Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH LANDASAN HUKUM DALAM

PENDIDIKAN
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah
Landasan Pendidikan Sekolah Dasar
Dosen Pengampu: Septi Fitri Meilana,M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Fauziah Aldini – 2201025038
2. Hafnie Izka Ramadhani – 2201025120
3. Syakila Mutohir Nurwidad – 2201025176
4. Ratna Azzahra Rizkiatin – 2201025152
5. Asha Indi Salsabila – 2201025216
6. M.Rifqy.Atsir – 2201025030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Segala puji akan terucap dari lisan dan hati kita sebagai manusia kepada sang khalik.
Sebagai ucapan terima kasih karena senantiasa melindungi kita dalam setiap aktivitas.
Sholawat serta salam akan selalu tercurahkan kepada guru dari segala guru, pemimpin yakni
habibina Muhammad SAW.
Dengan tetap mengharap ridha Allah SWT. Kami buat makalah ini guna memenuhi
tugas yang diberikan oleh ibu dosen. Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan-kekurangan yang tentunya tidak lepas dari diri kami selaku manusia.
Untuk itu kami harapkan kepada ibu dosen khususnya serta teman-teman umumnya untuk
memberikan kritik dan sarannya. Tentunya kunci kesuksesan adalah terus mencoba dan selalu
memperbaiki kekurangan-kekurangan, guna kesempurnaan terciptanya tugas-tugas yang
diberikan yang akan datang.

Terima kasih
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jum’at, 02 Desember 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………….…….……i
KATA PENGANTAR………………………………………..…….……ii
DAFTAR ISI……………………………………………………….……iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….……….....1
A. Latar Bekakang……………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………..2
C. Tujuan Masalah……………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN…………………………….……..…...………..3
A. Landasan Pendidikan Yuridis Pemerataan Pendidikan di
Indonesia……………………………………………………3
B. UU Yang Berkaitan Dengan Pendidikan Di
Indonesia……………………………………………………3
C. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Sebagai
Landasan Yuridis Pendidikan Nasional…………………….4
D. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan
Nasional………………………………………...4
BAB III PENUTUP………………………..……………...………….…..6
A. Kesimpulan…………...………………..…………………...6
B. Saran………………………………………………...……...6
DAFTAR PUSTAKA………………………………….……..…….....….7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan zaman yang semakin berkembang memaksa setiap individu untuk
dapat melihat peluang dan mampu beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Hal ini
tentu saja dilakukan secara sadar dan terencana dengan baik dan meninggalkan nilai
budaya serta nilai karakter sebagai warisan leluhur suatu bangsa. Reformasi yang
terjadi di Indonesia menuntut untuk negara agar mampu menerapkan prinsip
demokrasi, desentralisasi, keadilan serta mmeprioritaskan pendidikan nasional dalam
mencapai cita-cita bangsa Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Pendidikan nasional di era reformasi dan teknologi pengetahuan
yang berdasarkan pada nilai agama, nilai persatuan, nilai sosial, nilai budaya serta
berbagai nilai karakter bangsa dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
salah satu faktor pemerintahan yang dapat menghasilkan perkembangan pengetahuan
dan kecerdasan manusia dalam melangsungkan hidupnya adalah melalui pendidikan.
Perkembangan zaman membutuhkan peranan pendidikan yang mampu
beradaptasi dan terintegrasi dalam segala sector kehidupan berbangsa dan bernegara.
Setiap warga memiliki hak yang sama dan mmeperoleh dan mengenyam pendidikan
untuk menambah pengetahuan dan keterampilan. Hak setiap warga dalam
memperoleh pendidikan sesuai pasal 31 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Setiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Setiap warga negara berkewajiban
melaksanakan pendidikan dasar dengan biaya ditanggung oleh negara yang diatur
dengan Undang-Undang Pasal 31 ayat (2) sesuai perubahan atau penambahan Pasal
31 UUD 1945 amandemen keempat pada Sidang Tahunan MPR tanggal 10 Agustus
2002. Selain itu, pada Pasal 31 ayat (3), (4), dan (5) menjelaskan bahwa sistem
pendidikan nasional merupakan upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan
akhklak mulia sesuai tujuan negara Indonesia yaitu untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pemerintah juga akan mengutamakan anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya dua puluh persen untuk kebutuhan penyelenggaraan pendidikan yang
bersumber dari APBN dan APBD serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menjunjung tinggi nilai agama dan persatuan untuk kemajuan dan kesejahteraan
umat manusia.
Pendidikan bertujuan untuk menciptakan suasana belajar aktif, kreatif, dan
inovatif yang disusun melalui usaha secara sadar dan terencana dalma
mneumbuhkembangkan potensi dirinya sebagai upaya menambah pengetahuan dan
keterampilan bagi diri dan hidup di masyarakat. Pendidikan nasional memiliki
peranan yang sangat penting dalam mendukung pembangunan dan kemajuan
peradaban suatu bangsa. Kemajuan suatu negara pada sector pembangunan dan
peradabannya didasarkan kemajuan sumber daya manusianya secara nasional yang
tidak lepas dari kualitas pendidikan yang baik dan bermutu. Perwujudan pendidikan
nasional menjadi cita-cita bangsa Indonesia termuat dalam landasan yuridis
pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai nilai luhur
dan cita-cita bangsa Indonesia dengan sistem kebudayaan nasional yang tanggap dan
mampu beradaptasi terhadap tuntutan perubahan zaman.

B. Rumusan Masalah
1. Landasan pendidikan Yuridis pemerataan pendidikan di Indonesia
2. UU yang berkaitan dengan pendidikan di Indonesia
3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai Landasan Yuridis
pendidikan nasional
4. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui landasan pendidikan yuridiris sebagai pemerataan
pendidikan di Indonesia.
2. Untuk mengetahui UU mengenai pendidikan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui peran MPR sebagai Landasan Yuridis pendidikan nasional.
4. Untuk mengetahui Undang-Undang No.20 tahun 2003.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Landasan Pendidikan Yuridis Pemerataan Pendidikan Di Indonesia


Pendidikan adalah usaha sadar yang didasarkan pada sejumlah landasan dan
asas tertentu yang disusun secara terencana sehingga peserta didik dapat
mengembangkan potensinya yang berguna bagi diri sendiri maupun hidup di
masyarakat. Pelaksanaan pendidikan yang dilakukan secara formal maupun informal
disusun secara terencana dan sistematis dengan acuan konsep dan landasan
perundang-undangan. Landasan yuridis atau hukum pendidikan merupakan
sekumpulan perangkat konsep peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
pendidikan. Menurut (Ahmad Fuadi M. , 2021) yang disusun secara terencana
sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensinya yang berguna bagi diri
sendiri maupun hidup di masyarakat. Pelaksanaan pendidikan yang dilakukan secara
terencana dan sistematis dengan acuan konsep dan landasan perundang-undangan.
Landasan yuridis atau hukum pendidikan merupakan sekumpulan perangkat konsep
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pendidikan (Nur Rahma,
2021). Menurut (Kallang, 2017) bahwa landasan pendidikan yuridis merupakan
seperangkat konsep yang berisi aturan perundang-undangan yang berlaku sebagai
acuan baik material maupun konseptual dalam pelaksanaan pendidikan dan praktek
pendidikan yang menjadi dasar dan pegangan di dalam pelaksanaan pendidikan di
suatu negara. Hukum pendidikan berupa landasan yuridis bersifat ideal dan normatif
terhadap pihak penyelenggara pendidikan, sehingga setiap proses penyelenggara
pendidikan harus patuh dan mengacu pada perundang-undangan yang berlaku secara
adil dan merata agar tidak terjadi ketimpangan dan perselisihan diantara semua pihak
yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan. Berikut ini merupakan sumber
hukum pendidikan atau landasan yuridis pendidikan di Indonesia, yaitu Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta Sistem
Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Menurut
Saputra, landasan yuridis sebagai perangkat dasar hukum pelaksanaan pendidikan di
Indonesia yang mengacu pada:
1) Landasan hukum pendidikan nasional di Indonesia dalam Undang-Undang
Dasar Tahun 1945.
2) Landasan idiil dalam sistem pendidikan adalah Pancasila.
3) Ketetapan MPR sebagai landasan hukum pendidikan nasional.
4) Landasan hukum pendidikan nasional yang termuat dalam undang-undang dan
peraturan pemerintah.
5) Keputusan pemerintah sebagai landasan hukum pelaksanaan pendidikan
nasional.
6) Instruksi Menteri sebagai landasan hukum pelaksanaan pendidikan nasional.

2. UU yang Berkaitan dengan Pendidikan Di Indonesia


Sejak Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945 dan pengesahan UUD 1945 sebagai konstitusi pada tanggal 18 Agustus 1945
merupakan sejarah yang Panjang hingga akhirnya UUD 1945 dapat diterima sebagai
landasan hukum bagi implementasi ketatanegaraan di Indonesia. Hingga saat ini UUD
1945 sebagai konstitusi yang telah disahkan beberapa kali mengalami perkembangan
dan perubahan seiring dengan perkembangan politik demokrasi di Indonesia untuk
mencapai tujuan nasional yang di cita-citakan. Landasan yuridis pendidikan di
Indonesia yang diatur dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) sampai (4) tentang setiap
warga negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban dalam mmeperoleh pendidikan.
Hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia dalam mengenyam pendidikan
pasal 31 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa “Setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan”. Kemudian dalam pasal 31 ayat (2) UUD 1945 menyatakan
bahwa “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya”. Berdasarkan perubahan keempat UUD 1945 yaitu pasal 31 ayat (3)
dan (4) menunjukkan bahwa pemerintahan berupaya menyelenggarakan sistem
pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
memprioritaskan anggaran yang bersumber pada anggaran pendapatan dan belanja
negara (APBN) dan APBDD sekurang-kurangnya dua puluh persen. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap warga negara Indonesia berkewajiban untuk memperoleh
pendidikan dasar seperti sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP)
yang pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah sesuai pasal 31 ayat (2), (3), dan (4)
(Sujatmoko, 2010).

3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Sebagai Landasan Yuridis


Pendidikan Nasional
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) merupakan lembaga negara tertinggi
dalam struktur ketatanegaraan Indonesia. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
merupakan suatu institusi berdaulat dan memegang kekuasaan sebagai lembaga
negara tertinggi yang memiliki dua prinsip, yaitu (Sati, 2019):
1) Prinsip legal power, yaitu suatu institusi berdaulat dalam me- megang kekuasaan
berdasarkan hukum untuk menetapkan segala ketentuan yang terdapat di dalam UUD
1945.
2) prinsip no rival authority, yaitu tidak ada suatu otoritas pun (individual dan
institusional) yang memiliki kekuasaan un- tuk melanggar keputusan yang ada pada
MPR.
4. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut berbagai aspek
kehidupan termasuk aspek pendidikan agar mampu beradaptasi terhadap perubahan.
Beberapa tuntutan yang menyangkut pembaharuan sistem pendidikan diantaranya
perubahan kurikulum penyusunan standar kualifikasi pendidik, penyusunan
pendanaan pendidikan serta pelaksanaan manajemen pendidikan. Pembaharuan ini
tentu saja bertujuan untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia terhadap
penyelenggaraan sistem pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003. Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003 pada Pasal (1)
menyatakan bahwa "pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara". Prinsip penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia berdasarkan prinsip penyelenggaraan pendidikan di Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bab III pasal (4) ayat (1)
menjelaskan bahwa penyelenggaraaan pendidikan di Indonesia dilakukan secara
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia serta keragaman nilai keagamaan, kebudayaan dan kemajemukan
bangsa. Pendidikan diselenggarakan dengan memberikan keteladanan,
mengembangkan kreativitas serta inovasi peserta didik dalam pembelajaran dan
mengembangkan budaya literasi sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan
UU No. 20 Tahun 2003 bab III pasal (4) ayat (4) dan (5). Pembaharuan terhadap visi,
misi serta strategi pembangunan pendidikan nasional dilakukan terhadap sistem
pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa dalam memberdayakan
warga negara yang berkulitas dan tanggap serta proaktif terhadap perubahan zaman.
Pendidikan nasional memiliki misi yang merupakan penjelasan atas Undang- Undang
Nomor 20 Tahun 2003 yaitu upaya pemerintah dalam perluasan dan pemerataan untuk
memperoleh pendidikan bermutu, mengembangkan potensi anak bangsa secara utuh
dalam mewujudkan masyarakat belajar serta meningkatkan keprofesionalan dan
akuntabilitas lembaga pendidikan berdasarkan standar nasional dan global.
Penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang strategi sistem
pendidikan nasional diantaranya pelaksanaan pendidikan agama, pengembangan dan
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, proses pembelajaran yang mendidik,
penyelenggaraan pendidikan secara terbuka dan merata serta pelaksanaan pengawasan
terhadap sistem pendidikan nasional.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Landasan hukum pendidikan adalah peraturan baku sebagai tempat
berpijak atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam hal
ini kegiatan pendidikan. Undang-Undang pendidkan yang berlaku di Indonesia
antara lain Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Guru dan Dosen,
Peraturan Pemerintah, dan Peraturan yang lain yang berlaku di Indonesia.
Pendidikan yang diterapkan di Indonesia, harus berakar pada kebudayaan
Indonesia. “Selanjutnya Pasal 1 Ayat 7 berbunyi: Tenaga Pendidik adalah
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam penyelenggaraan pendidikan.
Menurut ayat ini yang berhak menjadi tenaga kependidikan adalah setiap anggota
masyarakat yang mengabdikan dirinya dalam penyelenggaraan pendidikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan Tenaga Kependidikan tertera dalam pasal 27
ayat 2, yang mengatakan tenaga kependidikan mencakup tenaga pendidik,
pengelola/kepala lembaga pendidikan, penilik/pengawas, peneliti, dan
pengembang pendidikan, pustakawan, laporan, dan teknisi sumber belajar.”
Untuk merealisasikan terwujudnya pengembangan manusia Indonesia
seutuhnya seperti yang dikemukakan sebagai tujuan pendidikan nasional
diperlukan perhatian yang sama terhadap pengembangan afeksi, kognisi dan
sikomotor pada semua tingkat pendidikan.

B. SARAN
Semoga setelah membaca makalah ini pembaca mampu memperhatikan
perkembangan pendidikan dan hal-hal yang mendasari tentang pendidikan baik
landasan yang bersifat hukum, filsafat dan juga dasar yang membangun
pendidikan. Pemerintah harus melaksanakan peraturan tersebut secara konsekuen
untuk kemajuan pendidikan dan juga adanya dukungan dari masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fuadi, M. (2021). Pengantar Ilmu Pendidikan. Bengkalis-Riau: DOTPLUS.

Ahmad Fuadi, M. N. (2016). Pengantar Ilmu Pendidikan. -: DOTPLUS.

Kallang, A. (2017). HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN HUKUM DALAM MENSEJAHTERAKAN MANUSIA.


Penelitian Hukum dan Pendidikan, -.

Nur Rahma, S. S. (2021). LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN NASIONAL. Riau: DOTPLUS.

Sujatmoko. (2010). Hak Warga Negara Dalam Memperoleh Pendidikan. Jurnal Konstitusi, -.

Anda mungkin juga menyukai