun agar pelajar memiliki
budi pekerti lebih tinggi dan baik, membentuk kepribadian yang kuat, dan juga
memperkuat semangat dalam urusan kebangsaan.

C. Tujuan Pendidikan di Indonesia


Kemudian tujuan pendidikan nasional ndonesia sesuai dengan undang-
undang No. 20 tahun 2003 yaitu, Pendidikan diupayakan dengan berawal dari
manusia apa adanya (aktualisasi) dengan mempertimbangkan berbagai
kemungkinan yang apa adanya (potensialitas), dan diarahkan menuju
terwujudnya manusia yang seharusnya atau manusia yang dicita-citakan
(idealitas).

Tujuan pendidikan itu tiada lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa
kapada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan
mampu berkarya; mampu memenuhi berbagai kebutuhan secara wajar, mampu
mngendalikan hawa nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya.
Implikasinya, pendidikan harus berfungsi untuk mewujudkan (mengembangkan)
berbagai potensi yang ada pada manusia dalam konteks dimensi keberagaman,
moralitas, moralitas, individualitas/personalitas, sosialitas dan keberbudayaan
secara menyeluruh dan terintegrasi. Dengan kata lain, pendidikan berfungsi
untuk memanusiakan manusia.7

Tujuan Pendidikan Nasional, sesuai dengan Tap MPRS No.


XXVI/MPRS/1966 tentang Agama, pendidikan dan kebudayaan, maka
dirumuskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia
Pancasila sejati berdasarkan pembukaan UUD 1945. Selanjutnya dalam UU No.
2 tahun 1989 ditegaskan lagi bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

7
Adi Widya, “Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia”, (Jurnal Pendidikan Dasar Volume. 4, No.
1. April 2019) h. 31-33

12
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dengan demikian pendidikan Indonesia lebih cenderung mengutamakan


pembangunan sikap sosial dan religius dalam pelaksanaan pendidikan di
Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan Pancasila sila kesatu yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa, didakan sila tersebut menujukan bahwa Indonesia sangat
mengedepakan sikap spiritual dan pengakuan terhadap keberadaan Tuhan Yang
Maha Esa. Sehingga tidaklah diragukan bahwa negara Indonesia dapat dikatakan
negara yang paling religius setelah negara Pakistan.

Sebagaimana diungkapkan oleh A. Tresna Sastrawijaya, tujuan pendidikan


adalah segala sesuatu yang mencakup kesiapan jabatan, ketrampilan memecahkan
masalah, penggunaan waktu senggang secara membangun, dan sebagainya
karena harapan setiap siswa berbeda-beda. Sementara itu tujuan pendidikan
berkaitang dengan segenap bidang studi dapat dinyatakan lebih spesifik.
Misalnya, pada pelajaran bahasa berguna untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dengan mahir secara lisan maupun tulisan. Tujuan pendidikan
menyangkut secara luas yang akan membantu siswa untuk masuk dalam
kehidupan.

S.Nasution menyatakan bahwa setiap sekolah mendidika anak supaya


mampu menjadi anggota masyarakat yang berguna. Namun pendidikan di
sekolah lebih sering tidak relevan dengan kehidupan masyarakat. Kurikulum
pada umumnya lebih cenderung berfokus pada bidang studi yang dapat berfikir
logis dan sistematis dan hal tersebut tidak nyata hubungannya dengan kehidupan
sehari-hari anak didik. Apa yang dipelajari anak didik hanya mengutamakan
kepentingan sekolah semata, bukan secara totalitas membantu anak didik agar
hidup lebih baik, efektif dalam masyarakat.

13
Pendidikan juga diharapkan untuk memupuk iiman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan pembangunan dan kemajuan politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan. Dalam hal ini pendidikan
diharapkan mampu mengembangkan wawasan anak terhadap ideologi, politik,
agama, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan secara tepat dan benar,
sehingga dapat membawa kemajuan individu, masyarakat dan negara guna
menciptakan pembangunan nasional. Pemahaman terhadap aspek-aspek demikian
tidak boleh menyimpang dari tujuan dan kerangka pembangunan nasional.

Jika, pembangunan nasional bertujuan untuk menciptakan pembangunan


manusia Indonesia yang berilmu pengetahuan berteknologi dan beriman
bertaqwa, pendidikan nasional tentunya harus berupaya untuk menuju ke arah
pembangunan tersebut.

Mengingat negara Indonesia merupakan negara kesatuan yaitu kesatuan


dari berbagai suku, ras, dan agama selain itu pelaksanaan pendidikan di
indonesia yang mengedepankan transpormasi nilai-nilai filosopis serta
pelaksanaan pendidikan yang tidak dapap terlepas dari peran keluarga,
masyarakat dan pemerintah, maka pelaksanaan pendidikan di Indonesia juga
diatur didalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pada Pasal 4 mengatakan
sebagai berikut:

1. Pendidikan selengarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak


diskriminatif dengan menjujung tinggi Hak Asasi Manusia,Nilai
Keagamaan,Nilai Kultur,dan Kejemukan Bangsa.

2. Pendidikan di selenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik


dengan sistemte terbuka dan multimakna.

3. Pendidikan di selenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan


pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjan hayat.

4. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,membangun


kemauan, dan mengembangakan kreatifitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.

14
5. Pendidikan diselenggarakan deng mengembangkan budaya
membaca,menulis,dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.

6. Pendidikan diselenggarakan dengan memperdayakan semua komponen


Masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
layanan pendidikan.

Berdasarkan pasal tersebut pendidikan di Indonesia tidak hanya menjadi


tannggung jawab bagi institusi pelaksana pendidikan atau sekolah semata,
melainkan masyarakat dan pemerintah juga memiliki andil dalam mensukseskan
pendidikan nasional Indonesia. Dengan demikian pelaksanaan pendidikan di
Indonesia akan memilki output yang seseuia dengan kebutuhan masyarakat dan
juga negara.

Dalam konteks itu, Khususnya pada jenjang Pendidikan Dasar dan


Menengah,sekolah seyogyanya di kembangkan sebagai pranata atau tatanan
sosial- Pedagogis yang kondusif atau memberi suasana bagi tumbuh
kembangnya berbagai kualitas pribadi peserta didik. Sekolah sebagai bagian
intergral dari masyarakat perlu dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat,yang mampu memberi
keteladanan,membangun kemauan,dan mengembangkan kreatifitas peserta didik
dalam proses pembelajaran demokratis.

Dalam rangka semua itu mata pelajaran PPKn harus berfungsi sebagai
wahana kurikuler pengembangan karakater warga negara Indonesia yang
demokratis dan bertanggung jawab. Peran PPKn dalam proses pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, melalui pemberian
keteladanan,pembangunan kemauan,dan pengembangan kreatifitas peserta didik
dalam proses pembelajaran.

Melalui PPKn sekolah perlu dikembangkan sebagai pust pengembangan


wawasan,sikap,dan keterampilan hidup dan berkehidupan yang demokratis. Dari
dua konsep dasar tersebut dapat dikemukakan bahwa paradigma pendidikan
demokrasi melalui PPKn yang perlu dikembangkan dalam lingkungan sekolah

15
adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersifat
jamak8.

8
Ibid h. 31-33

16
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode
tertentu, sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara
bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam pendidikan kita ada dua
dasar pendidikan yaitu: Pertama, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sesuai
dengan UUSPN No. 2 tahun 1989 dan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003. Kedua,
Al-Qur’an dan Al-Hadis.

dari berbagai perspektif tentang tujuan yang telah terlihat bahwa pendidikan
diindonesia berupaya untuk menciptakan bangsa yang cakap, beriman bertaqwa
kepada tuhan serta memiliki pengetahuan yang baik dan wawasan kebangsaan yang
luas seperti yang tertuang dalam sila pertama.

Pendidikan diindonesia sangat berperan penting dalam membangn


masyarakat. Melalui pendidikan masyarakat melakukan transformasi budaya,
menciptakan tenaga kerja, menciptakan alat kontrol sosial, dan lain sebagainya.

Kemudian tujuan pendidikan nasional ndonesia sesuai dengan undang-


undang No. 20 tahun 2003 yaitu, Pendidikan diupayakan dengan berawal dari
manusia apa adanya (aktualisasi) dengan mempertimbangkan berbagai
kemungkinan yang apa adanya (potensialitas), dan diarahkan menuju terwujudnya
manusia yang seharusnya atau manusia yang dicita-citakan (idealitas).

Tujuan pendidikan itu tiada lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa
kapada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan
mampu berkarya; mampu memenuhi berbagai kebutuhan secara wajar, mampu
mngendalikan hawa nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan
berbudaya.Implikasinya, pendidikan harus berfungsi untuk mewujudkan
(mengembangkan) berbagai potensi yang ada pada manusia dalam konteks dimensi
keberagaman, moralitas, moralitas, individualitas/personalitas, sosialitas dan

17
keberbudayaan secara menyeluruh dan terintegrasi. Dengan kata lain, pendidikan
berfungsi untuk memanusiakan manusia

B. Saran
Demikianlah yang dapat kami uraikan tentang dasar dan tujuan pendidikan.
Penulis berharap agar para pembaca dapat memahami dan mengerti mengenai dasar
dan tujuan pendidikan. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat positif
dari para pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

Suhadi Winoto, Dasar-Dasar Menejemen Pendidikan, (Yogyakarta:Blidung


Nusantara,2020)
Ab Karim Amarullah, “Dasar-Dasar Pendidikan” (Jurnal Kajian Pendidikan Agama
Islam Vol. 4. No. 2. Oktober 2022)
Burhanuddin, “Pendidikan Umum Dalam Prespektif Pendidikan Islam Dan
Pendiddikan Kewarwanegaraan”, (Jurnal Metodik Didaktik Vol. 9. No. 2
Januari 2015)
Dayun Riadi, Dasar-Dasar Pendidikan, ( Yogyakarta: Samudra Biru, 2018)
Gilang, https://www.gramedia.com/literasi/tujuan-dan-fungsi-pendidikan-di-
indonesia
Adi Widya, “Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia”, (Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 4, No. 1. April 2019)

19
20

Anda mungkin juga menyukai